PENGARUH MODAL USAHA, LOKASI USAHA, JAM KERJA DAN JUMLAH KARYAWAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG PASAR BENDUNGAN KABUPATEN KULON PROGO SETELAH MENGALAMI KEBAKARAN

(1)

THE EFFECT OF VENTURE CAPITAL, BUSINESS LOCATION, WORKING HOURS AND THENUMBER OF EMPLOYEES TOWARDS THE INCOME OF MERCHANTS IN BENDUNGAN MARKET KULON

PROGO DISTRICT AFTER THE FIRE

Disusun Oleh:

RIFQI KHOIRUNNISA TISSA 20130430043

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(2)

THE EFFECT OF VENTURE CAPITAL, BUSINESS LOCATION, WORKING HOURS AND THENUMBER OF EMPLOYEES TOWARDS THE INCOME OF MERCHANTS IN BENDUNGAN MARKET KULON

PROGO DISTRICT AFTER THE FIRE

Disusun Oleh:

RIFQI KHOIRUNNISA TISSA 20130430043

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(3)

THE EFFECT OF VENTURE CAPITAL, BUSINESS LOCATION, WORKING HOURS AND THE NUMBER OF EMPLOYEES TOWARDS

THE INCOME OF MERCHANTS IN BENDUNGAN MARKET KULON PROGO DISTRICT AFTER THE FIRE

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:

RIFQI KHOIRUNNISA TISSA 20130430043

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(4)

JUMLAH KARYAWAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG PASAR BENDUNGAN KABUPATEN KULON PROGO SETELAH

MENGALAMI KEBAKARAN

THE EFFECT OF VENTURE CAPITAL, BUSINESS LOCATION, WORKING HOURS AND THE NUMBER OF EMPLOYEES TOWARDS

THE INCOME OF MERCHANTS IN BENDUNGAN MARKET KULON PROGO DISTRICT AFTER THE FIRE

Diajukanoleh

RIFQI KHOIRUNNISA TISSA 20130430043

TelahdisetujuiDosenPembimbing Pembimbing

Dr. Nano Prawoto, S.E.,M.Si. Tanggal 31 Januari 2017 NIDN: 0504066601


(5)

MENGALAMI KEBAKARAN

THE EFFECT OF VENTURE CAPITAL, BUSINESS LOCATION, WORKING HOURS AND THE NUMBER OF EMPLOYEES TOWARDS

THE INCOME OF MERCHANTS IN BENDUNGAN MARKET KULON PROGO DISTRICT AFTER THE FIRE

Diajukanoleh

RIFQI KHOIRUNNISA TISSA 20130430043

SkripsiinitelahDipertahankandanDisahkan di depanDewanPenguji Program StudiIlmuEkonomifakultasEkonomidanBisnisUniversitasMuhammadiyah

YogyakartaTanggal 18 Februari 2017Yang terdiridari

Dr. Nano Prawoto, S.E.,M.Si. Ketua Tim Penguji

Ahmad Ma’ruf, SE, M.Si. Dr. Lilies Setiartiti, M.Si.

Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji

MegetahuiDekanFakultasEkonomidanBisnisUniversitasMuhammadiyah Yogyakarta

Dr. Nano Prawoto, S.E.,M.Si. NIDN: 0504066601


(6)

NIM :20130430043

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul “PENGARUH MODAL USAHA, LOKASI USAHA, JAM KERJA DAN JUMLAH KARYAWAN

TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG PASAR BENDUNGAN

KABUPATEN KULON PROGO SETELAH MENGALAMI

KEBAKARAN” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta,...


(7)

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Modal Usaha, Lokasi Usaha, Jam Kerja dan Jumlah Karyawan Terhadap Pendapatan Pedagang Pasar Bendungan Kabupaten Kulon Progo Setelah Mengalami Kebakaran.”

Skripsi ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Yogyakarta,20 januari2017 Penulis


(8)

berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayat-Nya sehingga kami dapat menyusun skripsi untuk meraih gelarsarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis selaku dosen pembimbing, Bp Dr. Nano Prawoto, S.E.,M.Si. yang telah bersedia memberikan bimbingan dan petunjuk selama penulis menyusun skripsi ini.

3. Bapakku Umar Said, S.E dan Ibuku Titis Puji Astutik tercinta yang selalu memberikan dorongan dan perhatian kepada penulis hingga dapat menyelesaikan study.

4. Kedua adikku Luthfiy dan Mu’iz yang selalu menemani penulis dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini. 5. Sahabatku Nurul Imtichanah, Metik Diah Trisnawati dan Winanda

Ismi Anggini dan temanku yang lain yang selalu memberi motivasi agar skripsi ini cepat selesai.

6. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini.


(9)

“Barangsiapa bertakwa pada Allah, maka Allah memberikan jalan keluar kepadanya dan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.. Barangsiapa yang bertaqwa pada Allah, maka Allah jadikan urusannya menjadi mudah.. Barangsiapa yang bertaqwa pada Allah akan dihapuskan dosa2nya dan

mendapatkan pahala yang agung” (QS. Ath-Thalaq: 2, 3, 4). “Menuju tak terbatas dan melampauinya”

“Jangan menyerah pada keadaan karna kita sendiri yang memilih masa depan”

Bagi orang orang yang mampu bersabar maka mereka akan mendapat imbalan yang setimpal dengan semua kesabarannya. (Mario Teguh)

Kebahagian itu hanyalah pantas didapatkan bagi orang – orang yang mampu menunggu kebahagian itu datang dengan sabar dan lapang dada.(Mario Teguh)


(10)

Kulon Progo setelah mengalami kebakaran. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey dengan kuesioner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling, dalam teknik ini masing – masing elemen populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi elemen sampel dipilih secara acak tanpa memperhatikan strata. Dengan dasar pengambilan sample menggunakan rumus Slovin diperoleh jumlah sampel sebesar 80 orang namun dalam penelitian ini total sampel adalah 100 pedagang. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linear berganda dan uji statistik.

Hasil analisis data menggunakan regresi linear berganda menunjukan bahwa variabel independen yaitu modal usaha, jam kerja dan jumlah karyawan berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang. Sedangkan variabel lokasi usaha tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pedagang. Nilai R2 yang diperoleh yaitu sebesar R2 sebesar 0,564 artinya variabel independen modal awal, lokasi usaha, jam kerja dan jumlah karyawan menjelaskan variasi variabel dependen pendapatan pedagang Pasar Bendungan Kabupaten Kulon Progo sebanyak 54,5% dan sisanya 45,5% pendapatan pedagang Pasar Bendungan dipengaruhi variabel lain dari penelitian ini.Berdasarkan hasil uji F hitung > F tabel semua variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen pada tingkat signifikansi 5%. Kata Kunci: Pendapatan, Modal Usaha, Lokasi Usaha, Jam Kerja, Jumlah Karyawan


(11)

research is a descriptive study using survey method with questionnaires. The sampling technique used was simple random sampling, in this technique each - each element of the population has the same chance to be randomly selected sample element regardless of strata. On the basis of sampling using the formula Slovin obtained a sample of 80 people but in this study the total sample is 100 merchants. The data analysis technique used to test the hypothesis is multiple linear regression analysis and statistical tests.

The results of data analysis using multiple linear regression showed that the independent variables are venture capital, working hours and the number of employees a positive effect on the income trader. While the variable business location does not have a significant impact on the income trader. Rated �2 were obtained in the amount of �2 of 0.564 means that the independent variable initial capital, business location, hours of operation and number of employees explaining the variation of the dependent variable income market traders Dam Kulon Progo Regency as much as 54.5% and the remaining 45.5% of revenues Dam Market traders influenced by other variables of the study ini.Berdasarkan test results F count> F table all the independent variables jointly affect the dependent variable at a significance level of 5%.


(12)

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

INTISARI ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah... 9

C. Rumusan Masalah ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

A. Landasan teori ... 12

1. Teori Pendapatan ... 12

a. Pengertian pendapatan ... 12

b. Jenis-jenis Pendapatan ... 13

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi ... 14

2. Pasar ... 16

a. Pengertian Pasar ... 16

b. Jenis-jenis Pasar ... 18

c. Fungsi pasar ... 20

3. Definisi Pedagang ... 21

4. Hubungan antar variabel ... 22

B. Penelitian Terdahulu ... 31

C. Kerangka Pemikiran ... 40


(13)

2. Data Sekuder ... 42

C. Teknik Pengambilan Sampel... 43

D. Variabel Penelitian ... 44

1. Variabel Dependen ... 44

2. Variabel Independen ... 44

E. Teknik Analisis data ... 45

1. Model Regresi inear Berganda ... 45

2. Alat Uji Hipotesa... 46

3. Uji Asumsi Klasik ... 50

F. Metode Pengumpulan Data ... 54

G. Validitas dan Realibilitas ... 55

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 57

1. Letak Geografis ... 58

2. Aspek Demografi ... 61

3. Kondisi Perekonomian ... 64

4. Profil Pasar Bendungan ... BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 71

A. Uji Statistik Deskriptif ... 71

B. Uji Kualitas Data ... 72

1. Uji Validitas ... 72

2. Uji Realibilitas ... 75

C. Uji Asumsi Klasik ... 76

1. Uji Normalitas ... 76

2. Uji Multikolinearitas ... 76

3. Uji Heteroskedastisitas ... 77

D. Uji Hipotesis ... 79

1. Uji T Test ... 79

2. Uji F Test ... 81

3. Uji Koefisien Determinasi ... 81

E. Pembahasan ... 82

BAB VI PENUTUP ... 86

A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89


(14)

Tabel 2.1 Peneltian Terdahulu ... 7

Tabel 4.1 Banyakya penduduk Menurut Umur Jenis Kelamin ... 59

Tabel 4.2 Luas wilayah, Jumlah penduduk, dan kepadatan Penduduk ... 60

Tabel 4.3 Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas... 61

Tabel 4.4 Product Domestic Regional Bruto ... 62

Tabel 4.5 Data Nama Pasar Dan Jumlah Pedagang ... 63

Tabel 4.6 Data Jumlah Karyawan ... 66

Tabel 4.7 Data Pendapatan Responden ... 68

Tabel 4.8 Data Jenis Dagangn Pedagang ... 70

Tabel 5.1 Analisis statistik setiap variabel ... 71

Tabel 5.2 Validitas Variabel Modal Usaha ... 73

Tabel 5.3 Validitas Variabel Lokasi Usaha ... 73

Tabel 5.4 Validitas Variabel Jam kerja ... 74

Tabel 5.5 Validitas Variabel Jumlah Karyawan ... 74

Tabel 5.6 Validitas variabel Pendapatan ... 75

Tabel 5.7 Hasil Uji Reliabilitas ... 75

Tabel 5.8 Hasil Uji Normalitas ... 76

Tabel 5.9 Hasil Uji Multikolinearitas ... 77

Tabel 5.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 77

Tabel 5.11 Hasil Uji T test ... 79

Tabel 5.12 Hasil Uji F test ... 81

Tabel 5.13 Hasil Uji R-Square ... 81


(15)

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ... 40

Gambar 4.1 Range Modal Responden ... 65

Gambar 4.2 Jam Kerja Responden ... 66

Gambar 4.3 Jumlah Karyawan Responden ... 67

Gambar 4.4 Tingkat Pendidikan responden ... 68

Gambar 4.5 Jenis Kelamin Responden ... 69

Gambar 4.6 Jenis Dagangan Responden ... 70


(16)

(17)

(18)

Kulon Progo setelah mengalami kebakaran. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey dengan kuesioner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling, dalam teknik ini masing – masing elemen populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi elemen sampel dipilih secara acak tanpa memperhatikan strata. Dengan dasar pengambilan sample menggunakan rumus Slovin diperoleh jumlah sampel sebesar 80 orang namun dalam penelitian ini total sampel adalah 100 pedagang. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linear berganda dan uji statistik.

Hasil analisis data menggunakan regresi linear berganda menunjukan bahwa variabel independen yaitu modal usaha, jam kerja dan jumlah karyawan berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang. Sedangkan variabel lokasi usaha tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pedagang. Nilai R2 yang diperoleh yaitu sebesar R2 sebesar 0,564 artinya variabel independen modal awal, lokasi usaha, jam kerja dan jumlah karyawan menjelaskan variasi variabel dependen pendapatan pedagang Pasar Bendungan Kabupaten Kulon Progo sebanyak 54,5% dan sisanya 45,5% pendapatan pedagang Pasar Bendungan dipengaruhi variabel lain dari penelitian ini.Berdasarkan hasil uji F hitung > F tabel semua variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen pada tingkat signifikansi 5%. Kata Kunci: Pendapatan, Modal Usaha, Lokasi Usaha, Jam Kerja, Jumlah Karyawan


(19)

research is a descriptive study using survey method with questionnaires. The sampling technique used was simple random sampling, in this technique each - each element of the population has the same chance to be randomly selected sample element regardless of strata. On the basis of sampling using the formula Slovin obtained a sample of 80 people but in this study the total sample is 100 merchants. The data analysis technique used to test the hypothesis is multiple linear regression analysis and statistical tests.

The results of data analysis using multiple linear regression showed that the independent variables are venture capital, working hours and the number of employees a positive effect on the income trader. While the variable business location does not have a significant impact on the income trader. Rated �2 were obtained in the amount of �2 of 0.564 means that the independent variable initial capital, business location, hours of operation and number of employees explaining the variation of the dependent variable income market traders Dam Kulon Progo Regency as much as 54.5% and the remaining 45.5% of revenues Dam Market traders influenced by other variables of the study ini.Berdasarkan test results F count> F table all the independent variables jointly affect the dependent variable at a significance level of 5%.


(20)

A. Latar Belakang

Pasar merupakan pondasi pokok bagi perekonomian Indonesia karena dengan adanya pasar, salah satu bagian dari perekonomian yaitu perputaran uang arus keluar dan arus masuk uang sehingga perekonomian dapat tergerak dengan baik. Selain itu pasar juga menjadi alternatif utama untuk memperkenalkan dan memasarkan barang dan jasa yang telah diproduksi oleh produsen sehingga konsumen mudah untuk mendapatkan barang dan jasa yang mereka inginkan. Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli yang ingin membeli barang atau jasa tertentu (Gilarso,1992). Dengan bertemunya penjual dan pembeli maka nantinya akan ada kesepakatan harga diantara keduanya sehingga pedagang mendapatkan penghasilan sedangkan konsumen mandapatkan barang dan jasa yang mereka inginkan.Pasar secara garis besar dibagi menjadi dua macam yaitu pasar modern dan pasar tradisional.

Pasar Modern adalah tempat transaksi ekonomi dimana pembeli dapat mengambil barangnya sendiri dan harga barang-barangnya sudah tetap dan tidak bisa ditawar lagi. Pasar ini memiliki kelebihan yaitu tempatnya bersih, nyaman, dan rapi, namun pasar modern juga memiliki kekurangan dibanding pasar tradisional yaitu harga barang-barangnya dijual lebih mahal karena. Contoh dari pasar modern adalah Superindo, Giant, dan lain sebagainya.


(21)

Sedangkan Pasar tradisional adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli yang ingin mendapatkan barang atau jasa dan biasanya masih menggunakan budaya tawar-menawar antara pedagang dan pembeli agar terjadi kesepakatan harga dan umumnya Pasar ini memiliki kekurangan yaitu biasanya tempatnya kotor, kumuh dan kurang tertata. Kelebihan pasar tradisional yaitu pembeli dapat membeli dengan harga yang lebih murah karena mereka bisa menawar harga barangnya. Pasar Tradisional umumnya banyak di desa-desa. Contohnya Pasar Wates, Pasar Bendungan yang berada di Kabupaten Kulon Progo.

Pada daerah pedesaan, masyarakatnya masih banyak yang mendapatkan pengasilan dari menjual hasil pertanian, perkebunan dan perikannanya ke pasar tradisional terdekat. Hasil itu meliputi sayur-mayur, buah-buahan dan ikan laut segar. Selain itu dengan adanya pasar tradisional kebutuhan sehari-hari masyarakat seperti sandang dan pangan dapat dengan mudah terpenuhi.

Pasar tradisional dalam perekonomian memiliki peran yang penting yaitu mengontrol harga barang kebutuhan pokok seperti beras dan gula jika harga barang kebutuhan pokok mengalami masalah seperti kenaikan atau penurunan maka sasaran utama yang dituju agar harganya seperti semula adalah menormalkan harga di pasar tradisional itu sendiri, selain itu pasar tradisional juga memiliki peranan dalam penyerapan tenaga kerja menurut Toya (dalam Firdausa,2012).


(22)

Di era yang modern ini banyak sekali investor yang membangun pasar-pasar modern bahkan sampai ke wilayah desa-desa. Hal ini menjadi sebuah ancaman bagi para pedagang di pasar tradisional karena mengingat kualitas pelayanan dan fasilitas dari pasar modern lebih unggul dari pasar tradisional seperti tempat yang nyaman, bersih dan harum. Sedangkan di pasar tradisional kualitas pelayanannya sangat kurang diperhatikan seperti WC yang bau, tanah becek dan lalat dimana-mana dan terkesan kumuh. Ini menjadi sebuah pertimbangan bagi seorang konsumen untuk memilih dimana ia akan berbelanja dan tentu saja banyak konsumen yang memilih untuk membeli di pasar modern walaupun harganya sedikit lebih mahal dari yang ditawarkan pasar tradisional tetapi mereka merasa lebih nyaman.

Walaupun keberadaan pasar tradisional semakin dihimpit dengan hadirnya pasar modern, namun masyarakat masih sangat membutuhkan pasar tradisional untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Selain hargnya yang lebih murah, pasar tradisonal juga menyediakan barang kebutuhan yang lebih lengkap. Pasar tradisional tidak hanya digunakan untuk bertransaksi jual beli saja namun pasar ini juga bisa dijadikan tujuan wisata suatu daerah. Misalnya saja Pasar Beringharjo yang berada di jalan Malioboro Yogyakarta, pasar ini selain menjual kebutuhan sehari-hari masyarakat tetapi sekaligus menjadi tujuan wisata wajib jika berkunjung ke Yogyakarta. Dari contoh tersebut menunjukkan bahwa keberadaan pasar tradisional masih sangat eksis dan bahkan masih menjadi poros perekonomian bagi warga lokal.


(23)

Tidak hanya di pusat kota Yogyakarta saja namun, di kabupaten paling barat dari yogyakarta yaitu Kabupaten Kulon Progo sedang hangat

hangatnya menggerakkan program “Bela beli” Kulon Progo yang di

canangkan oleh Bupati Kulon progo yaitu Hasto wardoyo dan wakil Bupati Sutedjo. Dengan adanya program ini diharapkan agar perekonomian daerah dapat berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan pendapatan daerah. Pokok utama dari program ini yaitu mencintai dan menggunakan produk lokal khas Kabupaten Kulon Progo. Dengan program ini pula secara otomatis keberadaan pasar tradisional di Kabupaten Kulon progo menjadi terangkat derajatnya yaitu caranya dengan menjual produk asli daerah serta dapat meningkatkan pendapatan bagi para pedagang pasar tradisional itu sendiri.

Kabupaten Kulon Progo adalah salah satu dari lima kabupaten di Daerah Istimew Yogyakarta yang letaknya paling Barat. Kabupaten kulon Progo yang beribu kota Wates dan terletak diatas tanah seluas 58.67,5 ha ini memiliki 12 kecamatan, 87 desa, 1 kelurahan dan 917 padukuhan. Batas wilayah dari kabupaten Kulon Progo pada bagian Utara yaitu kabupaten magelang, batas Selatan yaitu Samudera Hindia, batas Barat yaitu kabupaten Purworejo dan batas Timr yaitu Kebupaten Sleman.

Kondisi Geografis Kabupaten Kulon Progo yaitu pada bagian Utara meliputi dataran tinggi/ perbukitan Menoreh dengan ketinggian 500-1.000 mdpl, pada bagian tengah merupakan daerah perbukitn dengan ketinggian 100-500 mdpl, serta pada bagian Selatan merupakan dataran


(24)

rendah dengan ketinggian 0-100 mdpl. Dengan kondisi gegrafis wilayah Kabupaten Kulon progo yang perbukitan menyebabkan tingginya hasil pertanian dan perkebunan dari daerah ini.

Dengan Merevitalisasi ulang sarana prasaran seperti WC dan tatanan ruang pasar dan tingkat keamanan dari pasar tradisional diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk lebih nyaman berbelanja di pasar tradisional daripada di pasar modern sehingga secara berkesinambungan hal ini dapat meningkatkan pendapatan para pedagang tradisional.

Tabel 1.1

Data 10 Pasar Terbesar yang Terdapat di Kabupaten Kulon Progo

No Nama Pasar Jumlah Pedagang

Kios Los Pelataran Total

1. Brosot 15 162 140 317

2. Kranggan 38 309 265 612

3. Sewugalur 0 138 156 294

4. Potogaten 0 151 146 297

5. Bendungan 166 453 153 772

6. Jombokan 41 103 162 306

7. Wates 151 540 389 1080

8. PH pengasih 23 9 248 280

9. Kenteng 21 220 391 632

10. Dekso 46 119 309 474

Sumber: Dinas Perdagangan Perindustrian dan ESDM

Dari tabel 1.1 menunjukkan bahwa setidaknya ada 10 pasar besar dari total 32 pasar tradisional yang terdapat di Kabupaten Kulon Progo. Pasar yang terbesar yaitu Pasar Wates yang memiliki 151 kios, 540 los dan 389 pelataran. Sedangkan Pasar terbesar kedua yaitu Pasar Bendungan


(25)

yang memiliki 166 kios, 453 los dan 153 pelataran. Pasar tersebut rata-rata menjual barang kebutuhan pokok seperti sayur, buah, bumbu masakan, daging dan lain sebagainya.

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo saat ini sedang berencana merenovasi Pasar Bendungan. Renovasi ini dilakukan dengan alasan Pasar Bendungan mengalami kebakaran pada tanggal 19 April 2016 yang lalu. Yang mengakibatkan terbakarnya separuh bagian dari Pasar Bendungan itu sendiri.

Pasar bendungan merupakan salah satu pasar tradisional yang berada lumayan jauh dari pusat kota namun dekat dengan kantor Kecamatan Wates tepatnya di Jalan Wahid Hasyim, Bendungan lor. Pasar ini memiliki luas tanah sebesar 9.050m2 dan luas bangunan sebesar 4.495,5 m2. Di pasar ini pedagangnya menjual aneka barang kebutuhan pokok seperti sayur, buah, bunga, pakaian, dan barang-barang becah belah.

Tabel 1.2

Perbandingan Jumlah Los dan Kios di Pasar Bendungan Tahun 2015 dan 2016 di kabupaten Kulon Progo Kebakaran

Tahun Jenis tempat berdagang Jumlah

Los Kios

2015 453 166 619

2016 (sebelum kebakaran)

620 178 798

2016 (setelah kebekaran)

275 134 409


(26)

Berdasarkan data studi pendahuluan pada tabel 1.2 menunjukkan bahwa adanya peningkatan jumlah los antara tahun 2015 ke dengan tahun 2016 yaitu sebesar 15,56% atau sebanyak 167 los. Sedangkan untuk kios mengalami peningkatan sebesar 3,48% atau sebanyak 12 kios ini untuk kondisi pasar sebelum kebakaran. Setelah mengalami kebakaran jumlah los mengalami penurunan sebesar 55,65% atau 345 los dan kios sebesar 24,715 atau 44 los dibanding sebelum mengalami kebakaran. Artinya lokasi berjualan pedagang menuun 80% dari biasanya. Hal ini membuat para pedagang mengeluh mengalami penurunan pada dagangannya.

Tabel 1.3

Data Pendapatan Pedagang Pasar Bendungan Setelah dan Sebelum Mengalami Kebakaran

Range Pendapatan Jumlah Pedagang (orang)

Sebelum Sesudah

< Rp 100.000 4 10

Rp 100.000 – Rp 300.000 3 6

Rp 300.000 2 3

Rp 300.000 - Rp 500.000 7 5

>Rp 500.000 9 2

Jumlah 25 25

Sumber: Data lapangan yang telah diolah

Berdasarkan data pada tabel 1.3 menunjukkan hasil bahwa adanya penurunan pendapatan yang dialami oleh para pedagang di Pasar Bendungan. Sebelum Pasar mengalami kebakaran terdapat 9 orang dari 25 pedagang berpendapatan di atas Rp 500.000 namun setelah mengalami kebakaran pendapatan para pedagang menjadi di bawah 100.000.


(27)

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang Pasar yaitu diantaanya modal . Faktor modal sangatlah penting karena semakin banyak modal yang kita keluarkan untuk membangun suatu usaha maka output yang dihasilkan akan semakin meningkat dan pendapatannya akan semakin besar. Namun, bagi pedagang pasar tradisional yang sebagian besar dari mereka dengan tingkat ekonomi menengah kebawah dan hanya mengandalkan hasil pertanian, perkebunan dan kreatifitas mereka saja. Jadi, jika mereka ingin meningkatkan modal untuk mengembangkan usahanya maka harus meminjam ke Bank Perkreditan rakyat (BPR) atau sumber dana lain seperti koperasi (Ma’arif,2013).

Selain faktor di atas ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi peningkatan pendapatan pedagang yaitu jam kerja pedagang. Rata-rata pasar tradisonal memiliki jam kerja antara jam 07.00-17.00, dan bahkan ada pedagang yang sudah menutup kiosnya sebelum jam tersebut. Jadi, jika pendapatan pedagang ingin meningkat maka jam kerjanya juga harus diperpanjang.

Faktor tenaga kerja memiliki peran dalam menentukan pendapatan, semakin banyak tenaga yang dikerahkan maka pendapatannya akan semakin meningkat karena output yang dijualnya semakin banyak. Selain itu dengan semakin banyaknya penggunaan tenaga kerja dapat membantu mengatasi permasalahan pengangguran.


(28)

Dengan berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik ingin mengetahui kondisi pendapatan pedagang pasca kebakaran yang terjadi di Pasar Bendungan. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan riset studi yang berjudul “Pengaruh Modal Usaha, Lokasi Usaha dan Jumlah Karyawan terhadap Pendapatan Pedagang Pasar Bendungan Kabupaten Kulon Progo Setelah Kebakaran”.

B. Batasan Masalah

Dengan mengingat banyak faktor yang memepengaruhi pendapatan pedagang pasar tradisional maka dalam penelitian ini dibatasi pada permasalahan yang terkait dengan pendapatan pedagang Pasar Bendungan Kabupaten Kulon Progo yaitu sebagai berikut:

1. Dalam penelitian ini hanya terdapat empat (4) faktor yang memepengaruhi pendapatan pedagang di Pasar Bendungan yaitu modal usaha, lokasi usaha, jam kerja dan jumlah karyawan.

2. Wilayah yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah area yang digunakan untuk berjualan sekitar Pasar bendungan Kabupaten Kulon Progo.

C. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka peneliti memiliki perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh faktor modal usaha terhadap pendapatan pedagang di Pasar Bendungan?


(29)

2. Apakah terdapat pengaruh faktor lokasi usaha terhadap pendapatan pedagang di Pasar Bendungan?

3. Apakah terdapat pengaruh faktor jumlah jam karyawan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Bendungan?

4. Apakah terdapat pengaruh faktor jumlah karyawan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Bendungan?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor modal usaha terhdap pendapatan pedagang di Pasar Bendungan

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor lokasi usaha terhadap pendapatan pedagang di Pasar Bendungan

3. Untuk Mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah jam kerja terhadap pendapatan pedagang di Pasar Bendungan

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah karyawan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Bendungan

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman dan gambaran penulisan jika ingin melakukan penelitian yang sejenis.


(30)

2. Bagi Pemerintah Setempat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada Pemerintah Kabupaten Kulon Progo agar lebih semangat lagi dalam merenovasi dan mengembangkan Pasar Bendungan

3. Bagi Pedagang

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi pedagang guna meningkatkan pendapatnnya sehingga dapat mengembangkan usahanya.


(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Teori Pendapatan

a. Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah adalah sesuatu yang diperoleh dari menjual sesuatu yang menghasilkan keuntungan menurut Suparmoko (dalam Ma’arif,2013). Pendapat lain mengatakan bahwa pendapatan adalah penerimaan yang diperoleh seorang pedagang setelah dikurangi dengan biaya-biaya. Pendapatan atau penghasilan adalah suatu penerimaaan dari berbagai penjualan produk barang dan jasa.

Pendapatan atau keuntungan ekonomi adalah pendapatan yang diperolehpengusaha, setelah dikurangi oleh ongkos yang tersembunyi (SadonoSukirno,1982:38). Pendapatan adalah hasil yang didapatkan dari kegiatan usaha seseorang sebagaiimbalan atas kegiatan yang dilakukan. Pengusaha sebagai pemimpin usaha dapat mengambil keputusan-keputusan untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi, disampingitu, pengusaha dapat memproduksi barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah penerimaan yang diperoleh pedagang dari hasil ia menjual barang atau jasa yang dinyatakan dengan uang dan telah dikurangi dengan biaya-biaya


(32)

b. Jenis-Jenis Pendapatan

Pendapatan dapat digolongkan menjadi beberapa macam, diantaranya penggolongan pendapatan berdasarkan cara memperolehnya,pendapatan dibagi menjadi dua yaitu:

1) Pendapatan kotor: adalah pendapatan yang diterima oleh pedagang sebelum dikurangi dengan biaya-biaya.

2) Pendapatan bersih: adalah pendapatan yang diterima oleh pedagang setelah dikurangi dengan biaya-biaya.

Menurut Suparmoko(dalam Ma’arif,2013 ), secara garis besar pendapatan dibagi menjadi tiga macam yaitu gaji dan upah, pendapatan dari usaha sendiri dan pendapatan dari usaha lain. Berikut penjelasannya:

1) Gaji dan upah, kedua hal ini merupakan imbalan dari hasil seseorang bekerja baik diberikan dalam waktu harian atau bulanan.

2) Pendapatan dari usaha sediri, artinya nilai total yang telah kita dapatkan kita kurangi dengan biaya-biaya yang kita keluarkan untuk produksi tanpa dikurangi dengan biaya gaji karyawan.

3) Pendapatan dari usaha lain, adalah pendapatan yang kita peroleh dari usaha sampingan.


(33)

Pendapatan menurut bentuknya dibagi atas berikut:

1) Pendapatan berwujud uang, artinya pendapatan yang kita peroleh dari menjual dan menyediakan barang dan jasa dapat kita rasakan dengan imbalan berupa keuntungan ataupun gaji yang berwujud uang untuk transaksi yang nantinya dijadikan alat untuk memenehi kebutuhan sehari-hari.

2) Pendapatan berwujud barang, artinya pendapatan yang kita peroleh dari menyediakan barang jasa tidak langsung diwujudkan dengan uang namun dengan barang-barang pemberian.

c. Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan 1) Jumlah Faktor Produksi

Faktor produksi ini meliputi harta yang telah kita miliki sebelumnya seperti tabungan dan harta warisan. yang dimiliki meliputi, tabungan dan harta warisan

2) Harga Barang itu Sendiri,

Harga barang itu sendiri artinya jika barang yang kita jual-belikan itu murah maka akan banyak konsumen yang membelinya, namun jika harga yang kita tawarkan mahal maka konsumenpun berpikir-pikir sebelum membeli barang tersebut.


(34)

3) Harga Barang Lain

Barang lain dapat berfungsi sebagai substitusi ataupun sebagai komplementer dari barang utama sehingga akan memberikan pengaruh barang utama. Barang pelengkap atau komplemeneter adalah barang pemuas kebutuhan yang digunakan bersama-sama dengan barang lain, jika tidak digunakan bersamamaka barang-barang tersebut kurang berguna. Contoh: Teh akan terasa manis jika ditambah dengan gula.

Jika barang pengganti atau substitusi adalah barang barang yang berfungsi menggantikan barang lain. Contoh: mesin ketik diganti dengan printer, nasi diganti dengan jagung, dan lain sebagainya.

Keuntungan atau laba adalah bagian dari pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya. Ada tiga posisi seseorang dalam menentukan laba atau tidaknya dalam berjualan yaitu:

a)Keadaan memperoleh laba, jika penerimaan total atau Total revenue (TR) lebih besar dari biaya produksi tetap atau Fixed Cost (FC) ataupun variabel Cost (VC).

b) Keadaan untung dan tidak rugi, jika TR=TC, dan harus meneruskan usahanya


(35)

2. Pasar

a. Pengertian Pasar

Pasar adalah suatu tempat yang mempertemukan antara penjual dengan pembeli dimana, penjual berkeinginan untuk mendapatkan penghasilan sedangkan pembeli ingin memenuhi kebutuhannya. Faktor hargalah yang mempertemukan mereka, jika harga telah disepakati penjual dan pembeli maka transaksi dapat terlaksana (Gilarso,1992:154).

Setiap penjual berharapbarang dagangannya laku dengan harga yang tingi, agar mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin. Tetapi disisi lain, jika para penjual dalam menawarkan barangnya dengan harga yang terlalu tinggi, para pembeli pun enggan untuk membeli sehingga barangnya tidak laku. Di lain pihak jika penjual mendapat harga yang terlalu rendah dari calon pembeli, maka penjualtidak akan melepaskan barang tersebut karena mereka akan rugi. Sedangkan para pembeli menginginkan harga serendah mungkin untuk mendapatkan barang yang diinginkannya itu.

Menurut Boediono (dalam Aryanto,2011:14) dalam Ilmu Ekonomi pengertian pasar tidakharus dikaitkan dengan suatu tempat yang dinamakan pasar dalam pengertian sehari-hari. Suatu pasar dalam ilmu ekonomi adalah dimana saja terjadi transaksiantara penjual dan pembeli. Barang yang ditransaksikan bisa berupa barangapapun, mulai dari beras dan sayur-mayur,


(36)

sampai ke jasa angkutan, uang dantenaga kerja. Setiap barang ekonomi mempunyai pasarnya sendiri-sendiri.

Sedangkan menurut Kotler (2002) pasar adalah suatu tempat di mana penjual dan pembeli saling mempertukarkan barang dan jasa yang mereka miliki.

Gambar 2.1

Skema Perekonomian dari Produsen Hingga Sampai ke Konsumen

Berdasarkan skema di atas, perekonomian dimulai dari produsen menciptakan barang dagangan kemudian brang tersebut akan disetorkan kepada distributor-distributor. Selanjutnya dari distributor akan di arahkan ke pedagang besar, eceran dan supermarket dan barulah sampai ke tangan konsumen.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pasar adalah tempat bertemunya penjual yang menjual aneka kebutuhan manusia seperti sandang dan pangan dengan pembeli yang membutuhkan berbagai macam kebutuhan

Produsen

Pedagang Besar

Konsumen Pedagang eceran di luar

pasar Pedagang

eceran

Supermarket Distributor


(37)

dan biasanya kesepakatan harga terjadi setelah adanya tawar-menawar antara penjual dan pembeli.

b. Jenis-Jenis Pasar

Penggolongan pasar berdasarkan waktu terjadinya adalah sebagai berikut:

1) Pasar Harian

Pasar harian adalah pasar yang selalu beroperasi tujuh hari dalam setiap minggunya

2) Pasar Mingguan

Pasar Mingguan dalah pasar yang hanya beroperasi satu kali dalam setiap minggunya.

3) Pasar Tahunan

Pasar Tahunan adalah pasar yang digelar hanya satu kali dalam satu tahun

4) Pasar Temporer

Pasar Temporer adalah pasar yang hanya digelar pada even-even tertentu saja.

Pengolongan Pasar berdasarkan luas jangkauannya:

1) Pasar Lokal

Pasar lokal merupakan pasar yang berlokasi atau berada pada suatu daerah tertentu


(38)

2)Pasar Nasional

Pasar nasional merupakan pasar yang mempertemukan berbagai penjual dan pembeli dari berbagai negara sehingga para pedagang bisa saling ekspor atau impor barang.

Kategorisasi pasar berdasarkan wujudnya adalah:

1) Pasar Abstrak (tidak nyata) yaitu pasar yang penjual dan pembelinya bertemu namun barang yang diperjualbelikan tidak berujud nyata atau ditangguhkan kemudian hari.

2) Pasar Konkret (nyata) yaitu pasar yang penjual dan pembelinya bertemu dan barang yang diperjualbelikanpun ada pada saat transaksi.

Berdasarkan hubungan dengan proses produksinya:

1) Pasar Output: Adalah pasar yang menjual barang-barang hasil produksi namun masih dalam bentuk setengah jadi.

2) Pasar Input: Adalah pasar yang menjual barang-barang hasil produksi pertanian, tanah, dan lain-lain.

Berdasarkan Bentuk pasar dibagi menjadi: 1) Pasar Persaingan Sempurna

Pasar Persaingan Sempurna adalah pasar yang harganya terbentuk karena adanya penawaran sehingga penjual dan pembeli tidak dapat membentuk harga sendiri.


(39)

2) Pasar Persaingan Tidak Sempurna

Pasar Persaingan Tidak Sempurna adalah pasar yang di dalamnya terdapat beberapa penjual, seperti pasar oligopoli, duopoli, dan monopoli.

c. Fungsi pasar

1) Fungsi Distribusi

Fungsi distribusi pasar adalah sebagai sarana untuk mendekatkan hubungan antara penjual dengan pembeli. Di mana nantinya barang-barang yang telah diproduksi oleh produsen akan mudah dikenal dan diperoleh oleh konsumen, sehingga bagi konsumen sendiri dapat memenuhi kebutuhannya. 2) Fungsi Pembentukan Harga

Yaitu sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli di mana penjual telah mematok harga pada barang dagangannya namun pembeli masih memiliki kesempatan untuk melakukan tawar menawar hingga akhirnya terbentuk kesepakatan harga diantara keduanya.

3) Fungsi Promosi

Yaitu sebagai sarana untuk menawarkan dan mengenalkan hasil produksi dari berbagai produsen sehingga produk tersebut mampu dikenal oleh konsumen. Misalnya


(40)

dengan membagikan brosur, memeberikan sampel produk, dan lain sebagainya.

3. Definisi Pedagang

Menurut Undang-Undang No 29 tahun 1998, Pedagang dalah orang atau badan yang membeli atau menyimpan barang yang penting dengan maksut untuk dijual kembali kepada orang lain dalam bentuk yang sama dengan aslinya ataupun telah diubah

Teori mengenai variabel pendapatan pedagang tidak terlepas dari faktor-faktor seperti jam/waktu berdagang, modal yang dimiliki seorang pedagang, jumlah tenaga yang dipekerjakan, jumlah tanggungan dan pengalaman berdagang/lama usaha di bidang usaha kecil yang digunakan dalam proses kegiatan tersebut saling berkaitan. Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu dapat diketahui dan disimpulkan variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatan pedagang atau pengusaha adalah modal usaha, pengalaman usaha, jam kerja, bakat pengusaha, lokasi usaha, pendidikan, laba, jumlah tenaga kerja dan jumlah tanggungan keluarga. Hal ini selaras dengan sifat-sifat fungsi produksi dalam teori ekonomi mikro, bahwa semakin banyak input yang digunakan semakin banyak output yang dihasilkan. Berdasarkan faktor-faktor seperti jumlah tenaga kerja, modal, lama usaha, dan jam kerja pedagang sebagai variabel bebas memiliki pengaruh terhadap tingkat pendapatan pedagang.


(41)

Jadi dapat disimpilkan bahwa, pedagang adalah orang yang mencari nafkah dengan cara menjual barang atau jasa kepada konsumen baik dalam partai besar, kecil ataupun satuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pedagang dibedakan menjadi dua yaitu: pedagang besar dan pedagang kecil. Pedagang besaradalah pedagang yang menjual barang dagangannya dengan modal awal yang besar. Sedangkan pedagang kecil adalah pedagang yang menjual barang dagangannya dengan modal kecil. Seperti pedagang kaki lima.

Menurut Masrukin (2012) pedagang dalam pasar tradisional dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Pedagang kios adalah pedagang yang menjual dagangannya pada bangunan yang telah disediakan oleh pihak pasar dan membayar biaya sewanya.

2) Pedagang non-kios adalah pedagang yang menjual dagangannya dipelaataran, los atau dasaran dari pasar.

4. Hubungan Antara Variabel Terikat dengan Variabel Bebas a. Modal Usaha

Modal usaha adalah sesuatu yang digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk mendirikan sebuah usaha. Modal biasanya berupa uang, bangunan, alat-alat produksi ataupun tenaga kerja.

Modal adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan secara langsung atau tidak langsung, dalam kaitannya untuk menambah


(42)

output, lebih khusus dikatakan bahwa kapital terdiri dari barang-barang yang dibuat untuk penggunaan produk pada masa yang akan datang (Irawan dan M. Suparmoko, 1992:75).

Salah satu faktor produksi yang tidak kalah pentingnya adalah modal, sebab didalam suatu usaha masalah modal mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan berhasil tidaknya suatu usaha yang telah didirikan. Modal dapat dibagi sebagai berikut (Suryananto, 2005:36) :

1) Modal Tetap

Modal tetap adalah modal yang memberikan jasa untuk proses produksi dalam jangka waktu yang relatif lama dan tidak terpengaruh oleh besar kecilnya jumlah produksi.

2) Modal Lancar

Modal lancar adalah modal memberikan jasa hanya sekali dalam proses produksi, bisa dalam bentuk bahan-bahan baku dan kebutuhan lain sebagai penunjang usaha tersebut.

Berdasar fungsi kerjanya, modal dapat dibagi menjadi dua yaitu (Bambang Riyanto, 1994:51) :

1) Modal investasi tetap. Meliputi peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan usaha.

2) Modal kerja. Digunakan untuk membiayai operasional sehari-hari, misalnya untuk memberikan porsekot, pembelian bahan mentah, dan membayar upah tenaga kerja.


(43)

Dalam pengertian ekonomi, modal yaitu barang atau uang yang bersama-sama faktor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa baru. menurut Suparmoko, modal merupakan input (faktor produksi)yang sangat penting dalam menentukan tingi rendahnya pendapatan. Tetapi bukanberarti faktor satu-satunya yang dapat meningkatkan pendapatan, sehingga dalamhal ini modal usaha bagi pedagang pasar juga merupakan salah satu faktorproduksi yang mempengaruhi tingkat pendapatan pedagang Pasar Bendungan.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan dunia usaha, maka semakin beragam pula orang dalam mendefinisikan atau memberikanpengertian terhadap modal yang kadang kala satu sama lain bertentangan tergantung dari sudut mana meninjaunya. Peran modal dalam suatu usaha sangat penting karena sebagai alat produksi suatu barang dan jasa. Suatu usaha tanpaadanya modal sebagai salah satu faktor produksinya tidak akan dapat berjalan. b. Lokasi Usaha

Pemilihan lokasi sangat penting mengingat apabila salah dalam menganalisis akan berakibat meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan nantinya. Faktor lokasi adalah faktor yang ikut secara langsung mempengaruhi kontinuitas dari kegiatan usaha karena lokasi proyek erat hubunganya dengan masalah pemasaran hasil produksi. Teori okasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order)


(44)

kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha dan kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial.

Lokasi usaha adalah tempat dimana suatu usaha, jenis jasa atau suatu bidang usaha akan dilaksanakan. Lokasi merupakan salah satu konsep dasar geografi terpenting, arena loasi dapat menunjukan posisi suatu tempat, benda atau gejala di permukaan bumi. Lokasi dapat menjawab pertanyaan dimana dan mengapa disana atau tidak ditempat lain. Dengan mengungkapkan lokasi suatu tempat atau wilayah yang bersangkutan dapat diketahui tentang potendi tentang daerah yang bersangutan secara lebih jauh. Hal-hal yang dapat dijelaskan antara lain, kedaan alam, penduduk, transportasi, komunikasi, dan sebagainya.

Berikut ini adalah jenis-jenis Interaksi lokasi, dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi yaitu :

1) Konsumen mendatangi pemberi jasa/barang.

Apabila keadaan interaksinya konsumen mendatangi pemberi jasa/barang, maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat yang dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis. Semakin strategis lokasi maka konsumenpun merasa nyaman berbelanja di tempat tersebut


(45)

2) Pemberi jasa/barang mendatangi konsumen.

Pemberi jasa/barang mendatangi konsumen, dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting tetapi yang harus dperhatikan adalah penyampaian jasa/barang tetap berkualitas dan sopan.

3) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung, hal ini berarti penyedia jasa/barang dan konsmen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon dan komputer/jaringan internet. Dalam era modern sepert saat ini banyak sekali jual beli lewat media online seperti internet, grup facebook, grup tweet dan masih banyak lagi. Dalam hal ini lokasi menjadi tidak sangat penting selama komunkasi antar kedua belah pihak.

Tujuan strategi lokasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan bagi perusahaan jasa maupun barang. Keputusan lokasi sering bergantung kepada tips bisnis. Pada analisis lokasi sektor industri strategi yang dilakukan terfokus pada minimisasi baya. Sementara pada sektor jasa, fokus ditunjukan untuk memaksimalkan pendapatan. Hal ini disebabkan karena peusahaan manufaktur mendapatkan bahwa biaya cenedrung sangat berbeda di lokasi yang berbeda. Sementara perusahaan jasa mendapati bahwa lokasi sering memiliki dampak pendapatan dari pada biaya.


(46)

Oleh karena itu bagi perusahaan jasa lokasi yang spesifik sering kali lebih mempengaruhi pendapatan daripada mempengaruh biaya. Hal ini berarti bahwa fokus lokasi bagi perusahaan jasa seharusnya pada penetapan volum bisnis dan pendapatan. Bahwa pengusaha akan selalu berusaha mencar lokasi yang strategis, yang mudah dilihat dan dijangkau oleh konsumen. Lokasi bisnis yang paling tepat untuk bisnis jasa antara lain adalah ditempat yang potendi pasarnya besar. Faktor-faktor sepert kepadatan lalu lintas, kepadatan populasi dan taraf kehidupan disekitar lokasi juga menjadi faktor penting dalam pemilihan lokasi.

Lokasi dimana sebuah usaha itu dibangun akan sangat mempengaruhi minat masyarakat untuk mengunjunginya. Faktor-faktor penting yang harus menjadi pertimbangan antara lain yaitu wilayah suatu usaha yang membatasi suatu kota. Tempat usaha tersebut sebaiknya didirikan pada wilayah yang ramai dan luas. Pendirian tempat dimana usaha tersebut sebaiknya tidak ada aktivitas yang sangat sulit dan diharapkan akan dikunjungi masyarakat. Tempat usaha tersebut diperkirakan jaraknya tidak jauh dari masyarakat berkunjung.

Menurut Tarigan (dalam Ma’arif,2013:23) dengan mengintrodusir konsep average cost(biaya rata-rata) dan everage revenue (penerimaan rata-rata) yang terkait denganlokasi. Dengan asumsi jumlah produksi adalah sama maka dapat dibuat


(47)

kurvaaverage cost (per unit produksi) yang bervariasi dengan lokasi. Dilain sisi dapatpula dibuat kurva average revenue yang terkait dengan lokasi. Kemudian keduakurva itu digabung dan dimana terdapat selisih average revenue dikurangieverage cost adalah tertinggi maka itulah lokasi yang memberikan keuntunganmaksimal. Hal ini dapat dijelaskan pada gambar berikut ini:

AC

AR

A O B Lokasi

Gambar 2.2

Kurva Lokasi Keuntungan Maksimum

Berdasarkan gambar di atas lokasi yang memberikan keuntungan adalah A dan B sedangkan O memberikan keuntungan yang optimal. Jika kurva lebih ke kiri atau ke kanan dari titik A atau B maka perusahaan akan menderita rugi.


(48)

c. Jam Kerja

Jam kerja adalah waktu yang dimanfaatkan seseorang untuk memproduksi barang atau jasa tertentu. Adapun jam kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah waktu yang digunakan oleh para pedagang pasar tradisional Bendungan dalam menjajakan barang dagangannya setiap hari. Hal ini banyak tergantung dari berbagai hal seperti jenis barang dagangannya, kecepatan laku terjual barang dagangan, cuaca dan sebagainya, yang dapat mempengaruhi jam kerja pedagang. Jones G dan Bondan Supraptilah membagi lama jam kerja seseorang dalam satu minggu menjadi tiga kategori yaitu Menurut Ananta dan Hatmaji(dalam Wahyudi,2010):

1)Dikatakan seseorang bekerja rendah jika ia bekerja kurang dari 35 jam per minggu. Jika seseorang bekerja dibawah 35 jam per minggu

2) Dikatakan seseorang bekerja ecara normal jika ia bekerja antara 35 sampai 44 jam per minggunya.Orang dikatakan bekerja panjang jika ia bekerja diatas 45 jam per minggu.

Analisis jam kerja merupakan bagian dari teori ekonomi mikro, khususnya pada teori penawaran tenaga kerja yaitu tentang kesediaan individu untuk bekerja dengan harapan memperoleh penghasilan atau tidak bekerja dengan konsekuensi mengorbankan pengahasilan yang seharusnya ia dapatkan. Kesediaan tenaga kerja untuk bekerja dengan jam kerja panjang atau pendek adalah merupakan keputusan individu


(49)

(Nicholson dalam Wicaksono, 2011). Jam kerja dalam penelitian ini adalah jumlah atau lamanya waktu yang dipergunakan untuk berdagang atau membuka usaha mereka untuk melayani konsumen setiap harinya.

d. Jumlah Tenaga Kerja

Menurut Undang-undang No 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 menjelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjan guna menghasilkan suatu barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhannya sendiri atau orang lain.

Adapun Pengertian tenaga kerja menurut Sutomo (dalam Wahyudi,2010) adalah sebagai berikut:

1) Tenaga Kerja adalah setiap orang yang bisa dan mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar ruang dan ada hubungan kerja satu dengan yang lain guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

2) Tenaga Kerja adalah sejumlah penduduk yang menghasilkan barang dan jasa, hal ini terjadi jika ada permintaan pada tenaga kerja serta jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.

Tenaga kerja berdasarkan definisi PBB adalah penduduk yang berusia 15-64 tahun. Namun kenyataanya di Indonesia, penduduk usia 10 tahun telah ada yang mulai bekerja atau membantu mendapatkan penghasilan, dan peduduk umur tua (65 ke atas) juga ada yang masih bekerja, oleh karena itu definisi tenaga kerja yang tampak lebih sesuai


(50)

untuk Indonesia adalah penduduk kelompok usia 10 tahun ke atas. Dalam definisi tenaga kerja Indonesiatercakup penduduk kelompok umur 10- 14 tahun dan kelompok umur 65 tahun ke atas (Aris Ananta, 1998:21).

Faktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor yang penting dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup, dan bukan hanya dilihat dari segi jumlah tenaga kerjanya tetapi juga dari segi kualitas dan macam tenaga kerja yang memadai. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan akan adanya lapangan pekerjaan. Semakin banyak lapangan pekerjaan maka semakin banyak pula tenaga kerja yang diserap.

Tenaga Kerja dibagi atas beberapa jenis diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Tenaga kerja terlatih, artinya tenaga kerja tersebut memiliki keahlian dalam bidang tertentu dengan melalui berbagai macam pengalaman kerja.

2) Tenaga kerja terdidik, artinya tenaga kerja tersebut memiliki keahlian dengan cara bersekolah dan akhirnya memiliki kemahiran dalam idang tertentu.

3) Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, artinya tenaga ini hanya mengandalkan tenaga saja dalam melakukan pekerjaannya tanpa memikirkan bagaimana ia harus berkembang dalam pekerjaannya itu.


(51)

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu menunjukkan berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada waktu yang terdahulu. Penelitian ini tertuang dalam jurnal maupun skripsi. Berikut ini adalah penelitian yang mendasari pemikiran penulis dalam penyusunan skripi ini, diantaranya:

Aryanto(2011), dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Pasar setelah Kebakaran di Pasar Kliwon Temanggung. Penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa berdasarkan F-hitung 67,018 > F-tabel 2,81, maka Ho di tolak dan Ha diterima sehingga disimpulkan modal dagang, jam berdagang, dan pengalaman usaha secara serempak berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang pasar. Hubungan skripsi tersebut dengan skripsi yang penulis susun ini adalah kesamaan momen/peristiwa yang terjadi yaitu setelah kebakaran yang terjadi pada pasar tradisional selain itu variabel dependennya juga sama yaitu pendapatan.

Turis Harningsih (2011) menganalisis, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pedagang Barang Antik di Pasar Windujenar Surakarta.” Hipotesis yang dikemukakan yaitu modal kerja,waktu usaha, tingkat pendidikan, pengalaman berdagang, hambatan atau kendala terhadap keberhasilan Pedagang BarangAntik di Pasar Windujenar Surakarta. Hasil analisis data menggunakan regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang telah dilakukan sebelumnya diketahui t statistik dari variabel modal kerja 5,874110 dan


(52)

nilai t tabelnya ± 2,00, sehingga disimpulkan pada taraf signifikansi 5% variabel modal kerja mempunyai pengaruh terhadap besarnya laba yang diperoleh pedagang benda antik di Pasar Windujenar. Hal ini berarti hubungan antara variabel modal kerja dengan variabel laba sesuai dengan hipotesis yang telah ditulis sebelumnya.

Nilai koefisien regresi dari variabel modal sebesar 0,036194, berarti peningkatan jumlah modal kerja sebesar Rp1 menyebabkan kenaikan laba sebesarRp 36.194, dengan asumsi variabel independen yang lain tetap. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diketahui t statistik dari variabel tingkat pendidikan 0,446045 dan nilai t tabelnya ± 2,00, sehingga disimpulkan pada taraf signifikansi 5% variabel tingkat pendidikan tidak mempunyai pengaruh terhadap besarnya laba yang diperoleh pedagang benda antik di Pasar Windujenar. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diketahui t statistik dari variabel pengalaman berdagang 2,414764 dan nilai t tabelnya ± 2,00, sehingga disimpulkan pada taraf signifikansi 5% variabel pengalaman berdagang mempunyai pengaruh terhadap besarnya laba yang diperoleh pedagang benda antik di Pasar Windujenar.

Saripurnadinata(2011)dengan judul “Pengaruh Kredit Modal Usaha dari Rentenir Terhadap TingkatPendapatan Pedagang Mikro.” Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan hasil penelitian untuk uji X1 dan X2 terhadap Y diperolehhasil bahwa F-hitung > F-tabel, (28,079 > 4,038) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat dikatakan


(53)

bahwa secara serentak ada pengaruh yangpositif dan signifikan antara modal usaha dari rentenir (X1), dan bungapinjaman per bulan (X2) terhadap tingkat pendapatan pedagang mikro.

Tri Hentiani L. (2011) meneliti tentang “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Informal Di Pajak Sentral Medan”.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang informal di pajak sentral Medan dan seberapa besar pengaruh variabel-variabel independen terhadap jumlah pendapatan pedagang informal di pajak sentral Medan. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan jumlah pendapatan pedagang sebagai variabel dependen dan empat vaariabel sebagai variabel independen yaitu modal usaha, pengalaman usaha, jam kerja dan jumlah tanggungan keluarga. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa seluruh variabel mempunyai pengaruh positif terhadap pendapatan pedagang, namun variabel yang berpengaruh signifikan hanya modal usaha dan jumlah tanggungan keluarga. Sedangkan variabel pengalaman usaha dan jam kerja tidak berpengaruh signifikan.

Wahyudin dan Oktarina (2007)denganjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi TingkatPendapatan Pedagang Pasar Tradisional. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hasil uji regresi secara serempak dengan uji Fmenunjukkan nilai F- hitung sebesar 54,645. Sedangkan a = 55 nilai Ftabelsebesar 2,46. Nilai F hitung lebih besar dari F tabel. Hasil penelitiantersebut menunjukkan bahwa variabel bebas secara


(54)

bersama-samamempengaruhi variabel terikat. Hal ini berati variabel modal usaha,variabel jam kerja, variabel jumlah tenaga kerja, dan variabel lama usahasecara bersama-sama mampu menjelaskan variabel tingkat pendapatanpedagang pasar. Variabel modal usaha, jam kerja, jumlah tenaga kerja,dan lama usaha secara signifikan mempengaruhi tingkat pendapatanpedagang pasar tradisional di kota Semarang. Sedangkan secara parsialvariabel modal usaha, jumlah tenaga kerja, dan lama usaha berpengaruhsignifikan terhadap pendapatan. Untuk variabel jam kerja secara parsialtidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pendapatan Hubungan penelitian ini dengan penelitian di atas dalah adanya kesamaan variabel yaitu modal usaha, jam kerja dan jumlah tenaga Patnasari (2013), penelitiannya yang berjudul : “Analisis faktor -faktor yang mempengaruhi pendapatan pengrajin Batik kayu” (studi kasus:Sentra Industri Kerjinan Batik Kayu Krebet, Bantul). Variabelnya adalah modal usaha dan jumlah jam kerja sebagai independen variabel. Sedangkan variabel dependennya adalah pendapatan pedagang. Alat analisis yang digunakan sama seperti penelitian ini yaitu regresi linear berganda. Kesimpulan dari penelitian ini adalah didapat hasil bahwa secara individu modal kerja dan lama usaha mempengaruhi pendapatan pengrajin batik kayu.

Riana(2013), peneliatiannya berjudul “pengaruh faktor pendapatan pedagang, pendapatan suami, umur, tingkat pendidikan, dan jumlah tanggungan keluarga terhadap curahan jam kerja terhadap pedagang


(55)

bumbon wanita” (studi kasus di pasar Johar, Semarang). Variabel dlam penelitian ini adalah pendapatan pedagang, pendapatan suami, umur, tingkat pendidikan, dan jumlah tanggungan keluarga sebagai variabel independen. Ssedangkan variabel dependennya yaitu curahan jam kerja pedagang bumbon wanita. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rgresi linear berganda dengan cara pengumpulan data secara proporsional sampling. Dari data yang telah dikumpulkan dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif terhadap curahan jam kerja, variabel pendapatan suamidan variabel tingkat pendidikanberpengaruh negatif terhadap curahan jam kerja. Pendapatan pedagang bumbon memberi pengaruh 52,02 terhadap pendapatan keluarga.

Kusumawardani (2014), menganalisis “analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang tekstil di Kabupaten Kepulauan Selayar”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh modal, jam kerja, lama usaha, dan tingkat pendidikan terhadap pendapatan pedagang tekstil di Kabupaten Kepulauan Selayar. Jumlah sampel yang digunakan oleh peneliti adalah sebanyak 40 sampel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil pengujian menunjukkan variabel modal, jam kerja, lama usaha, dan tingkat pendidikan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang tekstil di Pasar Sentral Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar. Dari keempat variabel yang digunakan, variabel


(56)

modal, jam kerja, dan lama usaha menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang tekstil di Kabupaten Kepulauan Selayar.

Ita Yelli Prihandini (2013), menganalisis “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan kain di Beteng Trade Center (BTC) Surakarta. Hasil analisis menjelaskan seberapa besar pengaruh variabel modal, jam kerja, pengalaman, jumlah tenaga kerja, dan pendidikan pedagang serta untuk mengetahui apakah variabel modal, jam kerja, pengalaman, jumlah tenaga kerja dan pendidikan pedagang secara bersama-sama berpengaruh terhadap pendapatan pedagang kain di Beteng Trade Center Surakarta.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan sensus terhadap responden melalui observasi dan wawancara. Penelitian dilakukan terhadap seluruh pedagang kain di Beteng Trade Center Surakarta. Dalam menganalisis digunakan teknik analisis regresi berganda dengan menggunakan model linear, uji statistic (uji t, uji f, dan koefesien determinasi R), uji asumsi klasik.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabel Alat Analisis Hasil Aryanto

(2011)

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Pasar setelah

Kebakaran di Pasar Kliwon Temanggung

Dependen: Modal dagang, jam berdagang, dan pengalaman Independen: Pendapatan Pedagang

Regresi Linear Berganda

Disimpulkan modal dagang, jam berdagang, dan pengalaman usaha secara serempak berpengaruh positif terhadap pendapatan


(57)

pedagang pasar Turis Harningsih (2011) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pedagang Barang Antik di Pasar Windujenar Surakarta. Independen: Modal kerja,waktu usaha, tingkat pendidikan, pengalaman berdagang, hambatan Dependen: keberhasilan Pedagang

Regresi Linear Berganda

Secara serentak variabel Modal kerja,waktu usaha, tingkat pendidikan, pengalaman berdagang, hambatan mempengaruhik eberhasilan Pedagang Saripurndinata (2011)

Pengaruh Kredit Modal Usaha dari Rentenir Terhadap TingkatPendapa tan Pedagang Mikro

Inependen: Modal usaha dan pinjaman Dependen: Pendapatan

Regresi Linear Berganda

Secara serentak variabel modal usaha dan pinjaman

mempengaruhi pendapatan pedagang mikro Tri Hentiani L.

(2011)

meneliti tentang

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Informal Di Pajak Sentral Medan”. Tujuan

Independen: modal usaha, pengalaman usaha, jam kerja dan jumlah tanggungan keluarga.

Regresi Linear Berganda

Secara bersama-sama variabel modal usaha dan tanggungan keluarga memepengaruhi pendapatan. Sedangkan pengalaman usaha dan jam kerja tidak berpengaruh signifikan Wahyudin dan

Oktarina (2007)

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi TingkatPendapa tan Pedagang Pasar

Tradisional.

Independen: modal usaha,variab el jam kerja, variabel jumlah tenaga kerja, dan variabel lama usaha Dependen: pendapatan pedagang pasar

Regresi Linear Berganda

Independen: modal

usaha,variabel jam kerja, variabel jumlah tenaga kerja, dan variabel lama

usahasecara bersama-sama mampu menjelaskan variabel tingkat pendapatanpeda gang pasar Patnasari

(2013

Analisis faktor-faktor yang

Independen: usaha dan

Regresi Linear Berganda

secara individu modal kerja dan


(58)

mempengaruhi pendapatan pengrajin Batik

kayu” (studi

kasus:Sentra Industri

Kerjinan Batik Kayu Krebet, Bantul).

jumlah jam kerja.

Dependen: pendapatan pengrajin

lama usaha mempengaruhi pendapatan pengrajin batik kayu

Riana(2013) pengaruh faktor pendapatan pedagang, pendapatan suami, umur, tingkat

pendidikan, dan jumlah

tanggungan keluargaterhada p curahan jam kerja terhadap pedagang

bumbon wanita”

(studi kasus di pasar Johar, Semarang

Independen: pendapatan pedagang, pendapatan suami, umur, tingkat pendidikan, dan jumlah tanggungan Dependen: curahan jam kerja

terhadap pedagang

Regresi Linear Berganda

variabel jumlah pendapatan dan jumlah

tanggungan keluargaberpeng aruh positif terhadap

curahan jam kerja, variabel pendapatan suamidan variabel tingkat pendidikanberpe ngaruh negatif terhadap

curahan jam kerja.

.Kusumawarda ni (2014)

analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang tekstil di Kabupaten Kepulauan Selayar.

Independen: modal, jam kerja, lama usaha, dan tingkat pendidikan Dependen: pendapatan pedagang

Regresi Linear Berganda

Secara serentak keempat variabel mempengaruhi pendapatan pedagang tekstil.

Ita Yelli Prihandini (2013

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan kain di Beteng Trade Center (BTC) Surakarta

Independen: modal, jam kerja, kerja, dan

pendidikan. Dependen: Pendapatan pedagang

Regresi Linear Berganda

variabel modal, jam kerja, pengalaman, jumlah tenaga kerja dan pendidikan pedagang secara bersama-sama berpengaruh terhadap pendapatan pedagang kain di Beteng Trade Center


(59)

C. Kerangka Pemikiran

Untuk memperjelas dan mempertegas arah dari penelitian ini, maka perlu dibuat suatu kerangka pemikiran untuk lebih mudah menganalisa dan memperoleh data. Adapun kerangka pemikiran penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan skema di atas dapat dikatakan bahwa pendapatan pedagang pasar tradisionaldipengaruhi oleh modal, jam kerja, lokasi usaha dan jumlah tenaga kerja. Modal usaha yang dimiliki oleh pedagang akan memberikan dampak untuk lebih mengembangkan usahanya dan sebagai sarana awal seperti peralatan dan bahan baku. Jam kerja pedagang akan menentukan pendapatannya, semakin lama ia berdagang maka pendapatannya akan semakin bertambah. Lokasi usaha yang cocok dan strategis akan membuat pendapatan pedagang menjadi bertambah.

Modal UsahaPedagang

Lokasi Usaha Pedagang

Pendapatan Pedagang Jam kerja Pedagang

Jumlah Karyawan Pedagang


(60)

Semakin banyak tenaga kerja semakin baik tentunya namun disisi lain pengeluaranpun juga akan bertambah sehingga alangkah lebih baik jika pendapatan diselaraskan dengan jumlah tenaga kerja yang akan kita serap. D. Hipotesis

Hipotesis adalah anggapan/dugaan sementara yang dan masih perlu dilakukan pengujian. Berikut adalah anggapan yang dibuat berdasarkan tujuan dan rumusan masalah dari penelitian ini:

a. Modal usaha diduga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan yang diperoleh pedagang Pasar Bendungan.

b. Lokasi usaha diduga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan yang diperoleh pedagang Pasar Bendungan. c. Jumlah Jam Kerja diduga mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap pendapatan yang diperoleh pedagang Pasar Bendungan.

d. Jumlah karyawan diduga mempunyi pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan yang diperoleh pedagang Pasar Bendungan.


(61)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pasar Bendungan, Kecamatan wates, Kabupaten Kulon Progo dan pengambilan sampel ditujukan kepada 100 orang pedagang di Pasar Bendungan.

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah data primer dan data sekunder yang terdiri atas:

1. Data Primer

Data Primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok (orang) maupun hasil observasi dari suatu obyek, kejadian atau hasil pengujian (benda). Data primer dalam penelitian ini adalah data yang didapat dengan hasil wawancara ataupun kuesioner dan pedagang Pasar Bendungan sebagai repondennya.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum.Dalam penelitian ini menggunkan data yang didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten


(62)

Kulon Progo, Dinas Perdagangan Perindustrian dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Kulon Progo, UPTD Pasar Bendungan sebagai ontohnya adalah data nama pasar dan jumlah pedagang di Kabupaten Kulon progo tahun 2015.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif sehingga menggunakan metode survey. Sampel adalah bagian yang diambil untuk mewakili sebuah populasi (sugiyono,2010). Metode sampling yang digunakan adalah random sampling yaitu mengambil sampel secara acak dari seluruh populasi yang ada. Sedangkan sebagai key person adalah responden yang berkaitan langsung dalam kegiatan penjualan di Pasar Bendungan yaitu para pedagang buah, pedagang makan kecil (snack), pedagang elektronik, pedagang alat-alat pertanian, pedagang mainan anak, pedagang beras dan lain sebagainya. Sampel dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

Rumus sampel:

n

=

1+��2 Dimana:

n: Ukuran sampel

N: Ukuran populasi (jumlah pedagang yang menempati kios sementara di Pasar Bendungan)

�2: Presentase ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yaitu sebesar 10% atau 0,10 (Slovin dalam Surya, 2011,30).


(63)

Berikut adalah perhitungan sampel berdasarkan rumus diatas:

n = 389

1+389×0,1

=389 4,89 =79,5

Hasil dari perhitungan sampel berdasarkan rumus diatas adalah 79,5 sehingga dibultkan menjadi 80 sampel.

D. Variabel penelitian 1. Variabel Dependen

Variabel dependen di dalam penelitian ini adalah pendapatan pedagang di Pasar bendungan yang diukur pada setiap hari berjualan setelah kejadian kebakaran dan dinyatakan dengan nilai mata uang Rupiah.

2. Variabel Independen a) Modal

Modal diartikan sebagai suatu dana yang dikeluarkan untuk memulia suatu usaha. Modal di sini adalah dana yang dikeluarkan oleh pedagang untuk berjualan kembali setelah Pasar Bendungan mengalami kebakaran.

Modal dapat berupa modal pribadi dan modal pinjaman. Modal pribadi adalah modal yang dnanya beral dari uang sendiri, sedangkn modal pinjaman adalah modal yng dananya berasal dari meminjam ke lembaga keuangan seperti Bank Perkreditan Rakyat atau koperasi.


(64)

b) Lokasi Usaha

Lokasi usaha adalah suatu tempat yang digunakan untuk melangsungkan usaha. Lokasi disini adalah kios-kios sementara yang dibangun pemerintah untuk merelokasi para pedagang Pasar Bendungan yang kios dan losnya mengalami kebakaran.

a) Jumlah Jam Kerja

Jumlah Jam Kerja adalah waktu yang dicurahkan para pedagang Pasar Bendungan untuk menjual dagangan pada setiap harinya mulai dari jam buka hingga jam tutup.

b) Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja adalah jumlah pegawai/karyawan yang dimiliki pedagang pasar Bendungan untuk membantu berjualan pada setiap harinya.

E. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda dimana analisisnya menggunakan lebih dari satu macam variabel bebas.

1. Model Regresi Linear Berganda

Model Regresi Linear Berganda adalah suatu alat analisis untuk mengetahui pengaruh dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat.Model penelitian ini dinyatakan dengan fungsi pendapatan atau f (modal, lokasi usaha, jam kerja, tenaga kerja). Metode analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda adalah sebagai berikut :


(65)

Pdt = �0+ �1 Mdl + �2Lok +�3Jjk+ �4Jk � Keterangan:

Pdt = Pendapatan pedagang setip harinya(Rupiah) Mdl = Jumlah modal usaha (Rupiah)

Lok = Lokasi berdagang (Strategis atau tidak) Jjk = Jumlah waktu berjualan pedagang (jam) Jk = Jumlah Karyawan para pedagang

Setelah diuji dengan metode regresi linear berganda (Ordinary Least Square) maka akan didapat hasil regresi dari masing-masing variabel. Dan untuk selanjutnya, koefisien dari masing-masing variabel tersebut diuji lagi dengan Uji t dan Uji f.

2. Alat Uji Hipotesa

Pengujian tidak hanya dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhdap variabel terikat saja namun, juga untuk mengetahui apakah hipotesa yang kita tentukan diterima atau bahkan ditolak.

a. Uji Statistik 1) Uji t Statistik

Uji statistik t-Test pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama


(66)

terhadap variabel terikat (Ghozali, 2009: 88). Seperti halnya ketika kita melakukan uji t, keputusan dalammelaksanakan uji F juga bisa dilihat dari tingkat signifikansinya. Jika tingkatsignifikansinya dibawah 5% maka secara simultan variabel variabel modal, lokasiberdagang, kondisi tempat berdagang berpengaruh terhadap pendapatan pedagang

Dengan kata lain uji t statistik adalah suatu pengujian koefisien regresi secara sendiri-sendiri. Dengan beranggapan variabel lain tetap maka pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Langkah pengujiannya sebagai berikut:

a) Menentukan Hipotesis

Ho : β1 = 0, ini memiliki arti bahwa variabel independen secara sendiri-sendiri/ individu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : β1 ≠ 0, ini memiliki arti bahwa secara individu

variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikat.

b) Perhitungan nilai t

Jika t hitung < t tabel, maka Ho ditolak dan Ha akan diterima ini berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.


(67)

Jika t hitung > t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak ini berarti ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

2) Uji F-test

Uji overall Test ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama/serentak. Derjat keyakinan yang

dipakai sebesar 95% ( α = 5%) Berikut adalah langkah menentukan hipotesis:

Ho : β1 = β2 = β3 =β4 = β5 = 0

Artinya semua variabel independen memiliki nilai yang sama dengan nol atau dengan kata lain semua variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5 ≠ 0

Artinya semua variabel independen tidak sama dengan nol atau dengan kata lain semua variabel tersebut mempengaruhi variabel dependen.Rumus F- hitung adalah sebagai berikut:

F-hitung = �/(�−1 (1−�)/(�−�)


(1)

Multikolinearitas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 6,237 1,625 3,838 ,000

X1 ,128 ,075 ,153 1,693 ,094

x2 -,088 ,087 -,104 -1,008 ,316

x3 ,258 ,123 ,214 2,099 ,038

x4 ,470 ,104 ,422 4,534 ,000

Determinan R-Square

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 ,751(a) ,564 ,545 1.059 2,343

a Predictors: (Constant), x4, x2, x3, X1 b Dependent Variable: Y

Uji F-Statitik

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 511,095 4 127,774 10,118 ,000(a)

Residual 1199,665 95 12,628

Total 1710,760 99

a Predictors: (Constant), x4, x2, x3, X1 b Dependent Variable: Y


(2)

Hasil Regresi

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardiz ed

Coefficients t Sig. Coll.stat

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF B

Std. Error

1 (Co

nst ant)

6,237 ,087 3,838 ,000

X1 ,088 1,625 ,153 1,693 ,094 ,697 1,434

x2 -,128 ,075 -,104 -1,008 ,316 ,901 1,110

x3 ,258 ,123 ,214 2,099 ,038 ,709 1,410

x4 ,470 ,104 ,422 4,534 ,000 ,852 1,173

a Dependent Variable: Y

HETEROSKEDASTISITAS

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardiz ed

Coefficients T Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta Tolerance VIF B

Std. Error

1 (Con

stant) 3,894 ,979 3,979 ,000

X1 ,010 ,052 ,025 ,231 ,207 ,697 1,434

x2 -,066 ,045 -,154 -1,270 ,818 ,901 1,110

x3 -,016 ,074 -,026 -,220 ,826 ,709 1,410

x4 ,005 ,062 ,008 ,075 ,941 ,852 1,173


(3)

KUESIONER PENELITIAN

Pengaruh Modal Usaha, Lokasi Usaha, Jam Kerja dan Jumlah Karyawan

Terhadap Pendapatan Pedagang Pasar Bendungan Kabupaten Kulon Progo

Setelah Mengalami Kebakaran

Oleh: Rifqi Khoirunnisa Tissa

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

==========================================================

======

Identitas Responden:

Nama Responden ...

Alamat ...

Umur ...

Pendidikan Pedagang ...

Jenis Kelamin ...

Jenis dagangan ...

Petunjuk :

a. Jawablah pertanyan di bawah ini dengan memilih pilihan jawaban yang sesuai

dengan keadaan usaha berdagang anda yang sebenarnya

b. Kerahasiaan data ini akan kami jaga, karena data ini hanya sekedar untuk

menyusun skripsi bukan untuk unsur-unsur yang lain.

c. Penentuan skor :

untuk jawaban “A” diberikan skor

5

untuk jawaban “B” diberikan skor

4

untuk jawaban “C” diberikan skor

3

untuk jawaban “D” diberikan skor

2

untuk

jawaban “E” diberikan

skor 1

d. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.


(4)

A. Modal usaha

1.Saya mengeluarkan modal sebesar Rp…………untuk memulai usaha lagi setelah kejadian kebakaran

a. Kurang dari Rp 1.000.000 b. Rp Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000

c. Rp 3.000.000

d. Rp 3.000.000 - Rp 5.000.000 e. Lebih dari Rp 5.000.000

Pertanyaan Sangat

setuju

Setuju Ragu Kurang setuju

Tidak Setuju 2. Modal yang saya keluarkan berasal

dari uang saya sendiri

3. Semakin banyak modal yang saya keluarkan, maka semakin banyak barang dagangan yang saya jual

4. Semakin banyak barang yang saya jual maka pendapatan saya akan semakin meningkat

5. Dengan modal yang saya keluaran, saya lebih mampu mengembangkan usaha melebihi sebelum kebakaran 6. Semakin besar modal yang saya keluarkan, saya merasa pendapatannya akan semakin besar pula

B. Lokasi Usaha

Pertanyaan Sangat

Setuju

Setuju Ragu Kurang Setuju

Tidak Setuju 1. Saya nyaman dengan lokasi kios/los

darurat yang saya tempati sekarang 2. Lokasi Kios/los darurat yang saya tempati sangat strategis dijangkau oleh pembeli

3. Lokasi kios/los darurat yang saya tempati saat ini tingkat keamanannya sangat terjamin

4. Dengan lokasi kios/ los darurat yang saya tempati sekarang ,maka pendapatan yang saya peroleh menjadi bertambah 5. Dengan lokasi kios/los darurat yang saya tempati, saya merasa kesejahteraan saya meningkat


(5)

C. Jam Kerja

1. Saya berdagang selama……… Jam perhari a. kurang dari 3 jam

b. 3 – 5 jam c. 5 jam d. 5-10 jam

e. lebih dari 10 jam

Pertanyaan Sangat

Setuju

Setuju Ragu Kurang Setuju

Tidak Seuju 2. Semakin lama jam berjualan saya,

maka pendapatan saya akan semakin meningkat

3. Jika saya kesiangan dalam membuka kios/los maka pendapatan saya akan menurun

4. Jika saya terlalu pagi membuka kios/los maka pendapatan saya akan meningkat

5. Jika saya berjualan hanya setengah hari, maka saya hanya mendapatkan setengah pendapatan dari biasanya

D. Jumlah karyawan

1. Saya memiliki karyawan sebanyak……. orang a. Tidak ada

b.1-3 orang c. 3 orang d. 3-5 orang

e. Lebih dari 5 orang

Pertanyaan Sangat

Setuju

Setuju Ragu Kurang setuju

Tidak setuju 2. Menurut saya ada/tidaknya karyawan

pendapatan saya tetap meningkat

3. Menurut saya semakin banyak

karyawan, pendapatan yang saya

dapatkan semakin menurun

4. Jika saya tidak memiliki karyawan maka pendapatan yang saya dapatkan akan meningkat

5. Menurut saya jika karyawan libur maka pendapatan yang saya dapatkan akan menurun


(6)

Pendapatan

1. Pendapatan saya sebelum peristiwa kebakaran a. Kurang dari Rp 100.000

b. Rp 100.000-Rp 300.000 c. Rp 300.000

d. Rp 300.000-Rp 500.000 e. Lebih dariRp 500.000

2. Pendapatan saya setelah peristiwa kebakaran a. Kurang dari Rp 100.000

b. Rp 100.000-Rp 300.000 c. Rp 300.000

d. Rp 300.000-Rp 500.000 e. Lebih dariRp 500.000

Pertanyaan Sangat

Setuju

Setuju Ragu Kurang

setuju

Tidak setuju 3. Saya merasa pendapatan saya

meningkat pada saat hari libur

4.Jika pendapatan yang saya dapatkan meningkat, maka belanja sehari-hari saya juga akan meningkat

5. Dengan pendapatan yang saya peroleh, saya dapat menyisihkan sebagiannya untuk ditabung

6. Jika pendapatan saya bertambah, maka saya akan menambah karyawan 7. Jika pendapatan saya naik, maka gaji karyawan juga akan saya tambah