Margaretha Karolina S agala, 2014 Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan
Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
yang dianggap mewakili populasi representatif. Hal ini berdasarkan pertimbangan yang logis, seperti kepraktisan, keterbatasan biaya, waktu, dan
tenaga. Dari penelitian secara sampel, diharapkan hasil yang telah diperoleh akan memberikan kesimpulan dan gambaran yang sesuai dengan karakteristik
populasi. Jadi, kesimpulan dari penelitian sampel dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Sesuai dengan lingkup penelitian, populasi atau wilayah
data yang menjadi subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X TL 1 dan kelas X TL 2 di SMK Negeri 2 Bandarlampung.
Arikunto 2006 mengatakan bahwa “sampel adalah bagian dari populasi sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel penelitian adalah
sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi”. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara cluster sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan terhadap populasi dengan cara mengambil kelompok-kelompok yang sudah
ada. Jadi, bukan pengambilan sampel dari anggota populasi secara individu, tetapi dalam bentuk kelas. Analisis sampel ini bukan individu, tetapi
kelompok, yaitu berupa kelas yang terdiri dari beberapa individu. Apabila pengambilan
sampel dilakukan
secara individu,
dikhawatirkan situasi
kelompok sampel menjadi tidak alami.
Dari beberapa kelas yang ada, peneliti mengambil dua kelas sebagai sampel. Kelas X TL 1 dijadikan kelompok eksperimen kelompok yang diberikan
pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning, sedangkan kelas X TL 2 dijadikan kelompok kontrol kelompok yang diberikan
pembelajaran konvensional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 63 orang yang terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas X TL 1 sebanyak 32 orang dan
kelas X TL 2 sebanyak 31 orang.
Margaretha Karolina S agala, 2014 Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan
Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
D. Definisi Operasional
Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan beberapa definisi operasional dari variabel-variabel penelitian sebagai berikut:
1.
Pendekatan Scientific melalui Model Problem Based Learning adalah
proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-
tahapan mengamati untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah, merumuskan
masalah, mengajukan
atau merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dengan mengkomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang “ditemukan”.
2.
EQ adalah kemampuan untuk menggunakan emosi secara efektif dalam
mengelola diri sendiri dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain. 3.
SQ adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan serta menempatkan
perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya; kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang
lebih bernilai dan bermakna. 4.
Hasil Belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang
ditentukan dalam bentuk angka atau nilai.
E. Instrumen Penelitian
Suharsimi 2006, hlm. 160 mendefinisikan instrumen penelitian sebagai berikut:
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut: 1.
Tes Kecerdasan EQ Tes kecerdasan digunakan untuk mengetahui peningkatan EQ dalam
penerapan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning.
Margaretha Karolina S agala, 2014 Penerapan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan
Eq, Sq, D an Hasil Belajar Instalasi Listrik D asar
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tes kecerdasan EQ yang digunakan diadopsi dari penelitian Lauw Tjun Tjun, dkk. 2009, hlm. 115 yang berjudul
“Pengaruh Kecerdasan Emosional
terhadap Pemahaman Akuntansi dilihat dari Perspektif
Gender ”. Tes kecerdasan pada penelitian ini dibuat untuk mengetahui
peningkatan EQ siswa dalam penerapan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning, sehingga pertanyaan pada kuesioner ini
tidak menuntun jawaban benar atau salah. Bentuk skala yang digunakan pada tes kecerdasan ini adalah skala Likert.
2. Kuesioner SQ
Kuesioner merupakan
instrumen pendukung dalam penelitian dan
digunakan untuk
mengetahui peningkatan
SQ dalam
penerapan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning. Kuesioner
SQ yang digunakan diadopsi dari penelitian Muhammad Idrus 2003, hlm. 56 yang berjudul
“Kecerdasan Spiritual Mahasiswa Yogyakarta”. Kuesioner pada penelitian ini dibuat untuk mengetahui peningkatan SQ
siswa dalam penerapan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning, sehingga pertanyaan pada kuesioner ini tidak menuntun
jawaban benar atau salah. Bentuk skala yang digunakan pada kuesioner ini adalah skala Likert.
Arikunto 2010, hlm. 180 mengatakan bahwa: Skala Likert disusun dalam bentuk pernyataan dan diikuti oleh
empat persepsi yang menunjukkan tingkatan, misalnya: SS
= sangat sesuai S
= sesuai TS
= tidak sesuai STS
= sangat tidak sesuai 3.
Tes Hasil Belajar Penelitian ini bermaksud membandingkan hasil belajar Instalasi Listrik
Dasar yang mengikuti pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning dengan pembelajaran konvensional, sehingga diperlukan