Ikan Nila TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Ikan Nila

Ikan nila bukanlah ikan asli perairan Indonesia, melainkan ikan introduksi yang berasal dari luar Indonesia, tetapi sudah dibudidayakan di Indonesia. Bibit ikan ini didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969 dari Taiwan ke Bogor. Setelah melalui mass penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia. Wiryanta, B., 2010. Sesuai dengan nama Latinnya, Oreochromis niloticus berasal dari Sungai Nil di Benua Afrika. Awalnya ikan ini mendiami hulu Sungai Nil di Uganda. Selama bertahun-tahun, habitatnya semakin berkembang dan berimigrasi ke arah selatan ke hilir sungai melewati danau Raft dan Tanganyika sampai ke Mesir. Dengan bantuan manusia, ikan nila sekarang sudah tersebar sampai ke lima benua, meskipun habitat yang disukainya adalah daerah tropis dan sub tropis. Sedangkan di wilayah beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik. Ikan Nila Oreochromis niloticus adalah salah satu jenis ikan air tawar yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Ikan nila air tawar dapat dipindahkan ke air asin dengan proses adaptasi yang bertahap. Kadar garam air dinaikkan sedikit demi sedikit. Pemindahan ikan nila secara mendadak ke dalam air yang kadar garamnya sangat berbeda dapat mengakibatkan stres dan kematian ikan. Suyanto, S. R., 2009. Ikan Nila yang masih kecil lebih tahan lama terhadap perubahan lingkungan dibanding dengan ikan yang sudah besar. Nila dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada lingkungan perairan dengan alkalinitas rendah atau netral. Carman O., 2010. Kelangsungan hidup ikan nila sangat dipengaruhi oleh kualitas air. Air yang kurang baik dapat menyebabkan ikan lemah, nafsu makan menurun, dan mudah terserang penyakit sehingga dapat menyebabkan kematian total. Kualitas air adalah variabel-variabel yang dapat mempengaruhi kehidupan ikan dan binatang air lainnya. Variabel tersebut meliputi sifat fisika warna, kekeruhan, dan suhu dan kimia kandungan oksigen, karbondioksida, pH, amoniak, alkalinitas. Arie, U., 2000 Ikan nila kini banyak dibudidayakan di berbagai daerah karena kemampuan adaptasinya bagus di dalam berbagai jenis air. Nila dapat hidup di air tawar, air payau, dan air laut. Ikan nila Universitas Sumatera Utara juga tahan terhadap perubahan lingkungan, bersifat omnivora dan mampu mencerna makanan secara efisien. Pertumbuhan cepat dan tahan terhadap serangan penyakit. Secara genetik ikan nila GIFT Genetic Improvement for Farmed Tilapia telah terbukti memiliki keunggulan pertumbuhan dan produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis ikan nila lain. Selain itu, ikan nila mempunyai sifat omnivora, sehingga dalam budidayanya akan sangat efisien, dalam biaya pakannya rendah. Pertumbuhan ikan nila jantan dan betina dalam satu populasi akan selalu jauh berbeda, nila jantan 40 lebih cepat dari pada nila betina. Disamping itu, yang betina apabila sudah mencapai ukuran 200 g pertumbuhannya semakin lambat, sedangkan yang jantan tetap tumbuh dengan pesat. Hal ini akan menjadi kendala dalam memproyeksikan produksi. Tekstur daging ikan nila memiliki ciri tidak ada duri kecil dalam dagingnya. Apabila dipelihara di tambak akan lebih kenyal, dan rasanya lebih gurih, serta tidak berbau lumpur. Oleh kerena itu, ikan nila layak untuk digunakan sebagai bahan baku dalam industri fillet dan bentuk-bentuk olahan lain. Bastiawan, D., 2010.

2.3. Pakan Buatan Pelet