Permasalahan dan Persoalan Tujuan dan Sasaran Lingkup Pembahasan Wadah Pendidikan dan Pelatihan .1 Pemahaman

commit to user I-4 Ini berarti bahwa dengan adanya suatu wadah yang dapat melatih dan memberi pendidikan formal bagi waria dapat membantu pemerintah dalam mengurangi penyebaran virus HIV dan tingkat pengangguran di Indonesia , khususnya Jakarta.

1.3 Permasalahan dan Persoalan

1.3.1 Permasalahan Bagaimana wujud suatu rancang desain The Fe-Male centre yang sesuai dengan fungsinya sebagai wadah pendidikan dan pelatihan bagi kaum waria dengan proses pendekatan psikologis user dan disesuaikan dengan lingkungan sekitar sebagai acuan rancang. 1.3.2 Persoalan Bagaimana wujud konsep bentuk rancang desain The Fe-Male Centre yang dibutuhkan pada desain bangunan tersebut, agar dapat mencerminkanfungsi perwadahan dengan konsep feminis.

1.4 Tujuan dan Sasaran

1.4.1 Tujuan Merancang suatu desain arsitektural untuk wadah pelatihan dan pendidikan bagi kaum waria dengan memperhatikan aspek psikologisnya yang ditekankan pada sifat kefeminisannya sebagai acuan rancang desain. 1.4.2 Sasaran Konsep perencanaan dan perancangan yang meliputi hal-hal sbagai berikut: 1 Konsep perencanaan a Konsep penentuan site b Konsep pengolahan site 2 Konsep perancangan, meliputi: a Konsep kegiatan commit to user I-5 b Konsep peruangan c Konsep rancang bangunan d konsep struktur bangunan e konsep utilitas bangunan

1.5 Lingkup Pembahasan

Pembahasan difokuskan pada disiplin ilmu arsitektur. Hal-hal di luar disiplin ilmu arsitektur dibatasi dan disesuaikan dengan permasalah-permasalahan yang muncul dalam mewujudkan The Fe-Male Centre di Jakarta. Pembahasan mencakup pada lingkup bangunan pendidikan dan target rancang bangunan, yaitu waria dengan penekanan terhadap konsep arsitekturalnya, pembahasan di luar lingkup tersebut bersifat menunjang atau memberi kejelasan yang berkaitan dengan permasalahan yang ada.

1.6 Metode

1.6.1 Tehnik Pengumpulan Data · Observasi dan Wawancara Pengamatan langsung ke target rancang bangun yaitu kaum waria yang masuk dalam kriteria aktivitas bangunan, seperti pekerja salon, pengamen jalanan, dan pekerja seks untuk mendapatkan data primer langsung dengan cara wawancara tidak terstruktur dan pengamatan jarak jauh agar mengetahui kondisi psikologis target user untuk mendapatkan data secara umum agar dapat menentukan sifat khusus yang spesifik dan melihat langsung ke beberapa bangunan pendidikan dan pelatihan sebagai acuan desain. · Literatur Dengan orientasi pada waria dan bangunan pendidikan yang dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang teoritis melalui tinjauan pustaka dan melakukan browsing di internet untuk mencari data-data tambahan yang dibutuhkan. commit to user I-6 1.6.2 Tehnik Pengungkapan Masalah Dengan mengadakan pengamatan ke beberapa orang waria dan observasi arsitektural bangunan pendidikan sebagai studi banding dan melalui kajian pustaka maka akan dihasilkan suatu data yang di dalamnya terdapat permasalahan-permasalahan yang riil, baik dari segi arsitektural maupun non arsitektural. Selanjutnya permasalahan yang terungkap dicarikan solusi dalam perencanaan dan perancangan desain bangunan The Fe-Male Centre di Jakarta. 1.6.3 Tehnik Analisis Data Menggunakan metode analisa sintesa dengan mengidentifikasi potensi dan kondisi yang kemudian dikaitkan dengan permasalahan-permasalahan yang ada pada waria dengan dihubungkan dengan bangunan pendidikan sehingga diperoleh faktor-faktor pemecahan untuk mencapai tujuan dan sasaran. 1.6.4 Tehnik Merumuskan konsep arsitektural Merumuskan sintesa dari hasil korelasi antar komponen pembahasan dan outputnya yang kemudian digunakan sebagai pedoman penentuan konsep desain. 1.6.5 Sistematika Penulisan Garis besar sistematika penulisan dapat dikemukakan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pengertian judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, lingkup pembahasan, metode pengumpulan data, metode pembahasan dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Meninjau wadah pendidikan dan pelatihan, meninjau waria secara psikologis serta hubungan sosialnya, meninjau teori tentang perilaku objek yang bersangkutan, commit to user I-7 meninjau teori feminisme pada bangunan yang merupakan acuan dalam konsep perencanaan dan perancangan.

BAB III TINJAUAN WARIA DI JAKARTA

Meninjau potensi waria yang terkait dengan kota Jakarta sebagai lokasi yang akan dipilih untuk bangunan The Fe-Male centre dan meninjau keberadaan waria di Jakarta yang rentan terhadap permasalahan dan persoalan.

BAB VI ANALISA PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Meliputi analisa pendekatan perencanaan yang meliputi pelaku, jenis dan pengelompokan kegiatan, proses kegiatan, kebutuhan dan program ruang dan organisasi ruang serta analisa pendekatan pemilihan lokasi, analisa pendekatan perancangan meliputi analisa pendekatan pada pengolahan tapak, kriteria bentuk ruang dan bangunan, kriteria persyaratan ruang yang dikaitkan dengan pendekatan user dan kriteria struktur, dan utilitas.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Mensintesakan konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil akhir dari analisis yang selanjutnya ditransformasikan dalam wujud desain fisik bangunan. commit to user II-1

BAB II TINJAUAN TEORI

Tinjauan teori merupakan pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai media seperti literature, internet, buku, majalah, dan juga wawancara langsung pada target user yaitu waria, teori yang dibahas dalam bab ini meliputi data teori mengenai wadah pendidikan, pengertian waria dan permasalahannya serta teori feminisme yang ditekankan sebagai konsep bangunan. Pengambilan preseden yang sudah ada dimaksudkan sebagai acuan dalam proses perencanaan dan perancangan. 2.1 Wadah Pendidikan dan Pelatihan 2.1.1 Pemahaman Wadah pendidikan dan pelatihan diartikan sebagai suatu tempat yang menampung berbagai kegiatan yang mencakup semua aktivitas pendidikan dan melatih keterampilan serta mengembangkan kreatifitas pengguna, wadah ini termasuk dalam kategori bangunan pendidikan dimana adanya suatu aktivitas belajar dan mengajar serta berlatih. Wadah seperti ini sama halnya seperti bangunan pendidikan seperti sekolah ataupun universitas yang menerapkan konsep formal dan informal pada aktivitas pembelajarannya. Yang berbeda hanya target usernya dalam hal umur dan orientasi kemampuan atau bidang jurusan. Rahmat, 2000:25.

2.1.2 Perkembangan Fungsi

Wadah pendidikan dan pelatihan banyak dijumpai di berbagai tempat dengan target pengguna dan jenis pendidikan yang beragam. Contoh wadah yang dimaksud, anatara lain sekolah musik, sekolah pramugari, sekolah tari, sekolah khusus penyandang cacat, dan sebagainya. Lazimnya, wadah pendidikan memilki tujuan sebagai berikut : commit to user II-2 1 Melatih kemampuan dalam beberapa bidang ilmu. 2 Mengelompokkan tiap-tiap jenis bidang yang berbeda sesuai komunitas pengguna. 3 Membina pengguna dalam menekuni bidang-bidang yang disukai. 4 Melatih kesiapan menuju dunia kerja. 5 Sebagai tempat pembelajaran bagi tiap komunitas tertentu dan umum

2.1.3 Lingkup Kegiatan

Dalam proses kegiatan pendidikan terdapat aktivitas umum yang perlu diketahui yaitu seperti yang ditulis oleh Prof. Dr. S. Nasution, MA 2004 dalam buku “Dikdaktik Asas Mengajar” sebagai berikut: 1 Visual activities ; Kegiatan pembelajaran yang mengarah dan menekankan pada indera penglihatan. 2 Oral Activities ; Kegiatan pembelajaran yang mengarah dan melatih kemampuan berbicara. 3 Listening ; Kegiatan pembelajaran yang mengarah dan melatih kepekaan pendengaran. 4 Writing ; Kegiatan pembelajaran yang mengarah dan melatih kemampuan menulis 5 Drawing ; Kegiatan pembelajaran yang mengarah dan melatih kemampuan menggambar 6 Motor ; Kegiatan pembelajaran yang mengarah dan melatih dalam proses pengembangan sikap dan tingkah laku. 7 Emotional ; Kegiatan pembelajaran yang mengarah dan melatih emosi dan perasaan.

2.1.4 Persyaratan fisik bangunan

Secara umum persyaratan wadah pendidikan dan pelatihan meliputi hal-hal antara lain lokasi, ruang-ruang dan bangunan yang selanjutnya dapat diuraikan sebagai berikut ; 1 Jumlah ruangan sesuai dengan ruangan yang dibutuhkan commit to user II-3 2 Situasi bangunan kondusif dan mendukung kegiatan belajar mengajar 3 Mudah diakses dalam pencapaiannya 4 Tersedianya fasilitas penunjang bagi pengguna bangunan.

2.1.5 Ekspresi Bangunan

Bentuk-bentuk geometri sering terlihat pada bangunan pendidikan masa kini. Permainan tatanan massa yang membuat sebuah bangunan menjadi dinamis dengan susunan yang dibuat tidak teratur. Bentuk-bentuk seperti ini merupakan ciri dari arsitektur modern yang lebih menonjolkan kesederhanaan pada bangunannya. Ruang dalam pun diupayakan lebih mudah diatur khususnya bagi bangunan pendidikan yang membutuhkan banyak ruang kaku untuk memaksimalkan pengguna dalam beraktivitas. Tidak semua bangunan pendidikan mengekspresikan aktivitas yang terjadi di dalam bangunannya dengan bentuk halus dan kaku serta bersih seperti bangunan pendidikan pada umumnya. Beberapa bangunan pendidikan mengekspresikan diri dengan menerapkan bentuk dan tampilan non formal dengan menambahkan warna dan bentuk non geometris pada tampilannya. Permainan bentuk ekstrimisme terkadang muncul pada bangunan pendidikan sehingga menghilangkan kesan monoton dan kaku. Hal ini dapat diterapkan pada fasade maupun massa bangunan yang dapat menimbulkan efek pencahayaan yang dramatis lewat bukaannya sehingga membantu dalam aktivitas belajar dan mengajar. Juga menjadikan daya tarik di lingkungannya. Pada gambar 2.1 terlihat bentuk ekstrimisme pada desain bangunan pendidikan seni di Denvert, Colorado yang berfungsi ganda sebagai museum. commit to user II-4 Pada bangunan pendidikan lazimnya menerapkan warna-warna lembut yang berkesan hangat, namun pada beberapa contoh bangunan tampilan warna mencolok diaplikasikan pada beberapa sisi bangunan untuk memunculkan sifat aktivitas pada bangunan tersebut. Pada gambar 2.2 memperlihatkan penggunaan warna yang mencolok pada sekolah grafis di Meksiko untuk menimbulkan dan merefleksikan semangat belajar di dalam maupun luar bangunan. Gambar 2.3 Penggunaan ornament dinding yang abstrakis pada sekolah seni di Jepang. Sumber : modern design magazine, January 2008:57. Gambar 2.1 Art School and museum, Denvert, Colorado yang menampakkan bentuk ekstrimisme pada fasadenya. Sumber : modern design magazine, November, 2007: 16-19. Gambar 2.2 Pemberian warna-warna mencolok pada sekolah desain grafis di Mexico. Sumber : Urban Design, Alex Krieger Willian S. Saunders, 2009 :71. Gambar 2.4 Permainan warna dan furniture yang menyesuaikan user di sekolah khusus penyandang autiis di Jepang. Sumber : modern design magazine, Maret 2008:63. commit to user II-5

2.2 Teori Feminisme