Feminisme yang terlihat Perspektif Kota Jakarta

commit to user II-13 Feminisme Pada Bangunan Bentuk-betuk feminisme dari bangunan banyak digunakan dalam beberapa rancang arsitektural untuk memunculkan kesan dinamis, atraktif, lembut dan fleksibel. Bentuk feminis bukan hanya terdapat pada eksterior atau interior bangunan, juga muncul pada warna-warna lembut ataupun bentuk-bentuk halus pada furniture. Simbol feminisme dapat muncul dimana saja, karena banyak unsur-unsurnya yang dapat diterapkan diberbagai sisi bidang arsitektural. Feminisme pada bangunan dapat menjadi suatu wujud yang dilihat atau dirasakan, hal ini menyimpulkan bahwa konsep arsitektural bukan hanya dilihat saja tetapi dirasakan.

a. Feminisme yang terlihat

Konsep feminisme bangunan yang terlihat dapat muncul pada bentuk dan massa, fasade, warna, ornament, serta interior bangunannya. Sifat-sifat kefeminisan yang biasanya dimiliki kaum wanita diterapkan pada bidang arsitektural di tiap tatanan sehingga terkonsep menjadi suatu wujud bangunan feminis Untuk bentuk dan massa, konsep feminis dapat muncul pentransformasian wujud feminisme yang terkadang muncul dari bangunan tinggi seperti yang terlihat pada gambar 2.9 berikut yang merupakan sebuah project design yang mentransformasikan bentuk kuncup bunga pada bangunan apartemen bermassa jamak. Gambar 2.9 Munculnya kesan feminisme pada bentuk bangunan yang meyerupai kuncup bunga. Sumber:Modern Design Magazine, January 2008. commit to user II-14 Penggunaan warna yang digunakan biasanya mencolok seperti merah muda, biru muda, ungu, oranye, dsb, namun tetap terkesan meriah dan mencolok seperti pada gambar 2.10 yang merupakan sebuah kawasan perbelanjaan di Vancouver, Kanada. Pengaplikasian oranament-ornament seperti bunga yang menyimbolkan feminisme biasanya muncul pada dinding luar dan dalam, furniture bangunan, serta lantai. Terlihat pada gambar 2.10 kiri merupakan sebuah lobby salon kecantikan dan kanan adalah kamar mandi pada salah satu apartemen di Jepang. Pola bunga yang abstrakis pada lantai sering diaplikasikan pada bidang arsitektural seperti pada gambar 2.12. Gambar 2.10 Warna mencolok pada bangunan perbelanjaan di Vancouver, Kanada. Sumber: Urban design, 2009:98. Gambar 2.11 Pengaplikasian ornament bunga-bunga pada interior bangunan Sumber: www.wordlwidedesign.com , 191110. Gambar 2.12 Pengaplikasian ornament bunga pada lantai Sumber: www.wordlwidedesign.com , 191110. commit to user II-15

b. Feminisme yang dirasakan

Bangunan dengan konsep feminisme yang dirasakan dapat muncul dari berbagai aspek. Maksud dari feminisme yang dirasakan adalah meski tidak muncul wujud feminismenya namun dapat dirasakan secara tersirat perasaan hangat, lembut, tertata serta bersih, dan kesensitifan yang merupakan ciri dan sifat-sifat feminis. Aspek tersebut dapat muncul dari pencahayaan bangunan, penghawaan, sirkulasi, dsb. Pada gambar 2.13 terlihat perbedaan antara pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami yang masuk melalui bukaan bangunan terlihat begitu lembut dan terlihat nyaman sedangkan pencahayaan buatan melalui media lampu terkesan begitu mencolok namun dapat menyesuaikan warna pada kesan yang ingin dimunculkan. Gambar 2.13 Penggunan pencahayaan alami dan buatan pada bangunan yang menimbulkan efek feminisme. Sumber: Modern Design Magazine,November 2007. Alami Buatan commit to user III-1

BAB III TINJAUAN WARIA DI JAKARTA

Tinjauan waria Jakarta membahas berbagai substansi yang terkait dengan kota Jakarta sebagai lokasi yang akan dipilih untuk bangunan The Fe-Male centre dan meninjau keberadaan waria di Jakarta yang rentan terhadap permasalahan dan persoalan dengan menggunakan data dan informasi yang telah ada.

3.1 Perspektif Kota Jakarta

Jakarta merupakan kota megapolitan dimana semua ras, budaya, adat dan tradisi yang berbeda-beda dapat ditemukan disetiap sudut kotanya. Sebagai ibu kota negara, Jakarta dipenuhi dengan segala fasilitas yang dibutuhkan penduduknya. Kota Jakarta yang dibagi dalam lima kotamadya. Yaitu Timur, Barat, Selatan, Utara, dan Pusat. Kota Jakarta berada di dataran rendah pantai utara Pulau Jawa di bagian barat, dengan luas wilayah sebesar ± 650 km2 atau 65.000 Ha, termasuk wilayah daratan Kepulauan Seribu yang tersebar di teluk Jakarta. Wilayah Jakarta terletak pada : 106°22’42” BT - 106°58’18” BT -5°19’12” LS - -6°23’54” LS Gambar 3.1 Peta Kota Jakarta Sumber:google map, 02 112009 commit to user III-2 Wilayah Jakarta dilewati oleh ±10 sungai, baik alami maupun buatan yang sangat penting sumbangann ya bagi kehidupan dan penghidupan kota. Batas wilayah kota Jakarta adalah : Ø Sebelah utara : Laut Jawa. Ø Sebelah selatan : Kabupaten Bogor dan wilayah Depok. Ø Sebelah timur : Kabupaten dan kotamadya Bekasi. Ø Sebelah barat : Kabupaten dan Kotamadya Tangerang. Pusat pemerintahan dan perekonomian ditempatkan di kota ini sehingga banyaknya peluang kerja lebih banyak dibanding kota lainnya. Karena sifatnya yang megapolitan, kota Jakarta lebih menerima perbedaan dalam berbagai aspek. Banyaknya segala jenis pekerjaan dan kegiatan menimbulkan banyaknya komunitas yang berbeda. Penentuan Jakarta sebagai lokasi site diambil dari banyak pertimbangan yang diperoleh dari berbagai sumber data yang berhubungan dengan user bangunan sendiri yaitu waria.

3.2 Komunitas Waria di Jakarta