perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 69
memahami bahasa figuratif dan motivasi belajar puisi. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan kemampuan apresiasi puisi siswa, disarankan guru Bahasa Indonesia
untuk memperhatikan kedua aspek tersebut. Karyawati Rosatina Setyaningsih 2009 meneliti tentang pembelajaran
apresiasi puisi pada siswa kelas V SD Negeri I Begalon Surakarta. Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat meningkatkan guru kelas V SD Negeri I Begalon Surakarta
dalam pembelajaran apresiasi puisi yang apresiatif sehingga siswa dapat memahami, menghayati, menikmati, dan menghargai apresiasi puisi. Dan memotivasi siswa
terutama yang mempunyai talenta membaca puisi, supaya dapat lebih maju lagi dan berhasil dalam mengapresiasi puisi. Dan memberikan kebebasan siswa dalam menulis
puisi, dengan demikian pembelajaran apresiasi puisi yang mengacu pada KTSP dapat berhasil dengan baik.
C. Kerangka Berpikir
1. Kemampuan mengapresiasi puisi siswa yang diajar dengan pendekatan
quantum learning lebih baik daripada siswa yang diajar dengan pendekatan ekspositori
Berdasarkan kajian teori di atas, pendekatan quantum learning diasumsikan memiliki tingkat keefektifan yang tinggi dalam pembelajaran apresiasi puisi
dibandingkan dengan pendekatan ekspositori. Pendekatan quantum learning memiliki karakteristik keaktifan yang tinggi karena pembelajaran berlangsung secara nyaman
dan santai dalam suasana orkestra, siswa diberi kesempatan untuk melatih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 70
kemampuan mengapresiasi puisi, dapat saling memotivasi, dan meningkatkan kemampuan mengapresiasi puisi.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan ekspositori akan tampak sangat berbeda. Pendekatan ini cenderung searah, siswa tidak diberi
kesempatan untuk berlatih mengapresiasi puisi, siswa pasif, dan daya ingat siswa terbatas atau mudah lupa. Oleh karena itu, pendekatan quantum learning diasumsikan
lebih baik daripada pendekatan ekspositori.
2. Kemampuan mengapresiasi puisi siswa yang memiliki motivasi berprestasi
tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah
Kegiatan belajar yang efektif adalah kegiatan pembelajaran yang didorong oleh motif untuk menguasai suatu kompetensi tertentu untuk mengatasi masalah.
Dalam hal ini motif berprestasi akan menimbulkan motivasi, dan motivasi sangat penting untuk pencapaian prestasi dalam belajar. Siswa yang memiliki motivasi
berprestasi tinggi akan mencapai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang bermotivasi rendah.
Siswa yang bermotivasi berprestasi tinggi cenderung menganggap prestasi adalah kebutuhan dan untuk mewujudkannya harus memiliki dan mengerahkan
kemampuannya. Dalam hal demikian siswa yang bermotivasi rendah kurang mengerahkan kemampuannya untuk mencapai prestasi yang baik. Oleh karena itu,
motivasi berprestasi menjadi salah satu kunci keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia siswa karena dapat menumbuhkan daya tarik belajar, memperhitungkan
kebutuhan siswa, mempermudah pelaksanaan belajar, menyenangkan pembelajaran, dan memberikan kepuasan pada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 71
3. Interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motivasi berprestasi