Fajar  Hadi Nugraha,  2015 PENGARUH PENGGUNAAN SOFTWARE  VMWARE WORKSTATION VERSI 10.0 TERHAD AP
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH  MENENGAH  KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Sebuah  instrumen  dikatakan  valid  apabila  mengukur  apa  yang  seharusnya diukur.  Data  hasil  uji  coba  ini  akan  dianalisis  untuk  menyeleksi  soal-soal  dan
pernyataan  yang  telah  dibuat.  Adapun  soal-soal  dan  pernyataan  yang  tidak memenuhi  syarat  kevalidan  tidak  akan  digunakan  dalam  penelitian.  Untuk
menghitung  tingkat  kevalidan  instrumen  menggunakan  rumus  korelasi  product moment.
Uji  validitas  berkaitan  dengan  ketepatan  atau  kesesuaian  alat  ukur  terhadap konsep  yang  akan  diukur,  sehingga  alat  ukur  benar-benar  dapat  mengukur  yang
seharusnya  diukur.  Untuk  menguji  kevalidan  angket,  Zainal  Arifin  2011:254 menggunakan  rumus  korelasi  yang  dikemukakan  oleh  Pearson  yang  dikenal
rumus  Product Moment,yaitu:
Zainal  Arifin,  2011:254 Keterangan:
r
xy
= Koefisien  Korelasi n = Jumlah  Responden
= Hasil  kali  x dan y setiap  responden = Skor x total
= Skor y total = Kuadrat  skor x total
= Kuadrat  skor y total Menurut  Sugiyono  2011:257  untuk  dapat  memberikan  penafsiran  terhadap
koefisien  korelasi  yang  ditemukan  tersebut  besar  atau  kecil,  maka  dapat berpedoman  pada tabel  berikut:
Tabel  3.4 Kriteria  Acuan  Validitas  Soal
Interval  Koefisien Tingkat  Hubungan
0,00-0,199 Sangat  Rendah
Fajar  Hadi Nugraha,  2015 PENGARUH PENGGUNAAN SOFTWARE  VMWARE WORKSTATION VERSI 10.0 TERHAD AP
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH  MENENGAH  KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Uji validitas
dikenakan pada
setiap pertanyaan
hasil belajar.  Hasil  koefisien  korelasi  tersebut  kemudian  dikonsultasikan  ke  dalam  tabel
harga  Product  Moment  dengan  taraf  signifikan  pada  tingkat  kepercayaan  95. Apabila  hasil  pengukuran  tidak  memenuhi  atau  kurang  dari  taraf  signifikan
tersebut,  maka  item  pertanyaan  tersebut  di  uji  dengan  uji  t  dengan  rumus  sebagai berikut  :
Sugiyono,  2013:257
Keterangan t = nilai  t hitung
r = koefisien  korelasi
n = jumlah  banyak  subjek
Dimana  jika  t
hitung
t
tabel
pada  taraf  signifikansi  0,05  dengan  derajat kebebasan  dk = n-2, maka soal  tersebut  valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas  adalah  tingkat  kekonsistenan  alat  ukur.  Reliabilitas  menunjukkan kepada  suatu  instrumen  dapat  dipercaya  atau  reliabel  untuk  digunakan  sebagai  alat
pengumpul  data.  Menurut  Arifin  2011:258  “suatu  tes  dapat  dikatakan  reliabel jika  selalu  memberikan  hasil  yang  sama  bila  diteskan  pada  kelompok  yang  sama
pada waktu atau kesempatan  yang  berbeda”. Untuk  menguji  hasil  belajar  siswa  digunakan  tes  hasil  belajar.  Tes  tersebut
harus  diuji  terlebih  dahulu  untuk  mengetahui  apakah  tes  itu  dapat  dipercaya  sesuai 0,20-0,399
Rendah 0,40-0,599
Sedang 0,60-0,799
Kuat 0,80-1,000
Sangat  Kuat
Fajar  Hadi Nugraha,  2015 PENGARUH PENGGUNAAN SOFTWARE  VMWARE WORKSTATION VERSI 10.0 TERHAD AP
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH  MENENGAH  KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dengan  kriteria  yang  telah  ditetapkan.  Uji  reliabilitas  dilakukan  dengan menggunakan  rumus  Spearman Brown sebagai  berikut  :
Sugiyono,  2013:185 Keterangan
: r
i
= reliabilitas  internal  seluruh  instrument r
b
= korelasi  product  moment  antara  belahan  pertama  dan  kedua Reliabilitas  soal  tes  hasil  belajar  terbukti  bila  r
hitung
r
tabel
dengan  tingkat kepercayaan  95. Apabila  r
hitung
r
tabel
maka instrumen  dinyatakan  tidak  reliabel.
3. Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat  kesukaran  soal  menunjukkan  pengertian  suatu  instrumen  cukup  dapat dipercaya  untuk  dapat  mengumpulkan  data,  karena  instrumen  tersebut  sudah  baik.
Pencarian  tingkat  kesukaran  soal  dimaksudkan  untuk  mengatur  seberapa  derajat kesukaran  suatu  soal.
Soal  tes  sebaiknya  tidak  terlalu  sukar  dan  tidak  terlalu  mudah.  Soal  yang terlalu  mudah  tidak  merangsang  siswa  untuk  mempertinggi  usaha  untuk
memecahkannya.  Sebaliknya  soal  yang  terlalu  sukar  akan  menyebabkan  siswa menjadi  putus  asa  dan  tidak  mempunyai  semangat  untuk  mencoba  lagi,  karena  di
luar  jangkauan  kemampuan. Untuk  mencari  indeks  kesukaran  digunakan  rumus  :
Zainal  Arifin,  2009:266 Keterangan  :
WL =  jumlah  peserta  didik  yang  menjawab  salah  dari  kelompok
bawah WH
=  jumlah  peserta  didik  yang  menjawab  salah  dari  kelompok bawah
Fajar  Hadi Nugraha,  2015 PENGARUH PENGGUNAAN SOFTWARE  VMWARE WORKSTATION VERSI 10.0 TERHAD AP
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH  MENENGAH  KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
nL = jumlah  kelompok  bawah
nH = jumlah  kelompok  atas
Untuk  menafsirkan  tingkat  kesukaran  tersebut,  dapat  digunakan kriteria  sebagai  berikut  :
a. Jika jumlah  persentase  sampai  dengan  27 termasuk  mudah.
b. Jika jumlah  persentase  28 - 72 termasuk  sedang.
c. Jika jumlah  persentase  73 ke atas termasuk  sukar.
Zainal  Arifin,  2009:270
4. Daya Pembeda Soal
Daya  pembeda  soal  adalah  suatu  ukuran  yang  menunjukkan  tingkat-tingkat pembedaan  suatu  instrumen.
Menurut  Ali  2010  :  319  mengatakan  bahwa  “Daya pembeda  adalah  kemampuan  setiap  butir  instrumen,  baik  butir  soal  tes  ataupun
butir  pertanyaan  skala,  dalam  membedakan  kemampuan  ataupun  aspek-aspek  non kognitif  dari  subyek  yang  diukur.”  Dengan  daya  pembeda  ini,  kita  bisa  melihat
perbedaan  kemampuan  peserta  didik  yang  sudah  bisa  menguasai  kompetensi  dasar dengan  peserta  didik  yang  belum  menguasai  kompetensi  dasar.  Semakin  tinggi
koefisien  daya  pembeda  suatu  butir  soal,  semakin  mampu  butir  soal  tersebut membedakan  antara  peserta  didik  yang  menguasai  kompetensi  dengan  peserta
didik  yang  kurang  menguasai  kompetensi  tersebut. Untuk  menghitung  daya  pembeda  DP  setiap  butir  soal  dapat  digunakan
rumus  sebagai  berikut  :
Zainal  Arifin,  2009:273 Keterangan  :
DP = daya pembeda
WL = jumlah  peserta  didik  yang  gagal  dari kelompok  bawah
WH = jumlah  peserta  didik  yang  gagal  dari kelompok  atas dan
n = 27 x n
Fajar  Hadi Nugraha,  2015 PENGARUH PENGGUNAAN SOFTWARE  VMWARE WORKSTATION VERSI 10.0 TERHAD AP
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH  MENENGAH  KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Untuk  menginterpretasikan  koefisien  daya  pembeda  tersebut  dapat digunakan  kriteria  :
Tabel  3.5 Kriteria  Koefisien  Daya  Pembeda
Nilai DP Interpretasi
Di  atas 0,40 Sangat  Baik
0,30-0,39 Baik
0,20-0,29 Cukup
Di  bawah  0,19 Jelek
Zainal  Arifin,  2009:274
G. Teknik Pengumpulan  Data
Teknik  pengumpulan  data  merupakan  hal  yang  paling  penting  untuk  peneliti ketahui  karena  tanpa  mengetahui  teknik  penumpulan  data,  maka  peneliti  tidak
akan mendapatkan  data yang  memenuhi  standar  data yang  ditetapkan. Teknik  pengumpulan  data  sangat  penting  dilaksanakan  karena  data  yang
diperoleh  dari  lapangan  melalui  instrumen  penelitian,  diolah  dan  dianalisa  agar hasilnya  dapat  dipergunakan  dalam  menjawab  pertanyaan-pertanyaan  serta
memecahkan  masalah  penelitian,  teknik  pengumpulan  data  yang  digunakan adalah  dengan  tes  objektif.  Bentuk  tes  dalam  penelitian  ini  berupa  tes  objektif
tertulis  pilihan  berganda  dengan  lima  pilihan  jawaban.  Tes  diadakan  pada  saat pretest dan posttest.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas
merupakan salah
satu cara
untuk memeriksa
keabsahannormalitas  sampel.  Uji  normalitas  dimaksudkan  untuk  memperlihatkan bahwa  data  sampel  berasal  dari  populasi  yang  berdistribusi  normal.  Pada
penelitian  ini,  uji  normalitas  data  dilakukan  dengan  menggunakan  program pengolah  data  SPSS  versi  17.0  for  Windows  melalui  uji  normalitas  one  sample
Kolmogorov  Smirnov.  Kriteria  pengujiannya  adalah  apabila  nilai  signifikansi  atau
Fajar  Hadi Nugraha,  2015 PENGARUH PENGGUNAAN SOFTWARE  VMWARE WORKSTATION VERSI 10.0 TERHAD AP
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH  MENENGAH  KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
nilai  probabilitas    0.05  maka  distribusi  adalah  tidak  normal,  sedangkan  apabila nilai  signifikansi  atau  nilai  probabililtas   0.05 maka  distribusi  adalah  normal.
2. Uji Hipotesis
Pengujian  hipotesis  dalam  penelitian  ini  dilakukan  dengan  menggunakan  t- test  satu  sampel  dengan  syarat  bahwa  data  yang  digunakan  berdistribusi  normal.
Uji  t  dilakukan  satu  kelompok  karena  peneliti  menggunakan  desain  One-group experiment  dalam  bentuk  One-group  pretest  and  posttest  design  karena  hanya
melibatkan  satu  kelompok  yang  diberikan  pretest  sebelum  diberikan  perlakuan treatment  kemudian  diberikan  posttest  setelah  diberikan  perlakuan  treatment.
Adapun  rumus  t-test satu sampel yaitu  sebagai  berikut: t =
Sugiyono,  2013:250 Keterangan
: t
= nilai  t yang  dihitung X
= nilai  rata-rata = nilai  yang  dihipotesiskan
s = simpangan  baku  sampel
n = jumlah  anggota  sampel
Penelitian  ini  menggunakan  uji  hipotesis  satu  pihak  kanan.  Menurut  Arifin 2011:204  “untuk  menerima  dan  menolak  Ho  dalam  uji-t,  kriteria  pengujian
yang  digunakan  adalah  terima  Ho  jika  t  hitung  lebih  kecil  dari  t  tabel,  dan  tolak Ho bila  t hitung  lebih besar atau sama dengan
t tabel”.
I. Prosedur  Penelitian
Prosedur  penelitian  merupakan  langkah-langkah  atau  tahapan-tahapan  yang dilakukan  sebelum  penelitian  sampai  penelitian  itu  terlaksana.  Adapun  langkah-
langkah  yang  dilakukan  dalam  penelitian  ini  dibagi  menjadi  tiga  tahapan,  yaitu: 1.
Tahap Persiapan a.
Melakukan  studi  pendahuluan.