eksoskleton kerangka luar. Di samping itu, mineral juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik antara cairan tubuh dan dalam syaraf, serta kelenjar endokrin air
di sekitarnya. Irianto, A., 2005. Warna adalah salah satu faktor utama, yang menentukan harga ikan akuarium di pasar
dunia Saxena, 1994. Berbagai warna-warni indah pada ikan pada dasarnya dihasilkan oleh sel- sel pigmen chromatophore yang terletak di dalam kulit ikan. Warna pada setiap jenis ikan telah
berevolusi dalam rentang waktu yang lama dan telah beradaptasi dengan lingkungannya, kejernihan air, jenis predator, ketajaman penglihatan, dan cara kawin. www.o-
fish.comSpesieswarna.php. Pada ikan, bagaimanapun, susunan pigmen terutama hasil dari posisi kromatofora yang berbeda. Secara teoritis, susunan sel pigmen mungkin timbul dari jarak
mekanisme, dari isyarat lingkungan lokal, atau dari interaksi antara kromatofora tetangga. Penelitian terbaru di dua sistem model genetik ikan telah membuat kemajuan dalam pemahaman
pembentukan susunan pigmen. Kelsh, R., 2004. Pembesaran ikan nila merupakan salah satu proses dalam budidaya ikan yang bertujuan
untuk memperoleh ikan ukuran konsumsi. Habitat ikan nila adalah air tawar, seperti sungai, danau, rawa-rawa, tetapi karena toleransinya yang luas terhadap salinitas sehingga dapat pula
hidup dengan baik di air payau dan laut. Ikan nila bisa hidup pada kadar garam sampai 35, namun ikan sudah tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Kordi, K., 2010. Oleh
sebab itu, peneliti tertarik untuk meningkatkan hasil produk pembudidayaan Ikan Nila dengan memvariasikan budidaya ikan tersebut dengan menggunakan air laut.
1.2. Permasalahan
Pembudidayaan Ikan Nila di dalam akuarium dilakukan dengan pergantian air setiap 10 hari. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimanakah pengaruh kadar mineral terhadap
pertumbuhan Ikan Nila dalam air tawar dan campuran air tawar dan air laut dengan perbandingan tertentu.
1.3. Pembatasan Masalah a.
Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ikan Nila Oreochromis niloticus dengan berat rata-rata 4,36 g per ekor.
Universitas Sumatera Utara
b. Sumber air akuarium yang digunakan adalah air laut Pantai Poncan Sibolga dan air tawar
Danau Toba c.
Makanan ikan yang dipakai adalah jenis Pokphand d.
Parameter yang dianalisa adalah kandungan mineral Fe, Na, Ca, Mg, dan Cl.
1.4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan perkembangan bobot Ikan Nila yang dibudidayakan dalam akuarium air tawar dan campuran air tawar dan air laut dengan
perbandingan 1:1 dan 2:1.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya kepada para petani ikan dalam pembudidayaan Ikan Nila dapat divariasikan di dalam perikanan
campuran air tawar dan air laut dengan perbandingan tertentu.
1.6. Metodologi Percobaan
Budidaya Ikan Nila dilakukan dalam akuarium air tawar dan campuran air tawar dan air laut dengan perbandingan 1:1 dan 2:1. Ikan yang akan dimasukkan ke masing-masing akuarium
terlebih dahulu ditimbang bobot awalnya. Setelah 10 hari, air pada akuarium diganti dan ikan ditimbang dengan menggunakan neraca analitis. Air yang dipisahkan tersebut dianalisa kadar
mineral Ca, Mg, dan Cl dengan metode titrasi, analisa logam Fe dengan metode Spektrofotometri UV-Vis, dan analisa logam Na dengan menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom
SSA. Hal yang sama dilakukan pada hari ke- 20, 30, 40, dan 50.
1.7. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Dasar FMIPA-USU Medan, Laboratorium Kimia Analitik FMIPA-USU Medan, dan analisa logam Na dilakukan di Laboratorium RISPA-Medan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA