Fajar Hadi Nugraha, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN SOFTWARE VMWARE WORKSTATION VERSI 10.0 TERHAD AP
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
nL = jumlah kelompok bawah
nH = jumlah kelompok atas
Untuk menafsirkan tingkat kesukaran tersebut, dapat digunakan kriteria sebagai berikut :
a. Jika jumlah persentase sampai dengan 27 termasuk mudah.
b. Jika jumlah persentase 28 - 72 termasuk sedang.
c. Jika jumlah persentase 73 ke atas termasuk sukar.
Zainal Arifin, 2009:270
4. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat pembedaan suatu instrumen.
Menurut Ali 2010 : 319 mengatakan bahwa “Daya pembeda adalah kemampuan setiap butir instrumen, baik butir soal tes ataupun
butir pertanyaan skala, dalam membedakan kemampuan ataupun aspek-aspek non kognitif dari subyek yang diukur.” Dengan daya pembeda ini, kita bisa melihat
perbedaan kemampuan peserta didik yang sudah bisa menguasai kompetensi dasar dengan peserta didik yang belum menguasai kompetensi dasar. Semakin tinggi
koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai kompetensi dengan peserta
didik yang kurang menguasai kompetensi tersebut. Untuk menghitung daya pembeda DP setiap butir soal dapat digunakan
rumus sebagai berikut :
Zainal Arifin, 2009:273 Keterangan :
DP = daya pembeda
WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah
WH = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas dan
n = 27 x n
Fajar Hadi Nugraha, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN SOFTWARE VMWARE WORKSTATION VERSI 10.0 TERHAD AP
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut dapat digunakan kriteria :
Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Daya Pembeda
Nilai DP Interpretasi
Di atas 0,40 Sangat Baik
0,30-0,39 Baik
0,20-0,29 Cukup
Di bawah 0,19 Jelek
Zainal Arifin, 2009:274
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan hal yang paling penting untuk peneliti ketahui karena tanpa mengetahui teknik penumpulan data, maka peneliti tidak
akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data sangat penting dilaksanakan karena data yang
diperoleh dari lapangan melalui instrumen penelitian, diolah dan dianalisa agar hasilnya dapat dipergunakan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan serta
memecahkan masalah penelitian, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan tes objektif. Bentuk tes dalam penelitian ini berupa tes objektif
tertulis pilihan berganda dengan lima pilihan jawaban. Tes diadakan pada saat pretest dan posttest.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas
merupakan salah
satu cara
untuk memeriksa
keabsahannormalitas sampel. Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pada
penelitian ini, uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan program pengolah data SPSS versi 17.0 for Windows melalui uji normalitas one sample
Kolmogorov Smirnov. Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai signifikansi atau