commit to user 146
146
BAB IV PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN
4.1 Data Perencanaan Tebal Perkerasan
Jenis jalan yang direncanakan = Jalan kelas I jalan Arteri
Tebal perkerasan = 4 lajur dan 2 arah
Jalan dibuka pada tahun = Juni 2013
Pelaksanaan konstruksi jalan dimulai tahun = Juni 2012
Masa pelaksanaan = 1 tahun
Perkiraan pertumbuhan lalu lintas selama pelaksaaan
= 2 Umur rencana UR
= 10 tahun Perkiraan pertumbuhan lalu lintas
selama umur rencana = 6
Perkiraan curah hujan rata-rata =
≥ 900 mmth Susunan lapis perkerasan
Surface course = Laston MS 744
Base course = Batu pecah kelas A
CBR 100 Sub base course
= Sirtu kelas A CBR 70
C = Koefisien distribusi kendaraan didapat dari jumlah 4 lajur 2 arah
commit to user 147
Tabel 4.1 Nilai LHR
S
No Jenis Kendaraan
S
LHR
Kendaraan hari 2 jalur 2 arah 1
Mobil 3818
2 Pick-Up
1140 3
Mikro Bus 464
4 Truk 2 As 13 ton
1036 5
Truk 3 As 20 ton 608
Jumlah total 7066
sumber : survey lalu lintas jalan Boyolali – Salatiga, Kamis 5 Mei 2011
4.2 Perhitungan Volume Lalu Lintas
4.2.1. Perhitungan Volume Lalu Lintas Harian Rata-rata
1. LHR
P
LHR
2013
Awal Umur Rencana dengan i
1
= 2 Rumus : LHR
2011
1 + i
1 n1
Mobil 2 ton 1+1 = 3818 1+0,02
1
= 3894.36 kend Pick-Up 2 ton 1+1
= 1140 1+0,02
1
= 1162.80 kend Mikro bus 6 ton 2+4
= 464 1+0,02
1
= 473.28 kend Truk 2 as 13 ton 5+8
= 1036 1+0,02
1
= 1056.72 kend Truk 3 as 20 ton 6+7,7
= 608 1+0,02
1
= 620.16 kend
2. LHR
A
LHR
2023
Akhir Umur Rencana dengan i
2
= 6 Rumus : LHR
2013
1 + i
2 n2
Mobil 2 ton 1+1 = 3894.36 1+0,06
10
= 6974.21 kend Pick -Up 2 ton 1+1
= 1162.80 1+0,06
10
= 2082.40 kend Mikro bus 6 ton 2+4
= 473.28 1+0,06
10
= 847.57 kend Truk 2 as 13 ton 5+8
= 1056.72 1+0,06
10
= 1892.42 kend Truk 3 as 20 ton 6+7,7
= 620.16 1+0,06
10
= 1110.61 kend
commit to user 148
Tabel 4.2 Hasil Penghitungan Lalu Lintas Harian Rata-Rata LHR
P
dan LHR
A
No Jenis kendaraan
LHR
P
LHR
S
× 1+i
1 n1
Kendaraan LHR
A
LHR
P
×1+i
2 n2
Kendaraan 1
Mobil 3894.36
6974.21 2
Pick-Up 1162.80
2082.40 3
Mikro Bus 473.28
847.57 4
Truk 2 As 13 ton 1056.72
1892.42 5
Truk 3 As 20 ton 620.16
1110.61
4.2.2. Perhitungan Angka Ekivalen E Masing –Masing Kendaraan
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Angka Ekivalen untuk Masing-Masing Kendaraan No
Jenis Kendaraan Angka Ekivalen E
1 Mobil 2 ton 1+1
0,0002+0,0002 = 0,0004 2
Pick-Up 2 ton 1+1 0,0002+0,0002 = 0,0004
3 Mikro bus 6 ton 2+4
0,0036 + 0,0577 = 0,0613 4
Truk 2 as 13 ton 5+8 0,1410 + 0,9238 = 1,0648
5 Truk 3 As 20 ton 6+7,7
0,2923 + 0,7452 = 1,0375
4.2.3. Penentuan Koefisien Distribusi Kendaraan C
Tabel 4.4 Koefisien Distribusi Kendaraan Jumlah lajur
Kendaraan ringan Kendaraan berat
1 arah 2 arah
1 arah 2 arah
1 Lajur 2 Lajur
3 Lajur 4 Lajur
5 Lajur 6 Lajur
1,00 0,60
0,40 −
− −
1,00 0,50
0,40 0,30
0,25 0,20
1,00 0,70
0,50 −
− −
1,00 0,50
0,475 0,45
0,425 0,40
Berdasarkan Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Dari tabel 4.4 Koefisien
Distribusi Kendaraan C dapat diketahui nilai C yaitu 0,30 dan 0,45
commit to user 149
4.2.4. Perhitungan LEP, LEA, LET dan LER
a. LEP Lintas Ekivalen Permulaan Rumus : LEP =
j j
n j
P
E C
LHR
1
Perhitungan untuk jenis Mobil : LEP
mobil
= E
C LHR
P
= 3894,36 x 0,30 x 0,0004 = 0,4673
Perhitungan untuk jenis Pick-Up : LEP
pick-up
= E
C LHR
P
= 1162,80 x 0,30 x 0,0004 = 0.1395
Perhitungan untuk jenis Mikro bus : LEP
mikro bus
= E
C LHR
P
= 473,28 x 0,45 x 0,0613 = 13.0554
Perhitungan untuk jenis Truk 2 As : LEP
truk 2 as
= E
C LHR
P
= 1056,72 x 0,45 x 1,0648 = 783.6636
Perhitungan untuk jenis Truk 3 As : LEP
truk 3 as
= E
C LHR
P
= 620,16 x 0,45 x 1,0375 = 383.7240
∑ LEP = LEP
mobil
+ LEP
pick-up
+ LEP
mikro bus
+ LEP
truk 2 as
+ LEP
truk 3 as
= 0,4673 + 0.1395 + 13.0554 + 783.6636 + 383.7240 = 1181.0498
commit to user 150
b. LEA Lintas Ekivalen Akhir Rumus : LEA =
j n
j j
A
E C
LHR
1
Perhitungan untuk jenis Mobil : LEA
mobil
= E
C LHR
A
= 6974,21 x 0,30 x 0,0004 = 0.8369
Perhitungan untuk jenis Pick-Up : LEA
pick-up
= E
C LHR
A
= 2082,40 x 0,30 x 0,0004 = 0.2499
Perhitungan untuk jenis Mikro bus : LEA
mikro bus
= E
C LHR
A
= 847,57 x 0,45 x 0,0613 = 23.3803
Perhitungan untuk jenis Truk 2 As : LEA
truk 2 as
= E
C LHR
A
= 1892,42 x 0,45 x 1,0648 = 1403.4221
Perhitungan untuk jenis Truk 3 As : LEA
truk 3 as
= E
C LHR
A
= 1110,61 x 0,45 1,0375 = 687.1912
∑ LEA = LEA
mobil
+ LEA
pick-up
+ LEA
mikro bus
+ LEA
truk 2 as
+ LEA
truk 3 as
= 0.8369 + 0.2499 + 23.3803 + 1403.4221 + 687.1912 = 2115.0804
commit to user 151
c. LET Lintas Ekivalen Tengah Rumus : LET =
2 LEA
LEP
Perhitungan LET : LET =
2 LEA
LEP
= 2
0804 ,
2115 0498
, 1181
= 1648.0651
d. LER Lintas Ekivalen Rencana Rumus : LER
=
10 UR
LET
Perhitungan LER : LER
=
10 UR
LET
=
10 10
0651 ,
1648
= 1648.0651 dimana :
j = Jenis Kendaraan
C = Koefisien Distribusi Kendaraan
LHR = Lalu Lintas Harian Rata-Rata
UR = Umur Rencana
Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987.
commit to user 152
Tabel 4.5 Nilai LEP, LEA, LET dan LER
No Jenis Kendaraan
LEP
j j
n j
P
E C
LHR
1
LEA
j n
j j
A
E C
LHR
1
LET
2 LEA
LEP
LER
10 UR
LET
1
Mobil 0.4673
0.8369
1648.0651 1648.0651
2
Pick-Up 0.1395
0.2499
3
Mikro Bus 13.0554
23.3803
4
Truk 2 As 13 ton 783.6636
1403.4221
5
Truk 3 As 20 ton 383.7240
687.1912
Total
1181.0498 2115.0804
4.3 Penentuan CBR Desain Tanah Dasar
Harga CBR digunakan untuk menetapkan daya dukung tanah dasar DDT, berdasarkan grafik korelasi DDT dan CBR. Yang dimaksud harga CBR disini adalah
CBR lapangan atau CBR laboratorium. Jika digunakan CBR lapangan, maka pengambilan contoh tanah dasar dilakukan dengan tabung undisturb, kemudian
direndam dan diperiksa harga CBR-nya. Dapat juga mengukur langsung di lapangan musim hujan direndam. CBR lapangan biasanya dipakai untuk perencanaan lapis
tambahan overlay sedangkan CBR laboratorium biasanya dipakai untuk perencanaan jalan baru.
Dari pengujian DCP didapat data sebagai berikut: Tabel 4.6 Data CBR Tanah Dasar
STA 0+000 0+100 0+200 0+300 0+400 0+500 0+600 0+700 0+800 0+900 1+000 1+100 CBR
9 7
8 7
6 7
6 6
7 8
8 7
STA 1+200 1+300 1+400 1+500 1+600 1+700 1+800 1+900 2+000 2+100 2+200 2+300 CBR
8 7
9 7
6 6
7 8
7 7
8 7
STA 2+400 2+500 2+600 2+700 2+800 2+900 3+000 3+100 3+130 CBR
6 6
6 7
7 7
6 8
9
commit to user 153
Tabel 4.7 Penghitungan jumlah dan prosentase CBR yang sama atau lebih besar
No CBR
Jumlah yang sama atau lebih besar
Persen yang sama atau lebih besar
1 6
33 3333 x 100 = 100
2 7
24 2433x 100 = 72,73
3 8
10 1033x 100 = 30,30
4 9
3 333 x 100 = 9,09
Yang selanjutnya akan dibuat grafik penentuan CBR, antara CBR tanah dasar dengan persen yang sama atau lebih besar. Sehingga akan didapatkan nilai CBRnya. Yaitu
nilai CBR 90.
Grafik 4.1. Grafik hubungan CBR Tanah Dasar dengan Prosentase CBR yang sama atau lebih besar.
Dari grafik CBR 90 diatas sehingga didapat CBR tanah dasar sebesar 6,3
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
pr os
e nt
ase y
ang sam
a at
au le
bi h
CBR
commit to user 154
4.4 Penentuan Daya Dukung Tanah DDT