Deposito Sebagai Surat Berharga dan Surat Yang Berharga Jenis-Jenis Deposito dan Cara Penyerahannya

perkiraan berapa lama akan bisa menyelesaikan angsuran kredit. Jika dana yang dibutuhkan relatif kecil dan krisis keuangan Anda hanya akan berlangsung sebentar, maka ada baiknya mengambil kredit dengan jaminan deposito saja daripada terkena denda atau menanggung bunga tinggi KTA. 21 2. Deposito yang dijadikan jaminan tak bisa ditarik selama masa kredit. Berbeda dengan ketika Anda menggunakan mobil sebagai jaminan kredit, Anda masih bisa menggunakan mobil tersebut, atau ketika Anda menjaminkan rumah dan tanah, dimana Anda bisa terus tinggal dan memanfaatkan rumah. Selain itu, deposito yang dijadikan jaminan praktis kehilangan manfaat bunga-nya, karena bunga kredit yang lebih besar daripada bunga deposito tadi.

B. Deposito Sebagai Surat Berharga dan Surat Yang Berharga

Surat berharga adalah surat bukti tuntutan hutang, pembawa hak dan mudah diperjualbelikan, maksudnya adalah bahwa suatu surat berharga yang dimilikiberada pada tangan seseorang merupakan suatu alat bukti bagi pemegang surat berharga tersebut terhadap suatu hak. Surat berharga ini mudah diperjualbelikan karena surat berharga ini dibuat dalam bentuk atas tunjuk aan order ataupun dalam bentuk atas bawa aantoonder. Contoh surat berharga ini adalah sertifikat deposito, wesel bank, sertifikat saham, sertifikat dana, obligasi dan lain-lain. 22 Surat yang berharga adalah surat bukti tuntutan hutang yang sukar diperjualbelikan, artinya adanya surat ini membuktikan bahwa si pemegang surat 21 Ibid 22 Purwosucipto.Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia : Hukum Surat Berharga, Jilid 7. Jakarta: Djambatan 1987 hlm: 9-11 yang namanya tercantum pada surat tersebut mempunyai hak menuntut uang kepada debitur. Surat yang berharga ini mempunyai sifat yang sukar diperjualbelikan karena ia sengaja dibuat dalam bentuk yang mempunyai akibat hukum sukar diperjualbelikan. Bentuk tersebut adalah bentuk atas nama op naam. Dalam bentuk ini setiap surat yang berharga tersebut penyerahannya dilakukan dengan cara cessie. Salah satu contoh dari surat yang berharga ini adalah surat pengakuan utang atas nama, surat deposito berjangka, tabanas, dan lain-lain.

C. Jenis-Jenis Deposito dan Cara Penyerahannya

Menurut OP.Simorangkir dalam bukunya “Seluk Beluk Bank Komersial”, membagi deposito beberapa jenis, yaitu : 23 1. Deposito Berjangka time deposit Deposito Berjangka adalah suatu piutang atas nama deposan pemilik uang kepada penerbit deposito dalam hal ini adalah Bank karena deposito ini merupakan suatu piutang atas nama maka tidak dapat dipindahtangankandiperjualbelikan. Bunga deposito berjangka dibayar setiap bulan pada hari bayarnya atau sekaligus pada saat jatuh tempo dan dapat dijadikan jaminan kredit. 24 Mengenai cara penyerahannya, maka dilakukan menurut ketentuan Pasal 613 ayat 1 dan 2 KUH Perdata, yang berbunyi sebagai berikut : “ Penyerahan 23 OP. Simorangkir dalam Hartono Hadisoeprapto, Pokok-Pokok Hukum Perikatan dan Hukum Jaminan Yogyakarta: Liberty 1984, hlm. 54. 24 Johannes Ibrahim. Bank Sebagai Lembaga Intermediasi Dalam Hukum Positif Bandung: Utomo, 2004, hlm, 87. akan piutang-piutang atas nama dan kebendaan tak bertubuh lainnya, dilakukan dengan jalan membuat sebuah akta otentik atau dibawah tangan, dengan nama hak-hak kebendaan itu dilimpahkan kepada orang lain”.“Penyerahan yang demikian bagi si berutang tiada akibatnya, melainkan setelah penyerahan itu diberitahukan kepadanya, atau secara tertulis disetujui dan diakuinya”. Menurut Pasal 613 ayat 1 dan 2 KUH Perdata ini setiap piutang atas nama penyerahannya dilakukan dengan cessie yaitu dengan akta otentik atau akta di bawah tangan yang menyatakan bahwa piutang telah dipindahkan kepada seseorang. Simpanan uang milik pribadi yang penarikannya dilakukan setelah jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito umumnya adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan. Apabila waktu yang ditentukan itu habis, maka deposan dapat mengambil langkah-langkah : a. Menarik simpanan deposito berjangka itu dari bank b. Memperpanjang simpanan deposito berjangka itu dengan suatu periode tertentu yang diinginkan. 2. Deposito On Call Simpanan uang milik pribadi yang penarikannya dilakukan sesuai dengan kebutuhan pihak deposan dengan terlebih dahulu memberitahukan kepada pihak bank. Pemberitahuan itu dilakukan tergantung kepada perjanjian yang diadakan antara pihak deposan dengan pihak banknya. Apabila waktu yang ditentukan itu sudah habis, maka deposan dapat mengambil langkah-langkah: a. Menarik simpanan deposito berjangka itu dari bank b. Memperpanjang simpanan deposito berjangka itu dengan jangka waktu yang digunakan. Adanya penerimaan deposito sebagai jaminan kredit dilandaskan pada Instruksi Presiden Nomor 28 tahun 1968, tentang Deposito yang ada kaitannya dengan perkreditan pada angka 3 sub a yang menyatakan: “…berpegang pada pertimbangan tersebut diatas maka perlu diadakan penyesuaian tentang ketentuan mengenai seseorang yang memperoleh kredit dan mempunyai deposito, dimana Deposito Berjangka yang bersangkutan dijadikan jaminan kredit.” Fasilitas kredit dengan jaminan deposito dapat diberikan kepada debitur yang telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang telahdisyaratkan oleh pihak bank dalam perjanjian kredit yang telah disepakati oleh pihak debitur dengan bank. 3. Demand Deposito rekening koran giro, penyimpan dapat menyimpanmenarik dananya pada dari bank setiap saat dikehendaki. 4. Deposito Automatic Roll-Over, yaitu uang deposan secara otomatis diperhitungkan bunganya, begitu deposito habis jangka waktunya. Uang deposan akan terus diberi bunga seandainya deposan lupa menarik deposito yang sudah jatuh tempo. 5. Sertifikat Deposito, yaitu simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindah tangankan. Sertifikat Deposito biasa juga disebut dengan sertifikat bank merupakan suatu tanda bukti penerimaan kepada pembawa yang diterbitkan oleh bank atas sejumlah uang yang telah diserahkan kepada bank untuk suatu jangka waktu dengan mendapat bunga sebagai imbalannya serta dapat diperjualbelikan dengan mudah. 25 Deposito termasuk dalam kategori benda bergerak yang tidak berwujud, sehingga atasnya, dapat dibebani dengan hak gadai. Terhadap gadai atas benda bergerak tersebut maka hukum yang berlaku adalah ketentuan dalam KUHPerdata Pasal 1150 sampai dengan Pasal 1160. Maka untuk mengikat deposito sebagai jaminan kredit, akan dilakukan tahap-tahap pengikatan sebagai berikut : 26 1. Pengikatan kredit sebagai perjanjian pokok dimana di dalamnya disebutkan jaminan kredit ini adalah deposito. 2. Pengikatan deposito dilakukan dengan pembuatan akta perjanjian gadai antara pemilik deposito dengan pihak bank. Menurut hukum, akta perjanjian gadai dapat dibuat secara sah dengan dilakukan secara notaril maupun di bawah tangan, dibuat untuk menjamin perjanjian pokoknya yang berupa perjanjian kredit. 3. Untuk membebankan hak gadai maka setelah pembuatan akta perjanjian gadai antara pemilik deposito dengan pihak bank, selanjutnya diikuti dengan penyerahan bilyet deposito yang dijaminkan kepada pemegang gadai, dalam hal ini pihak bank. Penyerahan tersebut merupakan penyerahan yang nyata, 25 Purwosucipto,Op.cit. hlm, 192. 26 Satrio J, Hukum Perikatan, Perikatan yang Lahir dari Undang-Undang, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2002, hlm 67-69. artinya bilyet deposito itu harus benar-benar diserahkan dibawah kekuasaan bank, tidak boleh hanya berdasarkan pada pernyataan dari pemberi gadai saja, tetapi benda itu masih berada didalam kekuasaannya. Penyerahan nyata ini dilakukan bersamaan dengan penyerahan yuridis, sehingga penyerahan tersebut merupakan unsur sahnya gadai. 4. Bersamaan dengan tahap ketiga, pemilik depositopenjamin harus memberikan kuasa kepada pemegang gadaipihak bank untuk melakukan pencairan deposito dalam hal pemilik depositodebitur wanprestasi. Kuasa mencairkan deposito ini adalah juga bentuk nyata penyerahan yuridis deposito kepada bank untuk memudahkan pihak kreditur dalam melakukan pelunasan kredit yang dijamin dengan deposito tersebut. 5. Tahap kelima. Kreditur selaku penerima gadai deposito akan melakukan pemblokiran atas deposito jaminan tersebut sesuai dengan jangka waktu perjanjian kreditnya. Artinya sepanjang kredit sebagai perjanjian pokok belum dilunasi maka sepanjang itu pula deposito jaminan diblokir.

BAB III ASPEK HUKUM JAMINAN KREDIT DENGAN