Teori Feminisme Kaum Waria Sebagai User dan Target Rancang bangunan .1 Pengertian

commit to user II-5

2.2 Teori Feminisme

Feminim dalam bahasa Indonesia memiliki perluasan pengertian yaitu sesuatu hal yang mengacu pada sosok wanita dan segala perilaku yang dimilikinya. Istilah feminis pertama kali di gunakan di dalam literature barat baru pada tahun 1880 yang secara tegas menuntut kesetaraan hukum dan politik dengan laki-laki. Istilah ini masih terus diperdebatkan, namun secara umum biasa dipakai untuk menggambarkan ketimpangan gender, subordinasi dan ketimpangan terhadap perempuan. Pada dasarnya teori-teori feminisme telah menyumbangkan pemikiran yang luar tentang persoalan ketidakadilan sosial Arivia, 2006:10. Feminis dapat juga diartikan suatu kebebasan yang mengawali munculnya suatu teori dekonstruktif sebagai hasil dari proses tersebut. Psikologi feminin adalah istilah yang kadang-kadang digunakan untuk menggambarkan dan mengkategorikan isu-isu tentang gender yang terkait psikologi dari identitas perempuan , serta isu-isu yang dihadapi perempuan selama hidup merekaButtler, 1998:273. Pengertian feminis secara makro mengartikan segala hal yang berhubungan dengan wanita baik mengenai sifat, penampilan dan perilaku yang menyelubungi sosok feminis. Ciri feminis pada sosok wanita yang muncul dalam fenomena sosial diantaranya mengenai: 1 Kecantikan ragawi dan batiniah 2 Cara berperilaku yang baik serta lemah lembut 3 Cara berpakaian serta menampilkan diri 4 Kesensitifan terhadap suatu permasalahan 5 Kepekaan terhadap suatu perasaan Ciri-ciri diatas juga pengertian feminis secara umum dapat menjadi acuan untuk menerapkan konsep feminisme di dalam suatu bangunan sehingga tercipta suatu kesinambungan bentuk dan fungsi juga simbol dari feminisme tersebut. commit to user II-6 2.3 Kaum Waria Sebagai User dan Target Rancang bangunan 2.3.1 Pengertian Waria adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan orang yang melakukan, merasa, berpikir atau terlihat berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan saat mereka lahir, waria adalah seorang laki-laki yang merasa bahwa dirinya adalah perempuan secara batiniah sehingga mereka merubah fisik dan perilaku mereka layaknya wanita seutuhnya www.oneworld.com , 12092010. Waria merupakan salah satu contoh dari kasus transgender, mereka tidak menunjukkan bentuk spesifik apapun dari orientasi seksual orangnya. Waria dapat saja mengidentifikasikan dirinya sebagai heteroseksual, homoseksual, biseksual, panseksual, poliseksual, atau aseksual. Transgender sendiri banyak memiliki definisi, diantaranya: 1 Tentang, berkaitan dengan, atau menetapkan seseorang yang identitasnya tidak sesuai dengan pengertian yang konvensional tentang gender laki-laki atau perempuan, melainkan menggabungkan atau bergerak di antara keduanyaOxford English Dictionary, 2004. 2 Orang yang ditetapkan gendernya, biasanya pada saat kelahirannya dan didasarkan pada alat kelaminnya, tetapi yang merasa bahwa deksripsi ini salah atau tidak sempurna bagi dirinya www.wikipedia.com, 06032010. 3 Non-identifikasi dengan, atau non-representasi sebagai, gender yang diberikan kepada dirinya pada saat kelahirannya Hoyer, 2004. Dalam lingkup pembahasan ini, transgender yang dimaksud sebagai target bangunan The Fe-Male centre adalah Waria wanita priayang merupakan kasus terbanyak dari fenomena transgender dan juga banyaknya komunitas di Indonesia. commit to user II-7

2.3.2 Latar Belakang

Banyak kejadian-kejadian di dunia ini yang mempengaruhi suatu perubahan sehingga menjadikannya suatu tonggak sejarah, Anthony Synnott dalam bukunya yang berjudul Tubuh Sosial 1993:41 menyatakan bahwa semenjak kematian ratu Victoria pada tahun 1901 muncullah suatu perubahann yang berpengaruh di dunia, mulai dari sosial hingga hukum, konstruksi atas tubuh khususnya moralitas, gender dan ras juga ikut bergejolak sehingga menimbulkan suatu ketentuan dan pengertian baru. Di Indonesia, perubahan dan kebebasan berdemokrasi mulai muncul pada era orde lama. Keterbukaan yang terjadi membuka suatu tabir kebebasan dalam berpikir dan bertindak. Permasalah gender pun tidak luput dari proses perubahan sehingga dalam fenomena tersebut muncullah suatu kasus baru yang menjadi suatu isu sosial yaitu waria www.oneworld.net, 12092010. Fenomena waria sudah ada sejak berpuluh tahun yang lalu. Perkembangan Tekhnologi kedokteran dan meningkatnya kehidupan bersosial telah berkembang menjadi suatu aspek pendukung bagi timbulnya fenomena waria di masyarakat umum. Waria mulai berkembang menjadi suatu kaum minoritas dengan kelainan gender dimana mereka mengganti fisik dan perilaku mereka dari pria hingga menyerupai wanita sesungguhnya. Hal ini menjadi pro dan kontra di masyarakat tiap negara maupun agama Gambar 2.5 Waria berbaur dengan masyarakat www.tabloidnova.com, 08102010 commit to user II-8 karena dalam hukum kenegaraan dan agama hanya diakui dua jenis kelamin yaitu pria dan wanita. Oleh karenanya keberadaan waria dianggap sebelah mata oleh masyarakat bahkan kadang tidak diberi ruang hidup. Kesempatan kerja bagi kaum waria sangat sedikit, mereka jarang sekali diterima ditempat kerja formal meskipun waria tersebut memiliki potensi kerja yang tidak kalah dengan masyarakat umumnya. Waria memiliki hak yang sama dengan masyarakat pada umumnya untuk memiliki kehidupan layak namun karena permasalahan gendernya, peluang kerja bagi mereka sangat sedikit sehingga menyebabkan mereka beralih ke pekerjaan lain sepeti pekerja seks dan pengamen jalanan www.diversity.com, 23022010. Akibatnya, waria begitu terkucilkan sehingga pekerjaan yang mereka lakukan menimbulkan dampak negatif berupa timbulnya penyakit kelamin seperti IMS infeksi menular seksual dan yang terburuk HIV AIDS STBP 2007. Gambaran tentang kaum waria di atas menunjukkan adanya permasalahan sebagai berikut; 1 Belum adanya fasilitas formal bagi waria 2 Waria merupakan SDM bagi Indonesia Gambar 2.6 Aktivis waria yang berpartisipasi dalam gerakan anti HIV Sumber:www.tabloidNova.com, 08102010 commit to user II-9 Banyaknya komunitas waria yang memiliki potensi besar sebagai tenaga kerja di berbagai bidang namun dibatasi oleh status gendernya sehingga peluang yang ada sulit didapatkan. 3 Waria sebagai salah satu penyebar virus HIV terbesar di Indonesia Akibat status gendernya yang tidak diterima masyarakat pada umumnya, sebagian besar waria beralih kerja menjadi pekerja seks jalanan tanpa memedulikan permasalahan kesehatan.Di Jakarta waria yang menebar penyakit kelamin lebih banya dibanding kota besar lainnya, 13 dari waria di Jakarta terjangkit virus HIV atau 30 nya www.aidsIndonesia.or.id , 22112010 4 Menghilangkan stigma negatif kaum waria Shunniya Ruhama Habiiballah di dalam bukunya yang berjudul ”Jangan Lepas jilbabku” menuliskan bahwa dengan banyaknya diskriminasi sosial disetiap kota dimana kaum waria menjadi minoritas diantara kaum mayoritas menyebabkan semakin meningkatnya pandangan negatif pada waria. Pekerjaan dan kelainan psikologisnya menyebabkan masyarakat umum lainnya memandang rendah kaum waria. 5 Waria dengan potensinya Meskipun dipandang sebelah mata, waria sama seperti masyarakat pada umumnya dalam bidang potensi dan keahlian. Keterampilan yang mereka punya tidak kalah saing dengan masyarakat umum sehingga berpotensi besar didunia kerja.

2.3.3 Perilaku dan Sifat Waria

Dari penelitian secara langsung terhadap beberapa surveilans waria, salah satunya bernama Lisa asal Kediri yang bekerja sebagai pegawai salon diwawancarai melalui via telepon. Lisa menjelaskan bahwa sifat feminis waria melebihi sifat feminis yang dimiliki commit to user II-10 wanita khususnya dalam masalah kesensitifan. Ia mulai merasakan bahwa dirinya berbeda dari laki-laki lainnya semenjak ia duduk di bangku SD, ia merasa terjebak ditubuh yang salah. Perilaku feminisnya banyak mendapatkan cemooh dari teman-temannya sehingga ia selalu membentengi dirinya untuk bersosialisasi dengan yang lain. Sehingga akhirnya ia memutuskan untuk merubah diri secara fisik menjadi seorang wanita setelah ia lulus SMA. Namun ia tidak pernah menanggalkan jati dirinya sebagai laki-laki, ia sadar sekali bahwa ia terlahir bukan sebagai wanita. Setelah merubah dirinya secara utuh menjadi seorang wanita, ia merasakan kebebasan yang selama ini terkekang oleh aturan keluarga dan lingkungan yang telah membelenggunya. Kefeminisan yang ia tonjolkan hampir sama seperti wanita pada umummnya, hanya karena secara fisik ia adalah seorang laki-laki kesan wanita yang ia perlihatkan terkesan terlalu berlebihan. Waria lainnya yang sering terlihat menjajakan seks di tiap daerah juga terlihat seperti wanita. Penampilan dan perilakunyaa persis seperti cara wanita begitu pula dengan pengamen jalanan. Namun ciri-ciri fisik laki-laki tetap terlihat dari gurat tubuh mereka sehingga figur wanita utuh tidak sepenuhnya muncul. Dari survei tersebut, dapat disimpulkan bahwa sifat yang terbentuk merupakan perpaduan antara wanita dan pria, namun sifat kewanitaannya melebihi sifat wanita sesungguhnya sehingga sisi maskulinnya nyaris hilang, mereka berusaha menghilangkannya dengan menampilkan kefeminisan secara berlebih. Kegemarannya berdandan melebihi wanita merupakan ciri khas waria, mereka lebih menyukai aktivitas kefeminisan dibanding aktivitas maskulin yang biasa dilakukan pria pada umumnya. Biasanya mereka enggan melakukan pekerjaan-pekerjaan berat. Bila bekerja, mereka lebih suka berprofesi sebagai make up artist, desainer pakaian, penari, dan profesi kewanitaan lainnya. commit to user II-11 2.4 Peninjaunan Korelasi Perilaku User dengan Konsep Fungsional dan Arsitektural Feminisme Pada Waria Waria memang seorang laki-laki secara biologis sehingga sifat kefeminisan kemungkinan tidak tampak pada fisik mereka. Namun secara garis sosial, kefeminisan bukan tidak mungkin akan muncul pada diri mereka laki-laki seperti pernyataan Russ Ervin Funk, dalam bukunya yang berjudul The Power of naming: Why Men Could’nt Be Feminist. Ia mengklaim bahwa laki- laki diberi hak-hak yang melekat yang mencegah mereka dari mengidentifikasi dengan perjuangan feminis dan dengan demikian tidak memungkinkan bagi mereka untuk mengidentifikasi dengan feminis. Dalam teori gender yang dijabarkan di dalam buku The Body Social secara biologis oleh Anthony Synnott 1993:72 bahwa masing-masing sel tubuh manusia terdiri atas 46 kromosom dalam 23 pasangan. Satu kromosom dari masing-masing pasangan berasal dari ibu dan yang lain dari ayah. Perempuan memiliki sepasang kromosom XX, laki-laki XY. Ibu menyumbangkan kromosom X, ayah menyumbangkan kromosom X atau Y. Hanya satu kromososm dari 46 kromosom ini yang menentukan gender, dengan jumlah prosentase kromosom pembeda maksimal hanya 2,17 saja oakley, 1981:Miles, 1991:17-19. Dengan kata lain, secara biologis 98 kromosom perempuan dan laki-laki identik sehingga munculnya kefeminisan sifat Gambar 2.7 Pekerjaan yang umum pada waria sebagai pegawai salon Sumber:www.okezone.com, 121210 commit to user II-12 wanita bukan tidak mungkin ada pada laki-laki dan bukti tersebut yang menjadikan suatu jawaban bagaimana waria transgenderdapat terbentuk. Secara garis besar sifat umum yang dimiliki waria menyerupai sifat feminim yang umumnya dimiliki oleh wanita. Sifat-sifat ini keluar dalam wujud seorang waria sehingga dapat menjadi acuan dalam perancangan suatu desain, sifat-sifat lainnya yang ada pada diri waria yang nampak jelas dan akan menjadi acuan terhadap rancang desain seperti sifat sensitif yang berarti peka terhadap suatu sentuhan, gerakan, pembicaraan ataupun hal-hal yang bersifat pribadi maupun umumkamus bahasa Indonesia, dan berani mengekspos diri. Sifat-sifat ini dapat menyimpulkan suatu bentuk pendapat bahwa waria lebih berjiwa wanita dibandingkan dengan pria, sehingga terbentuklah suatu aktivitas dalam bangunan yang sesuai dengan sifat psikologis penggunanya. Aspek luar bangunan juga dipertimbangkan untuk membentuk suatu bangunan dengan target user Waria, dikarenakan adanya pro dan kontra terhadap keberadaan waria, bangunan harus dicermati solusinya terhadap konsep bangunan, sehingga kesalahan akibat aspek luar dapat diatasi. SIFAT Ekspresi Bangunan Aktivitas Bangunan Pengaruh Luar Penentuan Site Solusi secure bangunan Gambar 2.8 Skema Korelasi antara user terhadap rancang bangunan Sumber:analisa pribadi commit to user II-13 Feminisme Pada Bangunan Bentuk-betuk feminisme dari bangunan banyak digunakan dalam beberapa rancang arsitektural untuk memunculkan kesan dinamis, atraktif, lembut dan fleksibel. Bentuk feminis bukan hanya terdapat pada eksterior atau interior bangunan, juga muncul pada warna-warna lembut ataupun bentuk-bentuk halus pada furniture. Simbol feminisme dapat muncul dimana saja, karena banyak unsur-unsurnya yang dapat diterapkan diberbagai sisi bidang arsitektural. Feminisme pada bangunan dapat menjadi suatu wujud yang dilihat atau dirasakan, hal ini menyimpulkan bahwa konsep arsitektural bukan hanya dilihat saja tetapi dirasakan.

a. Feminisme yang terlihat