politik.
54
Hal ini dikarenakan partai politik Presiden yang memenangkan pemilihan umum tidak jarang menjadi kekuatan minoritas di parlemen.
55
3. Partai Politik
Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan
kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
56
4. Koalisi
Koalisi adalah persekutuan, gabungan atau aliansi beberapa unsur, dimana dalam kerjasamanya, masing-masing memiliki kepentingan sendiri-sendiri.
Aliansi seperti ini mungkin bersifat sementara atau berasas manfaat. Dalam pemerintahan dengan sistem parlementer, sebuah pemerintahan koalisi adalah
sebuah pemerintahan yang tersusun dari koalisi beberapa partai. Dalam hubungan internasional, sebuah koalisi bisa berarti sebuah gabungan beberapa negara yang
dibentuk untuk tujuan tertentu. Koalisi bisa juga merujuk pada sekelompok orangwarga negara yang bergabung karena tujuan yang serupa. Koalisi dalam
54
Moh.Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Op.Cit., hlm 179
55
Saldi Isra, Op.Cit, hlm 271.
56
UU RI Nomor 2 Tahun 2011Tentang Partai Politik LN RI Nomor 8 Tahun 2011.
Universitas Sumatera Utara
ekonomi menunjuk pada sebuah gabungan dari perusahaan satu dengan lainnya yang menciptakan hubungan saling menguntungkan.
57
5 .Pemerintahan Koalisi
Pemerintahan Koalisi adalah kabinet dalam pemerintahan parlementer, dimana beberapa partai bekerja sama. Alasan yang biasanya menyebabkan
pembentukan koalisi ialah karena tidak adanya partai yang secara sendirian dapat mencapai suara mayoritas di parlemen. Selain itu, sebuah pemerintahan koalisi
mungkin juga dibentuk dalam masa kesulitan atau krisis nasional, misalnya selama perang, untuk memberikan kepada pemerintah tingkat legitimasi politik
yang tinggi yang dibutuhkannya; selain juga mengurangi pertikaian politik internal. Pada saat itu, partai-partai akan membentuk koalisi semua partai
kadang-kadang juga disebut “pemerintahan persatuan nasional”, atau “koalisi akbar”. Umumnya jika suatu koalisi runtuh, maka pengambilan suara untuk mosi
kepercayaan atau mosi tidak percaya akan dilaksanakan.
58
Koalisi pemerintahan terbagi atas tiga yaitu koalisi pas terbatas minimal winning coalition, koalisi kekecilan undersized coalition dan koalisi kebesaran
oversized coalition. Koalisi pas-terbatas adalah koalisi yang mendapatkan dukungan mayoritaas sederhana di parlemen. Jumlah partai yang berkoalisi
dibatasi hanya untuk mencapai dukungan mayoritas sederhana. Koalisi kekecilan adalah koalisi yang mendapatkan dukungan mayoritas sederhana. Koalisi
kekecilan adalah koalisi yang tidak mendapatkan dukungan sederhana di
57
http:id.wikipedia.orgwikiKoalisi ,diakses pada 27 Juli 2011.
58
http:id.wikipedia.orgwikiPemerintahan_koalisi, diakses pada 27 Juli 2011.
Universitas Sumatera Utara
parlemen. Koalisi kebesaran adalah potret pemerintahan yang nyaris mengikutsertakan semua partai ke dalam kabinetnya.
59
F.METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum normatif berupa studi pustaka library research yang dilakukan dengan
penelusuran bahan-bahan hukum primer dan sekunder, dan tersier. Adapun bahan hukum primer yang diteliti adalah bahan hukum yang terdiri dari Undang-Undang
Dasar 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya yang pernah danatau masih diberlakukan di Indonesia. Bahan hukum sekundernya berupa buku-buku
hukum ataupun buku lain yang terkait dengan tulisan ini, dan bahan hukum tersiernya adalah kamus dan artikel.
G.SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I : Bab ini merupakan bab pendahuluan. Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II : Dalam bab ini akan dibahas mengenai sistem pemerintahan yang dianut di Indonesia sebelum amandemen UUD 1945 yaitu pada masa berlaku UUD 1945
18 Agustus 1945-27 Desember 1949, masa berlaku Konstitusi Republik Indonesia Serikat 27 Desember 1949-17 Agustus 1950, masa berlaku UUDS
59
Denny Indrayana, Mendesain Presiden Yang Efektif, PT Kompas Media Nusantara , Jakarta, 2008, hlm 221.
Universitas Sumatera Utara
1950 17 Agustus 1950-5 Juli 1959, masa berlaku kembalinya UUD 1945 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Bab III : Dalam bab ini akan dibahas mengenai sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia setelah amandemen UUD 1945, serta mengenai penerapan
sistem pemerintahan Presidensial di Indonesia setelah amandemen UUD 1945. Bab IV
: Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran mengenai pembahasan yang dikemukakan
Universitas Sumatera Utara
BAB II SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
SEBELUM AMANDEMEN UNDANG-UNDANG DASAR 1945
A. Masa Berlaku Undang-Undang Dasar 1945 18 Agustus 1945-27 Desember 1949
Agar dapat mengetahui sistem pemerintahan Republik Indonesia berdasarkan UUD 1945 harus dimulai dengan mempelajari berbagai persiapan
menjelang kemerdekaan Republik Indonesia yang dilakukan oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan BPUPK. Sistem pemerintahan
merupakan salah satu pokok pembahasan yang diperdebatkan pada sidang yang dilakukan pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 dan 10-17 Juli 1945. Dalam sidang
tanggal 31 Mei 1945 terdapat banyak gagasan yang diajukan, dan pidato Soepomo termasuk mendapat paling banyak perhatian karena gagasan yang
disampaikan dalam pidato tersebut berkaitan dengan gagasan negara integralistik. Dalam pidatonya Soepomo mengkehendaki adanya suatu jaminan bagi pimpinan
negara terutama Kepala Negara terus menerus bersatu dengan rakyat dan untuk menguatkan pendapat itu Soepomo menghendaki susunan pemerintahan Indonesia
harus dibentuk sistem badan permusyawaratan.
60
Pada rapat 1 Juni 1945, dengan alasan kapitalisme yang merajalela Soekarno secara implisit menolak lembaga legislatif seperti Amerika Serikat.
Walaupun Soekarno mengkritik demokrasi model lembaga legislatif di Amerika
60
Saldi Isra, Op.Cit., hlm 49.
Universitas Sumatera Utara