Peramalah Jumlah Angkatan Kerja di Kota Medan pada Tahun 2012-2015
PERAMALAN JUMLAH ANGKATAN KERJA DI KOTA MEDAN PADA TAHUN 2012-2015
TUGAS AKHIR
RISTIA NOVALINA RITONGA 092407004
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
(2)
PERAMALAN JUMLAH ANGKATAN KERJA DI KOTA MEDAN PADA TAHUN 2012-2015
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ahli madya
RISTIA NOVALINA RITONGA 092407004
PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2012
(3)
PERSETUJUAN
Judul : PERAMALAN JUMLAH ANGKATAN KERJA
DI KOTA MEDAN PADA TAHUN 2012-2015
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : RISTIA NOVALINA RITONGA
NIM : 092407004
Program Studi : D3 STATISTIKA Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, juni 2012
Diketahui
Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing
Prof. Dr. Tulus,vordipl.Math.,M.Si.,Ph.D Drs. Faigiziduhu Bu’ulӧlӧ,M.Si NIP. 19620901 198803 1 002 NIP. 19531218 198003 1 003
(4)
PERNYATAAN
PERAMALAN JUMLAH ANGKATAN KERJA DI KOTA MEDAN PADA TAHUN 2012 - 2015
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2012
RISTIA NOVALINA RITONGA 092407004
(5)
PENGHARGAAN
Segala puji penulis tujukan kepada Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas anugerah kesehatan dan ilham yang teus mengalir hingga hari ini. Salam penulis kepada hamba Allah yang paling mulia baginda Rasulullah SAW. Selama penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan moril maupun bimbingan yang tak ternilai harganya. Karenanya penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si selaku Ketua Program Studi Statistika dan sekaligus Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Drs. Suwarno Ariswoyo, M.Si selaku sekretaris Program Studi D3 Statistika FMIPA Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si selaku Ketua Departemen Matematika FMIPA Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Mardiningsih, M.Si selaku sekretaris Departemen Matematika FMIPA Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA Universitas Sumatera Utara. 6. Seluruh Dosen Pengajar di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Matematika.
7. Teristimewa untuk ayahanda Noviar Aris Ritonga dan ibunda tercinta Nurhayati Nasution yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
8. Teman-teman dekat saya PASTA 09 yang telah membantu dan memberi motivasi untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa sebagaimana hasil karya manusia, Tugas Akhir yang penulis susun ini masih sangat jauh dari sempurna, baik dalam penulisan, tata bahasa maupun nilai ilmiahnya. Karena itu penulis dengan hati terbuka menerima segala kritik dan saran yang bertujuan untuk menyempurnakan penyusunan Tugas Akhir ini. Semoga Allah SWT memberikan rahmad-Nya kepada kita semua. Amin.
Medan, 8 juni 2012 Penulis
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv
Daftar isi v
Daftar Tabel vii
Daftar Gambar viii
Bab 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Maksud dan Tujuan 3
1.3 Identifikasi Masalah 4
1.4 Batasan Masalah 5
1.5 Metode Penelitian 5
1.6 Landasan Teori 6
1.7 Sistematika Penulisan 6
Bab 2 Tinjauan Teoritis 9
2.1 Pengertian-pengertian 9
2.1.1 Tenaga Kerja, Angkatan kerja dan Bukan Angkatan Kerja 9
2.1.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 11
2.1.3 jenis / Jabatan Pekerjaan 12
2.1.4 Lapangan Pekerjaan / Usaha 13
2.1.5 Status kependudukan dalam pekerjaan dari angkatan kerja 13
2.2 Landasan Teori 14
2.2.1 Peramalan jumlah angkatan kerja 14
2.2.1.1 Peramalan tingkat partisipasi angkatan kerja 15
2.2.2 Analisa angkatan kerja 15
Bab 3 Tinjauan Umum Badan Pusat Statistik 17
3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik 17
(7)
3.3 Kedudukan dan Fungsi Badan Pusat Statistik 20
3.4 Tata kerja Badan Pusat Statistik 21
3.5 Tugas Badan Pusat Statistik 21 3.6 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik 23 Bab 4 Analisa dan Pembahasan 25
4.1 Pengumpulan Data 25
4.1.1 Angkatan Kerja 25
4.2 Pengolahan Data 26
4.2.1 Peramalan Jumlah Angkatan Kerja 26
4.2.2 Peramalan Jumlah Penduduk Usia Kerja 29
4.2.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 33
Bab 5 Implementasi Sistem 35 5.1 Pengertian Implementasi Sistem 35
5.2 Pengaktifan Excel 35
5.3 Metode Trend Linier 36
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 39
6.1 Kesimpulan 39
6.2 saran 39
Daftar Pustaka Lampiran
(8)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 : Jumlah angkatan kerja menurut jenis kegiatan 25 Tabel 4.2 : Peramalan jumlah angkatan kerja menurut jenis kegiatan 26 Tabel 4.3 : Angkatan Kerja di Kota Medan tahun 2006-2015 29 Tabel 4.4 : Jumlah penduduk usia kerja 29 Tabel 4.5 : Peramalan penduduk usia kerja 30 Tabel 4.6 : Peramalan jumlah penduduk usia kerja dan angkatan kerja 33 Tabel 4.7 : Tingkat partisipasi angkatan kerja 34
(9)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 5.1 : Tampilan jendela Microsoft Excel 36
Gambar 5.2 : Tampilan data angkatan kerja 37
Gambar 5.3 : Tampilan menu data Analisis 37
Gambar 5.4 : Tampilan menu Regresion 38
(10)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam perencanaan pembangunan, data mengenai ketenagakerjaan memegang peranan penting, tanpa data tersebut tidaklah mungkin program pembangunan dapat direncanakan dan dilaksanakan. Jadi dapat dikatakan bahwa faktor kekuatan manusia merupakan unsur yang penting dalam pembangunan. Di Indonesia, dewasa ini dibutuhkan sekali data mengenai jumlah tenaga kerja dari aspek kualitas maupun kuantitas.
Besarnya masalah yang dihadapi pemerintah dalam penyediaan pekerjaan baru secara kasar bisa diukur dengan tingkat pertumbuhan angkatan kerja dimana sifatnya teerbatas, karena tidak semua penduduk merupakan angkatan kerja, hanya karena mereka telah mencapai umur 15 tahun menurut sensus penduduk tahun 1980 yang merupakan tenaga kerja potensial atau memasuki usia angkatan kerja. Selain itu tidak semua angkatan kerja terlibat kegiatan ekonomi kecuali hanya mereka yang bekerja.
Masalah angkatan kerja dalam suatu negara atau daerah akan mengalami peningkatan jumlah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk yang telah memasuki usia kerja. Penduduk Indonesia termasuk kedalam golongan struktur umur muda yaitu sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur yang membutuhkan pekerjaan, dimana pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat dengan pesat. Persebaran penduduk yang tidak merata menyebabkan persebaran angkatan kerja yang tidak merata pula, yaitu sebagian besar berada di pulau Jawa dan Madura. Persebaran angkatan kerja yang tidak merata, tidak diimbangi dengan penyediaan kesempatan kerja yang memadai sehingga terjadi
(11)
kelebihan tenaga kerja di pulau Jawa tidak seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang terus bertambah sehingga jumlah pengangguran di daerah lain ataupun pedesaan khusunya semakin meningkat bersamaan pertambahan penduduk tiap tahun.
Seperti negara berkembang lainnya, Indonesia juga mengalami pertumbuhan penduduk yang pesat dari tahun ke tahun berikutnya. Pertumbuhan penduduk yang pesat membawa akibat pada tingkat pertumbuhan angkatan kerja, tidak hanya tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang berubah tetapi perubahan juga terjadi pada tingkat partisipasi angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja pada suatu waktu tertentu tergantung dari jumlah penduduk usia kerja. Perbandingan antara angkatan kerja dan penduduk usia kerja ini disebut dengan tingkat partisipasi angkatan kerja, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor demografis, sosial dan ekonomi. Faktor-faktor ini antara lain adalah umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal dan pendapatan.
Salah satu persoalan yang dihadapi dibidang ketenagakerjaan dewasa ini antara lain adalah masih rendahnya kualitas (mutu) tenaga kerja Indonesia ditinjau dari segi pendidikan, keahlian maupun keterampilan. Hasil sensus 1980 memberikan gambaran yang kurang menggembirakan dimana 88,2% angkatan kerja berpendidikan minimal SD, 5,2% berpendidikan SLTP, 5,7% berpendidikan SLTA dan hanya 0,9% akademis / perguruan tinggi. Mutu tenaga kerja yang rendah memberikan indikator rendahnya produktivitas tenaga kerja Indonesia. Indonesia memiliki keunggulan komparatif dibidang sumber daya alam dan jumlah tenaga kerja, tetapi keunggulan yang komparatif ini belum menjadi kekuatan efektif karena mutu tenaga kerja yang rendah.
(12)
1. Jalur pendidikan formal merupakan jalan yang paling efektif untuk meningktakan mutu tenaga kerja. Melalui pendidikan dapat dibentuk dan dikembangkan kepribadian, bakat, sikap mental, pengetahuan, kecerdasan, kreatifitas dan daya analisa.
2. Jalur latihan kerja merupakan subsistem dari sistem pendidikan yang menekankan pada keterampilan atau profesionalisme dan yang selalu berkaitan dengan dunia kerja dan persyaratan kerja.
3. Jalur pengalaman kerja merupakan tenaga kerja bermutu yang siap pakai bagi suatu perusahaan hanya dapat dihasilkan dan dikembangkan pada perusahaan itu sendiri melalui pengalaman kerja setelah terlebih dahulu melalui pendidikan formal dan latihan kerja untuk pembinaan profesionalisme.
Disamping peningkatan kualitas tenaga kerja dan penduduk umumnya melalui ketiga jalur tersebut diatas, pemerintah juga berusaha meningkatkan motivasi, disiplin dan etika kerja, pelayanan kesehatan, perbaikan gizi dan kesehatan pemukiman.
Untuk mengetahui jumlah angkatan kerja di Kota Medan maka diperlukan perhitungan dan data yang diambil dalam setiap tahun. Oleh karena itu, pada penulisan Tugas Akhir ini penulis memberikan judul : “Peramalan Jumlah Angkatan Kerja di Kota Medan Pada Tahun 2012-2015”.
1.2. Maksud dan Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan tersebut, maka maksud dari penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma 3 Statistika dan menerapkan ilmu yang diperoleh penulis selama
(13)
berada di bangku perkuliahan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
2. Sebagai masukan kepada Pemerintah Kota Medan di bidang ketenagakerjaan dalam mengatasi masalah pengangguran.
3. Dapat membandingkan jumlah angkatan kerja yang tersedia dengan lapangan pekerjaan yang ada dan dapat dijadikan sebagai lndasan dalam mencapai sasaran pembangunan.
Adapun tujuannya adalah :
1. Untuk meramalkan jumlah Angkatan Kerja di Kota Medan pada tahun 2012-2015
2. Untuk mengetahui tingkat partisipasi angkatan kerja dari jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia di Kota Medan.
1.3. Identifikasi Masalah
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, penduduk Medan berjumlah 2.109.339 jiwa. Penduduk Medan terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659 perempuan. Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelomok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk).
Dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.
(14)
Yang menjadi masalah di Kota Medan adalah beberapa angkatan kerja, karena Kota Medan khusunya penduduknya berada dalam golongan struktur umur muda yang sudah harus membutuhkan pekerjaan. Oleh karena itu, pentingnya data mengenai angkatan kerja sehinggaperencanaan program pembangunan dapat dilaksanakan, maka diperlukan untuk memproyeksikan angkatan kerja tersebut. Peramalan ini dipergunakan bertujuan agar data yang telah diperoleh dapat membuat pembangunan berjalan dengan lancar yaitu pemerintah dapat membuka lapangan kerja baru dimana penduduk yang berada pada golongan angkatan kerja sudah mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidangnya, sehingga dengan kata lain pemerintah telah mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia dan tujuan yang diharapkan pemerintah dapat tercapai.
1.4.Batasan Masalah
Batasan masalah dalam Tugas Akhir iniadalah hanya untuk meramalkan jumlah Angkatan Kerja di Kota Medan pada tahun 2012-2015 yang diantara jumlah penduduk umur 15 tahun keatas, tingkat partisipasi angkatan kerja.
1.5. Metode Penelitian
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menggunakan beberapa langkah dalam metode penelitian yaitu :
1. Lokasi Penelitian
Tempat melakukan penelitian atau pengumpulan data dilakukan di Badan Pusat Statistik ( BPS ).
(15)
2. Penelitian Kepustakaan
Yaitu suatu cara penelitian yang dipergunakan untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan, yaitu dengan membaca buku-buku, referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yang mendukung serta relevan dengan penulisan Tugas Akhir ini.
3. Penelitian Lapangan
Yaitu suatu cara penelitian yang dipergunakan untuk memperoleh data dan informasi dengan cara terjun langsung ke lapangan dan melihat keadaan yang sesungguhnya. Data pada Tugas Akhir ini bersumber dari data sekunder yang diperoleh dari BPS Sumatera Utara.
1.6. Landasan Teori
Untuk mengetahui proyeksi angkatan kerja maka dipergunakan rumus : 1. Trend Linier
Y = a + bX
Dimana : Y =Nilai Trend yang ditaksir
X =waktu
A dan b =bilangan konstan
2. Tingkat Prtisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
TPAK = �������������
(16)
1.7.Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari Tugas Akhir ini, yaitu sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan latar belakang, maksud dan tujuan, identifikasi masalah, batasan masalah, metode penelitian dan landasan teori serta sistematika penulisan.
BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS
Dalam bab ini diuraikan dan dibahas mengenai pengertian-pengertian yang menyangkut masalah angkatan kerja dan hal-hal yang berkaitan dengan penulisan Tugas Akhir.
BAB 3 : GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET
Pada bab ini dibahas secara ringkas mengenai sejarah BPS, tugas dan fungsi, struktur organisasi yang menjabarkan uraian tugas BPS dan struktur organisasi.
BAB 4 : ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai pembahasan tentang metode penghitung angkatan kerja, pengumpulan data dan meramalkan jumlah angkatan kerja di Kota Medan pada tahun 2012-2015.
(17)
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Pada bab ini dijelaskan dan diperlihatkan cara penggunaan rumus-rumus yang dipakai dalam program excel.
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dari pembahasan serta saran penullis berdasarkan kesimpulan yang didapat dari pengamatan.
(18)
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Pengertian-pengertian
2.1.1. Tenaga Kerja, Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja
Banyak hal mengenai kehidupan sosial disuatu negara / masyarakat dapat dijabarkan jika diketahui mengenai komposisi lapangan pekerjaan dari angkatan kerjanya, komposisi jenis pekerjaan dan fakta-fakta lain mengenai angkatan kerja. Misalnya : apakah para penduduk muda ( young population )berusia terlalu muda untuk memasuki angkatan kerja, sehingga belum bisa mendapatkan pendidikan yang relatif cukup tinggi. Kemudian berapa banyak penduduk tua ( old population ) dipaksa untuk tetap tinggal dalam angkatan kerja setelah usia pensiun.
Tenaga kerja ( man power ) adalah penduduk dalam usia kerja. Dalam literatur biasanya adalah penduduk berusia 15 – 64 tahun. Tetapi kebiasaan yang dipakai di Indonesia adalah seluruh penduduk berusia 10 tahun keatas ( hasil sensus tahun 1971 dan 1980 ). Jadi, tenaga kerja ( man power ) adalah seluruh penduduk dalam usia kerja ( berusia 15 tahun atau lebih ) yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa. Sebelum tahun 2000, Indonesia menggunakan patokan seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas ( lihat sensus penduduk 1971, 1980 dan 1990 ). Namun sejak Sensus Penduduk tahun 2000 dan sesuai dengan ketentuan internasional, tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih.
Angkatan kerja ( labour force ) secara demografis bergantung dari tingkat partisipasi angkatan kerja, yaitu berapa persen dari tenaga kerja yang menjadi
(19)
angkatan kerja. Jadi, angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif yang memproduksi barang dan jasa.
Kelompok angkatan kerja terdiri dari 2 ( dua ) golongan yaitu :
1. Angkatan kerja yang bekerja
a. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan suatu pekerjaan dengan maksud memperoleh penghasilan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit dua hari.
b. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan tidak melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari dua hari tetapi mereka adalah pekerja tetap, petani-petani dan orang-orang yang bekerja dalam keadilan.
2. Angkatan kerja yang mencari pekerjaan
a. Mereka yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mencari / mendapatkan pekerjaan.
b. Mereka yang bekerja, pada saat pencacahan sedang menganggur dan berusaha mendapatkan pekerjaan.
c. Mereka yang dibebastugaskan dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.
Bukan angkatan kerja ( not in the labour force ) adalah bagian dari tenaga kerja yang tidak bekerja ataupun mencari pekerjaan. Jadi, mereka bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya tidak terlibat, atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa.
(20)
Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari :
1. Sekolah adalah mereka yang kegiatannya hanya bersekolah.
2. Mengurus rumah tangga adalah untuk mereka yang kegiatannya hanya mengurus rumah tangga mendapat upah.
3. Penerimaan pendapatan adalah untuk mereka yang tidak melakukan suatu kegiatan tetapi memperoleh penghasilan, misalnya pensiun, bunga simpanan, hasil persewaan dan sebagainya.
4. Lainnya adalah untuk mereka yang hidupnya tergantung pada orang lain karena usia lanjut, lumpuh, dungu dan sebagainya.
2.1.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK )
Angka TPAK dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui penduduk yang bekerja atau mencari pekerjaan. Angka TPAK dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi maupun demografis. Beberapa faktor demografis yang dianggap penting pengaruhnya terhadap TPAK adalah jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan status perkawinan.
Masalah yang sering dihadapi adalah masalah setengah menganggur atau pengangguran tidak kentara, yang pengertiannya adalah sebagai berikut :
1. Setengah menganggur adalah jika seseorang bekerja tidak tetap diluar keinginannya sendiri, atau bekerja dalam waktu yang lebih pendek dari biasanya.
(21)
2. Pengangguran tidak kentara, di dalam angkatan kerja mereka dimasukkan dalam kegiatan bekerja, tetapi sebetulnya mereka adalah penganggur jika dilihat dari segi produktifitasnya.
3. Pengangguran friksionil adalah pengangguran yang terjadi akibat pindahnya seseorang dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan akibatnya harus mempunyai tenggang waktu dan berstatus sebagai penganggur sebelum mendapatkan pekerjaan yang lain tersebut.
2.1.3. Jenis / jabatan pekerjaan
Urutan jenis pekerjaan diurutkan pada tingkat produktifitas kerja, mulai dari yang paling produktif sampai dengan yang tidak produktif. Selain itu, jenis pekerjaan sering kali dihubungkan dengan tingkat pendidikan, keterampilan dan jumlah jam kerja untuk mengetahui di mana ada setengah pengangguran dan tempat tinggal maupun mobilitas pekerjaan dengan menghubungkan jenis pekerjaan pada tahun-tahun sebelumnya.
Jenis / jabatan pekerjaan adalah macam pekerjaan yang sedang atau pernah dilakukan oleh orang-orang yang mencari pekerjaan dan pernah bekerja.
Jenis jabatan pekerjaan ini dibagi dalam 8 ( delapan ) golongan yaitu : 1. Tenaga profesional, tekhnisi dan tenaga lain.
2. Tenaga kepemimpina dan ketatalaksanaan.
3. Tenaga admistrasi, tenaga tata usaha dan tenaga yang berhubungan dengan itu. 4. Tenaga penjualan.
5. Tenaga usaha.
6. Tenaga usaha pertanian.
7. Tenaga produksi dan sejenisnya, dan operator alat-alat pengangkutan. 8. Lain-lain.
(22)
2.1.4. Lapangan Pekerjaan / usaha
Menurut Chris Manning ( 1993 ) analisis data mengenai kegiatan ekonomi penduduk umumnya menitikberatkan pada alokasi angkatan kerja yang bekerja menurut sektor, trend perpindahan dan penyebab perpindahan tersebut serta implikasinya.
Lapangan pekerjaan / usaha adalah kegiatan dari usaha / perusahaan / instansi di mana seseorang bekerja atau pernah bekerja.
Lapangan pekerjaan / usaha ini dibagi dalam 10 ( sepuluh ) golongan yaitu : 1. Pertanian, perburuan, kehutanan dan perikanan.
2. Pertambangan dan penggalian. 3. Industri pengolahan.
4. Listrik, gas dan air. 5. Bangunan.
6. Perdagangan, rumah makan dan hotel. 7. Angkutan, penyimpanan, dan komunikasi.
8. Keuangan, asuransi dan perdagangan tak bergerak. 9. Jasa-jasa kemasyarakatan, sosial dan pribadi. 10.Kegiatan yang tidak / belum jelas.
2.1.5. Status kedudukan dalam pekerjaan dari angkatan kerja
Klasifikasi status pekerjaan sejak tahun 1971 tidak mengalami perubahan hingga tahun 2000 dan tampaknya untuk periode seterusnya, dibandingkan dengan klasifikasi lapangan usaha maupun jenis pekerjaan yang selalu mengalami penyesuaian. Dengan demikian analisis perubahan atau status pekerjaan maupun pertumbuhannya mudah dilakukan.
Status / kedudukan dalam pekerjaan dari angkatan kerja dibagi dalam ( empat ) golongan yaitu :
(23)
1. Pengusaha tanpa buruh adalah mereka yang melakukan usaha / pekerjaan atas resiko / tanggungan sendiri dan tidak memakai buruh yang dibayar atau hanya anggota rumah tangganya dengan membayar upah.
2. Pengusaha pakai buruh adalah seseorang yang dalam usahanya dibantu oleh salah satu atau beberapa buruh yang dibayar.
3. Buruh / pekerja adalah mereka yang bekerja dengan menerima upah atau gaji baik berupa uang maupun barang.
4. Pekerja keluarga adalah anggota rumah tangga yang membantu usaha yang dilakukan salah seorang anggota rumah tangga tanpa mendapat gaji/upah.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Peramalan Jumlah Angkatan Kerja
Masih tingginya tingkat pertumbuhan penduduk berarti masih tinggi pula pertumbuhan angkatan kerja. Diperkirakan pertumbuhan angkatan kerja lebih tinggi dari pertumbuhan penduduk karena struktur umur penduduk Indonesia masih tergolong muda.
Peramalan jumlah angkatan kerja adalah suatu perhitungan ilmiah mengenai angkatan kerja yang didasarkan pada asumsi dari komponen agar tahu dan dapat meramalkannya di tahun-tahun berikutnya dengan rumus trend linier yaitu :
Y = a + bX (2.1)
Di mana : Y =Nilai Trend yang ditaksir
X =waktu
(24)
2.2.1.1 Peramalan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Perhitungan peramalan TPAK oleh kecenderungan trend TPAK baik hasil survey maupun sensus penduduk. Diasumsikan bahwa perkembangan TPAK untuk setiap golongan umur mengikuti pola perkembangan garis lurus.
Adapun perumusan yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
TPAK = �������������
����������������������� x 100%
2.2.2 Analisa Angkatan Kerja
Untuk menganalisa angkatan kerja maka diperlukan perumusan angka dari tahun-tahun sebelumnya agar diperoleh data untuk bisa menganalisa di tahun-tahun-tahun-tahun berikutnya. Adapun perumusan yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Y = a + bX
Di mana nilai a dan b sebagai konstanta belum diketahui, maka dipergunakan rumus sebagai berikut :
1. a
=
∑� �–
b∑�
�
(2.2)
2. b
=
�(∑��)(∑�)(∑�)(25)
keterangan :
Y =Nilai trend yang ditaksir a =Variabel konstanta b =Koefisien variabel
∑x =Jumlah dari variabel tahun
∑y =Jumlah dari tenaga kerja
∑xy =Jumlah perkalian dari variabel tahun dengan tenaga kerja
Dengan menggunakan rumus-rumus yang telah dipaparkan di atas maka penulis dapat melakukan peramalan jumlah angkatan kerja pada tahun berikutnya yaitu pada tahun 2012-2015.
(26)
BAB 3
TINJAUAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK
3.1. Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS)
Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. BPS melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian, agrarian, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan, dan keagamaan. Selain hal-hal di atas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik dipusat maupun di daerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan definisi, klasifikasi dan ukuran-ukuran lainnya.
Berikut ini adalah beberapa masa peralihan pada BPS, yaitu :
1. Masa Pemerintahan Hindia Belanda
1. Pada bulan Februari 1920 di kantor Statistik untuk pertama kalinya didirikan oleh direktur pertanian, kerajinan dan perdagangan dan berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statistik.
2. Pada bulan Maret 1923 dibentuk suatu komisi yang bernama komisi untuk Statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap Departemen. Komisi tersebut diberi tugas untuk merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistik di Indonesia. Selain dari itu, komisi ini mengurus terutama bagian statistik yang
(27)
dimuat di dalam Laporan Indonesia yang sebelumnya disebut Laporan Kolonial.
3. Pada bulan September 1924 nama lembaga tersebut diganti menjadi Kantor Pusat Statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme Statistik Perdagangan yang sekarang di sebut Kantor Bea Cukai. Kantor Pusat Statistik selain mencakup bidang administrasi yang menangani urusan umum, statistik perdagangan, statistik pertanian, statistik kerajinan, statistik konjungtor, statistik sosial. Kegiatan statistik pada era ini diarahkan untuk mendukung kebijakan yang ditempuh oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Komisi ini juga pernah melakukan suatu kegiatan statistik yang bersifat monumental yaitu Sensus Penduduk 1930, yang merupakan sensus penduduk yang pertama kali dilakukan di Indonesia.
2. Masa Pemerintahan Jepang
Pada Juni 1942 Pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang/militer. Dan tugas serta fungsi kegiatan statistik pada saat itu lebih terkonsentrasi untuk keperluan militer.
3. Masa Pemerintahan Republik Indonesia
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 kegiatan statistik ditangani oleh lembaga baru yaitu Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum Republik Indonesia (KAPPURI). Perkembangan KAPPURI dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kemakmuran.
Dengan Keputusan Presiden RI Nomor 172 tahun 1957, terhitung mulai 1 Juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik, dan urusan Statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang Menteri Perekonomian dialihkan
(28)
menjadi wewenang dan berada dibawah Perdana Menteri. Berdasarkan Kepres ini pula secara formal nama Biro Pusat Statistik dipergunakan.
4. Masa Orde Baru Sampai Sekarang
Seiring dengan perkembangan jaman, khusunya pada pemerintahan Orde Baru, untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, mutlak dibutuhkan data statistik. Untuk mendapatkan data secara tepat dan akurat, salah satu unsurnya adalah pembenahan organisasi BPS.
Dalam masa Orde Baru ini, BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi :
1. Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 1980 tentang Organisasi BPS 2. Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 1980 tentang Organisasi BPS
3. Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi, susunan dan tata kerja BPS
4. Undang-undang No.16 Tahun 1997 tentang statistik 5. Keputusan Presiden RI No.86 Tahun 1998 tentang BPS
6. Keputusan Kepala BPS No.100 tahun1998 tentang organisasi dan tata kerja BPS
7. PP 51 tahun 1998 tentang penyelenggaraan statistik
Tahun 1968, ditetapkan Peraturan Pemerintah No.16 tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan daerah. Tahun 1980, peraturan pemerintah No. 16 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan pemerintah No. 16 tahun 1968. Berdasarkan peraturan pemerintah No.6 tahun 1980 di tiap provinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Provinsi dan di Kabupaten atau Kotamadya teradapat cabang perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Kabupaten atau Kotamadya. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU No.6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal
(29)
17 Juli 1998 dengan keputusan presiden RI No.89 tahun 1998, ditetapkan BPS sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru.
3.2. Visi dan Misi
Adapun visi Badan Pusat Statistik adalah menjdi sumber informasi statistik sebagai tulang punggung informasi pembangunan nasional dan regional, didukung sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutakhir.
Sedangkan misi Badan Pusat Statistik adalah untuk menjunjung pembangunan nasional BPS mengembangkan misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik yang handal dan bermutu, efektif dan efisien. Peningkatan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik dan pengembangan ilmu statistik.
3.3 Kedudukan dan Fungsi Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik sebagai lembaga pemerintah non departemen yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada presiden (Keppres No.86 tahun 1998), dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan beberapa ketentuan perundangan :
1. UU No.16 tentang Statistik
2. Keputusan Presiden No.86 tahun 1998 tentang BPS
3. Peraturan Pemerintah No.51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistik
Berdasarkan keputusan Presiden No.86 tahun 1998 dalam menyelenggarakan statistik dasar melaksanakan koordinasi dan kerja sama serta mengembangkan dan membina statistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Fungsi yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik adalah :
(30)
1. Perumusan kebijaksanaan perencanaan, pengumpulan, pengolahan, penyajian data dan analisis di bidang statistik produksi dan kependudukan serta bidang statistik distribusi dan neraca nasional.
2. Pembinaan dan pelaksanaan koordinasi kegiatan statistik dengan departemen dan instansi lainnya dalam mengembangkan berbagai jenis statistik yang diperlukan, serta pelaksanaan kerjasama di bidang statistik dengan lembaga/organisasi lain baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
3. Penyajian data kepada pemerintah dan masyarakat dari hasil kegiatan statistik produksi dan kependudukan serta statistik distribusi dan neraca nasional secara berkala baik dari hasil penelitian sendiri maupun dari data sekunder. 4. Penyebarluasan statistik melalui berbagai cara baik langsung maupun tidak
langsung.
5. Pengelolaan keuangan, kepegawaian dan organisasi, perlengkapan dan perbekalan serta memberikan pelayanan administrasi di lingkungan BPS.
3.4 Tata Kerja Badan Pusat Statistik
Para deputi wajib melaksanakan koordinasi dan kerja sama teknis statistik di dalam dan di luar negeri sesuai dengan bidang tugas masing-masing dan harus melaporkan kepada kepala BPS. Dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sibronisasi dan sinlifiksi, baik dalam lingkungan masing-masing antara satuan unit organisasi di lingkungan BPS maupun dengan instansi lainnya di luar BPS sesuai bidangnya msing-masing.
3.5 Tugas Badan Pusat Statistik
Menurut Keputusan Presiden RI Nomor 6 Tahun 1992 tugas BPS adalah :
1. Melakukan kegiatan statistik yang ditugaskan kepadanya oleh pemerintah, antara lain di bidang pertanian, agraria, pertambangan, perindustrian, perhubungan, perdagangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan nasional, pendidikan dan keagamaan.
(31)
2. Atas nama pemerintah melaksanakan koordinasi di lapangan kegiatan statistik dari segenap instansi pemerintah baik di pusat maupun di daerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan definisi, klasifikasi dan lain-lain.
3. Mengadakan segala daya agar masyarakat menyadari akan tujuan dan kegunaan statistik.
Berdasarkan Keppres ini Kepala berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden serta mempunyai tugas :
1. Memimpin BPS sesuai dengan tugas dan fungsi BPS serta membina aparatur BPS agar berdaya guna dan berhasil guna.
2. Menentukan kebijakan teknis pelaksanaan dibidang statistik yang secara fungsional menjadi tanggung jawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
3. Membina dan melaksanakan koordinasi dengan departemen dan instansi lainnya dalam mengembangkan berbagai jenis statistik yang diperlukan, serta melaksanakan kerjasama dibidang statistik dengan lembaga/organisasi lain baik di dalam maupun di luar negeri.
Wakil Kepala BPS berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala BPS serta mempunyai tugas :
1. Membantu Kepala BPS dalam membina dan mengembangkan administrasi BPS agar berdayaguna dan berhasilguna.
2. Membantu Kepala BPS dalam mengkoordinasikan tugas-tugas Deputi, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Statistik dan Perwakilan BPS di daerah.
3. Mewakili Kepala BPS dalam hal Kepala BPS berhalangan.
Deputi Administrasi mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan pengolahan keuangan, kepegawaian dan organisasi, perlengkapan dan perbekalan, pengendalian, serta memberikan pelayanan administrasi di lingkungan BPS.
(32)
Deputi Perencanaan dan Analisis Statistik adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPS yang mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan kegiatan perencanaan program dan metodologi statistik, sistem informasi statistik, pengolahan hasil sensus, survey dan data sekunder serta analisis dan pengembangan statistik.
Deputi Statistik Produksi dan Kependudukan adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPS yang mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan kegiatan statistik pertanian, industri, konstruksi, pertambangan dan energi, kesejahteraan rakyat, serta statistik demografi dan ketenagakerjaan.
Deputi Statistik Produksi dan Neraca Sosial adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPS yang mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan kegiatan statistik harga dan keuangan, perdagangan dan jasa, serta neraca nasional.
3.6. Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik
Struktur organisasi BPS dipimpin oleh seorang kepala dibantu oleh bagian tata usaha. Tata usaha terdiri dar :
1. Sub bagian urusan dalam
2. Sub bagian pelengkapan dan perbekalan 3. Sub bagian keuangan
Uraian tugas bagian tata usaha :
1. Menyusun program kerja tahunan bagian
2. Mengatur dan melaksanakan perhimpunan dan penyusunan program kerja tahunan, baik rutin maupun proyek kantor BPS Provinsi dan menyimpannya ke BPS.
3. Mengatur dan melaksanakan urusan dalam yang meliputi surat menyurat, pengadaan dan percetakan arsip, rumah tangga, pemeliharaan gedung, keamanan dan ketertiban lingkungan, serta perjalanan dinas dalam dan luar negeri.
(33)
4. Mengatur dan melaksanakan urusan perlengkapan dan perbekalan yang meliputi urusan penyusunan rencana kebutuhan, penyaluran dan pengemasan, penyimpanan pergudangan, inventaris, penghapusan, serta pemeliharaan peralatan dan perlengkapan.
5. Mengatur dan melaksanakan urusan keuangan yang meliputi tata usaha keuangan, perbendaharaan, verifikasi dan pembukuan.
Organisasi BPS berdasarkan Keppres RI Nomor 6 tahun 1992 terdiri atas : 1. Kepala
2. Wakil Kepala 3. Deputi Administrasi
4. Deputi Perencanaan dan Analisis Statistik 5. Deputi Statistik Produksi dan Kependudukan 6. Deputi Statistik Produksi dan Neraca Nasional 7. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Statistik 8. Perwakilan BPS di Daerah
9. Unit Pelaksanaan Teknis
Deputi Perencanaan dan Analisis Statistik (PAS) mengkoordinasi 3 biro yakni : 1. Biro Perencanaan dan Pengendalian
2. Biro Pengolahan dan Penyajian 3. Biro Analisa dan Pengembangan
Deputi Pembinaan Statistik mengkoordinir 4 biro yakni : 1. Biro Statistik dan Industri
2. Biro Statistik Distribusi
3. Biro Statistik Sosial dan Kependudukan 4. Biro Statistik Neraca Nasional.
(34)
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengumpulan Data
Jumlah angkatan kerja berkembang sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk. Angkatan kerja ini didefinisikan sebagai penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Analisa dalam pembahasan mengenai ketenagakerjaan ini disajikan meliputi komposisi angkatan kerja, jumlah penduduk usia kerja dan tingkat pasrtisipasi angkatan kerja.
4.1.1. Angkatan Kerja
Adapun data yang dipaparkan penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah hasil survei Badan Pusat Statistik Kota Medan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Jumlah angkatan kerja menurut jenis kegiatan
Tahun Bekerja Pengangguran Jumlah angkatan kerja
2006 819.161 116.557 935.718
2007 755.882 133.470 889.352
2008 729.892 123.670 853.562
2009 833.832 125.477 959.309
(35)
2010 824.250 137.160 961.410
2011 886.815 133.811 1.020.626
Jumlah 4.849.832 770.145 5.619.977
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
4.2. Pengolahan Data
4.2.1. Peramalan Jumlah Angkatan Kerja
Tabel 4.2 Peramalan jumlah angkatan kerja menurut jenis kegiatan di Kota Medan
Tahun Tahun ( X ) Angkatan Kerja ( Y ) XY X2
2006 1 935.718 935.718 1
2007 2 889.352 1.778.704 4
2008 3 853.562 2.560.686 9
2009 4 959.309 3.837.236 16
2010 5 961.410 4.807.050 25
2011 6 1.020.626 6.123.756 36
Jumlah 21 5.619.977 20.043.150 91
b
=
�(∑��)(∑�)(∑�)�∑�2−(∑�)2
=6(20.043.150)−(21)(5.619.977) 6(91)(21)2
=
2.239.383105
(36)
a
=
∑��
– b
∑��
= 5.619.977
6
– 21.327,46
216
= 936.662,83 – 74.646,11 a = 862.016,72
maka, �� = a + bX
= 862.016,72 + 21.327,46 X
Dari perhitungan di atas maka dapat digunakan sebagai persamaan baru untuk menentukan peramalan jumlah angkatan kerja tahun 2012-2015 di Kota Medan sebagai berikut :
1. Angkatan kerja tahun 2012
Untuk X = 7, maka :
�� = 862.016,72 + 21.327,46 (7) = 862.016,72 + 149.292,22 = 1.011.308,94
Ini artinya pada tahun 2012 jumlah angkatan kerja di kota Medan sebesar 1.011.308,94 orang.
2. Angkatan kerja tahun 2013
Untuk X = 8, maka :
�� = 862.016,72 + 21.327,46 (8) = 862.016,72 + 170.619,68
(37)
= 1.032.636,40
Ini artinya pada tahun 2013 jumlah angkatan kerja di kota Medan sebesar 1.032.636,40 orang.
3. Angkatan kerja tahun 2014
Untuk X = 9, maka :
�� = 862.016,72 + 21.327,46 (9) = 862.016,72 + 191.947,14 = 1.053.963,86
Ini artinya pada tahun 2014 jumlah angkatan kerja di kota Medan adalah sebesar 1.053.963,86 orang.
4. Angkatan kerja tahun 2015
Untuk X = 10, maka :
�� = 862.016,72 + 21.327,46 (10) = 862.016,72 + 213.274,60 = 1.075.291,32
Ini artinya pada tahun 2015 jumlah angkatan kerja di kota Medan sebesar 1.075.291,32 orang.
(38)
Tahun Jumlah angkatan kerja
2006 935.718
2007 889.352
2008 853.562
2009 959.309
2010 961.410
2011 1.020.626
2012* 1.011.309
2013* 1.032.636
2014* 1.053.964
2015* 1.075.291
Keterangan : * = hasil peramalan
4.2.2. Peramalan Jumlah Penduduk Usia Kerja
Untuk mengetahui Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tiap tahunnya, maka terlebih dahulu mencari peramalan jumlah penduduk usia kerja sebagai berikut :
Tabel 4.4 Jumlah penduduk usia kerja
Tahun Angkatan Kerja Non Angkatan Kerja
Jumlah Penduduk Usia Kerja
2006 935.718 560.622 1.496.340
2007 889.352 462.748 1.352.100
2008 853.562 540.142 1.393.704
2009 959.309 602.648 1.561.957
2010 961.410 573.562 1.534.972
2011 1.020.626 593.726 1.614.352
Jumlah 5.619.977 3.333.448 8.953.425
(39)
Tabel 4.5 Peramalan Jumlah Penduduk Usia Kerja
Tahun Tahun (X) Jumlah Penduduk Usia Kerja (Y)
XY X2
2006 1 1.496.340 1.496.340 1
2007 2 1.352.100 2.704.200 4
2008 3 1.393.704 4.181.112 9
2009 4 1.561.957 6.247.828 16
2010 5 1.534.972 7.674.860 25
2011 6 1.614.352 9.686.112 36
Jumlah 21 8.953.425 31.990.452 91
b
=
�(∑��)(∑�)(∑�)�∑�2−(∑�)2
=
6(31.990.452)− (21)(8.953.425)6(91)−(21)2
=
191.942.712−188.021.925546−441
b = 37.340,83
a
=
∑��
– b
∑��
=
8.953.4256
– 37.340,83
216
= 1.492.237,50 – 130.692,91 a = 1.361.544,59
(40)
maka, �� = a + bX
�� = 1.361.544,59 + 37.340,83 X
Dari perhitungan di atas maka dapat digunakan sebagai persamaan baru untuk menentukan peramalan jumlah penduduk usia kerja tahun 2012-2015 di kota Medan adalah sebagai berikut :
1. Penduduk usia kerja tahun 2012
Untuk X = 7, maka :
�� = 1.361.544,59 + 37.340,83 (7) = 1.361.544,59 + 261.385,81 = 1.622.930,40
Ini artinya pada tahun 2012 jumlah penduduk usia kerja di kota Medan sebesar 1.622.930,40 orang.
2. Penduduk usia kerja tahun 2013
Untuk X = 8, maka :
�� = 1.361.544,59 + 37.340,83 (8) = 1.361.544,59 + 298.726,64 = 1.660.271,23
Ini artinya pada tahun 2013 jumlah penduduk usia kerja di kota Medan sebesar 1.660.271,23 orang.
(41)
3. Penduduk usia kerja tahun 2014
Untuk X = 9, maka :
�� = 1.361.544,59 + 37.340,83 (9) = 1.361.544,59 + 336.067,47 = 1.697.612,06
Ini artinya pada tahun 2014 jumlah penduduk usia kerja di kota Medan sebesar 1.697.612,06 orang.
4. Penduduk usia kerja tahun 2015
Untuk X = 10, maka :
�� = 1.361.544,59 + 37.340,83 (10) = 1.361.544,59 + 373.408,30 = 1.734.952,89
Ini artinta pada tahun 2015 jumlah penduduk usia kerja di kota Medan sebesar 1.734.952,89 orang.
(42)
Tabel 4.6 Peramalan Jumlah Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja di kota Medan
Tahun Jumlah Penduduk Usia Kerja Jumlah angkatan kerja
2006 1.496.340 935.718
2007 1.352.100 889.352
2008 1.393.704 853.562
2009 1.561.957 959.309
2010 1.534.972 961.410
2011 1.614.352 1.020.626
2012* 1.622.930 1.011.309
2013* 1.660.271 1.032.636
2014* 1.697.612 1.053.964
2015* 1.734.953 1.075.291
Keterangan : * = hasil peramalan
4.2.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diperoleh tingkat pasrtisipasi angkatan kerja di kota Medan tahun 2006-2015 adalah sebagai berikut :
1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( TPAK )
TPAK = �������� �����
����� ℎ�������� ���� ����� x 100%
(43)
Tahun Jumlah angkatan kerja Jumlah Penduduk Usia Kerja
TPAK
2006 935.718 1.496.340 62,53%
2007 889.352 1.352.100 65,78%
2008 853.562 1.393.704 61,24%
2009 959.309 1.561.957 61,42%
2010 961.410 1.534.972 62,63%
2011 1.020.626 1.614.352 63,22%
2012* 1.011.309 1.622.930 62,31%
2013* 1.032.636 1.660.271 62,20%
2014* 1.053.964 1.697.612 62,09%
2015* 1.075.291 1.734.953 61,98%
Dari hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa TPAK berada di atas 50% ini artinya semakin tinggi TPAK menunjukkan terjadinya peningkatan partisipasi tenaga kerja dalam pasar kerja. Keterlibatan tenaga kerja secara aktif dalam perekonomian semakin membesar. Jumlah penduduk usia kerja yang semakin meningkat akan membawa konsekuensi dalam ketenagakerjaan. Sebagian penduduk usia kerja akan masuk dalam kategori angkatan kerja dan sebagiannya lagi akan masuk dalam kategori bukan angkatan kerja.
Penduduk usia kerja yang masuk ke dalam kelompok angkatan kerja bila tidak terserap pada pasar maka akan menjadi pengangguran. Padahal kemampuan pasar kerja dalam menyerap lapangan kerja sangat terbatas. Bila semakin banyak angkatan kerja yang tidak terserap pasar kerja, jumlah pengangguran terbuka otomatis juga semakin bertambah. Jika pasar kerja bisa menyerap semua angkatan kerja dalam lapangan kerja, peningkatan TPAK yang terjadi akan memberikan nilai positif bagi perekonomian dan pembangunan diwilayah kota Medan.
(44)
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1. Pengertian Implementasi
Implementasi adalah suatu cara yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu persoalan sistem yang ada di dalam sistem itu sendiri dengan cara menginstal dan memulai sistem baru tersebut.
Adapun tujuan dari implementasi sistem adalah untuk menyelesaikan suatu persoalan yang ada di dalam sistem komputer dan untuk menguji hasil-hasil dan persoalan yang sedang dianalisis.
5.2. Pengaktifan Excel
Program excel merupakan suatu program spreadsheet yang paling mapan dewasa ini. Program excel mempunyai banyak fasilitas seperti kemampuan kalkulasi yang sangat mudah dengan formula dan fungsi kompleks dan fleksibel. Fasilitas pengolahan database yang sangat mapan, kemampuan membuat dan mengolah grafik dengan cepat, mudah dan menarik serta berbagai fasilitas lainnya.
Adapun cara pengaktifan excel adalah sebagai berikut :
1. Dari desktop klik start pada taskbar 2. Kemudian klik all program
3. Lalu pillih menu microsoft excel, maka akan di tampilkan jendela utama program excel pada layar komputer, seperti pada gambar dibawah ini :
(45)
Gambar 5.1 Tampilan jendela microsoft Excel
5.3. Metode Trend Linier
Metode trend linier merupakan suatu metode analisa dengan menggunakan variabel yang akan diramalkan dengan satu variabel bebas yang mempengaruhi, yaitu variabel waktu, dan sebagai variabel tidak bebas adalah variabel yang akan diramalkan, di mana dalam bentuk simbol yaitu X untuk variabel waktu dan Y untuk variabel yang akan diramalkan.
Adapun langkah-langkah untuk menentukan trend linier dengan tujuan untuk mencari peramalan pada periode yang akan datang adalah sebagai berikut :
1. Pada lembar kerja excel, masukkan data angkatan kerja tahun 2006 sampai 2011 adalah sebagai berikut :
(46)
Gambar 5.2 Tampilan data angkatan kerja
2. Kemudian hitunglah nilai dari perkalian X dan Y, di mana X sebagai variabel bebas yaitu tahun dan Y sebagai variabel tidak bebas yaitu angkatan kerja, dari data tersebut dengan menggunakan rumus perkalian. Dengan klik data pilih data analysis, kemudian pada menu data analysis pilih regresion lalu akan ditampilkan gambar sebagai berikut :
(47)
Gammbar 5.4 Tampilan menu Regression
3. Kemudian masukkan dan blok nilai X yaitu tahun untuk mendapatkan nilai output, dan blok Y yaitu angkatan kerja untuk mendapatkan nilai Y sebagai output, lalu tempatkan kotak tulisan diluar tabel, lalu klik ok maka akan muncul pada range output yang telah ditentukan, seperti ditampilkan pada gambar dibaawah ini :
(48)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Dari tahun ke tahun jumlah angkatan kerja di kota Medan mengalami peningkatan, menurut data proyeksi pada tahun 2012 sebesar 1.011.309, tahun 2013 sebesar 1.032.636, tahun 2014 sebesar 1.053.964, tahun 2015 sebesar 1.075.291.
2. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk usia kerja di kota Medan juga ikut mengalami peningkatan, menurut data proyeksi tahun 2012 jumlah penduduk usia kerja di kota Medan sebesar 1.622.930, pada tahun 2013 sebesar 1.660.271, pada tahun 2014 sebesar 1.697.612, dan begitu juga pada tahun 2015 penduduk usia kerja mengalami peningkatan yaitu sebesar 1.734.953. 3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( TPAK ) berada di atas 50%, ini artinya
peningkatan TPAK yang terjadi akan memberikan nilai positif bagi perekonomian dan pembangunan wilayah di kota Medan.
6.2. Saran
1. Agar pemerintah kota Medan lebih meningkatkan kualitas pendidikan angkatan kerja dengan mengadakan pendidikan formal maupun non formal, dengan cara mengadakan pelatihan, karena selama ini tenaga kerja Indonesia khususnya di kota Medan dominan angkatan kerja bekerja pada sektor perdagangan dan perindustrian yang pekerjaannya sebagai buruh, agar mendapatkan kesempatan kerja yang lebih mudah pada sektor kerja yang lain.
(49)
2. Selain itu pihak pemerintah atau swasta dapat memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan sehingga masyarakat dapat mandiri dan membuka usaha sendiri.
(50)
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2006. Sumatera Utara Dalam Angka 2006. Badan Pusat Statistik. BPS. 2007. Sumatera Utara Dalam Angka 2007. Badan Pusat Statistik. BPS. 2008. Sumatera Utara Dalam Angka 2008. Badan Pusat Statistik. BPS. 2009. Sumatera Utara Dalam Angka 2009. Badan Pusat Statistik. BPS. 2010. Sumatera Utara Dalam Angka 2010. Badan Pusat Statistik. BPS. 2011. Sumatera Utara Dalam Angka 2011. Badan Pusat Statistik.
Arifin, Johan. 2008. Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007. Jakarta : Penerbit PT Elex Media Komputindo.
Sudjana, 2002. Metode Statistika. Bandung : Tarsito Bandung.
Mantra, Ida Bagoes.2000. Demografi Umum.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Makridakis, S.1993. Metode dan Aplikasi Peramalan. Edisi ke-1. Jakarta : Erlangga. Assauri, Sofian. 1984. Teknik dan Metode Peramalan. Jakarta : Fakultas Ekonomi UI.
(1)
Gambar 5.1 Tampilan jendela microsoft Excel
5.3. Metode Trend Linier
Metode trend linier merupakan suatu metode analisa dengan menggunakan variabel yang akan diramalkan dengan satu variabel bebas yang mempengaruhi, yaitu variabel waktu, dan sebagai variabel tidak bebas adalah variabel yang akan diramalkan, di mana dalam bentuk simbol yaitu X untuk variabel waktu dan Y untuk variabel yang akan diramalkan.
Adapun langkah-langkah untuk menentukan trend linier dengan tujuan untuk mencari peramalan pada periode yang akan datang adalah sebagai berikut :
1. Pada lembar kerja excel, masukkan data angkatan kerja tahun 2006 sampai 2011 adalah sebagai berikut :
(2)
Gambar 5.2 Tampilan data angkatan kerja
2. Kemudian hitunglah nilai dari perkalian X dan Y, di mana X sebagai variabel bebas yaitu tahun dan Y sebagai variabel tidak bebas yaitu angkatan kerja, dari data tersebut dengan menggunakan rumus perkalian. Dengan klik data pilih data analysis, kemudian pada menu data analysis pilih regresion lalu akan ditampilkan gambar sebagai berikut :
(3)
Gammbar 5.4 Tampilan menu Regression
3. Kemudian masukkan dan blok nilai X yaitu tahun untuk mendapatkan nilai output, dan blok Y yaitu angkatan kerja untuk mendapatkan nilai Y sebagai output, lalu tempatkan kotak tulisan diluar tabel, lalu klik ok maka akan muncul pada range output yang telah ditentukan, seperti ditampilkan pada gambar dibaawah ini :
(4)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Dari tahun ke tahun jumlah angkatan kerja di kota Medan mengalami peningkatan, menurut data proyeksi pada tahun 2012 sebesar 1.011.309, tahun 2013 sebesar 1.032.636, tahun 2014 sebesar 1.053.964, tahun 2015 sebesar 1.075.291.
2. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk usia kerja di kota Medan juga ikut mengalami peningkatan, menurut data proyeksi tahun 2012 jumlah penduduk usia kerja di kota Medan sebesar 1.622.930, pada tahun 2013 sebesar 1.660.271, pada tahun 2014 sebesar 1.697.612, dan begitu juga pada tahun 2015 penduduk usia kerja mengalami peningkatan yaitu sebesar 1.734.953. 3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( TPAK ) berada di atas 50%, ini artinya
peningkatan TPAK yang terjadi akan memberikan nilai positif bagi perekonomian dan pembangunan wilayah di kota Medan.
6.2. Saran
1. Agar pemerintah kota Medan lebih meningkatkan kualitas pendidikan angkatan kerja dengan mengadakan pendidikan formal maupun non formal, dengan cara mengadakan pelatihan, karena selama ini tenaga kerja Indonesia khususnya di kota Medan dominan angkatan kerja bekerja pada sektor perdagangan dan perindustrian yang pekerjaannya sebagai buruh, agar mendapatkan kesempatan kerja yang lebih mudah pada sektor kerja yang lain.
(5)
2. Selain itu pihak pemerintah atau swasta dapat memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan sehingga masyarakat dapat mandiri dan membuka usaha sendiri.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2006. Sumatera Utara Dalam Angka 2006. Badan Pusat Statistik. BPS. 2007. Sumatera Utara Dalam Angka 2007. Badan Pusat Statistik. BPS. 2008. Sumatera Utara Dalam Angka 2008. Badan Pusat Statistik. BPS. 2009. Sumatera Utara Dalam Angka 2009. Badan Pusat Statistik. BPS. 2010. Sumatera Utara Dalam Angka 2010. Badan Pusat Statistik. BPS. 2011. Sumatera Utara Dalam Angka 2011. Badan Pusat Statistik.
Arifin, Johan. 2008. Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007. Jakarta : Penerbit PT Elex Media Komputindo.
Sudjana, 2002. Metode Statistika. Bandung : Tarsito Bandung.
Mantra, Ida Bagoes.2000. Demografi Umum.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Makridakis, S.1993. Metode dan Aplikasi Peramalan. Edisi ke-1. Jakarta : Erlangga. Assauri, Sofian. 1984. Teknik dan Metode Peramalan. Jakarta : Fakultas Ekonomi UI.