Pelaksanaan Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Deposito Pihak Ketiga

BAB IV PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN DEPOSITO

PIHAK KETIGA SEBAGAI JAMINAN KREDIT DI BANK SUMUT, TBK

A. Pelaksanaan Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Deposito Pihak Ketiga

Bank pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4 Nopember 1961 dengan Akte Notaris Rusli Nomor 22 dalam bentuk Perseroan Terbatas dengan nama BPDSU. Pada tahun 1962 berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun1962 tentang ketentuan pokok Bank Pembangunan Daerah Tingkat l Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 1965. Modal dasar pada saat itu sebesar Rp. 100 juta dan sahamnya dimiliki oleh pemerintah Daerah Tingkat II se Sumatera Utara.Pada tanggal 16 April 1999, berdasarkan peraturan Daearah Tingkat I Sumatera Utara No.2 Tahun 1999, bentuk badan dirubah kembali menjadi perseroan terbatas dengan nama Bank Sumut. Perubahan tersebut dituangkan dalam Akte Pendirian Alina Hanum Nasution SH, dan telah mendapat pengesahan dari mentri Kehakiman Republik Indonesia dibawah Nomor C-8224 HT.01.01 TH 99, serta diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia Nomor 54 tanggal 6 juli 1999. Modal dasar pada saat itu ditetapkan sebesar Rp.400 miliar. Dan karena pertimbangan kebutuhan proyeksi pertumbuhan bank, maka pada tanggal 15 Desember 1999 melalui Akta No31. modal dasar ditingkatkan menjadi miliar. 38 PT. Bank Sumut merupakan bank non devisa yang kantor pusatnya di jalan Imam Bonjol No. 18 Medan. Dalam tahun 2006, Bank telah menambah I 38 http:repository.usu.ac.idbitstream123456789171174Chapter20II.pdf, diakses tanggal 19 Oktober 2014 kantor cabang pembantu, 4 kantor kas, 9 unit ATM dan 12 kantor kas yang mengalami peningkatan status menjadi kantor cabang sedangkan kas mobil dan payment point tidak berubah sehingga per 31 Desember 2006, Bank telah memiliki 20 kantor cabang konvensional, 21 kantor cabang pembantu, 30 kantor kas, 15 kas mobil, I payment point, dan 29 unit ATM. Dalam tahun 2004, Bank membuka Unit Usaha Syariah yang telah mendapatkan izin dari Bank Indonesia Cabang Medan dengan suratnya No. 6 142 DPIP Prz Mdn tanggal 18 Oktober 2004. Dalam tahun 2006, Bank juga menambah I cabang pembantu syariah sehingga per 31 Desember 2006, Bank telah memiliki 3 cabang syariah dan I kantor cabang pembantu. Jumlah karyawan Bank pada tanggal 31 Desember 2006 adalah 2995 masing – masing berjumlah 1.218 dan 1.044 orang. 39 Adapun visi daripada Bank Sumut yakni menjadi bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat dan misi daripada Bank Sumut yakni mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara professional yang didasarkan pada prinsip-prinsip compliance.Statemen budaya perusahaan ini yakni memberikan pelayanan terbaik. Fungsi daripada Bank Sumut adalah sebagai alat kelengkapan otonomi daerah dibidang perbankan,PT.Bank Sumut berfungsi sebagai pengerak dan pendorong laju pembangunan di daerah,bertindak sebagai pemegang kas daerah yang melaksanakan penyimpanan uang daerah serta sebagai salah satu sumber 39 Ibid pendapatan asli daerah dengan melakukan kegiatan usaha sebagai Bank umum seperti dimaksudkan pada undang-undang nomor 7 tahun 1992,tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998. Secara sederhana Bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Dalam hal ini Bank Sumut merupakan bank yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat. Bank Sumut dalam menjalankan usahanya sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank sehari-hari tidak akan terlepas dari bidang keuangan.Kegiatan pihak perbankan secara sederhana dapat kita katakan sebagai tempat melayani segala kebutuhan para nasabahnya. Para nasabah datang silih berganti baik sebagai pembeli jasa maupun penjual jasa yang ditawarkan.Adapun kegiatan daripada Bank Sumut antara lain menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, simpanan tabungan dan simpanan deposito.Bank Sumut juga menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit seperti kredit umum, kredit angsuran lainnya, kredit peduli usaha mikro dan berbagai kredit lainnya. 40 Salah satu kegiatan penting dan utama yang dilakukan oleh lembaga perbankan di Indonesia adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Kegiatan bisnis penyaluran kredit menduduki peranan yang penting bagi perbankan karena hasil pendapatan bunga dari kredit inilah yang memberikan 40 Ibid. kontribusi pendapatan cukup besar dibanding dengan pendapatan bank lainnya berupa jasa-jasa diluar bunga kredit atau yang disebut fee based income. Untuk menanggung atau menjamin pembayaran atau pelunasan utang tertentu, debitur umumnya diwajibkan menyediakan jaminan berupa agunan kebendaan tertentu yang dapat dinilai dengan uang, berkualitas tinggi, dan mudah dicairkan yang nilainya minimal sebesar jumlah utang yang diberikan kepadanya. Untuk itu sudah seharusnya bila pihak perbankan dan lembaga keuangan lainnya atau bahkan perseorangan meminta kebendaan jaminan dengan maksud jika debitur tidak dapat melunasi utangnya atau dinyatakan pailit, maka kebendaan jaminan tersebut dapat dicairkan atau diuangkan guna menutupi pelunasan atau pengembalian uang yang tersisa. Ini berarti, bahwa tidak semua kebendaan atau hak-hak piutang-piutang dapat dijadikan sebagai jaminan utang, terkecuali kebendaan jaminan yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan untuk dijadikan sebagai jaminan utang. 41 Dalam hal ini yang dijamin selalu pemenuhan suatu kewajiban yang dapat dinilai dengan uang. Realisasi penjaminan ini juga selalu berupaya menguangkan benda-benda jaminan dan mengambil dari hasil penguangan benda jaminan itu apa yang menjadi hak pihak yang mengutangkan kreditur. Oleh karena itu, barang yang dapat dijadikan jaminan haruslah suatu benda atau suatu hak yang dapat dinilaikan ke dalam uang. Untuk menguangkan benda jaminan perlu bahwa benda itu dialihkan kepada pihak lain. Oleh karena itu, juga barang dapat 41 Rachmadi Usman, Hukum Jaminan Keperdataan, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hlm 3 dijadikan jaminan haruslah benda atau hak yang boleh dialihkan kepada orang lain. Sebelum melakukan pengajuan kredit dengan menggunakan jaminan deposito calon debitur melakukan meetingdiskusi terlebih dahulu dengan Pihak Bank atau kreditur yang diwakili oleh Accounting Officer. Hal-hal yang umumnya dibicarakan yaitu tentang maksud dan tujuan penggunaan kreditnya, jangka waktu kredit, bunga deposito dan bunga kredit. Kemudian Komite kredit memberikan persetujuan atas pengajuan kredit tersebut Dalam proses pengajuan kredit back to back, analisa mendalam tidak perlu dilakukan selayaknya kredit umum lainnya cukup dengan melakukan analisa sederhana terhadap prospek usaha calon debitur, karena kredit jenis ini benar-benar atas pertimbangan jaminan based on collateral. 42 Lembaga jaminan mempunyai tugas melancarkan dan mengamankan pemberian kredit, jaminan yang baik ideal itu adalah: 1. Dapat secara mudah membantu perolehan kredit itu oleh pihak yang memerlukannya; 2. Tidak melemahkan potensi kekuatan si pencari kredit untuk melakukan meneruskan usahanya; 3. Memberikan kepastian kepada si pemberi kredit, dalam arti bahwa barang jaminan setiap waktu tersedia untuk dieksekusi, yaitu bila perlu dapat mudah diuangkan untuk melunasi utangnya si penerima pengambil kredit. 43 42 Ibid 43 Ibid Kebendaan jaminan dimaksudkan untuk memberikan perlindungan dan sekaligus kepastian hukum, baik kepada kreditor maupun kepada debitur. Bagi kreditor, dengan diikatnya suatu utang dengan kebendaan jaminan, hal itu akan memberikan kepastian hukum jaminan pelunasan utang debitur seandainya debiturnya wanprestasi atau dinyatakan pailit. Kebendaan jaminan akan memberikan jaminan kepastian hukum kepada pihak perbankan dan lembaga keuangan lainnya atau perseorangan bahwa utang debitur piutang kreditor beserta dengan bunganya akan tetap kembali dengan cara menguangkan kebendaan jaminan utang yang bersangkutan. Sebaliknya bagi debitur, hal ini akan menjamin ketenangan dan kepastian dlam berusaha. Karena dengan modal yang dimilikinya debitur yang bersangkutan dapat mengembangkan bisnis atau usahanya lebih lanjut. Seandainya debitur tidak mampu melunasi utang dan bunganya, maka pihak kreditor dapat melakukan eksekusi terhadap objek jaminan untuk diuangkan. Oleh karena itu, umumnya nilai kebendaan jaminan harus lebih tinggi dibandingkan dengan nilai utangnya 44 Adapun kegunaan kebendaan jaminan tersebut, untuk: 1. Memberikan hak dan kekuasaan kepada kreditor untuk mendapat pelunasan dari agunan apabila debitur melakukan cidera janji, yaitu untuk membayar kembali utangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian; 2. menjamin agar debitur berperan serta dalam transaksi untuk membiayai usahanya, sehingga kemungkinan untuk meninggalkan usaha atau proyeknya 44 HS. Salim, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia Jakarta: Raja Grafindo, hlm 28-29. dengan merugikan diri sendiri atau perusahaannya dapat dicegah atau sekurang-kurangnya kemungkinan untuk berbuat demikian dapat diperkecil; 3. Memberikan dorongan kepada debitur untuk memenuhi janjinya, khususnya mengenai pembayaran kembali sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui agar debitur danatau pihak ketiga yang ikut menjamin tidak kehilangan kekayaan yang telah dijaminkan 45 Bagi pihak perbankan, pemberian kredit tidak hanya didasarkan pada penilaian agunan collateral yang disediakan, juga didasarkan pada watak character, kemampuan capacity, modal capital, dan prospek usaha condition of economy dari nasabah debiturnya, yang lazim dinamakan dengan the five C of credit analysis atau Prinsip 5 C’s. Prinsip 5 C’s inilah yang dinamakan jaminan dalam pemberian kredit perbankan atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah. Pada sasaranya Prinsip 5 C’s ini akan dapat memberikan informasi mengenai itikad baik willingnes to pay dan kemampuan membayar ability to pay nasabah debitur untuk melunasi kembali pinjaman beserta bunganya 46 Ketentuan dalam Pasal 8 ayat 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 menyatakan: Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, Bank Umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan Nasabah Debitur untuk . 45 Bank Indonesia, 1994: 3 dan Thomas Suyanto, et al., 1995: 88. 46 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan Jakarta: Intermedia, 1995,hlm, 99. melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan Penjelasan Pasal 8 ayat 1 tersebut antara lain menyebutkan: Untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum memberikan kredit, bank harus melakukan penilaian yang saksama, terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha dari nasabah debitur. Dari ketentuan di atas, jelas bahwa bank seblum memberikan kredit harus melakukan penilaian yang saksama terhadap pelbagai aspek, di antaranya menyangkut: 1. Penilaian watak, 2. Penilaian kemampuan, 3. Penilaian terhadap modal, 4. Penilaian terhadap agunan, dan 5. Penilaian prospek usaha calon nasabah debitur yang bersangkutan. Penilaian watak atau kepribadian calon nasabah debitur dimaksudkan untuk mengetahui kejujuran dan itikad baik calon nasabah debitur untuk melunasi atau mengembalikan pinjaman atau kreditnya, sehingga tidak akan menyulitkan bank di kemudian hari. Hal ini dapat diperoleh terutama didasarkan kepada hubungan yang telah terjalin antara bank dan debitur atau informasi yang diperoleh dari pihak lain yang mengetahui moral, kepribadian, dan perilaku calon nasabah debitur dalam kehidupan kesehariannya. Di samping itu, bank juga harus meneliti tentang keahlian calon nasabah dibitur dalan bidang usahanya dan kemampuan manajerialnya, sehingga bank berkeyakinan bahwa usaha yang akan dibiayainya akan dikelola oleh orang-orang yang tepat, sehingga calon nasabah debiturnya dalam jangka waktu yang relatif tidak terlalu lama sudah mampu untuk melunasi atau mengembalikan pinjaman atau kreditnya. Kalau kemampuan bisnisnya kecil, tentu tidak layak diberikan kredit dalam skala besar. Demikian juga jika trend bisnisnya atau kkinerja bisnisnya menurun, maka kredit juga semestinya tidak diberikan. Kecuali jika penurunan itu karena kekurangan biaya, sehingga dapat diantisipasi bahwa dengan tambahan biaya lewat peluncuran kredit, maka trend atau kinerja bisnisnya tersebut dipastikan akan semakin membaik. 47 Pemberian kredit oleh bank, hal yang tidak kalah pentingnya untuk dinilai, yaitu permodalan usaha yang tersedia. Bank harus melakukan analisis terhadap posisi keuangan secaraa menyeluruh mengenai masa lalu dan yang akan datang, sehingga dapat diketahui kemampuan permodalan calon nasabah debitur yang bersangkutan dalam menunjang pembiayaan usaha atau proyek calon nasabah debitur yang bersangkutan. . Praktik selama ini bank jarang sekali memberikan kredit untuk membiayai seluruh dana yang diperlukan nasabah. Nasabah wajib menyediakan modal sendiri, sedangkan kekurangannya itu dapat dibiayai dengan kredit bank. Bank berfungsi hanya menyediakan tambahan modal dan biasanya lebih sedikit dari pokoknya. 48 47 Munir Fuady, Hukum Perkreditan Komtemporer Bandung: Citra Aditya Bakti, 2002 hlm 23. Demikian juga terakhir bank harus menganalisis keadaan pasar di 48 Gatot Supramono, Perbankan dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan Yuridis Jakarta: Jembatan,1995, hlm 33-34. dalam dan di luar negeri baik masa lalu maupun yang akan datang, sehingga masa depan pemasaran dari proyek atau usaha calon nasabah debitur yang dibiayai bank dapat diketahui. Selain memperhatikan hal-hal di atas, bank dan lembaga keuangan lain harus pula mengetahui mengenai tujuan penggunaan kredit dan rencana pengembangan kreditnya serta urgensi dari kredit yang diminta. Pelaksanaan pengikatan deposito sebagai jaminan kredit antara lain 49 1. Deposito dilakukan dengan pembuatan akta perjanjian antara pemilik deposito dengan pihak bank. Menurut hukum, akta perjanjian dapat dibuat secara sah dengan dilakukan secara notariil maupun di bawah tangan, yang dibuat untuk mendukung perjanjian hutang pokok yang biasanya berupa perjanjian hutang- piutang. 2. Untuk membebankan hak jaminan maka setelah pembuatan akta perjanjian antara pemilik deposito dengan pihak bank, diikuti dengan penyerahan bilyet deposito yang akan dijaminkan kepada pemegang deposito, dalam hal ini pihak bank. Penyerahan tersebut merupakan penyerahan yang nyata, tidak boleh hanya berdasarkan pada pernyataan dari pemberi jaminan saja, tetapi benda itu masih berada dalam kekuasaannya. Penyerahan yang nyata ini bersamaan dengan penyerahan yuridis, sehingga penyerahan tersebut merupakan unsur sahnya perjanjian Pemilik deposito harus memberikan kuasa kepada pemegang jaminanpihak bank untuk melakukan pencairan deposito dalam hal pemilik 49 Hasil wawancara dengan Bapak Muhsin Adlin, Kepala Bagian Administrasi Kredit. PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan, tanggal 16 Oktober 2014 depositodebitur wanprestasi untuk memudahkan kreditur mengambil pelunasan. Sebagai salah satu bentuk jaminan likuid, jenis deposito yang dapat dijadikan jaminan kredit pada PT. Bank Sumut antara lain : 50 1. Deposito menurut jangka waktu penempatan dan ketentuan suku Bunganya. Deposito menurut jangka waktu penempatannya terbagi atas deposito dengan jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Apabila deposito dicairkan sebelum tanggal jatuh tempo maka akan dikenakan denda dan bunga yang berjalan pada bulan tersebut tidak dibayarkan.Menurut ketentuan suku bunganya adalah suku bunga penjaminan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Pada saat ini suku bunga deposito pada PT. Bank Sumut adalah 7 pertahun hal tersebut berlaku untuk semua jangka waktu deposito. Dijelaskan pula bahwa bunga kredit adalah 2 diatas suku bunga deposito sehingga bunga kredit menjadi 9 pertahun. 2. Deposito menurut jenis penempatanya: a. Deposito ARO Authomatic Roll Over,yaitu deposito yang perpanjangan jangka waktunya dilakukan secara otomatis melalui computer b. Deposito Non ARO, yaitu deposito yang perpanjangan jangka waktunya tidak dilakukan secara otomatistetapi dengan menunggu pemberitahuan dari nasabah. Pihak PT..Bank Sumut juga memberikan batasan maksimum fasilitas kredit yang dapat diberikan kepada calon debitur adalah 95 dari nilai depositonya, pemberian jaminan deposito ini berlaku bagi deposan yang baru serta 50 Hasil wawancara dengan Bapak Muhsin Adlin, Kepala Bagian Administrasi Kredit. PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan, tanggal 16 Oktober 2014 tidak memiliki jenis tabungan yang lain. Sedangkan bagi deposan yang memiliki jenis tabungan yang lain pihak Bank berani mengasih sama dengan nilai deposito 100 hal ini dilakukan bank atas kehati-hatiannya dalam memberikan pinjaman terhadap konsumen. Disamping itu jangka waktu antara fasilitas yang diberikan dengan jangka waktu deposito sebagai jaminan juga harus disesuaikan antara kepentingan debitur dalam penggunaan fasilitas kredit dan kepentingan pihak Bank dalam pemberian krediynya agar tetap aman tidak dirugikan. Dalam praktik perbankan pelaksanaan perjanjian kredit harus dituangkan dalam bentuk tertulis yang umumnya dibuat secara notaril dan di bawah tangan. Pelaksanaan perjanjian kredit dengan jaminan deposito di PT. Bank Sumut dilakukan dengan pengikatan di bawah tangan. Hal tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa jaminan deposito adalah merupakan salah satu jaminan yang aman bagi bank, karena apabila terjadi wanprestasi maka proses penguangannya cukup mudah yaitu hanya melakukan pencairan dana deposito tersebut. Pengikatan jaminan tersebut dilaksanakan dengan persetujuan atas tagihan tunai, Surat kuasa untuk Memblokir dan Mencairkan serta Perjanjian Kredit. 51 1. Menyerahkan KTP Kartu Tanda Penduduk Syarat yang harus dipenuhi oleh debitur yang menerima kredit dengan jaminan deposito di PT.Bank Sumut Cabang Utama Medan antara lain : 2. Menyerahkan bilyet deposito yang asli 3. Debitur harus nasabah pada Bank Sumut 4. Membuat perjanjian kredit dan surat perjanjian jaminan 51 Hasil wawancara dengan Bapak Muhsin Adlin, Kepala Bagian Administrasi Kredit. PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan, tanggal 16 Oktober 2014 5. Pemblokiran Deposito Prosedur pemberian kredit dengan jaminan deposito adalah sebagai berikut: 1. Mengajukan permohonan kredit yang ditujukan kepada pimpinan bank yang dilampiri : a. Bilyet Deposito Asli b. Foto copy KTP kartu tanda penduduk Identitas pemilik deposito 2. Diproses ke bagian kredit yaitu di bagian pengelolaan rekening. 3. Kemudian dianalisa yang meliputi analisa Peremohonan kredit yang dilakukan oleh petugas bank, dengan analisa ini petugas akan menentukan jumlah kredit yang diberikan kepada debitur dan jumlah kredit tidak boleh melebihi dari jumlah nilai deposito. Maksimum yang diberikan yakni 100 dari nilai deposito dengan pertimbangan debitur tercatat sebagai debitur yang baik dan memiliki dana pada jenis tabungan yang lain, karena pihak bank selalu berhati hati dalam memberikan pertimbangannya, bila Deposan baru dan tidak memiliki dana dalam bentuk tabungan yang lain hanya diberikan maksimal 95 dari jaminan. 4. Setelah dianalisa langkah berikutnya dilakukan dengan membubuhkan Acc aproved dilanjutkan ke CSA bagian kredit dan legal Acc aproved kembali ke Markerting Cotemer Service untuk menandatangani perjanjian perjanjian. Pemberian kredit dengan jaminan deposito berjangka PT. Bank Sumut memberikan batasan maksimal fasilitas kredit yang dapat diberikan kepada calon debitur adalah sama dengan nilai deposito atau 100 bagi deposan lama serta memiliki jenis tabungan lain, bila tidak Bank hanya berani memberikan pinjaman yakni sebesar 95 dari nilai Depositonya.. Ini berarti besarnya fasilitas kredit yang diberikan oleh pihak bank jika berdasarkan jaminan deposito, dibatasi oleh nilai dari jaminan krdit itu sendiri. Hal tersebut dapat dilihat bila nilai depositonya Rp 200.000.000 jadi nilai pinjaman 95 Rp 190.000.000 dengan bunga 9 menjadi Rp 17.100.000 pertahun dan bila jaminan deposito Rp 200.000.000 dengan bunga 9 jaminan 100 maka jumlah bunga yakni Rp 18.000.000,- pertahun . dan dari adanya penyesuaian antara fasilitas kredit yang akan diberikan dengan nilai deposito yang dijadikan jaminan, dimana fasilitas kredit tersebut dengan jangka waktu tidak boleh melebihi nilai deposito yang dijadikan sebagai jaminan kredit.sesuai jangka waktu deposito disesuaikan dengan jangka waktu antar fasilitas kredit yang diberikan dengan jangka waktu deposito sebagai jaminan. Setelah menendatangani perjanjian tersebut dapat mengambil fasilitas kredit secara tunai dengan menanda tangani kwitansi, kemudian kwitansi tersebut diserahkan kepada petugas bank untuk diperiksa, dan nasabah menujukkan itu pada teller kasir. Setelah diteliti keabsahannya lalu dibayarkan pada nasabah. Dalam praktik, pelaksanaan pemberian kredit dengan jaminan deposito mulai dari permohonan kredit sampai dengan pencairan dana hanya memerlukan waktu ½ hari saja. Debitur tidak lagi menerima bunga depositonya mulai tanggal penanda tanganan perjanjian tersebut, dananya disimpan oleh bank untuk periode bunga yang akan datang sebagai bunga kredit atas pinjaman kridit tersebut bila diperjanjikan dan hanya bayar bunga kredit 2 saja dari pinjaman. Pembayaran kredit oleh debitur bisa dilakuakan dengan cicilan atau angsuran perbulan, semesteran per 6 bulan, dan bias dilakukan pembayaran secara keseluruhan untuk melunasi utangnya sedangkan bunga kredit sudah langsung masuk pada Bank. 52 Kebijakan dan prosedur penyaluran kredit, dari waktu ke waktu terus dievaluasi dan dilakukan penyesuaian dengan tuntutan kebutuhan pasar yang semakin hari juga semakin kompetitif. Langkah ini mau tak mau harus dilakukan agar Bank Sumut tetap dapat bersaing di tengah semakin ketatnya persaingan pasar, karena disaat yang sama bank-bank kompetitor juga semakin ekspansif dalam penyaluran kredit. Salah satu perubahan mendasar yang dilakukan adalah Kebijakan dan prosedur penyaluran kredit, dari waktu ke waktu terus dievaluasi dan dilakukan penyesuaian dengan tuntutan kebutuhan pasar yang semakin hari juga semakin kompetitif. Langkah ini mau tak mau harus dilakukan agar Bank Sumut dapat bersaing di tengah semakin ketatnya persaingan pasar berupaya meningkatkan angka penyaluran kredit kepada masyarakat, selain tentunya berusaha untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu. Dari tahun ke tahun, akses masyarakat untuk memperoleh fasilitas kredit terus dibuka, sehingga seluruh masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh fasilitas kredit di Bank Sumut. Tetapi sungguhpun demikian, tidak semua masyarakat tentunya dapat menikmati fasilitas yang ditawarkan itu, karena harus melalui proses tahap-tahapan analisa kelayakan terlebih dahulu, sehingga hanya nasabah yang benar-benar layak nantinya yang akan menikmati fasilitas kredit. 52 Hasil wawancara dengan Bapak Muhsin Adlin, Kepala Bagian Administrasi Kredit. PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan, tanggal 16 Oktober 2014 pola marketing, dari pola yang lama marketing pasif “menunggu di tempat” dirubah menjadi marketing aktif “turun ke pasar”. Pada perhitungan bunga yang berlaku yakni 9 dan bunga atas deposito yakni 7 maka bunga yang dibayar atas peminjaman tersebut setelah dikurangi bunga yang akan diterima tinggal 2 saja,hal tersebut dikembalikan peda nasabah untuk memilih cara perhitungan mana yang akan dipakai diberi penawaran pada pemilik deposito, sehingga kedepannya Bank akan pakai cara perhitungan yang diputuskan oleh nasabah. Dalam hal ini nasabah diberi peluang memakai cara yang lebih diminati, sedangkan pada pihak Bank hal tersebut sama saja tidak ada pengaruhnya karena tetap harus bayar bunga deposito dan menarik jasa atas dipakainya dana tersebut. Pengikatan kredit dan jaminannya, digunakan format standar yang telah dibakukan oleh Kantor Pusat Bank Sumut b aik perjanjian pokoknya yang berupa Perjanjian Kredit maupun perjanjian maka perjanjian deposito tersebut diikuti dengan Surat Kuasa Mencairkan Deposito yang accesoir-nya berupa Perjanjian Deposito, standar bakunya telah disiapkan.Untuk lebih memberikan alas hak kepada bank. Persetujuan kredit merupakan keputusan Pejabat Pemutus Kredit mengenai disetujui atau tidak disetujui permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur. Apabila permohonan kredit yang diajukan oleh calon debiturdebitur disetujui, persetujuan ini meliputi pula berapa jumlah kredit yang disetujui berikut persyaratan-persyaratan lainnya yang harus dipenuhi oleh calon debiturdebitur berkaitan dengan pemberian kredit tersebut. Dengan adanya persetujuan kredit berarti bank setuju untuk menempatkan dana dan modal bank pada aktiva yang berisiko. Oleh karena itu debitur yang disetujui permohonan kreditnya adalah debitur yang dinilai sebagai berikut : 53 1. Usahanya layak untuk dibiayai ; 2. Telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur pemberian kredit ; 3. Tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan limit kredit ; 4. Telah dipertimbangkan mengenai keamanan kreditnya ; 5. Diputus sesuai dengan kewenangan memutus kredit. Tujuan dari adanya kebijakan persetujuan kredit di PT. Bank Sumut adalah untuk mengendalikan risiko dalam pemberian kredit. Selain itu diatur pula metodologi proses pengambilan keputusan kredit yang sederhana, dengan maksud untuk mempercepat proses pengambilan keputusan tanpa mengabaikan kepentingan risiko bagi bank. Pada metodologi proses persetujuan kredit ini ditetapkan desentralisasi untuk mempercepat keputusan kredit dan proses persetujuan kredit tidak bolak-balik sehingga tidak memakan waktu yang relatif lama. Pemantauan kredit merupakan rangkaian aktivitas yang wajib dilaksanakan oleh setiap pejabat kredit untuk memantau dan mengikuti perkembangan usaha debitur dan perkembangan kredit sejak diberikan sampai dengan lunas. Pemantauan ini dilakukan dengan tujuan untuk : 1. Menilai sampai sejauh mana syarat-syarat kredit maupun kewajiban pembayaran lainnya telah dipenuhi debitur. 53 Hasil wawancara dengan Bapak Muhsin Adlin, Kepala Bagian Administrasi Kredit. PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan, tanggal 16 Oktober 2014 2. Menilai kelayakan usaha debitur dari waktu ke waktu yang dikaitkan dengan risiko yang dihadapi oleh bank. 3. Membantu bank mengambil langkah-langkah preventif yang diperlukan serta memberikan rekomendasi kepada debitur dalam meningkatkan kinerja usaha dan keuangan. Tujuan lain dari dilaksanakan pemantauan kredit adalah untuk mendeteksi secara dini perkembangkan kredit yang kurang baik, termasuk dalam hal ini mengidentifikasimengukur tingkat risiko kredit debitur, mengidentifikasi debitur yang mengarah bermasalah dan dapat mengetahui masalah-masalah secara dini agar lebih mudah diperbaiki. Pemantauan kredit juga sangat penting artinya dalam rangka mengevaluasi kembali kredit yang diberikan, sehingga dapat diketahui perkembanganperubahan risiko kredit debitur. Pemantauan kredit yang dilakukan antara lain : 54 1. Pemantauan hasil prestasi kredit debitur, yaitu pemantauan terhadap hasil prestasi untuk menjamin penilaian yang berkesinambungan atas “First Way Out” jaminan pokok yang dapat berupa barang, proyek atau hak tagih yang dibiayai dengan fasilitas kredit yang bersangkutan. 2. Pemantauan barang jaminan, yaitu pemantauan terhadap jaminan kredit untuk menjamin penilaian yang berkesinambungan atas “Second Way Out” jaminan tambahan. Pemberian kredit kepada para debiturnya PT.Bank Sumut telah berusaha secara maksimal untuk menerapkan prinsip kehati-hatian dengan melakukan 54 Hasil wawancara dengan Bapak Muhsin Adlin, Kepala Bagian Administrasi Kredit. PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan, tanggal 16 Oktober 2014 serangkaian tahapan dimulai dari analisis kredit, persetujuan kredit sampai dengan pemantauan kredit secara berkesinambungan. Serangkaian tahapan dalam proses pemberian kredit di PT. Bank Sumut tersebut tentunya dengan tujuan untuk menjaga kualitas kredit yang sehat demi mencegah dan meminimalisir timbulnya kredit bermasalah maupun kredit macet yang dapat mengganggu likuiditas dan solvabilitas PT.Bamk Sumut sendiri.

B. Akibat Hukum Deposito Pihak Ketiga Sebagai Jaminan Kredit