Analisa Perancangan KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN THE FE MALE CENTRE Wadah Pendidikan Dan Pelatihan Kerja Bagi Kaum Waria Di Jakarta Dengan Penekanan Konsep Bangunan Feminis

commit to user IV-19 3 Mudah dijangkau 4 Dekat dengan fasilitas pendidikan. 5 Dekat dengan fasilitas umum Dengan adanya beberapa acuan potensi disekitar site ini, diharapkan akan mampu menjadi penujang keberadaaan The Fe-Male Centre yang direncanakan.

4.2 Analisa Perancangan

Bertujuan untuk menjelaskan proses pendekatan mikro meliputi analisa fisik yang menganalisis data site yang telah ada dan mengolah site agar sesuai dengai kebutuhan perencanaan dan perancangandan non fisik.

4.2.1 Analisa Pendekatan pada Pengolahan Tapak

Universitas Mercu Buana Perumahan warga Ruko-ruko Ruko-ruko Data Eksisting Gambar 4.11 Analisa site dan lingkungan sekitar Sumber:googleearth.com commit to user IV-20 Batas-batas site Utara : Universitas Mercu Buana dan Jln. Haji Lebar Barat : Jln. Raya Meruya Selatan, Jln. Dalam Raya Selatan:Pemukiman dan ruko-ruko Timur :Pemukiman warga

4.2.2 Analisa Pendekatan pada Pencapaian dan sirkulasi

Tujuan dari analisa ini adalah untuk mendapatkan akses baik masuk maupun keluar pada tapak, serta jalan masuk utama ME maupun jalan masuk service SE sesuai dengan fungsi dan pemanfaatan kondisi sekitar. Dasar Pertimbangan 1 Kondisi, potensi dan pola sirkulasi jalan di sekitar site 2 Aspek aksesibilitas ke dalam dan keluar tapak bagi kendaraan dan pejalan kaki. 3 ME - Mudah dikenali dan dicapai pengunjung - Mudah dicapai dari jalan utama - Arah kedatangan pengunjung dari jalan utama - Kelancaran lalu lintas tanpa ada gangguan dengan kegiatan sirkulasi - Aktivitas disekitar site 4 SE - Kegiatan yang terjadi tidak mengganggu pengunjung - Mendukung fungsi kegiatan bagi pengelola karyawan dan servis. Dalam pertimbangan pencapaian, menggunakan 2 alternatif, yaitu commit to user IV-21 Alternatif I 1 Berada pada Jln. Raya Maruya Selatan 2 Merupakan jalur dari 2 arah dari Arah Joglo dan Kebon Jeruk permai 3 Jalur ini cukup ramai karena menghubungkan 2 wilayah yang merupakan tempat kegiatan sehari-hari masyarakat 4 Memiliki lebar jalan yang lebar 8m 5 Memiliki dua percabangan jalan, arah barat tepat didapan site tardapat Jalan Dalam Raya,dan sisi utara site menuju arah timur terdapat Jalan Haji lebar. Alternatif II 1 Berada pada Jl. Haji Lebar 2 Merupakan jalur tidak terlalu ramai karena berada dekat juga dengan perumahan 3 Memiliki jalan yang tidak terlalu lebar 6 m. 4 Dapat dilewati kendaraan pribadi 5 Tidak dilewati kendaraan umum Penilaian proses pencapaian dapat terlihat dari table sebagai berikut : Gambar 4.12 analisa ME dan sirkulasi Sumber : analisa pribadi commit to user IV-22 Kriteria Bobot Alternatif 1 2 Mudah dikenali dan dicapai pengunjung Mudah dicapai dari jalan utama Arah kedatangan pengunjung dari jalan utama Kelancaran lalu lintas tanpa ada gangguan dengan kegiatan sirkulasi Kegiatan yang terjadi tidak menggangu kegiatan pengunjung Mendukung fungsi kegiatan bagi pengelolakaryawan dan servis 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 3 3 3 3 2 2 1 2 13 12

4.2.3 Analisa Pendekatan pada View dan Orientasi

Tujuan dari analisa ini adalah untuk menentukan arah orientasi bangunan yang terbaik sehingga mendapatkan view yang menarik baik dari dalam maupun luar bangunan serta mennjukan bahwa terdapat bangunan The Fe-Male Centre disana. Dasar Pertimbangan 1 View to site, dimana view dapat dilihat dari arah barat, selatan, dan dari arah utara saat terdapat kegiatan yang berlangsung didalamnya sehingga orang tertarik untuk melihat, menyaksikan serta ikut serta didalamnya 2 View from site, yang merupakan keadaan lingkungan sekitar site 3 Alur sirkulasi memutar 4 Arah pencapaian masuk kedalam site, dalam hal ini terdapat dua main entrance masuk dan keluar berbatasan dengan jalan maruya selatan 5 Objek yang menarik di sekitar site Dari dasar pertimbangan diatas untuk menentukan posisi bangunan diperlukan gambaran visual ke dalam site untuk menentukan alternative orientasi bangunan sehingga dapat terlihat jelas melalui berbagai arah, gambaran tersebut dijabarkan sebagai berikut: Keterangan Bobot Keterangan Nilai 2 : Menentukan 3 : Sangat Baik 1 : Kurang Menentukan 2 : Baik 1 : Kurang Baik Tabel 4.12 Perbandingan proses pencapaian Sumber :analisa pribadi commit to user IV-23 Dari arah utaraJln. Maruya Selatan Dari arah TimurJln. Haji Lebar Dari arah SelatanJln. Maruya Selatan Dari arah baratJln. Dalam Raya Dari gambaran diatas terdapat du alternatif untuk peletakkan posisi dan orientasi bangunan agar dapat terlihat proporsinya dari berbagai arah sehingga menjadi suatu rancangan terpusat yang tidak terhalang oleh bangunan sekitar. Penentuan ini juga akan mempengaruhi zoning dan sirkulasi site. Alternatif I 1 Orientasi site menghadap Jln.Maruya Selatan yang merupakan arah pencapaian masuk ME sebagai akses terbesar kendaraan dan pengunjung. SITE SITE SITE SITE Gambar 4.14 Alternatif 1 pada orientasi bangunan Sumber:analisa penulis Gambar 4.13 View to site dari 2 arah Sumber:analisa penulis commit to user IV-24 2 View from site berupa pemukiman penduduk dan sarana pendidkan serta bisnis area. 3 Dari arah selatan bangunan terlihat cukup jelas karena tidak ada bangunan tinggi yang menghalangi pandangan ke arah site. Alternatif II 1 Orientasi menghadap pertigaan jalan yang merupakan pertemuan dari Jl.Maruya Selatan dan Jalan Haji lebar 2 View from site berupa universitas mercu buana dan pemukiman penduduk Kriteria Bobot Alternative I Alternative II · Keadaan view from site · Kemudahan alur sirkulasi memutar · Kesesuaian Arah pencapaian masuk · Adanya objek yang menarik 3 3 3 2 2 3 3 1 3 1 1 3 9 8 Keterangan Bobot Keterangan Nilai 3 : Menentukan 3 : Sangat Baik 2 : Kurang Menentukan 2 : Baik 1 : Kurang Baik

4.2.4 Zonifikasi Site

Tujuannya adalah untuk mendapatkan pembagian zone horisontal dan vertikal berdasarkan sifat kegiatan dan keadaan pada site Gambar 4.15 ALlernatif 2 pada orientasi bangunan Sumber:analisa penulis Tabel 4.13 Perbandingan view Sumber:analisa penulis commit to user IV-25 Dasar pertimbangan 1 Rencana kegiatan ruang yang dilakukan 2 Hasil analisa pengolahan tapak yang dilakukan sebelumnya Rencana kegiatan dalam site Zone Publik ; Menampung kegiatan yang bersifat umum, seperti main entrance, parkir, hall, pameran, performance art dan lainnya Zone Semi Publik ; Menampung kegiatan yang bersifat privat tetapi lebih condong atau mengarah ke kegiatan publik, belajar, seperti perpustakaan, seminar, dan lainnya. Zone Privat ; Menampung kegiatan yang lebih menuntut privasi tinggi atau lebih tertutup bagi umum yang salah satunya dikarenakan memang ruang yang steril, seperti kegiatan pengelola dan poliklinik. Zone Servis ; Merupakan zona yang menampung kegiatan yang bersifat pelayanan dan perawatan bangunan, seperti gudang dan parkir. 4.2.5 Analisa Pendekatan Konsep Bangunan 1 Penampilanan dan Susunan Massa The Fe-male Centre akan banyak menampilkan bentuk geometris dengan penekanan terhadap unsur feminis yang akan banyak muncul pada bangunan. Bentuk lengkung akan diterapkan pada massa utama bangunan sehingga akan terlihat menyerupai lekukan tubuh. commit to user IV-26 Susunan massa yang akan terbentuk menerapkan filosofis dari waria sendiri dimana kebimbangan gender waria yang pada awalnya adalah laki-laki kemudian membentuk ke satu bentuk sempurna yaitu wanita yang akan ditunjukkan pada bangunan utamanya. 2 L ayout Denah Kebanyakan ruang utama pada bangunan pendidikan memiliki bentuk atau bidang tembok yang datar untuk memudahkan penempatan denah dan interior ruangan. Banyaknya selasar dapat mempermudah akses pengguna dalam menuju ke tiap-tiap ruangan. Namun pada target lay out denah rancang The Fe-Male Centre, pengurangan dalam penggunaan selasar akan diterapkan untuk meminimalisir ketidakfungsian suatu ruang. Banyaknya hall dan ruang kelas terbuka akan menjadi Gambar 4.16 Bentuk susunan massa bangunan Sumber:Analisa pribadi Gambar 4.17 Bentuk susunan massa bangunan Sumber:Analisa pribadi commit to user IV-27 pengganti beberapa ruang kelas agar kesan kebersamaan didapati dari pengaturan lay out denahnya. 3 Dimensi ruang Pada The Fe-Male Centre dimensi ruang akan berkesan luas dan lega, seperti ketinggian langit-langit dibuat tinggi. Selain menimbulkan kesan luas, pengkondisian udara dalam ruangan juga semakin baik, karena dapat mengurangi kelembaban dalam bangunan yang dapat merusak benda-benda didalamnya. 4 Feminisme Konsep feminisme yang akan muncul pada bangunan The Fe-Male centre diwujudkan dalam tiap unsur arsitekturalnya, seperti penghawaan, pencahayaan akami maupun buatan, dan interior bangunannya. Susunan bentuk masa serta pemberian warna- warna cerah dengan pengaplikasian motif bunga pada interior dan eksterior akan memunculkan sifat feminisme bangunan The Fe-Male Centre. 5 Analisa alur Sirkulasi Dalam Bangunan Sirkulasi berarti pola pergerakan manusia maupun barang dari satu ruang kegiatan ke ruang kegiatan lainnya, atau dapat juga disebut menghubungkan ruang-ruang. . Beberapa sirkulasi ruang: a Menerusmendatar, dengan karakteristik arah jelas, satu arah pengamatan, lebih teliti, menyebabkan kebosanan. Gambar 4.18 Ornament dan warna feminisme Sumber:Dokumentasi pribadi commit to user IV-28 b Melebar, dengan karakteristik Ieluasa, santai, melambatkan pergerakan, sesuai untuk ruangan yang membutuhkan pemandangan dengan ketelitian khusus. c Membelok, dengan karakteristik dinamis, bergerak cepat, sesuai untuk peragaan di ruang terbuka, tidak memerlukan pengamatan secara khusus. d Menyempit, dengan karakteristik perhatian satu arah,bergerak cepat. e Menyilang, dengan karakteristik membingungkan orang awam dalam menentukan pilihan. f Memutar, dengan karateristik memusat dan mempermudah pencarian ruangan. 6 Analisa Pendekatan Penataan Ruang Penataan ruang-ruang yang kegiatannya dianggap dapat bersinergi atau berkesinambungan dapat dijadikan dalam satu wadahruang yang multifungsi sesuai dengan perimeter pembentuk ruang belajar semi formal. Dalam The Fe-Male Centre ini kegiatan yang dapat dijadikan dalam satu wadah yang berkesinambungan adalah ruang pertunjukkan, ruang kelas terbuka, seminar terbuka , diskusi pameran, dan hall. Gambar 4.20 Sirkulasi memutar pada bangunan Sumber : Analisa penulis Gambar 4.19 Sirkulasi Ruang Sumber:Rahmat, 2000. commit to user IV-29 7 Pencahayaan Pada bangunan The Fe-Male Centre demi menghemat energi pada siang hari maka diperlukan pencahayaan alami namun tidak berlebihan agar tidak mengganggu kegiatan belajar dan berlatih. Tetapi dalam penempatan bukaan harus disesuaikan dengan penempatan ruangan yang terdapat di dalam bangunan. Hal ini berpengaruh pada aktivitas bangunan tersebut jika terkena cahaya matahari terlalu banyak. Oleh karena itu sebaiknya cahaya matahari tidak langsung mengenai pada ruangan dengan kegiatan yang berkesan formal dan membutuhkan kenyamanan. Cahaya matahari dapat disaring ke ruangan dengan shading atau double glass dan dipendarkan dengan material kasar [batu alam]. 8 Bahan Bangunan Bahan bangunan yang digunakan adalah bahan-bahan fabrikasi seperti beton, kaca, titanium, baja dll. Keuntungannya adalah mudah dibentuk apa saja sesuai dengan keinginan. Tetapi dimungkinkan juga untuk menggunakan bahan-bahan non fabrikasi seperti kayu. Penggunaan material kaca dan cermin di aplikasikan pada beberapa sisi bangunan sebagai penyimbolan dari sifat pesolek waria. Tempat pameran Tempat belajar dan berlatih Tangga sebagai wadah komunal Gambar 4.21 Ruang multifungsi Sumber : Analisa penulis commit to user

4.2.6 Analisa Pendekatan Stru

Struktur bangunan The geometris dekonstruktif d yang sesuai dengan pend a Sub Struktur 1 Sumuran Mendukung bangu tanah, dimensi yan 2 Footplat Penggunaan pond maupun sedikit, c menggali tanah ter Pengaplikasia truktur Bangunan e Fe-Male Centre akan disesuaikan dengan konse if dengan penekanan konsep feminisme. Analisa pemi ndekatan konsep bangunan tersebut diantaranya: gunan berlantai 3 keatas, dapat digunakan pada b ang besar dan banyak membuang tanah galian. ndasi footplat mampu mendukung bangunan berla , cocok untuk jenis tanah yang tidak terlalu keras, terlalu dalam. Gambar:4.22 sian material kaca pada bangunan yang diambil dari sifat waria Sumber :Dokumentasi pribadi Gambar:4.23 Pondasi sumuran dan footplate Sumber :Dokumentasi pribadi IV-30 sep bangunan milihan struktur berbagai jenis erlantai banyak as, tidak perlu commit to user IV-31 b Super Struktur 1 RangkaFrame - Struktur rangka memadukan konstruksi antara kolom sebagai unsur vertikal yang berfungsi menyalurkan gaya beban menuju ke tanah, dan balok sebagai unsur horizontal yang memegang dan membagi gaya ke kolom. - Mudah diterapkan ke semua jenis bangunan. - Dapat di kombinasi dengan sistem lain. - Mudah dalam penampilan berbagai bentuk. - Mudah dalam pelaksanaan. 2 Shear wall - Ketinggian bangunan relatif terbatas - Dapat dikembangkan menjadi sistem core wall - Mudah dalam pelaksanaan dan relatif ekonomis. - Memungkinkan bentuk-bentuk yang lebih atraktif. c Upper Struktur Untuk struktur atap terdapat beberapa alternatif struktur, yaitu: 1 Struktur rangka baja Bentangan relatif besar, kemungkinan variasi bentuk atap lebih luas. 2 Struktur kabel Dapat menahan atap dengan bentangan besar. 3 Struktur beton bertulang Bentangan besar dan kemungkinan variasi bentuk atap cukup luas. 4 Space frame Bentangan relatif besar, kemungkinan variasi bentuk atap lebih luas. commit to user IV-32 5 Struktur rangka kayu Bentangan relatif kecil dan variasi bentuk terbatas. Kesimpulan: Pemilihan struktur rangka atap yang akan diaplikasikan pada rancang bangunan sebaiknya dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan konsep bangunan The Fe- Male centre sendiri. Selain itu struktur dag atau atap datar merupakan salah satu ciri arsitektur modern yang diterapkan pada bangunan. Sedangkan struktur space frame digunakan untuk bentangan ruang yang luas dan juga dapat divariasi pada bangunan.

4.2.7 Analisa Pendekatan Utilitas a ME listrik, telepon

· Jaringan Listrik Dasar pertimbangan: - Kelancaran distribusi listrik - Efisiensi sumber daya Sumber listrik utama adalah berasal dari PLN yang didukung oleh genset. Apabila terjadi kerusakan pada pendistribusian listrik dari PLN, maka akan diganti dengan menggunakan sistem standby emergency power SEB dari genset. Instalasi listrik di dalam bangunan secara umum dibagi 2 jenis, yaitu: 1 Instalasi untuk penerang Instalasi yang mendistribusikan energi listrik untuk seluruh jaringan peralatan penerangan baik di dalam maupun di luar bangunan. 2 Instalasi untuk power commit to user IV-33 Instalasi yang mendistribusikan listrik untuk alat-alat elektronik lainnya seperti lift, AC, pompa dan sebagainya. · Jaringan Komunikasi Dasar pertimbangan: - Kemudahan, kecepatan dan kejelasan informasi intern maupun ekstern - Ekonomis dalam perawatan - Sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan teknologi informasi Sistem komunikasi yang digunakan adalah : 1 Sistem intercomtelepon PABX Private Automatic Branch Exchange Merupakan sistem komunikasi yang menghubungkan antar ruang-ruang dalam bangunan. 2 Jaringan internet 3 Jaringan telepon PT. Telkom Dalam jaringan telepon, terbagi menjadi beberapa line sehingga mungkin digunakan lebih dari satu hubungan pembicaraan. 4 Pengeras suara : untuk memberi informasi kepada pengunjung di dalam ataupun di luar bangunan. PLN Genset Panel utama Panel Distribusi Distribusi Meteran Panel Gambar 4.24 Skema Analisa Jaringan Listrik Sumber : Poerbo, 1995:56. PT. Telkom Panel Kontrol Telepon Lokal Faks Internet Operator SLJJSLI Gambar 4.25 Skema Analisa Jaringan Komunikasi Sumber: Analisa penulis commit to user IV-34 b Sanitasi air bersih, air kotor, air hujan · Air bersih - Sumber air sumur artesis. Air bersih dari sumur artesis ditampung di bak penampung dan disalurkan dengan saluran perpipaan untuk menjangkau titik-titik pendistribusian, misal wc umum, fire hidrant ke bangunan-bangunan. - PDAM Sumber air bersih ini disediakan oleh perusahaan air minum setempat. · Air Kotor Sistem pengolahan air kotor dan drainase diarahkan untuk menghindari pencemaran lingkungan bagi penduduk setempat. - Air kotor dari kamar mandi Pompa Sumur dalam Ground Water Tank Pompa Upper tank distribusi Gambar 4.26 Skema analisa Aliran Air Bersih Artesis Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004 Bak Kontrol Kamar Mandi Bak Pengendapan T. pengolahan limbah Gambar 4.28 Skema Analisa Aliran Air Kotor Cair Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004 Ground reservoir Meteran PAM Pompa Tangki atas Distribusi Gambar 4.27 Skema Analisa Aliran Air Bersih PDAM Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004 commit to user IV-35 Gambar 4.31 Skema Analisa Sistem Sanitasi Air Hujan Sumber: Analisa penulis Air hujan dari atap Pipa Vertikal Sumur Resapan Air hujan sekitar site Bak kontrol Selokan - Air kotor dari dapur - Air kotor dari WC · Air hujan Pembuangan air hujan melalui saluran-saluran terbuka maupun tertutup. Untuk saluran horisontal dilakukan dengan pengolahan kemiringan tanah. Dan untuk membantu penyerapan ke dalam tanah dapat digunakan lapangan rumput di sekitar bangunan. c Sampah Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah yang masih bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Hal ini bertujuan untuk menghindari pembuangan sampah yang dapat merusak lingkungan dengan cara memisahkannya dan ditempatkan secara terpisah dari sampah-sampah lain yang memungkinkan bisa ditangani lebih lanjut sebelum dibuang. Penangkap lemak Air dapur Peresapan Riol Gambar 4.29 Skema Analisa Aliran Air Kotor Lemak Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004 Riol Peresapan septictank WC Gambar 4.30 Skema Analisa Aliran Air Kotor Padat Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004 commit to user IV-36 Bagan 4.33 Skema Pembuangan Sampah Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004 Bagan 4.34 Skema Analisa Sistem CCTV Sumber: Poerbo, 1995:160. Gambar 4.32 Skema Pembuangan Sampah Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004 Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan sampah lalu dilakukan pemisahan sampah pada bangunan yang dilakukan oleh petugas · Sampah dari kegiatan umum · Sampah dari lingkungan dalam site d Sistem Pengamanan Bangunan · Sistem CCTV Sistem pengamanan bangunan dilakukan untuk menghindari tindak kejahatan yang terjadi dalam bangunan yang dapat membahayakan dan merugikan pengguna bangunan. Sistem yang digunakan adalah sistem CCTV yaitu sistem keamanan yang dapat memonitor tempat – tempat yang diinginkan melalui ruang security. · Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran Peristiwa kebakaran merupakan bahaya yang sering terjadi pada bangunan, Untuk mengantisipasi dan mengatasinya, perlu disediakan sistem pencegahan bahaya Tempat sampah Petugas kebersih Shaft sampah Ruang sampah Mobil sampah Petugas kebersihan Tempat sampah Bak sampah Mobil sampah Power Monitor Central security Call button Power alarm commit to user IV-37 kebakaran dalam bangunan. Beberapa sistem pemadaman dan bahan yang dipergunakan dijelaskan pada tabel berikut : Kelas, sistem dan bahan untuk pemadaman kebakaran. Kelas Kebakaran Sistem pemadaman Bahan pemadaman Air Foam busa CO 2 CTF-BT Powder Dry Chemical Kelas A; kayu, karet, tekstil, dll Pendinginan, penguraian, isolasi Baik Boleh Boleh Boleh Boleh Kelas B; bensin, cat, minyak, dll Isolasi Bahaya Baik Baik Boleh Boleh Kelas C; listrik dan atau mesin-mesin Isolasi Bahaya Bahaya Baik Boleh Baik Kelas D; logam Isolasi, pendinginan Bahaya Bahaya Boleh Bahaya Baik BCF = Bromide, Chlorine, Fluorine adalah jenis gas Halon Bahan pemadam api CO 2 = Carbon dioxida Sistem pemadaman meliputi : Penguraian = pemisahan menjauhkan benda-benda yang mudah terbakar Pendinginan = penyemprotan air pada benda-benda yang terbakar Isolasi = dengan cara menyemprotkan CO 2 Blasting effect system = pemberian tekanan yang tinggi sekaligus menyerap O 2 dengan menggunakan bahan peledak Prosentase CO 2 yang diperlukan untuk ruang dengan pemadaman otomatis Tingkat bahaya Prosentase CO 2 Volume CO 2 Berat CO 2 m 3 Berbahaya 40 40 x volume ruang 0,8 kg Cukup berbahaya 30 30 x volume ruang 0,6 kg Cara kerja yang dipilih untuk diterapkan pada The Fe-Male Centre adalah sistem semi otomatis untuk ruang-ruang pengelola dan pameran, mengingat pentingnya dokumen-dokumen dan karya-karya seni yang terdapat pada ruang-ruang tersebut. Hal ini akan merugikan apabila sistem pemadaman otomatis dengan splinker air langsung dipakai tanpa melihat dulu seberapa besar kebakaran yang terjadi. Untuk Tabel 4.14 mengenai sistem pemadaman dan bahan yang digunakan Sumber : Poerbo, 1995 . commit to user IV-38 itu pula tetap disediakan tabung-tabung gas CO 2 dengan tujuan ketika digabung dengan sistem semi otomatis, manusia bisa mengambil keputusan apakah kebakaran yang terjadi masih bisa dikendalikan dengan tabung CO 2 atau tidak. · Sistem Penangkal Petir Dasar pertimbangan : - Penangkal petir mempunyai kemampuan tinggi untuk melindungi bangunan dari sambaran petir. - Sistem penangkal petir tidak menimbulkan efek elekrifikasi flash over pada saat penangkal tersebut mengalirkan arus ke grounding sistem. - Pemasangan penangkal petir tidak mengganggu fasad bangunan. Bagan 4.35 Bagan sistem penanggulangan bahaya kebakaran. Sumber : Rahmat, 2000. commit to user V-1 BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN THE FE-MALE CENTRE Konsep dasar yang digunakan pada perancangan The Fe-Male Centre ini adalah konsep perencanaan yang meliputi fungsi bangunan, kegiatan bangunan, besaran dan kebutuhan ruang, dan konsep perancangan yang meliputi penentuan dan pengolahan site, susunan massa, penampilan, sirkulasi, struktur, dan utilitas bangunan. 5.1 Konsep Perencanaan 5.1.1 Konsep Fungsional