Akibat Hukum Deposito Pihak Ketiga Sebagai Jaminan Kredit

serangkaian tahapan dimulai dari analisis kredit, persetujuan kredit sampai dengan pemantauan kredit secara berkesinambungan. Serangkaian tahapan dalam proses pemberian kredit di PT. Bank Sumut tersebut tentunya dengan tujuan untuk menjaga kualitas kredit yang sehat demi mencegah dan meminimalisir timbulnya kredit bermasalah maupun kredit macet yang dapat mengganggu likuiditas dan solvabilitas PT.Bamk Sumut sendiri.

B. Akibat Hukum Deposito Pihak Ketiga Sebagai Jaminan Kredit

Menggunakan deposito sebagai agunan, atau jaminan kredit bank Cash Collateral, masih jarang dilakukan. Umumnya, orang menggunakan aset berwujud sebagai barang jaminan, dan belum mengetahui bahwa deposito dan tabungan bisa dipakai sebagai jaminan kredit juga di Bank. Memang tidak semua bank menerima jaminan dalam bentuk deposito, tetapi sejumlah bank besar seperti Bank Mandiri, BNI, Bank Sumut, BRI dan lain-lain, mengizinkan deposito yang tersimpan di bank mereka untuk digunakan sebagai jaminan kredit bila mengambil kredit di bank mereka. 55 Akibat hukum ditandatanganinya suatu perjanjian ialah perjanjian tersebut mengikat para pihak. Asas ini dalam hukum perjanjian dikenal dengan asas kebebasan berkontrak. Asas ini tersimpul dari Pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata yang mengemukakan, bahwa semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Sedangkan persyaratan 55 Seputarforex.comartikeldepositoMenggunakan_Deposito_Sebagai_Jaminan_Kredit_ Bank diakses tanggal 16 Oktober 2014 sahnya suatu perjanjian dapat dilihat dala Pasal 1320 KUH Perdata yang dikenal dengan asasnya yaitu asas konsensualitas atau asas kesepakatan. Kedua asas di atas dapat diterapkan apabila posisi tawar menawar para pihak adalah setara dalam arti para pihak dapat saling mengemukakan apa yang dikehendaki masing-masing. Dalam praktik, pada umumnya bank telah membuat formulir tersendiri. Dalam formulir tersebut, telah tertera segala persyaratan yang harus ditentukan oleh bank. Disebut demikian, karena persyaratan antara satu bank dengan bank lainnya berbeda satu sama lain. Tampaknya jenis simpanan yang cukup berkembang pesat adalah simpanan dalam bentuk deposito. Adanya perjanjian kredit, tidak berarti dana kredit tersebut langsung dicairkan dan diperoleh oleh debitur tersebut. Tentu saja sebelumnya harus dilakukan pengikatan benda jaminan secara effektif. Benda jaminan dalam hal ini adalah deposito yang harus diikat dengan jaminan gadai. Dalam perjanjian gadai ini tidak dibuat akta jaminan gadai. Bank hanya membuat “Surat Kuasa Pencairan Deposito”. Setelah Perjanjian kredit dan perjanjian jaminan gadai dibuat, maka langkah berikutnya adalah penyerahan asli deposito kepada bank. Penyerahan ini dilakukan dengan menandatangani “Akta Pengalihan Hak Atas Deposito”, karena tanpa adanya penyerahan, gadai menjadi tidak sah seperti diatur dalam Pasal 1152 ayat 2 KUHPerdata, yaitu : penyerahan bilyet deposito yang asli kepada kreditur untuk diblokir sampai fasilitas kreditnya lunas. 56 Pada saat diserahkannya bilyet deposito dari debitur deposan kepada kreditur, di dalam praktiknya pihak debitur akan menandatangani bagian belakang 56 Hasil wawancara dengan Bapak Muhsin Adlin, Kepala Bagian Administrasi Kredit. PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan, tanggal 16 Oktober 2014 bilyet depositonya. Penandatangan ini bertujuan sebagai tanda persetujuan pencairan dari deposan seandainya pada suatu saat debitur tersebut wanprestasi atau meninggal dunia dan kreditnya belum lunas. Deposito termasuk dalam jenis kebendaan yang bergerak piutang atas nama, sehingga untuk peralihannya cukup dilakukan dengan cessie. Dalam praktiknya bilyet deposito ini bukanlah dianggap sebagai suatu piutang tapi merupakan tabungan masyarakat kepada bank, sebagaimana ternyata dalam Pasal 1 angka 7 UU Perbankan. Oleh karena disamakan dengan tabungan maka penjaminannya cukup dilakukan dengan pengikatan secara gadai, bukan cessie atau dengan endosemen. Adapun penandatanganan pada bagian belakang bilyet deposito tersebut dimaksudkan agar pihak kreditur bank mempunyai keyakinan di dalam pencairannya. 57 Pada saat pemblokiran bilyet deposito oleh bank, yang akan diblokir adalah pokok depositonya saja. Sedangkan mengenai bunga depositonya dapat atau tidaknya dicairkan oleh debitur tergantung dari perjanjian yang dibuat oleh debitur dengan pihak bank, maksudnya apabila pembayaran bunga kredit dilakukan oleh debitur tanpa memakai bunga yang diterimanya setiap bulan dari depositonya dengan kata lain si debitur memakai dana dari luar depositonya maka bunga deposito itu tidak diblokir sehingga masih dapat dicairkannya. Apabila mereka sepakat bahwa debitur membayar bunga kreditnya antara lain dengan bunga depositonya, maka bunga deposito tersebut ikut diblokir. 57 Ibid Untuk deposito yang dijadikan jaminan atas pemberian kredit biasanya bank lebih memprioritaskan deposito yang diterbitkan oleh bank kreditur tersebut, hal ini mengingat demi kepastian dan kemudahan dalam pencairan. Dan dalam praktiknya harus pemilik dari deposito tersebut yang boleh menjaminkannya dan untuk dirinya sendiri tidak boleh untuk pihak ketiga, dan juga deposito tersebut diterbitkan oleh bank tempat dimana si debitur akan menjaminkannya. 58 Setelah menganalisa feasibility aspek-aspek perkreditan sesuai dengan ketentuan dan memeriksan bilyet depositonya, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pinjaman kredit dapat diberikan, maka bank akan memberikan pinjaman maximun sebesar 90 dari nilai nominal bilyet deposito dengan suku bunga di atas suku bunga deposito sebesar 1.5 point pertahun, dari nilai suku bunga deposito yang diberikan oleh bank. Oleh bank dibuatkan Perjanjian Kredit PK dan pengikatan dengan Gadai Deposito, dan setelah ditandatangani oleh debitur deposan dan kreditur bank maka pada hari yang sama atau setidak-tidaknya pada hari kerja berikutnya bank sudah menyediakan dana sebesar perjanjian kredit pada rekening koran pinjaman yang bersangkutan. Selain itu bank juga akan memperhitungkan biaya-biaya lainnya seperti biaya administrasi sebesar Rp. 250.000,- dua ratus lima puluh ribu rupiah dan biaya provisi sebesar 1 dari nilai kredit yang dicairkan oleh bank dan langsung di debet oleh bank. 58 Ibid

C. Penyelesaian Terhadap Debitur yang Melakukan Wanprestasi dengan