Menentukan superelevasi terjadi: Penghitungan lengkung peralihan bayangan Ls’ Penghitungan besaran-besaran tikungan Penghitungan pelebaran perkerasan pada tikungan

commit to user

3.2.3. Tikungan PI

3 Diketahui : Δ PI3 = 8 26 ’ 19,69” Vr = 80 km jam Digunakan Rr = 1300 m

3.2.3.1 Menentukan superelevasi terjadi:

102 , 1 900 4 , 1432 4 , 1432    Rr D tjd 9 , 2 029 , 822 , 6 102 , 1 10 , 2 822 , 6 102 , 1 10 , 2 2 2 max max 2 max 2 max               D D e D D e e tjd tjd tjd

3.2.3.2 Penghitungan lengkung peralihan bayangan Ls’

a. Berdasarkan waktu tempuh maximum 3 detik untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang lengkung : m T Vr Ls 667 , 66 3 6 , 3 80 6 , 3      b. Berdasarkan rumus modifikasi Shortt: m c e Vr c Rr Vr Ls tjd 845 , 5 4 , 029 , 80 727 , 2 4 , 1300 80 022 , 727 , 2 022 , 3 3            commit to user c. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian:   Vr re e e Ls n m     6 , 3 dimana re = tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan, untuk Vr ≥ 80 km jam , re max = 0,025 m mdet.   m Ls 11 , 71 80 025 , 6 , 3 02 , 1 ,      d. Berdasarkan Bina Marga, karena memakai median maka n = 2:       m e e m w Ls tjd n 3 , 34 029 , 02 , 200 2 50 , 3 2 2           Syarat kenyamanan maka dipakai nilai Ls yang terbesar yaitu 71,11 m ~ 75 m.

3.2.3.3 Penghitungan besaran-besaran tikungan

m R Lc r PI 47 , 191 360 1300 2 69 , 19 26 8 360 2 3           m Rr Tc PI 908 , 95 69 , 19 26 8 2 1 tan 1300 2 1 tan 3        m Tc Ec PI 533 , 3 69 , 19 26 8 4 1 tan 908 , 95 4 1 tan 3        2Tc Lc 295,908 191,47 191,816 191,47 Tikungan F-C bisa digunakan commit to user

3.2.3.4 Penghitungan pelebaran perkerasan pada tikungan

Data-data : Jalan rencana kelas I arteri dengan muatan sumbu terberat 10 ton sehingga direncanakan kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan berat. Vr = 80 kmjam Rr = 1300 m n = 4 c = 1 Kebebasan samping b = 2,6 m Lebar lintasan kendaraan berat pada jalan lurus p = 18,9 m Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan berat A = 1,2 m Tonjolan depan sampai bemper kendaraan berat Secara analitis :     Z Td n c b n B      1 dimana : B = Lebar perkerasan pada tikungan n = Jumlah lajur Lintasan 4 b ’ = Lebar lintasan kendaraan pada tikungan c = Kebebasan samping 1 m Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi Perhitungan : m p Rr Rr b 137 , 9 , 18 1300 1300 2 2 2 2        m b b b 463 , 2 137 , 6 , 2      commit to user     m Rr A P A Rr Td 018 , 1300 2 , 1 9 , 18 2 2 , 1 1300 2 2 2           m Rr Vr Z 233 , 1300 80 105 , 105 ,              m Z Td n c b n B 605 , 14 233 , 018 , 1 4 1 463 , 2 4 1            m W B E tambahan lebar E 605 , 5 , 3 4 605 , 14        Lebar pekerasan pada jalan lurus 4 x 3,5 = 14 m Ternyata B 14 14,605 14 14,605 – 14 = 0,605 m Sehingga dibuat pelebaran perkerasan sebesar : 0,605 m

3.2.3.5 Penghitungan kebebasan samping pada tikungan PI