perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 51
learning karena musik berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis manusia. Selama melakukan pekerjaan mental yang berat, tekanan darah dan denyut jantung
orang akan cenderung meningkat, kerja otak juga meningkat, dan otot menjadi tegang. Sebaliknya, selama relaksasi dan meditasi, denyut jantung dan tekanan darah
menurun, serta otot-otot mengendur. Dr. Georgi Lozanov menemukan bahwa relaksasi yang diiringi dengan
musik membuat pikiran selalu siap dan mampu berkonsentrasi De Porter, 1992. Melalui orkestra atau musik yang khusus orang dapat mengerjakan pekerjaan mental
yang melelahkan sambil tetap relaks dan berkonsentrasi. Musik yang menurut penemuan Dr. Lozanov paling membantu adalah musk Barok seperti terdapat pada
musik Bach, Handel, Pachelbel, dan Vivaldi. Berdasarkan berbagai uraian di atas maka dapat ditarik sebuah simpulan
bahwa pendekatan quantum learning adalah suatu konsep belajar dengan membiasakan belajar dengan suasana nyaman dan menyenangkan. Pembelajaran
yang menerapkan pendekatan quantum learning tidak bisa lepas dari penggunaan musik. Oleh karena itu, pendekatan ini efektif digunakan untuk semua umur.
b. Hakikat Pendekatan Ekspositori
Pendekatan ekspositori adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa
dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal Wina Sanjaya, 2007: 177. Dengan kata lain, pendekatan ini identik dengan metode
ceramah. Pakar pendidikan lain, Killen mengartikan pendekatan ini sebagai pembelajaran langsung direct instruction karena pembelajaran disampaiakan secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 52
langsung oleh guru dalam Wina Sanjaya, 2007: 177. Dalam pendekatan ini, siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu karena materi seakan-akan sudah jadi.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan karakteristik pendekatan ekspositori. Sebagaimana yang disebutkan oleh Wina Sanjaya 2007: 177 sebagai
berikut. Pertama, pendekatan ini dilakukan dengan acara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam
melakukan pendekatan ini atau menggunakan metode ceramah. Kedua, biasanya materi pembelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi,
seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang. Ketiga, tujuan utama pembelajaran adalah
penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara
mengungkapkan materi yang telah diuraikan. Dalam hubungannya dengan aktivitas dalam kelas, pendekatan ekspositori
sebagaimana metode ceramah, guru hanya menyampaikan informasi dan pengetahuan sacara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.
Aktivitas pembelajaran menjadi teacher-centered learning. Dikatakan demikian karena pembelajaran berpusat pada guru, yaitu guru menyampaikan materi kepada
siswa. Ada beberapa keunggulan dan kelemahan pendekatan ekspositori yang diterapkan oleh guru. Berikut keunggulan dan kelemahan strategi ceramah yang
dirangkum dari pendapat Hisyam Zaini, Berwari Munthe, dan Sekar Ayu Aryani 2007: 94; Wina Sanjaya 2007: 188-190; dan Gulo 2007: 138-141.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 53
Berdasarkan berbagai uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan ekspositori adalah cara penyampaian bahan pelajaran secara lisan.
Strategi ini banyak dipilih guru karena mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan alat bantu khusus serta tidak perlu merancang kegiatan siswa. Dalam pengajaran yang
menggunakan pendekatan ekspositori terdapat unsur paksaan. Dalam hal ini siswa hanya diharuskan melihat dan mendengar serta mencatat tanpa komentar informasi
penting dari guru yang selalu dianggap benar itu. Padahal dalam diri siswa terdapat mekanisme psikologis yang memungkinkannya untuk menolak disamping menerima
informasi dari guru. Inilah yang disebut kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan diri.
c. Perbedaan Quantum Learning dengan Ekspositori dalam Pembelajaran