Strategi Pemasaran Sekolah di SMPIP Baitul Maal Jurangmangu Kota Tangerang Selatan
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Aditia Rini Kusuma Wardani
NIM 1110018200031
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
i
ABSTRAK
Aditia Rini Kusuma Wardani (1110018200031). Strategi Pemasaran Sekolah di SMPIP Baitul Maal Jurangmangu Kota Tangerang Selatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan penerapan strategi pemasaran SMPIP Baitul Maal dan menemukan strategi yang tepat dalam
marketing mix yang meliputi 7P (Product, Price, Promotion, Place, People, Process, and Physical Evidence) serta melakukan analisis SWOT di SMPIP Baitul Maal Jurangmangu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Untuk observasi yang dilakukan pengamatan terkait kegiatan penerimaan siswa baru pada tahun ajaran baru. pihak yang di wawancara adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, ketua Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), 3 orangtua siswa , tiga siswa diambil dari kelas 7 satu orang kelas 8 satu orang dan kelas 9 satu orang sebagai informan. Studi dokumentasi dilakukan dengan pengambilan gambar secara langsung dan meminta arsip atau berkas-berkas kepada staf TU
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan SMPIP Baitul Maal telah melakukan strategi pemasaran dengan meningkatkan kualitas produknya. Dapat dilihat dari beberapa program yang telah berjalan seperti sekolah inklusi, life skill,
moving class, Usbu’ Ruhyi, annual project, mentoring, homestay, home visit, dan
problem solving. Program tersebut menjadi pembeda dengan sekolah kompetitor. Upaya penguatan pemasaran dikhususkan mencari calon siswa dari dalam yaitu dari SDIP Baitul Maal. Pihak SDIP Baitul Maal pun turut serta berkolaborasi untuk mempengaruhi siswanya agar nantinya melanjutkan sekolah di SMPIP Baitul Maal. Namun kurangnya ketersediaan SDM untuk terlibat dalam kegiatan promosi dan kehumasan sehingga kegiatan pemasaran terhambat.
Dalam hal ini, sekolah perlu mempertahankan kualitas yang sudah tertanam serta melakukan perekrutan staff karena masih membutuhkan SDM dalam menjalankan pemasaran sekolah. Sehingga kegiatan promosi yang kreatif dapat dilakukan agar tetap memperoleh calon siswa baru dari luar dengan jumlah yang stabil dari tahun ke tahun.
(7)
ii
This study aims to determine and describe the implementation of marketing strategy in SMPIP Baitul Maal and find the right strategy in the marketing mix that includes 7P (Product, Price, Promotion, Place, People, Process, and Physical Evidence) and conduct a SWOT analysis in SMPIP Baitul Maal Jurangmangu.
The method used in this research is qualitative descriptive approach. The data collection techniques are observation, interviews, and documentation. For the observation made observations related to the activities of new admissions in the new academic year. parties in the interview is the principal, vice principal of student section, the chairman of the New Students Admission (PPDB), three parents, three students were taken from Grade 7 Grade 8 one person one vote and class 9 of the person as an informant. Documentation study done by shooting directly and request records or files to the staff TU.
The results showed that the implementation of the Baitul Maal SMPIP has conducted a marketing strategy to improve the quality of its products. Can be seen from some of the programs that have been running like a school inclusion, life skill, moving class, USBU 'Ruhyi, annual project, mentoring, homestay, home visit, and problem solving. The program is a differentiator with competitors school. Strengthening marketing efforts specifically looking for potential students from within that of the SDIP Baitul Maal. SDIP party Baitul Maal also participated and collaborated to influence their students will attend school in SMPIP Baitul Maal. However, the lack of availability of human resources to engage in promotional activities and public relations to marketing activities hampered.
In this case, the school needs to maintain a good quality of embedded and recruiting staff because it still requires human resources to run a school marketing. So creative promotional activities that do stay up prospective new students from outside the stable number from year to year.
(8)
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillaahirabbilaalamin. Puji serta syukur senantiasa penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat, hidayah, serta Inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Yang dinanti-nantikan syafa’atnya di Yaumul Qiyamah kelak.
Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya jalinan kerjasama dari berbagai pihak selama penulis melaksanakan penelitian. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak atas bantuan baik moral maupun material yang telah diberikan sehingga penulis dapat membuat skripsi yang berjudul Strategi Pemasaran Sekolah di SMPIP Baitul Maal. Semoga mendapatkan balasan dari Allah SWT. Maka pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
3. Dr. H. Salman Tumanggor, M.Pd., Dosen pembimbing I skripsi yang senantiasa memberikan masukan dan informasi dalam penyusunan skripsi; 4. Dr. H. Fathi Ismail, M.M., Dosen Pembimbing II Skripsi serta selaku
Dosen Penasehat Akademik yang senantiasa meluangkan waktu dan memberikan masukan, informasi, nasehat, motivasi, ilmu dan kritik yang sangat berarti bagi penulis;
5. Seluruh Dosen Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segenap ilmu dan keahlian kepada penulis selama belajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
(9)
iv
7. Kepala SMPIP Baitul Maal, pendidik, tenaga kependidikan serta seluruh civitas akademika SMPIP Baitul Maal yang telah banyak memberikan informasi kepada penulis selama penelitian skripsi ini;
8. Mamah dan Bapak (Ratih dan Sutego), terima kasih banyak atas segala
Do’a, nasehat, dan dukungan baik moral maupun materil, yang tak pernah
putus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi;
9. Adik tercinta (Veri Sutekno), terima kasih untuk dukungan moral dan materil yang selalu diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikanskripsi;
10.Abang tercinta (Shidiq Permana) yang dengan ketulusan hatinya untuk senantiasa menjadi penyemangat, mendoakan, menasehati dan memberikan dukungan moral dan materil kepada penulis dalam penyelesaian skripsi;
11.Rekan-rekan seperjuangan MP angkatan 2010, khususnya untuk Tri Wahyuni, Ainul Rochmah, Dwi Stianingsih, Alfina Ilham, Wanti, Nurul Fitria. Terima kasih teman untuk segala bantuan, motivasi dan dukungan kalian;
12.Rekan-rekan dan pelatih silat Perisai Diri, terima kasih untuk senatiasa memberikan saran dan semangat untuk penulis dalam penyelesaian skripsi; 13.Rekan-rekan Dewa Wisata Tour dan Semi Wisata Tour, terimakasih atas semangatnya yang selalu mengingatkan dan mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi;
14.Serta kepada segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas motivasi yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam penyusunan skripsi.
(10)
v
Demikianlah semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan kebajikannya. Sebagai penutup, semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis dan bagi para pembaca umumnya.
Jakarta, 24 Mei 2016
(11)
vi
KATA PENGANTAR ...
iii
DAFTAR ISI ...
vi
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ...
ix
DAFTAR LAMPIRAN ...
x
DAFTAR ISTILAH ...
xi
DAFTAR SINGKATAN ...
xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Perumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN TEORI ... 7
A.
Strategi ... 7
1. Pengertian Strategi ... 7
2. Formulasi Strategi ... 8
3. Implementasi Strategi ... 12
B.
Pemasaran ...
131. Pemasaran Jasa Pendidikan ... 13
2. Fungsi dan Tujuan Pemasaran Pendidikan ... 15
3. Strategi Pemasaran Pendidikan ... 17
a. Strategi Penentuan Pasar Sasaran (Target Market Strategy) ... 19
(12)
vii
b. Strategi Penentuan Posisi Pasar Persaingan
(Competitive Positioning Strategy) ... 19
c. Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix Strategy 20 1) Produk (Product) ... 20
2) Harga (Price)... 21
3) Promosi (Promotion) ... 22
4) Tempat (Place) ... 23
5) Orang (People) ... 23
6) Proses (Process) ... 24
7) Bukti Fisik (Physical Evidence) ... 25
C. Hasil Penelitian yang Relevan ... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28
A. Tujuan Penelitian ... 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28
C. Metode Penelitian ... 28
D. Sumber Data ... 29
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 29
F. Instrumen Penelitian ... 30
G. Teknik Analisis Data ... 31
H. Uji Keabsahan Data ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN... 33
A. Deskripsi ... 33
1. Deskripsi Profil Sekolah ... 33
a. Sejarah Singkat SMPIP Baitul Maal ... 33
b. Identitas Sekolah SMPIP Baitul Maal ... 33
c. Visi. Misi, danTujuan SMPIP Baitul Maal ... 34
d. Tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Peserta Didik SMPIP Baitul Maal ... 35
(13)
viii
Konsumen (Product) ... 43
b. Menentukan Harga/Biaya (Price)... 48
c. Melakukan Promosi (Promotion) ... 50
d. Tempat/Lokasi (Place) ... 52
e. Sumber Daya Manusia (People) ... 54
f. Proses (Process) ... 56
g. Bukti Fisik (Physical Evidence) ... 57
2. Analisis SWOT ... 59
a. Analisis Internal ... 59
b. Analisis Eksternal ... 60
BAB V PENUTUP ... 64
A. Kesimpulan ... 64
B. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 66
LAMPIRAN
(14)
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Analisis SWOT ... 11
Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Penelitian ... 28
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ... 30
Tabel 4.1 Tenaga Pendidik SMPIP Baitul Maal ... 35
Tabel 4.2 Tenaga Kependidikan SMPIP Baitul Maal ... 36
Tabel 4.3 Peserta Didik SMPIP Baitul Maal ... 36
Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana SMPIP Baitul Maal ... 37
Tabel 4.5 Discount Biaya PPDB SMPIP Baitul Maal ... 49
Tabel 4.6 Biaya PPDB ... 50
(15)
x
LAMPIRAN 2 : Dokumentasi PPDB
LAMPIRAN 3 : Daftar Uji Referensi
LAMPIRAN 4 : Instrumen Wawancara
LAMPIRAN 5 : Hasil Wawancara
LAMPIRAN 6 : Hasil Observasi Kegiatan Pemasaran
LAMPIRAN 7 : Surat Izin Bimbingan
Surat Izin Penelitian
Surat Keterangan Hasil Penelitian
LAMPIRAN 8 : Bukti Dokumentasi Ketika Observasi dan Wawancara
LAMPIRAN 9 : Dokumentasi Letak Sekolah Pesaing
LAMPIRAN 10 : Dokumentasi Bangunan Sekolah
(16)
xi
DAFTAR ISTILAH
Accountability : Pertanggung-Jawaban
Al - Matsurat : Kumpulan Doa-Doa dan Zikir
Annual Project : Proyek Tahunan Hasil Karya Anak
Art : Seni
Attention-Creating Medium : Media untukMenciptakanPerhatian
Boring : Bosan
Cash : Tunai
Cleaning Service : Petugas Kebersihan
Community Communication : Komunikasi Kepada Masyarakat
Competitive Positioning Strategy : Strategi Penentuan Posisi Pasar Persaingan
Competitor : Pesaing
Computer Club : Kelompok Komputer
Consulting : Bimbingan
Contactor : Penghubung
Content : Standar Materi
Customer : Pelanggan
Design : Model
Discount : Potongan Harga
Door to door : Penjualan langsung / dari pintu ke pintu
Effect-Creating Medium : Media untuk Menciptakan Pengaruh
Effective School : Sekolah Efektif
English Fun Club : Kelompok Bahasa Inggris Menyenangkan
Enrichment : Memperkaya
Environmental External Assessment : Asesmen Lingkungan Eksternal
Fun : Menyenangkan
Goods : Barang
Google Map : Peta Google
Home Stay : Menetap di Rumah/Tinggal di Rumah
(17)
xii
Internal Quality : Kualitas Internal
Isolated : Pemisah
Life Skill : Kecakapan Hidup
Marketing Mix Strategy : Strategi Bauran Pemasaran
Marketing Objective : Tujuan Pemasaran
Matching Tool : Alat Pencocokan
Message-Creating Medium : Media untuk Menciptakan Pesan
Mission Determination : Perumusan Misi
Modifier : Pemodifikasi
Non Profit Oriented : Orientasi Tidak Mencari Keuntungan
Objective Setting : Perumusan Tujuan Khusus
Open House : Acara Terbuka untuk Umum
Oppurtinities : Peluang
Organization Assessment : Asesmen Organisasi
Outbound : Metode Pembelajaran Memanfaatkan Alam
Parenting : Pola Asuh Anak
People : Orang
Physical Evidence : Bukti Fisik
Place : Tempat
Playgroup : Taman Bermain
Positioning : Menempatkan
Price : Harga
Problem Solving : Pemecahan Masalah
Process : Proses
Product : Produk
Promotion : Promosi
(18)
xiii
Pupil Recruitment : RekrutmenSiswa
Range : Jarak
Recheck : Periksa Ulang
Relationship Marketing : Pemasaran Hubungan
Screenshoot : Penangkap Layar / Cuplikan Layar
Services : Layanan
Shoum Ayyamul Bidh : Shoum 3 hari di Bulan Dzulqoidah
Slow learners : Anak Lamban Belajar
Stakeholders : Pemakai
Stratagem : Siasat atau Rencana
Strategi Marketing Mix : Strategi Bauran Pemasaran
Strenght : Kekuatan
Study Tour : Karyawisata
Super Camp : Kemah Super untuk Pelatihan Kepemimpinan
Talkshow : Acara Perbincangan
Target : Sasaran
Target Market Strategy : Strategi Penentuan Pasar Sasaran
Team : Kelompok
Threat : Ancaman
Todler : Balita
Transfer Of Ownership : Perpindahan Kepemilikan
Upgrade : Perbaikan
Usbu’Ruhiy : Peningkatan Ruhiyah
User : Pelanggan
Valid : Sah
Weakness : Kelemahan
(19)
xiv
Baksos : Bakti Sosial
BK : Bimbingan Konseling
BMT : Baitul Maal wa Tamwil
BOS : Biaya Operasional Sekolah
BP : Bimbingan Penyuluhan
BPH : Badan Pengurus Harian
BP3 : Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan
CBSA : Cara Belajar Siswa Aktif
Dll : Dan Lain - Lain
Gasing : Gampang Asik dan Menyenangkan
KKBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia
IQ : Intelektual Question
IMTAQ : Iman dan Taqwa
IPA : Ilmu Pengetahuan Alam
IPS : Ilmu Pengetahuan Sosial
IPTEK : Ilmu Pengetahuan Teknologi
KSP : Kegiatan Sambut Pagi
Lab : Laboratorium
Mabit : Malam Bina dan Taqwa
MBS : Manajemen Berbasis Sekolah
MPMBS : Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
NEM : Nilai Ebtanas Murni
N.I.S : Nomor Induk Sekolah
N.S.S : Nomor Statistik Sekolah
OSIS : Organisasi Siswa Intrasekolah
PAI : Pendidikan Agama Islam
PBM : Proses Belajar Mengajar
(20)
xv
Perpus : Perpustakaan
Penataran P4 : Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
PJ : Penanggung Jawab
PKS : Patroli Keamanan Sekolah
PMR : Palang Merah Remaja
PPDB : Penerimaan Peserta Didik Baru
PPIA : Pusat Pendidikan Islam Anak
PR : Pekerjaan Rumah
R.E.C : Remedial, Enrichment, danConsulting
SD : Sekolah Dasar
SDM : Sumber Daya Manusia
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMPI : Sekolah Menengah Pertama Islam
SMPIP : Sekolah Menengah Pertama Islam Plus
SMPIT : Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu
SMPN : Sekolah Menengah Pertama Negeri
Sosmed : Sosial Media
SO : Strength-Opportunity
SOP : Standar Operasional Prosedur
SPP : Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan
ST : Strenght-Threat
STAN : Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
SWOT : Strenght Weakness Opportunity Threat
Tangsel : Tangerang Selatan
TK : Taman Kanak-Kanak
TKA : Taman Kanak – Kanak Al-Quran
TT : Tahsin Tahfizh
TU : Tata Usaha
UKS : Unit KesehatanSekolah
(21)
xvi
7 P :Product, Price, Promotion, Place, People, Process, and Physical Evidence
(22)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Telah menjadi realitas, bahwa persaingan antar sekolah saat ini semakin kompetitif. Hal ini tentunya menjadi sinyal positif dalam peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya upaya kreatif penyelenggara pendidikan untuk menggali keunikan dan keunggulan sekolahnya agar dibutuhkan dan diminati oleh pelanggan jasa pendidikan. Munculnya sekolah unggulan dengan kurikulum bertaraf Internasional serta lahirnya sekolah negeri dan swasta yang menawarkan keunggulan fasilitas, bahkan dengan biaya yang terjangkau, dapat menambah maraknya kompetisi pendidikan.
“Aktivitas pemasaran jasa pendidikan yang terdahulu dianggap “tabu”
karena berbau bisnis dan cenderung berorientasi pada laba (profit oriented), sekarang ini sudah dilakukan secara terbuka dan terang-terangan.”1 Konsep input, proses dan output menjadi kajian yang telah dimantapkan dan inovasi-inovasi tersebut akan menjadi sebuah kajian pemasaran yang menarik.. Upaya untuk mendapatkan input yang cakap dan matang (calon siswa), telah menjadi tuntutan yang wajib dipenuhi dalam rangka mendukung proses pembelajaran dan kompetisi antar sekolah.
“Pemasaran menjadi sesuatu yang mutlak harus dilaksanakan oleh sekolah, selain ditujukan untuk memperkenalkan, fungsi pemasaran di lembaga pendidikan adalah untuk membentuk citra baik terhadap lembaga menarik
sejumlah calon siswa.”2
Untuk itu, sekolah dituntut untuk melakukan strategi dalam hal pemasaran sekolah guna mempertahankan dan meningkatkan kuantitas siswa yang ada.
1David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan, (Jakarta: Salemba Empat, 2012) Cet. I, h. 3.
2Muhaimin, dkk., Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah, (Jakarta: Kencana, 2009)h. 101.
(23)
“Pada era globalisasi ini, kemajuan sekolah merupakan esensi dari pengelolaan sekolah melalui pemeliharaan mutu, responsif terhadap tantangan dan antisipatif terhadap perubahan-perubahan yang diakibatkan dari berubahnya tatanan internal maupun dunia kesejagatan, sehingga tidak menimbulkan keadaan bergejolak (turbulent) dan penuh ketidakpastian (uncertainly) yang dapat mengancam tuntuhnya berbagai tatanan yang telah diciptakan sedemikian rupa.”3
Saat ini, dunia pendidikan harus diperlakukan dan dikelola secara profesional, karena semakin ketatnya persaingan, lembaga pendidikan akan ditinggalkan konsumen atau masyarakat jika dikelola seadanya. Setiap lembaga pendidikan mengetahui bahwa proses pembelajaran di sekolah tidak akan pernah statis, akan tetapi senantiasa dinamis mengikuti kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin hari semakin berkembang pesat. Untuk itu sekolah dituntut lebih meningkatkan kualitas pendidikan dari segala sisi.
“Lembaga pendidikan adalah sebuah kegiatan yang melayani konsumen berupa siswa dan masyarakat umum yang dikenal sebagai stakeholder.
Lembaga pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk memberikan layanan dan pihak yang dilayani ingin memperoleh kepuasan dari layanan tersebut, karena mereka sudah membayar cukup mahal kepada lembaga pendidikan.”4 Pemasaran jasa pendidikan disini tergolong dalam marketing jasa yang “non
profit oriented” atau perusahaan nirlaba. Dimana lembaga pendidikan tidak mencari keuntungan semata, demi kemakmuran para pengurus atau pemilik lembaga.
Sekolah adalah subsistem dari sistem sosial, karena itu, sekolah atau madrasah tidak memisahkan diri dari atau terasing dari masyarakatnya. Bagaimanapun, masukan siswa dan dana adalah berasal dari masyarakat. Lebih dari itu, di satu sisi sekolah memerlukan masyarakat dalam meyusun program yang relevan, sekaligus memerlukan dukungan dari masyarakat baik berupa calon murid/pendaftaran, maupun
3Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership: Menuju Sekolah Efektif, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), h. 29.
(24)
3
pembiayaan (SPP/DPP) dalam melaksanakan program sekolah, madrasah dan pesantren.5
“Sekolah sebagai organisasi pendidikan adalah merupakan suatu sistem terbuka. Sebagai sistem terbuka berarti lembaga pendidikan selalu mengadakan kontak hubungan dengan lingkungannya yang disebut sebagai suprasistem. Kontak hubungan ini dibutuhkan untuk menjaga agar sistem atau lembaga itu tidak punah atau mati.”6 Hal ini berarti bahwa sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. “Hubungan serasi, terpadu, serta timbal balik yang diciptakan dan dilaksanakan agar peningkatan mutu pendidikan dan pembangunan dapat saling menunjang.”7
Sebuah lembaga yang ingin sukses untuk masa depan dalam menghadapi persaingan era globalisasi harus mempraktikkan pemasaran terus menerus agar mendapatkan jumlah siswa yang dikehendaki, karena semakin meningkatkan atau calon siswa yang masuk dapat mengangkat citra positif pada sebuah lembaga di masyarakat.
Semakin tingginya kehidupan sosial masyarakat sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menyebabkan tuntutan kebutuhan kehidupan sosial masyarakat turut meningkat. Pada akhirnya, tuntutan tersebut bermuara pada pendidikan karena masyarakat meyakini bahwa pendidikan mampu menjawab dan mengantisipasi berbagai tantangan tersebut.
“Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh sekolah sebagai institusi tempat masyarakat berharap tentang kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan perlu perubahan yang dapat dilakukan melalui perubahan dan peningkatan dalam pengelolaan atau manajemen pendidikan di sekolah.”8
Sekolah-sekolah yang memposisikan dirinya sebagai sekolah unggulan andalan ataupun favorit yang diregulasi pemerintah kota bukan menjadi pilihan
5Syafruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Ciputat Press, 2005) h. 272. 6Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), Cet. I, h. 189. 7Ary Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), Cet. I, h. 187.
8Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. I, h. 37.
(25)
utama bagi masyarakat saat ini, karena tren siswa dewasa ini ternyata tidak hanya melihat positioning sekolah unggulan, andalan dan favorit sebagai salah satunya pertimbangan untuk memutuskan bersekolah di lembaga tersebut, akan tetapi pertimbangan positioning sekolah gaul dan bonafide ternyata menjadi fenomena baru dalam pemasaran lembaga pendidikan, hal ini penting mendapat respon manajemen sekolah. Berkualitas, disiplin namun tetap gaul cenderung pula menjadi idealisme remaja serta sekolah bonafide dengan infrastruktur yang lebih mendukung, ruangan ber AC, fasilitas teknologi yang memadai.
Hal ini ternyata merupakan perilaku konsumen pendidikan, siswa relatif ingin suasana dinamis dalam lingkungan sekolahnya, para wali murid pun ingin anaknya tahu banyak tentang teknologi pendidikan mutakhir, sehingga sekolah lagi-lagi dituntut menawarkan inovasi dalam program-program apa saja yang akan ditawarkannya.
Namun tidak hanya itu, yang lebih penting sebagai sikap yang harus dikembangkan adalah membangun persepsi dan citra positif (positive image) terlebih dahulu, mempunyai tujuan yang baik, saling mempercayai satu sama lain (mutual confidence), saling menghargai (mutual appreaciation), saling pengertian antar kedua belah pihak (mutual understanding) dan meliliki rasa toleransi (tolerance).9 Untuk membangun citra positif dari masyarakat ini, SMPIP Baitul Maal menawarkan berbagai keunggulan, di antaranya adalah tersedianya sarana dan prasarana sekolah yang lengkap, terdapat banyak kegiatan ekstrakulikuler, menampilkan berbagai prestasi yang diraih sekolah tersebut dan lain sebagainya.
SMPIP Baitul Maal adalah sebuah lembaga pendidikan menengah yang berkualitas dan bernuansa religius di Tangerang Selatan yang mempunyai visi
“Terwujudnya Sekolah Menengah Pertama Islam unggul dengan membentuk insan yang sholeh, cerdas, mandiri dan bertanggungjawab serta mampu berperan dalam masyarakat”. Sekolah Menengah Pertama Islam Plus Baitul Maal ini mengutamakan keunggulan dalam kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
9Rosady Ruslan, Aspek-Aspek Hukum dan Etika dalam Aktivitas Public Relations Kehumasan,
(26)
5
Mendidik meliputi etika, aqidah, dan perilaku sesuai ajaran Islam. Mengajar meliputi pengetahuan dasar, wawasan keilmuan, dan akademis praktisi, inovasi tersebut menjadi salah satu senjata lembaga ini dalam menerapkan strategi pemasaran dalam merekrut siswanya. Namun, berdasarkan studi pendahuluan dikemukakan oleh staf tata usaha bahwa di SMPIP Baitul Maal tidak memiliki struktural kehumasan dalam organisasinya. Selain itu berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti ditemukan masih lemahnya penyusunan strategi pemasaran yang dilakukan oleh pihak SMPIP Baitul Maal.
Masalah yang ada di sekolah menyangkut kegiatan pemasaran sekolah adalah terkait pada penyusunan strategi pemasaran yang dilakukan oleh pihak SMPIP Baitul Maal. Hal tersebut dikarenakan di sekolah ini masih kekurangan staf ahli dalam bidang pemasaran sekolah. Oleh karena itu di sekolah ini masih lemah dalam pelaksanaan strategi pemasaran.
Mengacu pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Strategi Pemasaran
Sekolah di SMPIP Baitul Maal”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya mempublikasikan kemajuan/keadaan sekolah kepada masyarakat;
2. Tidak memiliki struktural dalam bidang kehumasan secara jelas; 3. Kurangnya tenaga pemasaran dalam menjalankan pemasaran.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, untuk
mempermudah dan mengarahkan penelitian ini, maka fokus penelitian dapat
dibatasi dengan “Strategi pemasaran sekolah di SMPIP Baitul Maal Jurangmangu Kota Tangerang Selatan”.
(27)
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas,
maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimana strategi pemasaran sekolah SMPIP Baitul Maal Jurangmangu Kota Tangerang Selatan”.
E. Tujuan Penelitian
Untuk memperjelas sasaran yang akan dicari dan berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menemukan strategi pemasaran yang tepat dalam bauran pemasaran yang meliputi 7P (Product, Price, Promotion, Place, People, Process, and Physical Evidence) pada SMPIP Baitul Maal.
2. Melakukan analisis SWOT (strenght, weakness, opportunities and threat) pada SMPIP Baitul Maal.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai kajian ilmiah maupun langkah nyata dalam hal strategi pemasaran sekolah untuk meningkatkan jumlah siswa. Adapun hasil penelitian ini berharap akan berguna antara lain:
1. Bagi Penulis, memberikan informasi dan menambah wawasan akan pentingnya penerapan strategi pemasaran sekolah di SMPIP Baitul Maal. 2. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
khususnya mengenai strategi pemasaran sekolah di SMPIP Baitul Maal. 3. Bagi Akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
khasanah kepustakaan kependidikan dan dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
(28)
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Strategi
1. Pengertian Strategi
Secara harfiah, kata strategi dapat diartikan sebagai “seni (art) melaksanakan, stratagem yakni siasat atau rencana”1 Menurut Chandler
yang dikutip oleh Mudrajad Kuncoro, “strategi adalah penentuan tujuan
dan sasaran jangka panjang perusahaan, diterapkannya aksi dan alokasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan”2
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yang berarti:
kepemimpinan dalam ketentaraan. Konotasi ini berlaku selama perang yang kemudian berkembang menjadi manajemen kententaraan dalam rangka mengelola para tentara bagaimana memobilisasi pasukan dalam jumlah yang besar, bagaimana mengkoordinasikan komando yang jelas, dan lain sebagainya.3
Strategi dapat dipahami sebagai suatu rencana yang cermat tentang cara-cara pendayagunaan dan penggunaan sumber daya yang ada untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam mencapai sasaran tertentu. Efektifitas dan efisiensi sebuah strategi tersebut berkaitan dengan usaha kegiatan dan hasil usaha tersebut. Dalam dunia bisnis, strategi sering digunakan untuk menunjuk pada tindakan potensial para pesaingnya.
Menurut Harper W. Boyd, dkk, “strategi adalah pola fundamental dari tujuan sekarang dan yang direncanakan, pengerahan sumber daya, dan interaksi dari organisasi dengan pasar, pesaing, dan faktor-faktor lingkungan lain.”4
1Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Edisi revisi, h. 214.
2Mudrajad Kuncoro, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 1.
3Crown Dirgantoro, Manajemen Strategik Konsep, Kasus, dan Implementasi, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2001), Cet. I, h. 5.
4Boyd, Walker, Larreche, Manajemen Pemasaran; Suatu Pendekatan Strategi dengan Orientasi Global, (Jakarta: Erlangga, 2000), h. 29.
(29)
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis sependapat dengan pendapat Chandler yang dikutip oleh Mudrajad Kuncoro, bahwasanya strategi merupakan sebuah program penentuan atau langkah-langkah yang disertai dengan tindakan oleh sumber daya untuk mencapai tujuan maupun sasaran baik jangka pendek maupun jangka panjang dalam merespon lingkungannya.
2. Formulasi Strategi
Formulasi strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah
ke depan dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Formulasi strategi adalah “menentukan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pencapaian tujuan.”5
Dalam hal ini terdapat lima langkah yang digunakan dalam formulasi strategi yaitu:
a. Perumusan Misi (Mission Determination)
Pencitraan bagaimana seharusnya sekolah bereksistensi.
b. Asesmen Lingkungan Eksternal (Environmental External Assessment)
Mengakomodasi kebutuhan lingkungan akan mutu pendidikan yang dapat disediakan oleh sekolah.
c. Asesmen Organisasi (Organization Assessment)
Merumuskan dan mendayagunakan sumber daya sekolah secara optimal.
d. Perumusan Tujuan Khusus (Objective Setting).
e. Penjabaran dari pencapaian misi sekolah yang ditampakkan dalam tujuan sekolah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan menyediakan anggaran, sarana dan prasarana, maupun fasilitas yang dibutuhkan untuk itu.6
5Crown Dirgantoro, Manajemen Strategik; Konsep, Kasus, dan Implementasi, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2001), Cet. I, h.82.
6Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2007), Cet. II , h. 133-134.
(30)
9
Jadi tahapan formulasi strategi ini melibatkan penetapan serangkaian tindakan yang tepat guna mencapai tujuan. Formulasi ini meliputi pengembangan misi dan analisis SWOT. SWOT merupakan akronim dari Strenght (Kekuatan) dan Weakness (kelemahan) internal dari suatu perusahaan serta Oppurtunities (Peluang) dan Threat (ancaman)
lingkungan yang dihadapinya.
Analisis SWOT merupakan teknik historis yang terkenal dimana para manajer menciptakan gambaran secara umum secara cepat mengenai situasi strategis perusahaan.7 Analisis SWOT mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal, mengukur dan menetapkan kelemahan dan kekuatan internal, serta menetapkan tujuan jangka panjang. Jika dalam bidang pendidikan yakni apabila sekolah akan menyusun RPS dengan alternatif kedua harus menggunakan analisis SWOT sebagai satu langkah yang di tempuh. Analisis SWOT dilakukan dengan maksud mengenali tingkat kesiapan setiap fungsi dari keseluruhan fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Organisasi hidup dalam suatu sistem yang saling berhubungan dan mempengaruhi, sehingga untuk mempertahankan eksistensinya, organisasi perlu mengenali dan menguasai berbagai informasi lingkungan strategiknya. Untuk mendapatkan strategi yang tepat dan valid, perlu dilakukan suatu analisis lingkungan strategik.8 Yang dimaksud di sini meliputi kondisi, situasi, keadaan, peristiwa dan pengaruh-pengaruh di dalam dan disekeliling organisasi yang berdampak pada kehidupan organisasi berupa kekuatan internal, kelemahan internal, peluang eksternal dan tantangan eksternal.
a. Lingkungan Internal, meliputi:
1) Kekuatan (Strenght) adalah situasi dan kemampuan internal yang bersifat positif yang memungkinkan organisasi memenuhi
7John A. Pearce, Manajemen Strategi-Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian, (Jakarta: Salemba Empat, 2007) h. 200.
8Akdon, Strategic Management for Education Management (Manajemen Strategik untuk Manajemen Pendidikan), (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. III, h. 106.
(31)
strategik dalam mencapai visi dan misi
2) Kelemahan internal (Weakness) adalah situasi dan faktor-faktor dalam organisasi yang bersifat negatif, yang menghambat organisasi mencapai atau mampu melampaui pencapaian visi dan misi
b. Lingkungan Eksternal, meliputi:
1) Peluang (Opportunity) adalah situasi dan faktor-faktor luar organisasi yang bersifat positif, yang membantu organisasi mencapai atau mampu melampaui pencapaian visi dan misi. 2) Tantangan/ancaman (Threat) adalah faktor-faktor luar organisasi
yang bersifat negatif, yang dapat mengakibatkan organisasi gagal dalam mencapai visi dan misi.9
Setelah dilakukan analisis SWOT tersebut, hasil analisis kemudian digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam upaya memaksimalkan dan memanfaatkan kekuatan, serta secara bersamaan berusaha untuk meminimalkan kelemahan dan mengatasi ancaman. Analisis SWOT dapat menghasilkan matriks yang merupakan
matching tool penting untuk membantu pemimpin lembaga dalam mengembangkan strategi pendidikannya. Strategi dihasilkan dari matriks ini yaitu:
9Ibid., h. 111-112.
(32)
11
Tabel 2.1 Analis SWOT
Internal – Eksternal Strenghts (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)
Opportunity
(Peluang)
S – O Memanfaatkan
kekuatan untuk peluang
W – O Menanggulangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang
Threats
(Tantangan )
S – T
Menggunakan kekuatan untuk menghadapi tantangan
W -T Memperkecil kelemahan dan
menghindari tantangan
Strategi Strength-Opportunity (SO) merupakan strategi yang menggunakan kekuatan lembaga untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar lembaga. Ketiga strategi yang lain dapat dilaksanakan untuk menerapkan straetgi SO ini. Sehingga jika pada hasil analisis ternyata diketahui bahwa lembaga memiliki banyak kelemahan, mau tidak mau lembaga harus mengatasi kelemahan tersebut agar menjadi kuat. Sedangkan jika lembaga menghadapi banyak ancaman, maka ia harus menghindarinya dan berusaha konsentrasi pada berbagai peluang yang ada.
Strategi Weakness-Opportunity (WO) merupakan strategi yang bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan lembaga dengan memanfaatkan peluang-peluang. Bisa terjadi lembaga kesulitan memanfaatkan peluang-peluang yang ada karena banyaknya kelemahan internal paa lembaga tersebut.
Strategi Strenght-Threat (ST) merupakan strategi di lembaga untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman.
(33)
dengan cara mengurangi kelemahan serta mengurangi ancaman.10
Dari penjabaran di atas dapat penulis simpulkan bahwa formulasi strategi memang dibutuhkan sebagai langkah-langkah dalam penetapan tujuan. Dalam formulasi strategi ini meliputi perumusan misi dengan maksud penentuan misi apa yang yang ingin dicapai dalam sebuah strategi. Serta analis SWOT untuk menetapkan strategi yang didasarkan pada
strenght (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang), threats
(tantangan) yang akan dikembangkan menjadi program jangka panjang dan menengah pada lembaga pendidikan. Analisis ini pada akhirnya berfungsi untuk mengarahkan sekolah untuk menentukan strategi yang akan dilaksanakan.
3. Implementasi Strategi
Mengimplementasi berarti menggerakkan para anggota organisasi dan pimpinan untuk menempatkan strategi yang telah diformulasikan dengan tindakan nyata. Implementasi memerlukan kinerja dan disiplin yang tinggi tetapi diimbangi juga dengan imbalan yang memadai.
Menurut Schendel dan Hofer (dalam Syaiful Sagala, 2007: 139), implementasi strategi dicapai melalui alat administrasi yang dapat dikelompokkan kedalam tiga kategori, yaitu:
a. Struktur, yaitu siapa yang bertanggung jawab terhadap apa, kepala sekolah bertanggung jawab kepada siapa.
b. Proses, yaitu bagaimana tugas dan tanggung jawab itu dikerjakan masing-masing personal, dan
c. Tingkah laku, yaitu perilaku yang menggambarkan motivasi, semangat kerja, penghargaan, disiplin, etika, dan sebagainya.11
Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Implementasi strategi
10Muslikhul A’mal, Strategi Manajemen Humas dalam Penerimaan Siswa Baru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Malang, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah, 2011), h.34-35.
(34)
13
termasuk mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi, dan menghubungkan kinerja karyawan.12
Implementasi atau pelaksanaan strategi bertujuan mentransformasi tujuan strategik ke dalam aksi, yaitu penyelenggaraan sekolah. Tantangan implementasi adalah menstimulir para pimpinan dan tenaga kerja melalui organisasi agar mau bekerja dengan penuh kebanggaan dan antusias ke arah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh bersama.
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa dalam implementasi strategi, organisasi diharapkan memikirkan dan merumuskan kebijakan, dan mengalokasi sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dilaksanakan.
B.
Pemasaran1. Pemasaran Jasa Pendidikan
Suatu perusahaan atau lembaga yang memproduksi barang ataupun jasa untuk memperkenalkan produknya kepada masyarakat sebagai konsumen maka diperlukan kegiatan pemasaran. Pemasaran merupakan penghubung organisasi dengan konsumennya. Pada pemasaran berlangsung proses mengkomunikasikan berbagai hal yang terdapat dalam suatu lembaga kepada masyarakat luas dengan tujuan menarik minat masyarakat atau mempengaruhi harapan masyarakat.
Menurut Philip Kotler menyatakan “pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”.13 Definisi dari Marketing Association of Australia dan New Zealand
12Fred R. David, Manajemen Strategis:Konsep, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), Edisi 10, h. 7. 13Tim Dosen Administrasi Pendidikan, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 337.
(35)
(MAANZ) pemasaran adalah aktivitas yang memfasilitasi dan memperlancar suatu hubungan pertukaran yang saling memuaskan melalui penciptaan, pendistribusian, promosi dan penentuan harga dari barang, jasa dan ide.14
Menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo “pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada atau pembeli yang potensial.”15
Menurut Valarie A. Zeithaml dan Mary Jo Bitner, jasa adalah broad
definition is one that defines services “include all economic activities
whose output is not a physical product or consruction, is generally consumed at the time it is produced, and provides added value in form (such as convenience, amusement, timeliness, comfort, or health) that are essentially intangible concerns of its first purchaser. Jasa adalah suatu kegiatan ekonomi yang outputnya bukan produk dikonsumsi bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah (seperti kenikmatan, hiburan, santai, sehat) bersifat tidak berwujud.16
Jasa adalah sesuatu yang tidak berwujud, yang melibatkan hubungan antara penyaji jasa dengan konsumen pemakai dan tidak ada perpindahan kepemilikan (transfer of ownership) antara keduanya, dalam menghasilkan jasa tersebut digunakan produk fisik untuk mendukung aktivitasnya. Menurut Ngalim Purwanto, bahwa “Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak - anak untuk memimpin
perkembangan jasmani dan rohani kearah kedewasaan.”17
Menurut Ahmad
D. Marimba, bahwa “Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara
sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si
14Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 3 15Basu Swastha DH dan Ibnu Sukotjo, Pengantar Bisnis Modern, Edisi III, (Yogyakarta: LibertyYogyakarta, 1991), h. 179.
16Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 243.
17Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011), h. 10.
(36)
15
terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.“18
Menurut M.
Arifin, “Pendidikan yang benar adalah yang memberikan kesempatan pada
keterbukaan terhadap pengaruh dari dunia luar dan perkembangan dari diri
anak didik.”19
Pendidikan menurut sudut pandang yang luas adalah “segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang zaman dalam segala situasi kegiatan kehidupan. Singkatnya pendidikan merupakan sistem proses perubahan menuju pendewasaan, pencerdasan dan pematangan diri”.20 Pemasaran jasa pendidikan adalah kegiatan lembaga pendidikan member layanan atau menyampaikan jasa pendidikan kepada konsumen dengan cara yang memuaskan.21
Buat sebuah lembaga pendidikan bukan mempertahankan costumer yang sudah ada saja yang perlu diperhatikan, tapi yang lebih penting lagi ialah bagaimana mereka menjadi loyalis-loyalis, yaitu orang yang membela nama baik, dan menyebarkan nilai-nilai positif lembaga ke dunia luar. Adalah keberhasilan tim marketing yang luar biasa, jika lembaga pendidikan dapat memupuk costumer loyalty.22
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa pendidikan adalah upaya-upaya yang dilakukan secara terpadu untuk menggabungkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha dalam pemuasan kebutuhan dan keinginan costumer dengan menyebarkan nilai-nilai positif untuk masyarakat luas dengan menciptakan, menawarkan produk atau jasa kepada masyarakat guna meningkatkan mutu layanan pendidikan.
2. Fungsi dan Tujuan Pemasaran Pendidikan
Fungsi pemasaran pada organisasi yang berorientasi pada laba (perusahaan) dengan organisasi nirlaba (sekolah) sangat berbeda. Fungsi
18Ahmad D. Marimba, Pengantar Filasafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al –Ma’arif, 1989), h. 19.
19M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hal. 18.
20Suparlan Suhartono, Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media Group, 2009), Cet. IV, h. 79.
21Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 46. 22Ibid., h. 173.
(37)
pemasaran ini secara lebih luas akan dijabarkan dalam bauran pemasaran yaitu merupakan sarana mencapai tujuan pemasaran (marketing objective).23 Perbedaannya fungsi terletak pada cara kedua organisasi tersebut memperoleh sumber dana yang diperlukan untuk melakukan operasinya.
Sekolah memperoleh sumber dana dari sumbangan donatur atau lembaga induk yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari sekolah. Dari anggaran yang diperolehnya, sekolah menghasilkan jasa pendidikan yang akan ditawarkan kepada pelanggannya (siswa). Apabila calon konsumen yang kita tuju adalah masyarakat golongan ekonomi lemah, maka kita harus menciptakan citra bahwa madrasah kita itu tidak mahal. Apabila calon konsumen yang dituju adalah golongan ekonomi menengah ke atas yang berani membayar lebih untuk kualitas layanan yang lebih baik, maka citra yang harus diciptakan adalah bahwa madrasah kita memberikan layanan yang lebih bagus daripada sekolah lain, walaupun untuk itu mereka harus membayar lebih mahal sedikit.
Untuk membentuk citra yang baik terhadap lembaga dan dalam menarik minat sejumlah calon siswa, maka lembaga pendidikan telah menggunakan berbagai upaya strategi yang dikenal dengan strategi bauran pemasaran (strategi marketing mix). Dalam elemen bauran pemasaran yang terdiri atas 4P yaitu Promotion, Place, Price, Product, dan secara tradisional ditambah 3 elemen P lagi yaitu Physical evidence, People dan
Process yang penulis paparkan pada sub bab selanjutnya.24
Fungsi dari pemasaran pendidikan adalah “sebagai langkah pembaharuan ketika sebuah lembaga pendidikan harus mengikuti atau mengimbangi ketatnya persaingan dalam memperoleh pelanggan (customer)”.25
23Rusadi Rulan, Manajemen Publik Relation Media Komunikasi, Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 230.
24 David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), Cet. I, h. 75.
25Tim Dosen Administrasi Pendidikan, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. I, h. 348.
(38)
17
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran pendidikan berfungsi sebagai suatu langkah dalam mengimbangi posisi pendidikan di era persaingan global.
Tujuan pemasaran menurut Judy Strauss, ahli e-marketing
menyatakan bahwa tujuan pemasaran adalah untuk meningkatkan laba, meningkatkan pangsa pasar, atau sikap dan perilaku pihak berkepentingan itu kurang berhasil, jika perusahaan tidak membuat rencana yang efektif untuk mengelola asset mereka yang paling bernilai: relasi pelangan.26 Untuk menentukan tujuan maupun fungsi dari pemasaran pendidikan, tentunya tidak akan dapat terlepas dari pengertian yang telah disampaikan di atas.
Adapun beberapa tujuan dari pemasaran pendidikan adalah (1) memberi informasi kepada masyarakat tentang produk-produk lembaga pendidikan, (2) meningkatkan minat dan ketertarikan masyarakat pada produk lembaga pendidikan, (3) membedakan produk lembaga pendidikan dengan lembaga pendidikan yang lain, (4) memberikan penilaian lebih pada masyarakat dengan produk yang ditawarkan, dan (5) menstabilkan eksisensi dan kebermaknaan lembaga pendidikan di masyarakat.27
Dari beberapa tujuan pemasaran pendidikan dapat disimpulkan yang ingin dicapai dari pemasaran pendidikan adalah mendapatkan pelanggan yang disesuaikan dengan target, baik itu yang berkaitan dengan kualitas maupun kuantitas dari calon pelanggan (siswa).
3. Strategi Pemasaran Pendidikan
Penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas analisis lingkungan eksternal dan internal organisasi. Faktor-faktor eksternal yang dapat menimbulkan adanya peluang atau ancaman bagi organisasi terdiri atas: keadaan pasar, persaingan, teknologi, ekonomi, sosial budaya, hukum, dan peraturan. Sedangkan faktor-faktor internal menunjukkan adanya keunggulan atau kelemahan organisasi, meliputi: keuangan,
26Marian Burk Wood, Buku Panduan Perencanaan Pemasaran, (Jakarta: PT. Indeks, 2009), Edisi Ketiga, h. 105.
(39)
produksi, SDM, serta khususnya bidang pemasaran yang terdiri dari produk, harga, distribusi, dan promosi. Analisis tersebut merupakan penilaian apakah strategi pemasaran yang telah ditetapkan dan dijalankan sesuai dengan keadaan pada saat ini. Hasil penilaian tersebut digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah strategi yang sedang dijalankan perlu diubah serta untuk menyusun atau menentukan strategi yang akan dijalankan di masa mendatang.
Fandy Tjiptono menyatakan bahwa “strategi pemasaran adalah
rencana yang hendak diikuti oleh manajer pemasaran. Rencana tindakan ini didasarkan atas analisa situasi dan tujuan-tujuan perusahaan dan
merupakan cara untuk pencapaian tujuan tersebut”.28
Menurut Sofyan Assauri strategi pemasaran adalah: Serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah. Oleh karena itu, penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas analisa lingkungan dan internal perusahaan melalui analisa keunggulan dan kelemahan perusahaan, serta analisa kesempatan dan ancaman yang dihadapi perusahaan dari lingkungannya.29 Dengan demikian, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran yang dilakukan oleh sekolah dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan lembaga sekolah dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah. Oleh karena itu, penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas analisa lingkungan dan internal sekolah melalui analisa keunggulan dan kelemahan sekolah, serta analisa kesempatan dan ancaman yang dihadapi sekolah dari lingkungannya. Di samping itu strategi pemasaran sebagai alternatif, menurut Kotler dan Fox (1995) mengidentifikasi tiga unsur penting dari perumusan
28Tjipto Fandi, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi offset, 1999), h.43.
(40)
19
strategi pemasaran, yang bertujuan untuk memastikan bahwa organisasi berperan di pasar dengan cara yang paling efektif. Ketiga unsur tersebut adalah sebagai berikut:30
a. Strategi Penentuan Pasar Sasaran (Target Market Strategy).
Strategi ini bertujuan untuk mengidentifikasi segmen pasar jasa pendidikan tertentu dari total pasar jasa pendidikan. Pemasar jasa pendidikan hanya berfokus pada segmen pasar jasa pendidikan itu. Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasikan dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing segmen konsumen ini memiliki karakteristik, dan kebutuhan produk. Berdasarkan informasi yang diperoleh pemasar, maka pasar potensial dapat dikategorikan dengan empat cara:
1) Segmentasi Demografi
Membagi pasar dalam beberapa kelompok berdasarkan karakteristik sebagai usia, pendidikan, jenis kelamin, penghasilan, dan jumlah keluarga.
2) Segmentasi Geografi
Mengindentifikasi tempat atau wilayah dimana pasar berada, misalnya besarnya wilayah, iklim, kepadatan penduduk, atau kondisi fisik pasar.
3) Segmentasi Psikografi
Segmentasi pasar berdasarkan gaya hidup dan kepribadian konsumen seperti aktivitas seorang, selera, minat atau opini. 4) Segmentasi Manfaat
Pembagian pasar yang lebih memfokuskan pada manfaat yang diharapkan dari suatu produk daripada karakteristik konsumen itu tersendiri.31
b. Strategi Penentuan Posisi Pasar Persaingan (Competitive Positioning Strategy)
30David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), Cet. I, h. 55. 31Indo Yama Nazarudin dan Hemmy Fauzan, Pengantar Bisnis dan Manajemen,(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet.I, h. 108.
(41)
Strategi ini bertujuan untuk mengidentifikasi atribut sekolah yang berbeda-beda sehingga membuat sekolah berbeda dari kompetitornya yang beroperasi pada segmen pasar jasa pendidikan yang sama. Tujuan
positioning ini adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke dalam benak konsumen.32
c. Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix Strategy)
Strategi ini merupakan perpaduan dari berbagai unsur yang disajikan sekolah kepada pelanggan jasa pendidikan untuk mempromosikan jasa pendidikan yang dimilikinya. Untuk keberhasilan sebuah perusahaan atau lembaga dalam jangka panjang, maka perusahaan atau lembaga tersebut harus menciptakan layanan yang memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggannya.
Menurut Kotler dan Fox menyatakan bahwa pemasaran jasa pendidikan akan menawarkan jasa pendidikan dengan bauran pemasan yang terdiri atas tujuh alat pemasaran jasa pendidikan, yang juga dikenal dengan istilah 7P.”33
Penjabaran dari 7P (Product, Price, Promotion, Place, People, Process, and Physical Evidence) adalah sebagai berikut:
1) Product (Produk)
Kotler merumuskan produk sebagai “hasil akhir yang mengandung elemen-elemen fisik, jasa dan hal-hal yang simbiosis yang dibuat dan dijual oleh perusahaan untuk memberikan kepuasan dan keuntungan bagi pembelinya.34 Produk merupakan sesuatu yang dibuat kemudian dijual untuk member kepuasan serta keuntungan bagi konsumen. Menurut Baker yang dikutip oleh David Wijaya dalam buku pemasaran jasa pendidikan, pemasar jasa perlu memperhatikan tiga tingkat generik penawaran jasa. Jadi, penawaran jasa pendidikan terdiri
32Freddy Rangkuti, Analisis SWOT: Teknik Membenah Kasus Bisnis, (Jakarta: Gramedia, 2001), h. 49.
33Wijaya, op. cit., h. 75.
(42)
21
atas dua unsur, yaitu: a. Jasa inti
b. Jasa sekunder, yaitu tingkat produk jasa pendidikan yang berwujud dan tingkat jasa pendidikan tambahan.35
2) Price (Harga)
Harga adalah suatu nilai yang dinyatakan dalam bentuk rupiah guna pertukaran/transaksi atau sejumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa.36
Mursid menyatakan keadaan dimana penetapan harga menjadi sangat penting seperti:
a. Produk adalah bahan baku;
b. Harga merupakan alat utama untuk membedakan produk dari produk pesaing;
c. Konsumen berpenghasilan rendah.37
Menurut Charles W. Lamb, “Harga merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang maupun
jasa.”38
Saat konsumen menginginkan sebuah barang atau jasa maka alat tukar yang digunakan adalah sebuah benda yang memiliki nilai atau harga yang sama dengan barang atau jasa tersebut.
Menurut David Wijaya, jenis masukan biaya satuan pendidikan ada dua jenis, yaitu:
a. Biaya satuan pendidikan operasi lancar, yaitu biaya input pendidikan yang habis digunakan selama satu tahun atau kurang dan biaya yang dikeluarkan secara berulang-ulang per siswa per tahun.
35Wijaya, op. cit., h. 81.
36Agustina Shinta, Manajemen Pemasaran, (Malang: Universitas Brawijaya Press, 2011)., h. 102.
37Mursid, op. cit., h. 78.
38Charles W. Lamb, et. al, Pemasaran (marketing), (Jakarta: PT. Salemba Empat, 2001), h. 268.
(43)
b. Biaya satuan pendidikan investasi modal pembangunan, yaitu biaya input pendidikan yang penggunaannya lebih dari satu tahun dan dihitung per siswa per tahun. 39
3) Promotion (Promosi)
Menurut Charles W. Lamb, “promosi adalah komunikasi dari pemasar yang menginformasikan, membujuk, dan mengigatkan para calon pembeli suatu prodak dalam rangka mempengaruhi pendapat
mereka atau memperoleh suatu respon.”40
William Shoel dalam bukunya Buchari Alma berjudul manajemen pemasaran dan pemasaran jasa menyatakan
“promotion is marketers effort to communicate with target audiences. Communication is the process of influencing others behavior by sharing ideas, information or feeling with them”.
Promosi ialah usaha yang dilakukan oleh marketer, berkomunikasi dengan calon audiens. Komunikasi adalah sebuah proses membagi ide, informasi, atau perasaan audiens.41 Promosi merupakan alat komunikasi bagi perusahaan dalam memberikan informasi tentang barang atau jasa yang ditawarkan, membujuk atau mengajak untuk memiliki barang atau jasa tersebut, serta mempengaruhi para calon pembeli sehingga perusahaan mendapat respon dari barang atau jasa yang mereka jual.
Menurut AMA (American Marketing Association) variable-variabel bauran promosi ada empat kelompok, sebagai berikut:
a. Periklanan; b. Penjualan pribadi; c. Publisitas;
d. Promosi penjualan42
Semua itu dilakukan secara bersama sehingga mampu meningkatkan nilai sebuah produk jasa.
39Wijaya, op. cit., h. 117.
40Charles W. Lamb, op. cit., h. 145.
41Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 179..
(44)
23
4) Place (Tempat)
Menurut David dalam buku pemasaran jasa pendidikan
mendefinisikan lokasi yaitu kemudahan akses dan penampilan dan kondisi sekolah secara keseluruhan.43
Menurut Alma, pemilihan tempat atau lokasi jasa pendidikan membutuhkan pertimbangan cermat terhadap beberapa factor, sebagai berikut:
a. Akses;
b. Visibilitas, yaitu sekolah dapat dilihat dengan jelas tentang keberadaan fisiknya;
c. Lalu lintas;
d. Tempat parkir yang luas dan aman;
e. Ekspansi, yaitu ketersediaan lahan untuk kemungkinan perluasan usaha;
f. Lingkungan;
g. Persaingan, yaitu lokasi sekolah competitor; h. Peraturan pemerintahan.44
5) People (Orang)
Menurut Payne, “pentingnya orang dalam pemasaran jasa mengarah pada minat yang lebih besar dalam pemasaran internal. Ini menyadari pentingnya menarik, memotivasi, melatih dan mempertahankan kualitas karyawan dengan mengembangkan pekerjaan-pekerjaan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan
individu.”45
Dalam perusahaan barang dan jasa tentu peran orang menjadi sangat penting ketika pelayanan yang diberikan melibatkan orang, tentu ini membutuhkan pelatihan sehingga kualitas orang dalam
43Wijaya, op. cit., h. 77. 44Ibid., h. 142-143.
45Eka Umi Kalsum, Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Mahasiswa Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Medan, (Studi Kasus: Fakultas Ekonomi Universitas Al-Azhar Medan, 2008), h. 47.
(45)
perusahaan tersebut menjadi tinggi dan lebih baik, juga bisa melalui seleksi khusus dan menetapkan standar dari orang yang dibutuhkan dalam perusahaan tersebut.
Menurut Payne peran SDM (Sumber Daya Manusia) dalam organisasi jasa perlu dibedakan agar dapat dikelola lebih baik. Secara umum, SDM jasa pendidikan dikelompokkan atas beberapa kelompok, sebagai berikut:
a) Penghubung (Contactor)
SDM jasa pendidikan yang berhubungan secara intensif dengan pelanggan jasa pendidikan dan memilih aktivitas pemasaran jasa pendidikan secara konvensional.
b) Pemodifikasi (Modifier)
SDM jasa pendidikan yang terlibat langsung dalam aktifitas pemasaran jasa pendidikan.
c) Pemberi pengaruh (Influencer)
SDM jasa pendidikan yang berfokus pada pelaksana strategi pemasaran jasa pendidikan.
d) Pemisah (Isolated)
SDM jasa pendidikan yang akan sulit berhasil apabila tidak mendapat dukungan memadai dari pemimpin sekolah, terutama dukungan motivasi.46
6) Process (Proses)
Menurut Lupioyadi, “proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri prosedur, jadwal pekerjaan, aktivitas dan hal-hal
rutin, dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen.”47
Dengan demikian jasa memiliki alur saat penggunaannya, atau saat ingin menggunakan jasa tersebut terlihat dari adanya prosedur, lalu ada jadwal atau rencana jadwal atau rencana jadwal yang diberikan saat
46Wijaya, op. cit., h. 191. 47Kalsum, op. cit., h. 45.
(46)
25
menggunakan jasa, lalu semuanya akan disampaikan pada saat jasa itu diberikan atau sebelum jasa itu diberikan.
Seluruh aktivitas kerja adalah proses, proses melibatkan prosedur, tugas, jadwal, mekanisme, aktifitas dan rutinitas dengan produk jasa di salurkan pada pelanggan. Menjadikan manajemen proses sebagai aktifitas terpisah adalah prasyarat bagi perbaikan jasa. Pentingnya elemen proses ini khususnya dalam bisnis jasa disebabkan oleh persediaan jasa yang tidak dapat disimpan.
Setiap proses jasa pendidikan merupakan perpaduan antara kompleksitas proses jasa pendidikan dan perbedaan proses jasa pendidikan. Perubahan dari seluruh kompleksitas proses jasa pendidikan dan perbedaan proses jasa pendidikan menunjukan satu dari empat arah strategi proses jasa pendidikan, antara lain sebagai berikut:
a) Mengurangi perbedaan; b) Meningkatkan perbedaan; c) Mengurangi kompleksitas; d) Meningkatkan kompleksitas.48 7) Physical Evidence (Bukti Fisik)
Bukti fisik termasuk salah satu dari tujuh elemen bauran pemasaran jasa yang terdiri dari semua variabel yang bisa dikendalikan oleh perusahaan-perusahaan dalam komunikasinya dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen sasaran.
Menurut David Wijaya, bukti fisik adalah “unsur-unsur berwujud yang akan memperlancar kinerja di mana pelanggan akan melihat keadaan nyata dari benda-benda yang menghasilkan jasa.”49 Elemen dari Physical Evidence termasuk seluruh aspek fasilitas fisik dari organisasi jasa yang terdiri dari atribut eksterior dan interior serta hal berwujud lainnya dimana hal tersebut dilihat oleh para calon konsumen
48Wijaya, op. cit., h. 242-243. 49Ibid., h. 210.
(47)
sehingga mempunyai kemungkinan akan memberi pengaruh pada calon konsumen.
Menurut Alma yang dikutip Wijaya dalam buku pemasaran jasa
pendidikan, bukti fisik jasa pendidikan adalah “lingkungan di mana
sekolah dan siswa dapat berinteraksi, meliputi unsur berwujud yang
mendukung kinerja suatu komunikasi jasa pendidikan.”50
Pendapat tersebut menjelaskan bahwa pendidikan berbeda dengan jasa pelukis yang tidak perlu melihat bangunan dari sebuah lingkungan penghasil jasa. Ibarat pabrik lingkungan sekolah adalah pabrik dari jasa pendidikan, lingkungan sekolah harus berwujud sehingga mengakomodir interaksi serta kinerja dari suatu komunikasi pendidikan.
Menurut Alma yang dikutip Wijaya dalam buku pemasaran jasa pendidikan, ada dua macam desain yang harus diperhatikan, yaitu:
a) Desain bagian luar sekolah, yang meliputi lapangan parkir, kebun sekolah dan sebagainya;
b) Desain bagian dalam sekolah, yang meliputi tata ruang kelas, perabotan sekolah, peralatan sekolah, sirkulasi sekolah dan sebagainya.51
Selain itu logo sekolah, kop surat sekolah, ijazah seragam, juga merupakan tampilan yang perlu diperhatikan agar terlihat menarik.
50Ibid., h. 210.
(48)
27
C.
Hasil Penelitian yang Relevan1. Fuad Habibi Skripsi penelitian yang berjudul Strategi Pemasaran Lembaga Pendidikan Primagama dalam meningkatkan Jumlah Peserta Didik skripsi tahun 2009 di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menunjukkan bahwa strategi pemasaran Primagama Sawojajar terbagi menjadi 5 tipe, yaitu no marketing, mass marketing, segmented marketing, nice marketing, dan individual marketing. Namun secara spesifik karena posisi persaingan yang ketat dengan memfokuskan diri pada diferensisasi, baik produk, pelayanan maupun biaya dengan cabang primagama lainnya. Faktor penting yang menjadi pendukung internal dari kesuksesan adalah karena merek dan SDM yang baik. Sedangkan faktor eksternal yaitu kebijakan pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan Nasional dan hubungan yang baik dengan sekolah-sekolah dari tingkat dasar maupun menengah atas dan kejuruan. 2. Hilman Muttaqin, Strategi Pemasaran Dalam Upaya Meningkatkan
Jumlah Siswa di SMA YMIK 1 Manggarai Jakarta Selatan. Skripsi, Jakarta FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tanggal 02 Oktober 2009. Strategi Pemasaran Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Siswa di SMA YMIK 1 Manggarai Jakarta Selatan menunjukkan bahwa strategi pemasaran dalam menjalankan program pemasaran SMA YMIK 1 Jakarta Selatan belum efektif hal ini bisa dilihat dari strategi yang digunakan kurang efektif hal ini bisa dilihat dari hasil penjaringan siswa baru yang hanya mampu menjaring siswa baru sebanyak + 16 orang. Saran dari penelitian ini adalah agar promosi yang dilakukan oleh SMA YMIK 1 lebih gencar lagi dikarenakan semakin banyaknya persaingan.
(49)
28
A.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran di SMPIP Baitul Maal.
B.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPIP Baitul Maal yang beralamat di Jl. Ceger Raya No. 55 Jurangmangu Timur Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan.Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai12 November 2014 sampai dengan 14 September 2015.
Tabel 3.1
Rincian Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Penelitian
Waktu Penelitian November 2014 s/d
September 2015
Oktober 2015
November 2015 s/d Mei 2016
1 Perizinan Studi Pendahuluan 2 Pelaksanaan Studi Pendahuluan 3 Perizinan Penelitian
4 Pelaksanaan Penelitian 5 Pengolahan Data
C.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif dengan metode deskriptif digunakan untuk mempelajari berbagai peristiwa yang terjadi pada objek yang diteliti, aspek, gejala atau keadaan dari hasil temuan dilapangan. Metode ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan yang dikumpulkanmelalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasikemudian
(50)
29
dilakukan proses analisis sehingga diperoleh kesimpulan terkait strategi pemasaran di SMPIP Baitul Maal.
D.
Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), orangtua siswa, siswa, dan bagian tata usaha terkait profil SMPIP Baitul Maal.
E.
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data mengenai strategi pemasaran sekolah di SMPIP Baitul Maal. Penulis menggunakan tiga teknik dalam pengumpulan data penelitian, yaitu: observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
1. Observasi
Observasi adalah kegiatan mengamati dan mencatat segala keadaan dan kejadian dari berbagai hal yang diamati di lapangan dengan tujuan untuk memperoleh data supaya menghasilkan data yang akurat.
2. Wawancara
Metode wawancara adalah proses percakapan oleh pewawancara dengan narasumber yang telah ditetapkan untuk memperoleh informasi dan menggali data tentang strategi pemasaran sekolah dalam meningkatkan jumlah siswanya. Alat yang digunakan adalah pedoman wawancara, perekam suara, dan alat tulis.
Wawancara yang digunakan yaitu wawancara mendalam dilakukan secara langsung oleh penulis kepadakepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), komite sekolah, dan siswa untuk mendapatkan data-data mengenai penelitian ini. Teknik ini digunakan untuk menggali data tentang strategi pemasaran sekolah di SMPIP Baitul Maal
3. Studi Dokumentasi
Teknik ini merupakan sejumlah catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya dari seseorang. Studi
(51)
dokumentasi diperlukan untuk mengumpulkan data-data dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian resmi yang terdapat di lokasi penelitian. Teknik ini saling berkaitan satu sama lain untuk memperoleh data atau informasi saat melakukan penelitian terkait strategi pemasaran sekolah di SMPIP Baitul Maal.
F.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan sebuah media yang digunakan untuk pengumpulan data, dengan tujuan untuk mempermudah selama proses penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan adalah wawancara, hal ini untuk mendapatkan informasi secara langsung terkait strategi pemasaran sekolah di SMPIP Baitul Maal.
Berikut ini adalah kisi-kisi pedoman wawancara Tabel 3.2
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara
Fokus
Penelitian Sub Fokus Indikator
Strategi Pemasaran Sekolah di SMPIP Baitul Maal
1. Penyusunan Strategi
a. Analisis Lingkungan 1) Analisis Eksternal
- Melihat peluang yang
menguntungkan organisasi.
- Ancaman dari luar organisasi dalam persaingan pemasaran 2) Analisis Internal
- Melihat kekuatan yang
ada dalam organisasi dalam pemasaran sekolah
- Meminimalisasi kelemahan
organisasi dalam pemasaran sekolah
b. Formulasi Strategi
- Menetapkan tujuan organisasi (Visi, misi, dan penetapan strategi organisasi)
c. Implementasi Strategi
- Tanggung jawab dan tugas tanggung jawab
(52)
31
- Perilaku yang menggambarkan
motivasi, semangat kerja,
penghargaan, disiplin. 2. Strategi
Pemasaran
a. Penentuan pasar sasaran - Segmentasi
demografi/geografi/psikografi/manf aat.
b. Penentuan posisi pasar persaingan - Mengidentifikasi atribut sekolah
yang berbeda-beda c. Bauran pemasaran
- Product
- Price
- Place
- Promotion
- People
- Physical evidence
- Process
G.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu cara yang dilakukan untuk menguraikan keterangan yang telah diperoleh agar informasi tersebut dapat dipahami oleh peneliti dan juga dipahami oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian ini. Penulis melakukan analisis data dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Proses klasifikasi data yaitu proses pengelompokkan data dari narasumber berdasarkan jawaban sumber informasi;
2. Proses kategorisasi yaitu proses pengelompokkan data berdasarkan aspek-aspek masalah pendidikan dalam hal ini aspek-aspek strategi pemasaran dalam meningkatkan jumlah siswa;
3. Proses interpretasi data yaitu proses memberikan penafsiran data/informasi yang diperoleh dari sumber data yang ada;
4. Penarikan kesimpulan yaitu proses menemukan kaitan-kaitan penting dari variabel-variabel penelitian yang ada.
(53)
H.
Uji Keabsahan Data
Dalam pengujian data, metode penelitian kualitatif berbeda dengan kuantitatif. Ada bermacam-macam cara pengujian keabsahan data dan salah satunya adalah triangulasi. Dalam riset kualitatif triangulasi menjadi sesuatu yang sangat penting untuk membantu pengamatan menjadi lebih jelas dan lebih terang, sehingga informasi menjadi lebih jernih. Triangulasi adalah proses validasi yang harus dilakukan dalam riset untuk menguji keabsahan antara sumber data yang satu dengan sumber data lainya.
Peneliti me-recheck temuan dari berbagai sumber, maka yang di triangulasikan adalah hasil yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumen pelaksanaan penerimaan siswa baru. Adapun peran observasi adalah menemukan permasalahan penerimaan siswa baru untuk menyusun latar belakang masalah. Peran dari sumber data (wawancara) yaitu untuk mendapatkan informasi tentang penerimaan siswa baru tahun ketahun. Sedangkan peran dari dokumen sebagai pedoman pelaksanaan strategi penerimaan siswa baru di SMPIP Baitul Maal.
(54)
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi
1. Deskripsi Profil Sekolah
a. Sejarah Singkat SMP Islam Plus Baitul Maal
Yayasan Pengembangan Infaq Baitul Maal menaungi PPIA berdiri tanggal 7 Mei 1997.Pada awalnya mengelola dana-dana infaq yang disalurkan oleh mahasiswa dan alumni Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Saat itu keberadaan YPI Baitul Maal tidak banyak dikenal oleh masyarakat sekitar, sehingga pada tahun 1989 mulai berkiprah di dunia pendidikan non formal dengan mendirikan Taman Kanak-Kanak Al-Qur’an sore yang bersifat sosial. TKA ini berjalan sampai dengan tahun 1997 dengan jumlah murid kurang lebih dari 360 orang. YPI Baitul Maal semakin berkembang dengan mendirikan lembaga formil Zakat, Infaq, dan Shodaqoh dengan nama Lembaga
ZISWAF, lembaga Da’wah dan Syi’ar Islam, serta lembaga
pendidikan yang diberi nama Pusat Pendidikan Islam Untuk Anak (PPIA) Baitul Maal. PPIA inilah yang diberi amanah untuk mengelola pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak yang berdiri tahun 1992, Sekolah Dasar Islam pada tahun 1998, madrasah diniyyah plus pada tahun 2004 dan yang baru berdiri adalah SMP Islam pada tahun 2005.
b. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMP ISLAM PLUS BAITUL MAAL
N.I.S : 20613594
N.S.S :20 22 280311 024
Status : Swasta
Akreditasi : A ;Sejak tahun 2010
Alamat :Jl. Pesantren No. 62B Jurangmangu Timur Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan
(55)
Provinsi Banten Kode Pos : 1522
Telepon : 021 – 735 87 55
Fax : 021 – 735 76 22
Email : [email protected] Website : www.ppiabaitulmaal.sch.id
c. Visi, Misi, dan Tujuan
VisiSMPIP Baitul Maal
Terwujudnya Sekolah Menengah Pertama Islam unggul dengan membentuk insan yang sholeh, cerdas, mandiri dan bertanggungjawab serta mampu berperan dalam masyarakat.
MisiSMPIP Baitul Maal
1. Menyelenggarakan sistem sekolah berbasis mutu dipadukan dengan konsep sekolah dakwah yang berorientasi pelayanan publik.
2. Menyelenggarakan pendidikan mengarahkan pada pembentukan kepribadian muslim melalui pembiasaan sekolah secara terstruktur dan sistematis.
3. Membentuk generasi unggul yang memiliki kemampuan dibidang IMTAQ dan IPTEK.
4. Menyelenggarakan kegiatan rekayasa kurikulum dalam proses belajar mengajar agar mampu memperoleh prestasi akademik tinggi.
5. Meningkatkan kesadaran peserta didik sebagai makhluk sosial dalam tatanan kemasyarakatan, dan aktif memelihara/melestarikan lingkungan.
Tujuan SMPIP Baitul Maal
Tujuan Pendidikan Dasar dan Menengah Pertama adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
(56)
35
pendidikan lebih lanjut. Denganmelihat pada tujuan pendidikan dasar tersebut, maka tujuan Sekolah Menengah Pertama Islam Plus Baitul Maal sebagai berikut :
1. Mempersiapkan siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, rajin beribadah, dapat mengamalkan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Siswa memiliki dasar pengetahuan, kemampuan dan keterampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
3. Siswa memiliki kompetensi dasar sebagai bekal dalam mengembangkan potensi dirinya secara terus menerus.
4. Menjadi sekolah pelopor dan penggerak di lingkungan masyarakat sekitar.
5. Menjadi sekolah yang diminati di masyarakat.
d. Tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Peserta
DidikSMPIP Baitul Maal
TABEL 4.1 TENAGA PENDIDIK
No. Nama Guru Mata Pelajaran Jabatan Khusus
1 Susilo Edy, S. Si Matematika Kepala Sekolah
2 Rina Noviani, S.Pd BK Wakil Kepala Sekolah
3 Ermawati, S, Pd IPS Walas
4 Ridha Muslimah, S. Pd PAI Pembina Osis&Walas
5 Abdul Malik, S.E.I IPS Walas
6 Hasyim, S. Pd Matematika Walas
7 Asnah, S. Psi BK -
8 Uswatun Chasanah, S. Pd IPA Biologi Walas
9 Surati, S. Pd SBK Kepala Perpustakaan
10 Octavia Indrasari, S. E Bhs. Indonesia Walas
11 Moch. Chalum, S.Pd. I PAI Walas
12 Agus Winarjo, S.Pd Penjas Kepala Laboratorium
13 Muhammad Chandra Pamasli, A. Md Prakarya Walas
14 Ahmad Luthfi Firdaus, S. Pd Matematika Walas
15 Ratna Maqfiroh, S. Pd. Ing Bahasa Inggris Walas
(57)
Indonesia
17 Pratiwi, S. Pd. I Tahsin Tahfizh Koordinator TT
18 Lutpiah, S. Pd IPA Fisika -
19 Epen, S. Pd Bahasa Inggris -
TABEL 4.2
TENAGA KEPENDIDIKAN
No. Nama Tenaga Kependidikan Jabatan
1 Isgiantoro Kepala Tata Usaha
2 Yusmidar Rambe, S. E Tata Usaha Bagian Keuangan
TABEL 4.3
PESERTA DIDIK 2005 - 2015
No. Tahun Jumlah Siswa
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. 2005/2006 1 8 9
2. 2006/2007 9 11 20
3. 2007/2008 7 6 13
4. 2008/2009 18 23 41
5. 2009/2010 14 12 26
6. 2010/2011 22 19 41
7. 2011/2012 22 21 43
8. 2012/2013 34 43 77
9. 2013/2014 26 31 57
10. 2014/2015 43 39 82
(58)
37
e. Sarana dan Prasarana SMPIP Baitul Maal
Tabel 4.4
SARANA DAN PRASARANA
No .
Jenis
Sarana dan Prasarana Juml
ah
Kondisi
Luas
ruangan Keterangan
Baik Rusak
1 Ruang Kelas 12 42 m2
2 Laboratorium Bahasa 1 42 m2
3 Laboratorium computer 1 32 m2
4 Laboratorium IPA 1 42 m2
5 Jaringan Internet 1 -
6 Perpustakaan 1 25 m2
7 Masjid 1 100 m2
8 UKS 1 50 m2
9 Aula 1 90 m2
10 Kamar Mandi 5 4 m2
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Grafik Perkembangan Siswa SMP IP Baitul Maal
(59)
2. Deskripsi Data
Penulis melakukan penelitian di SMPIP Baitul Maal terkait strategi pemasaran. Sekolah Menengah Pertama Islam Plus Baitul Maal merupakan salah satu sekolah menegah pertama yang terletak di Tangerang Selatan lebih tepatnya di daerah Jurang Mangu Pondok Aren. Pada awalnya hanya sebuah yayasan Pengembangan Infaq Baitul Maal yang disalurkan oleh mahasiswa dan alumni Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).
Namun seiring berjalannya waktu YPI Baitul Maal mendirikan Pusat Pendidikan Islam Untuk Anak (PPIA) yaitu taman kanak-kanak, Sekolah Dasar Islam dan SMP Islam. Sebagai sebuah langkah dalam mencapai tujuan tentunya sekolah khususnya SMP Islam Plus Baitul Maal untuk menjalankan proses pembelajaran dan untuk mengembangkan sekolah harus melakukan upaya memasarkan sekolah terhadap apa saja yang dimiliki oleh sekolah dan juga kelebihan apa yang dapat ditawarkan oleh sekolah kepada masyarakat.
Sebuah lembaga swasta yang bergerak dalam bidang pendidikan dan juga berhubungan langsung dengan masyarakat sudah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pemasaran. Pada sekolah ini masing-masing urusan administrasi yang berhungan dengan penelitian / laporan tugas kuliah langsung dilayani oleh unit masing-masing. Dengan begitu peneliti langsung berhadapan dengan pihak-pihak yang terkait pada kegiatan pemasaran di sekolah.
Masing-masing unit dalam satu naungan YPI Baitul Maal ini memiliki kepala sekolah untuk memimpin dan bertanggungjawab dalam kepengurusannya pada sekolah. Kepala sekolah berkolaborasi dengan wakil kepala sekolah, guru, dan staf tata usaha. Berikut ini data akan
(1)
DOKUMENTASI LETAK
SEKOLAH PESAING
(2)
HASIL DOKUMENTASI
(3)
DOKUMENTASI
(4)
DOKUMENTASI BANGUNAN SEKOLAH
(5)
(6)
BIODATA PENULIS
Nama lengkap Aditia Rini Kusuma Wardani, Panggilan sehari-hari Adit/Tia. Lahir di Tangerang, 06 September 1992. Agama Islam. Anak dari Bapak Sutego dan Ibu Ratih. Anak pertama dari dua bersaudara. Memiliki satu orang adik: Veri Sutekno. Alamat rumah di Kavling Rawa Bubuk Graha Bintaro No. 48 RT/RW: 004/001 Pondok Aren Tangerang Selatan. Kode pos: 15225. Kewarganegaraan Indonesia.
Lulusan dari TK AL Ikhlas, SD Negeri 3 Pondok Kacang Barat, SMP Negeri 5 Tangerang Selatan, SMK Budi Mulia Jurusan Administrasi Perkantoran dan meneruskan Pendidikan Tinggi Strata Satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Manajemen Pendidikan.