Implementasi Administrasi Kurikulum di SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren Tangerang Selatan

IMPLEMENTASI ADMINISTRASI KURIKULUM
DI SMP ISLAM PLUS BAITUL MAAL PONDOK AREN
TANGERANG SELATAN

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi
persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh
SAKINAH
NIM 207018200102

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013 M / 1434 H

ABSTRAK
Sakinah (207018200102)

Implementasi Administrasi Kurikulum di SMP Islam Plus Baitul Maal.
Penelitian ini bertujuan untilk mendeskripsikan pelaksanaan administrasi
kurikulum SMP Islam Plus Baitul Maal. Penelitian ini dilakukan di SMP Islam
Plus Baitul Maal pada bulan Mei 2012 sampai bulan Juni 2012. Sumber data
dalam penelitian ini adalah kepala SMP, wakasek kurikulum dan guru. Data
tentang pelaksanaan administrasi kurikulum diperoleh dari hasil wawancara dan
observasi peneliti. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif
deskriptif. Dari hasil wawancara dan observasi dengan metode kualitatif tersebut,
menunjukkan bahwa administrasi kurikulum SMP Islam Plus Baitul Maal
terlaksana dengan baik.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa implementasi administrasi
kurikulum di SMP Islam Plus Baitul Maal terlaksana dengan baik. Artinya mulai
dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kurikulumnya
dapat berjalan baik. Dengan demikian segala bentuk program pengajaran maupun
pelaksanaan KBM akan berjalan lebih optimal apabila didukung oleh pengelolaan
yang baik pada administrasi kurikulum di sekolah dan terutama pada aspek
peningkatan prestasi belajar siswa.

v


KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahini
Puji dan syukur penulis .panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
baginda Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga
akhir zaman.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas
akademis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta guna mencapai gelar sarjana
pendidikan. Selama proses penyusunan skripsi ini, berbagai hambatan dan
kesulitan telah penulis hadapi. Namun, berkat petunjuk dan hidayah dari Allah
SWT, dukungan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini dapat
terselesaikan. Ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan
kepada:
1. Prof. Dr. Rifat Syauqi Nawawi, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.
2. Drs. Rusydi Zakaria, M. Phil., Ketua Jurusan Kependidikan Islam.
3. Drs. H. Muarif SAM., M. Pd. Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan,
sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi yang dengan ketulusan,

keikhlasan, kesabaran dalam memberikan bimbingan, petunjuk, arahan, saran,
masukan, sehingga akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Semoga
segala kebaikan dan ketulusan yang bapak berikan menjadi amal soleh yang
tiada akan pernah putus.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya
jurusan Manajemen Pendidikan, semoga berbagai ilmu yang di berikan
membawa manfaat kepada saya khususnya dan kebaikan bagi semua.
5. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Tarbiyah dan Perpustakaan Utama, yang
telah dengan senang hati membantu penulis dalam mencari leteratur referensi
dalam menyelesaikan skripsi ini.

vi

6. Susilo Edy, S. Si, Kepala SMP Islam Plus Baitul Maal, yang telah mengijinkan
penulis untuk melakukan penelitian. Semoga SMP Islam Plus Baitul Maal
semakin maju dan selalu menjadi lebih baik dalam memenuhi kebutuhan
pendidikan.
7. Bu Endang Retnosari, S.Pd.I, koordinator kurikulum, serta dewan Guru SMP
Islam Plus Baitul Maal yang telah membantu penulis dalam penelitian skripsi
ini. Dengan sudi menjadi responden bagi penelitian yang saya lakukan.

8. Kedua orangtua tercinta, ayahanda H. Muslim Djaya dan ibunda Hj. Siti
Muriyah dalam setiap hari-hariku kau ajarkan aku kejujuran, kesabaran dan
ketulusan, kaulah sebaik-baik pengajar di dunia ini. Ayah yang begitu bijak,
baik dan sabar dalam mendidik. Kalian pula yang telah memberikan semangat
kepadaku baik berupa materi maupun non materi. Tiada putus kau berikan
yang terbaik untuk anakmu. Hanya Allah yang dapat membalas segala
kebaikan ini. Kecup sayang dari anakmu.
9. Kakak-kakak, Maswah dan Agus Winarjo, Sri Mulyati dan Muhammad Rendi,
Syahroni Ahmad dan Cici, Abdul Muluk dan Imi, Fajariyah dan Zainal Abidin,
Ahmad Sugiri, serta adikku Ahmad Buhori Muslim, terimakasih atas semua
doa dan dukungannya, semoga kalian dimudahkan segala urusannya dalam
menjalani hidup ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan keberkahan dan
keridhoan-Nya kepada kita, amiin.
10. Rekan-rekan guru PAUD Rumah Ceria, bu Tati, bu Tri, bu Resmi, bu Uci, bu
Darwati, bu Rini, serta wali murid PAUD Rumah Ceria. Terimakasih atas
kesempatan, doa dan dukungan yang diberikan, sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini.
11. Guru ngaji tercinta umi Siti Faria Ulfa, serta teman-teman ngaji ku Lika
Sembiring, Muji, Siti, Tania, Eri, Ramlah, Ayu, Yani, Sari, Weni, Nuri, Vani,
Yuli terimakasih atas semangat dan doa yang kalian berikan, semoga ukhuwah

kita tetap terjaga.
12. Saudara/i di LDK Syahid.
13. Seluruh teman KI-MP angkatan 2007.

vii

14. Teman-teman PPKT di SMK Al-Hidayah Cilandak, Siti Khodroh, Nian
Chairani, Nur Baity, Risma Amalia, Alfian, dan Salafudin atas kerjasamanya
yang baik selama ini. Semoga kenangan indah ini selalu terjalin selamanya.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah
membantu penyelesaian skripsi ini. Semoga semua kebaikan yang telah
diberikan kepada penulis menjadi amal sholeh dan mendapat pahala yang
berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin.

Jakarta, September 2012.
Penulis

viii

DAFTAR ISI


LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ......................................

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPS ..........................

ii

LEMBAR PERNYATAAN .....................................................................

iii

UJI REFERENSI .....................................................................................

iv

ABSTRAK ................................................................................................

v


KATA PENGANTAR .............................................................................

vi

DAFTAR ISI ............................................................................................

ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................

xii

BAB I

BAB II


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .....................................................

1

B. Identifikasi Masalah ...........................................................

7

C. Pembatasan Masalah ..........................................................

7

D. Perumusan Masalah ............................................................

7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................


8

KAJIAN TEORI
A. Administrasi kurikulum ........................................................

9

1.

Pengertian administrasi kurikulum ................................

9

2.

Kegiatan-kegiatan admnistrasi kurikulum .....................

18

3.


Fungsi umum administrasi kurikulum ............................

20

B. Implementasi administrasi kurikulum di sekolah .................

26

1.

Pengertian implementasi administrasi kurikulum .........

26

2.

Proses implementasi kurikulum .....................................

28


3.

Rencana dan program implementasi kurikulum ............

30

4.

Peran personil sekolah dalam implementasi kurikulum .

31

ix

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................

39

B. Metode Penelitian .................................................................

40

C. Sumber Data .........................................................................

40

D. Teknik Pengumpulan Data.....................................................

40

E. Teknik Analisa Data .............................................................

41

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V

A. Gambaran umum objek penelitian.......................................

43

B. Analisis dan interpretasi data ..............................................

51

PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................

66

B. Saran ...................................................................................

67

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................

68

LAMPIRAN

x

DAFTAR TABEL

3.1

Fabel Pedoman Wawancara Implementasi Admnistrasi Kurikulum

41

4.1

Tabel Sarana dan Prasarana SMP Islam Plus Baitul Maal ................

45

4.2

Data Siswa Siswi SMP Islam Plus Baitul Maal ................................

49

4.3

Pengembangan dan Pelatihan di SMP Islam Plus Baitul Maal ........

59

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Data Guru SMP Islam Plus Baitul Maal

Lampiran 2

: Data Tenaga Kependidikan SMP Islam Plus Baitul Maal

Lampiran 3

: Foto Visi, Misi, Tujuan SMP Islam Plus Baitul Maal

Lampiran 4

: SILABUS

Lampiran 5

: PROTA dan PROSEM SMP Islam Plus Baitul Maal

Lampiran 6

: RPP

Lampiran 7

: Surat Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 8

: Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 9

: Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 10 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran l1

: Format Uji Referensi

xii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan
nasional, karena pada dasarnya proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses
pembangunan nasional itu sendiri. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh
pemerintah Indonesia diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber
daya manusia yang berkualitas dan pembangunan sektor ekonomi, serta sektor
sektor lainnya yang saling berkaitan dan berlangsung secara bersamaan.
Dalam Undang-undang SISDIKNAS pasal 1 ayat 1 “pendidikan adalah
usai sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajar, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara”.1 Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik
dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuantujuan pendidikan. Interaksi pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan
keluarga, sekolah ataupun masyarakat.
Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu: pendidikan
formal dan pendidikan non formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang
berlangsung secara teratur, bertingkat dan berkesinambungan. Sedangkan
1

Undang-Undang Tentang Sisdiknas dan Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004 (Jakaru
CV. Tamita Utama, 2004) h. 4.

1

2

pendidikan non formal adalah pendidikan yang dilakukan secara tertentu tetapi
tidak mengikuti peraturan yang ketat.
Pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan sekolah disebut
pendidikan formal. Disebut pendidikan formal karena ada unsur kesengajaan,
diniati, direncanakan, diatur sedemikiah rupa melalui tata cara dan mekanisme
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku atau diberlakukan untuk itu.
Dengan demikian dalam pendidikan formal ada ketentuan dalam bentuk peraturan
yang mengikat. Aturan dan keterikatan diwujudkan dalam satu sistem pendidikan
sebagai suatu sistem dari kehidupan sosial pada umumnya. Sistem adalah
seperangkat objek atau konsepsi yang memiliki sejumlah komponen yang saling
berhubungan dan mempengaruhi satu sama lainnya untuk mencapai tujuan.
Tujuan umum pendidikan diperlukan sebagai arah dari sistem dan pelaksana
pendidikan. Sedangkan komponen pendidikan adalah unsur-unsur yang dapat
menyangga tercapainya tujuan pendidikan.
Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses
dan output. Input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan aktivitas
belajar, proses merupakan kegiatan dari belajar mengajar, sedangkan output
merupakan hasil dari proses yang dilaksanakan. Dari pelaksanaan proses
pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan hasil didik yang berkualitas
dan berdaya saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi
dewasa ini.2
Proses pendidikan sudah tentu tidak dapat dipisahkan dengan upaya yang
dapat dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia, sedangkan
manusia yang berkualitas itu, dilihat dari segi pendidikan, telah terkandung secara
jelas dalam tujuan pendidikan nasional.
Suatu lembaga pendidikan, terutama pendidikan formal, sebenarnya
dibentangkan harapan tentang tingkat dan jenis perubahan tingkah laku sasaran
pendidikan, antara lain perubahan pengetahuan, sikap, dan kemampuan mereka.
Tentu bukan sembarang perubahan tingkah laku, sebagai akibat dari
berlangsungnya proses pendidikan. Demikian pula bukan setiap perubahan
2

Mohammad Ali, Pengembangan Kurikulum di Sekolah (Bandung: Sinar Baru. 1985), h.

3

tingkah laku dapat dipakai sebagai ukuran berhasilnya proses pendidikan. Itulah
sebabnya maka harapan perubahan tingkah laku tersebut perlu dirumuskan dahulu
dalam suatu pendidikan. Dengan kata-lain tujuan pendidikan adalah rumusan pada
tingkah laku dan jenis tingkah laku, yang lazimnya dirumuskan dalam kategori
pengetahuan, kecerdasan, sikap' keterampilan yang diharapkan untuk dimiliki oleh
sasaran pendidikan setelah menyelesaikan program pendidikan.3 Pada dasarnya
pendidikan merupakan upaya mengembangkan kemampuan/potensi individu agar
dapat hidup optimal baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat
serta memiliki nilai-nilai moral dan sosial sebagai pedoman hidupnya.
Salah satu komponen yang memiliki peran strategis dalam sistem
pendidikan formal adalah kurikulum. Kurikulum merupakan suatu sistem program
pembelajaran yang dirancang untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga
pendidikan, sehingga kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan
sekolah yang bermutu atau berkualitas.
Kurikulum merupakan pedoman bagi para guru dalam menjalankan
tugasnya. Dalam menggunakan kurikulum, guru sebagai pendidik disamping
menuruti dan mengikuti apa yang tercantum di dalamnya, juga dapat memilih dan
menambah materi-materi, sumber-sumber ataupun metode-metode pelaksanaan
yang lebih sesuai dengan kebutuhan perkembangan masyarakat lingkungan
sekolah dan menambah apa yang dianggapnya sebagai kebutuhan siswa yang
bermanfaat dalam kehidupannya di masyarakat. Itulah sebabnya maka
pelaksanaan kurikulum perlu mendapatkan perhatian. Pembinaan kurikulum harus
diusahakan dan dijalankan sebaik mungkin.
Kurikulum adalah niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana
atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah. Isi kurikulum
adalah pengetahuan ilmiah, termasuk kegiatan dan pengalaman belajar, yang
disusun sesuai dengan perkembangan siswa. Kurikulum akan mempunyai arti dan
fungsi untuk mengubah siswa apabila dilaksanakan dan ditransformasikan oleh

3

Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta : Rincka Cipta
2003), h. 41.

4

guru terhadap siswa dalam suatu kegiatan yang disebut proses belajar mengajar.
Dengan kata lain, proses belajar mengajar adalah operasionalisasi dari kurikulum.
Kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh
setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara, khususnya
oleh guru dan kepala sekolah. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan
pendidikan

nasional,

memperhatikan

tahap

perkembangan

siswa

dan

kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan dan teknologi, serta kebudayaan
dan kesenian sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.
Dalam hal ini, kurikulum dibuat oleh pemerintah pusat secara sentralistik, dan
diberlakukan bagi seluruh anak bangsa di seluruh tanah air Indonesia. Kurikulum
adalah niat dan rencana, proses belajar mengajar adalah pelaksananya. Dalam
proses tersebut ada dua subyek yang terlibat, yakni guru dan siswa. Siswa adalah
subjek yang dibina dan guru adalah subjek yang membina. Keduanya terlibat
dalam satu proses untuk mencapai tujuan pendidikan.
Berbicara masalah kurikulum, peran administrasi sangat dibutuhkan.
'I‟anpa adanya administrasi pendidikan atau administrasi sekolah yang baik maka
kemungkinan besar segala upaya peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan
tidak berhasil, karena administrasi pendidikan memiliki peran yang penting dalam
proses penyelenggaraan pendidikan baik sebagai sarana maupun alat penataan
bagi komponen pendidikan lainnya.
Zulkifli dalam bukunya mengutip pendapat Siagian “bahwa administrasi
didefinisikan sebagai keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau
lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya”.4 Dari sini dapat dikatakan bahwa proses administrasi
adalah suatu keseluruhan yang terpadu. Di dalam keseluruhan itu terdapat
sejumlah komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya.
Mengacu kepada perspektif jasa pelayanan sebagai produk suatu lembaga,
administrasi diartikan sebagai kegiatan yang mengenai angka dan benda atau

4

Zulkifli, Pengantar Sludi Ilmu Administrasi dan Manajemen (Pekanbaru: UIR PRKSS,
2005), cet. ke-l.h. 19.

5

surat-menyurat. Dalam studi administrasi hal tersebut dikonsepsikan sebagai
administrasi dalam arti sempit.
Jika administrasi hanya dipandang dari satu aspek atau pengertian
sempitnya saja, maka pelaksanaan administrasi pendidikan tidak dapat menjawab
permasalahan yang terjadi sepiitar pendidikan diantaranya siswa malas belajar,
ketidaksiapan siswa dalam mengikuti pelajaran dengan baik, serta terhambatnya
perkembangan kemampuan dan potensi siswa.
Administrasi sebagai salah satu cabang Ilmu Sosial, definisinya tidak
terbatas hanya sekedar pekerjaan surat menyurat (korespondensi). Administrasi
dalam arti luas mencakup keseluruhan proses aktivitas kerjasama sejumlah
manusia di dalam organisasi untuk mencapai satu atau sejumlah tujuan yang telah
disepakati sebelumnya.
Administrasi kurikulum yang mencakup sistem penyampaian, media dan
bimbingan

diperlukan

faktor

petimbangan

dalam

rangka

perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi kurikulum. Administrasi kurikulum (dalam arti sempit)
merupakan kegiatan-kegiatan administratif yang bersifat teknis memberikan
dukungan yang cukup besar dalam proses manajemen kurikulum, sebagaimana
halnya dengan administrasi perkantoran bersama dengan berbagai instrumen yang
memadai.5 Selain itu, administrasi dalam arti sempit mempunyai makna yaitu
kegiatan catat mencatat, surat menyurat, pembukuan ringan, ketik mengketik. dan
sebagainya. Sehingga tata usaha merupakan sebagian kecil kegiatan darai
administrasi.
Adanya suatu pengelolaan administrasi kurikulum dapat dijadikan
pedoman

dalam

rangka

perencanaan,

pengorganisasian,

pelaksanaan,

pengendalian, serta menilai proses belajar mengajar agar dapat meningkatkan
kualitas belajar melalui pembelajaran yang aktif.
Namun untuk mencapai tujuan administrasi kurikulum tidak hanya berdiri
sendiri, administrasi kurikulum memiliki hubungan yang erat dengan bidang

5

Oemar Hamalik. Manajemen Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2006), h. 83.

6

bidang

lainnya,

diantaranya

administrasi

kesiswaan,

administrasi

guru,

administrasi keuangan, administrasi sarana dan prasarana, dan lain-lain.
Administrasi pelaksanaan kurikulum berkenaan dengan semua perilaku
yang bertalian dengan semua tugas yang memungkinkan terlaksananya kurikulum.
Dalam administrasi pelaksanaan kurikulum ini, tujuan administrasi tersebut adalah
agar kurikulum dapat dilaksanakan dengan baik. Administrasi bertugas
menyediakan/mempersiapkan fasilitas material, personal dan kondisi-kondisi agar
kurikulum dapat dilaksanakan.6 Untuk itu perlu adanya kerjasama yang baik
diantara bidang-bidang administrasi lainnya, karena perlu adanya keterkaitan
antara satu dengan yang lainnya agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara
efektif dan efisien. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan
berkewajiban memberikan pelayanan kepeda peserta didik dari berbagai segi baik
dalam hal pelaksanaan kegiatan belajar maupun lainnya.
Dengan demikian, administrasi kurikulum sangatlah diperlukan karena
memegang peranan penting dalam pengembangan pembelajaran yang berkualitas
sesuai dengan tujuan pendidikan.
SMP Islam Plus Baitul Maal sebagai sebuah lembaga pendidikan formal
juga sedang berusaha melaksanakan kurikulum dengan baik agar proses
pendidikan dapat mencapai target yang telah ditentukan. Namun usaha tersebut
belum sepenuhnya berhasil. Dari sekian guru di SMP Islam Plus Baitul Maal,
hanya sebagian kecil guru yang sudah sesuai dalam penyusunan kurikulum
dengan baik. Baik dalam hal ini yakni selesai tepat pada waktunya dan sesuai
dengan yang diharapkan.7 Dengan kata lain, sebagian besar guru SMP Islam Plus
Baitul Maal masih belum sesuai dalam menyusun kurikulum, baik itu dalam
penyusunan PROTA (PROgram Tahunan), PROSEM (PROgram SEMester),
silabus, serta RPP. Kurikulum yang dilaksanakan kurang maksimal karena waktu
yang tersedia dianggap sebagian guru kurang serta adanya kegiatan-kegiatan luar
yang memang harus dilaksanakan menyebabkan proses pembelajaran terganggu.
Selain itu juga, masih terbatasnya sarana dan prasarana di SMP Islam Plus Baitul
6

Ibid
Hasil wawancara dengan Bpk. Agus Winarjo, S.Pd (Divisi Kurikulum PPIA. SMP Islam
Plus Bailul Maal)
7

7

Maal, khususnya lab, sehingga guru belum maksimal/belum mencapai tujuan
dalam melaksanakan kurikulum yang telah direncanakan/disusun.
Berdasarkan latar belakang di. atas penulis tertarik untuk mengetahui
bagaimana implementasi administrasi kurikulum di SMP Islam Plus Baitul Maal
yang dijadikan penulis sebagai obyek penelitian. Maka dalam penulisan skripsi ini
penulis memberi judul “Implementasi Administrasi Kurikulum di SMP Islam
Plus Baitul Maal”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
yang diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Kurikulum belum sepenuhnya dirancang dengan baik.
2. Masih terdapat guru yang tidak tepat waktu dalam menyusun kurikulum.
3. Terbatasnya sarana & prasarana khususnya laboratorium.\
4. Adanya kegiatan luar guru sehingga kurikulum kurang terimplementasi
secara baik.

C. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan sumber daya yang dimiliki penulis, maka
penelitian ini perlu ditetapkan pembatasan masalah agar tidak terlalu meluas dan
dapat terarah. Oleh karena itu, penulis membatasi permasalahan pada: kegiatan
implementasi administrasi kurikulum di SMP Islam Plus Baitul Maal.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan maslah di atas, maka rumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah implementasi
administrasi kurikulum yang terjadi di SMP Islam Plus Baitul Maal?”.

8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Untuk mengetahui secara . komprehensif implementasi administrasi
kurikulum di SMP Islam Plus Baitul Maal.

2.

Untuk mengetahui faktor penghambat pada implementasi administrasi
kurikulum di SMP Islam Plus Baitul Maal.

3.

Untuk mendeskripsikan solusi dalam menghadapi kendala yang ada dalam
implementasi administrasi kurikulum.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Bagi Pengembang Kurikulum
a.

Sebagai

masukan agar dapat menjadikan kurikulum sebagai rencana

pembelajaran yang efektif.
b.

Sebagai

masukan agar dapat berperan aktif dalam melakukan

pengawasan dalam pelaksanaan kurikulum.
c.

Sebagai masukan dalam rangka pengembangan dan peningkatan
kualitas dari sebuah kurikulum.

2.

Bagi Sekolah
a.

Sebagai masukan dalam mengembangkan program administrasi
kurikulum, dengan mengasah sumber daya yang ada.

b.

Sebagai

bahan

evaluasi

terhadap

implementasi

administrasi

kurikulum.
c.

Sebagai masukan dalam mengambil keputusan yang berkenaan
dengan peningkatan dan perbaikan administrasi sekolah, khususnya
dalam administrasi kurikulum.

3.

Bagi Guru
Diharapkan

dapat

lebih

meningkatkan

melaksanakan kurikulum dalam pembelajaran.

kemampuan

guru

dalam

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Administrasi Kurikulum
1. Pengertian Administrasi Kurikulum
Administrasi kurikulum terdiri dari 2 (dua) kata yakni administrasi
dan kurikulum, sehingga terlebih dahulu dapat dijelaskan mengenai:
a. Konsep Kurikulum
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran
penting dalam sistem pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya
dirumuskan tentang tujuan yang harus dicapai sehingga memperjelas
arah pendidikan, akan tetapi juga memberikan pemahaman tentang
pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa.
„istilah “kurikulum” berasal dari bahasa Latin, yakni curriculum
awalnya mempunyai pengertian a running course, dan dalam bahasa
Perancis yakni courier berarti to run = berlari”.1 Secara terminologis
dari beberapa ahli mendefinisikan kurikulum sebagai aktivitas dan
kegiatan belajar yang direncanakan, diprogramkan bagi peserta didik di
bawah bimbingan sekolah baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
Hal tersebut serupa dengan apa yang diungkapkan Syafruddin
Nurdin bahwa kurikulum diartikan tidak secara sempit atau terbatas pada
mata pelajaran saja, tetapi lebih luas daripada itu, yakni merupakan

1

Idi Abdullah. Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek) (Jakarta: Gaya Media
Pratama, 1999), h.3.

9

10

aktivitasapa saja yang dilakukan sekolah dalam rangka mempengaruhi
anak dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan.2
Wina Sanjaya mengartikan kurikulum sebagai sebuah dokumen
perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan
pengalaman belajar yartg harus dilakukan siswa, strategi dan cara yang
dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan
informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen
yang dirancang dalam bentuk nyata.3
Dari pendapat tersebut nampaklah jelas bahwa kurikulum
sangatlah

penting.

Karena

dengan

kurikulum,

pendidik

dapat

melaksanakan pengajaran secara maksimal dengan perencanaan yang
dipersiapkan secara baik, karena mulai dari perencanaan sampai evaluasi
dirancang secara baik pula.
Mengutip pendapat Nana Syaodih, bahwa dalam kaitannya
dengan kurikulum, maka ada tiga konsep yang terkait dengan
kurikulum:4
1.

Kurikulum merupakan inti pokok yang menjadi substansi kegiatan di
sekolah. Kurikulum berisi perencanaan kegiatan belajar serta tujuan
yang akan di capai.

2.

Kurikulum dipandang sebagai suatu sistem yang meliputi sistem
sekolah, sistem pendidikan, dan bahkan sistem masyarakat. Dalam
hal ini tercakup tata laksana perencanaan kurikulum, pelaksanaan,
evaluasi serta penyempurnaan kurikulum.

3.

Kurikulum sebagai suatu studi yang di kaji oleh para ahli di bidang
kurikulum. Dalam kaitan ini, para ahli kurikulum berupaya
melakukan pengembangan dan inovasi di bidang kurikulum.

2

Syafruddin Nurdin. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum
(.Jakarta:Ciputat Pers. 2002), Cet ke-1 h. 34.
3
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (Teori dan Praktik Pengembangan
KTSP) (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008). cet. ke-1 h.11.
4
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek)
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet.ke-8 h. 27.

11

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional disebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk rhencapai tujuan pendidikan tertentu.5 Batasan
menurut undang-undang tersebut tampak jelas, bahwa kurikulum
memiliki dua aspek pertama sebagai rencana (as a plari) yang harus
dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
oleh guru dan yang kedua pengaturan isi dan cara pelaksanaan rencana
itu yang keduanya digunakan sebagai upaya pencapaian tujuan
pendidikan nasional.
Selain itu, sejumlah ahli teori kurikulum berpendapat bahwa
kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan
melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan
sekolah, jadi selain kegiatan kurikuler yang formal juga kegiatan yang
tak formal.
Dari beberapa definisi kurikulum di atas, dapat dijelaskan lebih
lanjut bahwa kurikulum adalah suatu rancangan dari seluruh kegiatan
pendidikan dan sebagai alat pembina pengembangan siswa untuk
menjadi manusia yang berilmu, bermoral dan terampil sesuai dengan
fungsinya untuk mencapai tujuan pendidikan.

b. Komponen Kurikulum
Untuk

mencapai

tujuan

pendidikan,

kurikulum

memiliki

komponen- komponen penunjang yang saling mendukung satu sama
lainnya. Kurikulum terbentuk oleh 4 komponen, yaitu komponen tujuan,
isi kurikulum, metode atau strategi pencapaian tujuan, dan komponen
evaluasi. Untuk memudahkan mengingat, komponen-komponen tersebut

5

UNDANG-UNDANG Tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaannya 20002004. (Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004). h. 6.

12

dapat dirumuskan pada kata “TIME” yaitu tujuan, isi, metode, dan
evaluasi.6
1) Komponen Tujuan.
Kurikulum merupakan suatu program untuk

mencapai

sejumlah tujuan pendidikan. Dleh karena itu, perumusan tujuan
merupakan hal yang sangat penting dalam kurikulum.
Pertama, tujuan erat kaitannya dengan arah dan sasaran yang
harus dicapai oleh setiap upaya pendidikan. Kurikulum merupakan
alatuntuk mencapai tujuan pendidikan, dengan demikian perumusan
tujuan merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam
sebuah kurikulum. Kedua, melalui tujuan yang jelas, maka dapat
membantu para pengembang kurikulum dalam mendesain model
kurikulum yang dapat digunakan bahkan akan membantu guru dalam
mendesain sistem pebelajaran. Artinya dengan tujuan yang jelas
dapat memebrikan arahan kepada guru dalam menentukan bahan
atau materi yang harus dipelajari, menentukan metode dan strategi
pembelajaran, menentukan alat, media, dan sumber pembelajaran,
serta merancang alat evaluasi untuk menetukan keberhasilan belajar
siswa. Ketiga, tujuan kurikulum yang jelas dapat digunakan sebagai
kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.
Artinya, melalui penetapan tujuan, para pengembang kurikulum
termasuk guru dapat mengontrol sampai mana siswa telah
memperoleh kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan
tuntutan kurikulum yang berlaku.
Menurut Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto ada dua jenis
tujuan yang terkandung di dalam kurikulum suatu sekolah:7

6

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran ... et. ke-1 h. 100.
Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto. Pembinaan dan Pengembangan
Kurikulum (Sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan) (Jakarta: P']‟. Bumi
Aksara. 1993), h. 26-27.
7

13

a) Tujuan Yang Ingin Dicapai Sekolah Secara Keseluruhan
Selaku lembaga pendidikan, setiap sekolah mempunyai
sejumlah tujuan yang ingin dicapai. Tujuan-tujuan tersebut
digambarkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan serta sikap
yang diharapkan dimiliki murid setelah mereka menyelesaikan
seluruh program pendidikan dari sekolah tersebut.
Tujuan dari sekolah tersebut dinamakan sebagai tujuan
institusional atau tujuan lembaga, misalnya tujuan SD, SMP dan
seterusnya.
b) Tujuan Yang Ingin Dicapai Dalam Setiap Bidang Studi
Disamping tujuan institusional yang ingin dicapai oleh
sekolah secara keseluruhan, setiap bidang studi dalam kurikulum
suatu sekolah juga mempunyai sejumlah tujuan yang ingin
dicapai. Tujuan-tujuan inipun digambarkan dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diharapkan dapat
dimiliki murid setelah mempelajari suatu bidang studi pada suatu
sekolah tertentu.
Dengan demikian, tujuan merupakan suatu hal yang paling
penting dalam proses pendidikan, yakni hal yang ingin dicapai
secara keseluruhan, yang meliputi tujuan kognitif, afektif, dan
psikomotor. Tujuan kognitif adalah tujuan yang diinginkan yang
mengarah pada pengembangan akal, intelektual anak didik, tujuan
afektif

merupakan

tujuan

yang

ingin

dicapai

terhadap

pengembangan rohani anak didik, dan tujuan psikomotor adalah
tujuan yang ingin dicapai yang mengarah pada pengembangan
keterampilan jasmani anak didik.

2) Komponen Isi
Komponen isi dan stuktur program/materi merupakan materi
yang diprogramkart untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Isi atau materi yang dimaksud biasanya berupa materi

14

bidang-bidang

studi.

Kemudian

bidang-bidang

studi

tersebut

disesuaikan dengan jenis, jenjang dan jalur pendidikan yang ada.
Menurut Nana Sudjana ada tiga pengetahuan dasar manusia,
“pertama

yaitu:

pengetahuan

benar-salah

(logika),

kedua

pengetahuan baik-buruk (etika), dan yang ketiga pengetahuan yang
berkenaan dengan indah-jelek (estetika).” Dari ketiga ilmu ilmiah
berkembang demikian pesat sehingga melahirkan berbagai ilmu
pengetahuan.8
Menurut

Peraturan

Menteri

Pendidikan

Nasional

(Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup mencapai
kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.

Kurikulum

disusun

oleh

satuan

pendidikan

untuk

memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan
dan potensi yang ada di sekolah.9 Dalam Undang-Undang RI No. 20
Tahun 2003 Pasal 36 Ayat 3 mengatakan bahwa kurikulum disusun
sesuai dengan jenjang pendidikan negara kesatuan Republik Indonesia
dengan memperhatikan:
a. peningkatan iman dan taqwa;
b. peningkatan akhlak mulia;
c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
d. keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e. tuntutan dan pembangunan daerah dan nasional;
f. tuntutan dunia kerja;
g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni;
h. agama;
i. dinamika perkembangan global; dan

8

Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah (Bandung,
Sinar Baru Algensindo, 1996), h.28.
9
Survadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah (Konsep dan Aplikasi) (PT. Sarana
Panca Karya Nusa, 2009), h.96.

15

j. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.10
Selain itu, Qemar Hamalik menyebutkan 7 kriteria isi
kurikulum, yaitu sebagai berikut:
a. Isi kurikulum harus sesuai dengan lajunya perkembangan ilmu
pengetahuan dan penemuan-penemuan baru.
b. Isi kurikulum memberikan kemudahan untuk memahami prinsipprinsip, konsep, fakta, prosedur dalam ruang lingkup pengetahuan
tertentu.
c. Isi kurikulum memberikan sumbangan tertentu untuk memperoleh
keterampilan intelektual, keterampilan psikomotorik, keterampilan
reaktif dan interaktif.
d. Isi kurikulum memberikan sumbangan tertentu terhadap
perkembangan moral khususnya yang berkenaan dengan
penggunaan pengetahuan.
e. Isi kurikulum hendaknya mendorong siswa/peserta untuk belajar
secara berkelanjutan serta sesuai dengan tingkat kematangan dan
pengalaman peserta.
f. Isi kurikulum memberikan sumbangan terhadap perkembangan
siswa/peserta secara menyeluruh dan seimbang.
g. Isi kurikulum mengarahkan siswa/peserta kepada tindakantindakan sehari-hari, terhadap pelajaran dan pengalaman
selanjutnya.11
Dari rumusan tersebut isi kurikulum mencakup pengetahuanpengetahuan baik pengetahuan yang berupa keterampilan intelektual,
keterampilan psikomotorik, keterampilan reaktif dan interaktif.

3) Komponen Strategi
Dalam proses belajar mengajar seorang pendidik atau guru perlu
memahami suatu strategi. Strategi berkaitan dengan upaya yang harus
dilakukan dalam pencapaian tujuan. Strategi yang diterapkan dapat
berupa strategi yang menempatkan siswa sebagai pusat dari setiap
kegiatan ataupun sebaliknya. Strategi yang berpusat kepada siswa
biasa dinamakan student centered, sedangkan strategi yang berpusat
pada guru dinamakan teacher centered.
10

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), h. 25.
11
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006), h. 242.

16

Dengan menggunakan strategi yang tepat, maka diharapkan
hasil yang diperoleh dalam proses belajar mengajar dapat memuaskan
baik bagi pendidik maupun anak didik, namun penggunaan strategi
yang tepat dan akurat sangat ditentukan oleh tingkat kompetensi
pendidik.

4) Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektifitas
pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat
berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah
tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik
dalam perbaikan strategi yang ditetapkan.
Menurut Nana Sudjana: “evaluasi diajukan untuk mengetahui
tercapai atau tidaknya tujuan pengajaran, dan untuk mengetahui
keefektifitasan proses belajar mengajar yang telah dilakukan oleh12
guru
Untuk melihat sejauhmana keberhasilan dalam pelaksanaan
kurikulum maka diperlukan evaluasi. Cara penilaian atau evaluasi
akan menentukan tujuan kurikulum, materi atau bahan, dan proses
belajar mengajar.
Dalam

mengevaluasi

biasanya

seorang

pendidik

akan

mengevaluasi anak didik dengan materi atau bahan yang telah
diajarkan. Hal ini sangat penting, mengingat hasil penilaian atau hasil
yang dimiliki anak didik tidak jarang menjadi barometer atau
keberhasilan proses pengajaran pada suatu sekolah dan berkaitan erat
dengan masa depan anak didik.

12

Ibid

17

c. Pengertian Administrasi Kurikulum
Dalam rangka melaksanakan kurikulum, dibutuhkan adanya
administrasi kurikulum disekolah, agar dalam pelaksanaannya tersebut
dapat berjalan dengan baik.
“Administrasi” bersal dari bahasa latin yang terdiri dari kata “ad'
dan “ministrare” kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to
dalam bahasa Inggris, yang berarti “ke” atau “kepada” dan “ministrare”
sama artinya dengan kata to serve atau to conduct yang berarti
“melayani”, “membantu”, atau mengarahkan dalam bahasa Inggris
admninister berarti pula “mengatur”, “memelihara” (to look after) dan
“mengarahkan”13.
Dari pengertian di atas, administrasi dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan atau
mengatur semua kegiatan di dalam mencapai suatu tujuan.
Terdapat tiga pengertian substansial yang terkandung dalam
sejumlah definisi konsep administrasi, yaitu:
a.

Bahwa administrasi dapat dipandang sebagai seni. Keberhasilan
penerapannya memerlukan kiat-kiat tertentu yang bersifat sangat
situasional dan kondisional.
Bahwa di dalam konsep administrasi terdapat unsur-unsur adanya
dua orang manusia atau lebih, adanya tujuan yang hendak dicapai,
adanya tugas-tugas yang harus dilaksanakan, adanya perlengkapan
dan peralatan untuk melaksanakan tugas, dan adanya pertimbangan
rasionalitas dalam merumuskan dan menyediakan setiap unsur
tersebut
Bahwa administrasi sebagai suatu proses kerjasama bukan
merupakan konsep yang baru.14

b.

c.

Rumusan tersebut menjelaskan konsep administrasi

yang

menitikkan pada kegiatan yang dilakukan secara bersama untuk
mencapai suatu tujuan.

13

Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja
Karya. 1988) cet. ke-2 h. 1-2.
14
Zulkifli, Pengantar Studi Imu Administrasi dan Manajemen (Pekanbaru: UIR
Press. 2005) Cet ke-1 h. 20.

18

Administrasi kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh
serta pembinaan secara kontinyu terhadap situasi belajar mengajar secara
efektif dan efisien demi -membantu tercapainya tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
administrasi merupakan proses kegiatan atau usaha bersama dalam
menyelenggarakan kebijaksanaan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Dengan demikian administrasi kurikulum merupakan suatu proses
kegiatan yang direncanakan dan dirancang secara terprogram serta
pembinaan secara kontinyu terhadap situasi belajar mengajar secara
efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan.15
Oleh

karena

itu,

sekolah

sebagai

lembaga

pendidikan

berkewajiban memberikan pelayanan kepeda peserta didik dari berbagai
segi baik dalam hal pelaksanaan kegiatan belajar maupun lainnya.
Administrasi kurikulum mencakup di dalamnya penyusunan
kurikulum, pembinaan kurikulum, pelaksanaaan kurikulum, yang
meliputi: kegiatan administrasi sebelum pelaksanaan KBM, kegiatan
administrasi pada saat pelaksanaan dan kegiatan administrasi pada akhir
pelaksanaan.
2. Kegiatan-Kegiatan Administrasi Kurikulum
Kegiatan dalam administrasi kurikulum tiada lain adalah berbagai
kegiatan yang bertujuan untuk melaksanakan dan mengembangkan
kurikulum sehingga kurikulum dapat dijadikan sebagai instrumen dalam
mencapai tujuan dan sasaran pendidikan. Dengan menerapkan prinsipprinsip administrasi, kurikulum kemudian dikembangkan, sehingga dalam

15

Ary M. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro).
(Jakarta:Rineka Cipta, 1996) cet. ke-1 h. 80.

19

pelaksanaannya kurikulum dapat mencapai sasaran pendidikan yang
diharapkan. Setidaknya, kegiatan administrasi kurikulum menghendaki agar
rumusan kurikulum benar-benar berangkat dari kebutuhan akan sebuah
instrumen yang terencana dengan baik, sehingga dalam pelaksanaannya
dapat berjalan dengan baik pula.
Secara operasional kegiatan administrasi kurikulum dapat meliputi
tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru,
peserta didik, dan seluruh civitas akademika atau warga sekolah/lembaga
pendidikan.16
Kegiatan administrasi kurikulum ini menitikkan pada kegiatan dalam
mengelola seluruh proses kegiatan pendidikan di sekolah.
Kegiatan administrasi kurikulum dititikberatkan pada usaha-usaha
pembinaan situasi belajar-mengajar di sekolah agar selalu terjamin
kelancarannya.
Kegiatan administrasi kurikulum yang terpenting saat disebutkan dua
hal, yakni:17
1.

Kegiatan yang amat erat kaitannya dengan tugas guru kegiatan yang
dimaksud ini meliputi:

2.

1)

Pembagian tugas mengajar.

2)

Pembagian tugas/tanggungjawab dalam membina ekstrakurikuler.

3)

Koordinasi penyusunan persiapan mengajar.

Kegiatan yang serta kaitannya dengan proses belajar mengajar

Kegiatan ini meliputi:
1) Penyusunan jadwal pelajaran.
2) Penyusunan program (rencana) berdasar satuan waktu tertentu
3) Pengisian daftar kemajuan murid.
4) Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar.
5) Laporan hasil evaluasi.
16

Ary. II. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro)
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996) Cet Ke-1 h.80.
17

Ary. I I. Gunawan, Administrasi Sekolah h. 14.

20

6) Kegiatan bimbingan penyuluhan.
Adapun

menurut

Oemar

Hamalik

kegiatan-kegiatan

dalam

administrasi kurikulum adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Menyusun rencana kegiatan tahunan
Menyusun rencana pelaksanaan program/unit
Menyusun jadw.al pelaksanaan kegiatan
Melaksanakan kegiatan proses kegiatan belajar mengajar
Mengatur pelaksanaan pengisian buku laporan pribadi
Melaksanakan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler
Melaksanakan evaluasi belajar tahap akhir
Mengatur alat perlengkapan pendidikan
Melaksanakan kegiatan bimbingan dan penyuluhan
Merencanakan usaha-usaha peningkatan mutu guru18
Jadi, administrasi kurikulum adalah suatu proses pencapaian tujuan

pendidikan agar lembaga pendidikan dapat mencapai tujuan yang
diinginkan. Administrasi kurikulum ada yang menyebut administrasi
akademik dan ada pula yang menyebut dengan administrasi pengajaran.
3. Fungsi Umum Administrasi Kurikulum
Menurut Oteng Sutisna, administrasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan

proses

(seperti

pengambilan

keputusan,

perencanaan,

organisasi, koordinasi, komunikasi, pengawasan, penilaian) yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat manajerial dengan
maksud melayani kepentingan anak didik.19
Hal tersebut nampak jelas bahwa pada hakikatnya segala upaya dan
kegiatan yang dilaksanakn di sekolah/lembaga pendidikan diarahakan pada
suksesnya PBM (Proses Belajar Mengajar).
Dengan

demikian,

tujuan

utama

dari

administrasi

ialah

mengorganisasikan dan mengoperasikan tugas sekolah sehingga pengajaran
dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Paparan tentang fungsi administrasi pendidikan terutama dalam
konteks administrasi kurikulum di sekolah perlu dimulai dari tinjauan
18

Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010),cet ke-4 h. 172.
19
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan (Dasar Teoritis Untuk Praktek
Profesional) (Bandung: Angkasa, 1989), h. 289.

21

tentang tujuan pendidikan. Hal ini disebabkan .oleh adanya prinsip bahwa
pada dasarnya administrasi ini dimaksudkan.untuk pencapaian tujuan
pendidikan. Tujuan itu dicapai dengan melalui serangkaian usaha, mulai
dari perencanaan sampai melaksanakan evaluasi terhadap usaha tersebut.
Pada dasarnya fungsi administrasi merupakan proses pencapaian tujuan
melalui serangkaian usaha tersebut.
Senada dengan rumusan di atas, fungsi dari administrasi kurikulum
yaitu:20
a. Perencanaan Kurikulum
Perencanaan adalah pemilihan dari sejumlah alternatif tentang
penetapan prosedur pencapaian, serta perkiraan sumber yang dapat
disediakan untuk mencapai tujuan tersebut. Yang dimaksud dengan
sumber meliputi sumber manusia, material, uang, dan waktu. Dalam
perencanaan ada beberapa tahap, 1). identifikasi masalah, b), perumusan
masalah, c), penetapan tujuan, d), identifikasi alternatif, e), pemilihan
alternatif, dan f) elaborasi alternatif.
Perencanaan kurikulum adalah proses komprehensif ketika pihak
yang terkait merumuskan tujuan dari pendidikan, bagaimana tujuan
tersebut

dilakukan

melalui

situasi

belajar

mengajar,

dengan

mempertimbangkan kepantasan dan keefektifan tujuan (ends) dan alat
(means) belajar (Baine, 1986). Tanpa perencanaan kurikulum yang
sistematis, berbagai pengalaman belajar tidak akan saling berhubungan
dan kurang mempunyai tujuan. Perencanaan kurikulum yang baik
diperlukan untuk mengembangkan pengalaman pendidikan secara
kontinyu, untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri.21
Dari definisi perencanaan di atas menekankan bagaimana
pentingnya dari sebuah perencanaan, perencanaan yang di rancang
dengan baik serta didukung dengan kegiatan yang dilaksanakan dengan
baik maka tujuan akan tercapai sesuai yang, diharapkan,
20

http://dramigo.blogspot.com/2008/12/administi'asi-pendidikan-dalam-profesi.html
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 171.
21

22

b. Pengorganisasian Kurikulum
Pengorganisasian

di

sekolah

dapat

didefinisikan

sebagai

keseluruhan proses untuk memilih dan memilah orang-orang (guru dan
personal sekolah lainnya) serta mengalokasikan sarana dan prasarana
untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam rangka mencapai tujuan
sekolah. Termasuk di dalam kegiatan pengorganisasian adalah penetapan
tugas, tanggung jawab dan wewenang orang-orang tersebut serta
mekanisme kerjanya sehingga dapat menjadi tercapainya tujuan sekolah.
Organisasi kurikulum sangat erat berhubungan dengan tujuan
pendidikan yang hendak dicapai karena pola-pola yang berbedaakan
mengakibatkan isi dan cara penyampaianpelajaran berbeda pula (Prof.
Dr. Nasution, Hal.80).
Pola-pola pengorganisasian kurikulum, yaitu:22
a. Separated Subject Curriculum
Kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam
berbagai macam mata pelajaran (subjects) yang terpisah-pisah satu
sama lain, seakan-akan ada batas pemisah antara mata pelajaran yang
satu dengan yang lain juga antara suatu kelas dengan kelas yang lain.
Subject atau mata pelajaran yang dimaksud adalah hasil
pengalaman umat manusia sepanjang masa, atau kebudayaan dan
pengetahuan yang dikumpulkan oleh umat manusia sejak dulu kala.
Bahan ini lalu disusun secara logis dan sistematis, disederhanakan dan
disajikan kepada anak-anak di sekolah sebagai mata pelajaran setelah
disesuaikan dengan usia dan kematangan murid-murid. Dalam subjecl
curriculum ini, anak-anak dipaksakan mempelajari pengalaman umat
manusia yang lampau, yang tidak selalu bertalian erat dengan
pengalaman anak itu sendiri. Curriculum yang subject- centered ini

22

1.

"Suryosubrolo. Tatalakmna Kurikulum (Jakarta: Rineka Cipta, 2005). cet ke-2 h.

23

terutama ditujukan kepada pembentukan intelektual dan kurang
mengutamakan pembentukan pribadi anak sebagai keseluruhan.23
Manfaat separate-subject curriculum menurut Dr. S. Nasution
adalah sebagai berikut:
1) Bahan pelajaran dapat disajikan secara logis dan sistematis
2) Organisasi kurikulum ini sederhana, mudah direncanakan dan
dilaksanakan
3) Kurikulum ini mudah dinilai
4) Kurikulum ini juga dipakai di pendidikan tinggi
5) Kurikulum ini telah dipaai berabad-abad lamanya dan sudah
menjadi tradisi
6) Kurikulum ini memudahkan guru
7) Kurikulum ini mudah dirubah
8) Organisasi kurikulum ini esensial untuk menafsirkan
pengalaman24
Adapun kelemahan dari separate-subject curriculum menurut
S. Nasution adalah:
1. Kurikulum ini memberikan mata pelajaran yang lepas-lepas, yang
tidak berhubungan satu dengan yang lain.
2. Kurikulum ini tidak memperhatikan masalah-masalah sosial yang
dihadapi anak-anak dalamkehidupannya sehari-hari.
3. Kurikulumini menyampaikan pengalaman manusia yang lampau
dalam bentuk yang sistematis dan logis. Sesuatu yang logis tidak
selalu psikologis ditinjau dari segi minat dan perkembangan anak.
4. Tujuan kurikulum ini terlampau terbatas.
5. Kurikulum ini kurang menegmbangkan kemampuan berpikir.
6. Kurikulum ini cenderung menjadi statis dan ketinggalan zaman25
b. Correlated Curriculum
Pada dasarnya organisasi kurikulum ini menghendaki agar
mata pelajaran itu satu sama lain ada hubungan, bersangkut paut
(icorrelated), walaupun mungkin batas-batas yang satu dengan yang
lain masih dipertahankan.
Prinsip berhubungan satu sama lain (korelasi) ini dapat
dilaksanakan dengan beberapa cara:
23

S. Nasution, Asas-asas Kurikulum (Jakarta: Bumi Aksara, 1995) cet. ke-2 h. 178.
S. Nasution, Asas-asas Kurikulum, h. 181-184.
25
S. Nasution. Asas-asas Kurikulum, h. 185.
24

24

1) Ant