Pakan Buatan Pelet Akuarium

juga tahan terhadap perubahan lingkungan, bersifat omnivora dan mampu mencerna makanan secara efisien. Pertumbuhan cepat dan tahan terhadap serangan penyakit. Secara genetik ikan nila GIFT Genetic Improvement for Farmed Tilapia telah terbukti memiliki keunggulan pertumbuhan dan produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis ikan nila lain. Selain itu, ikan nila mempunyai sifat omnivora, sehingga dalam budidayanya akan sangat efisien, dalam biaya pakannya rendah. Pertumbuhan ikan nila jantan dan betina dalam satu populasi akan selalu jauh berbeda, nila jantan 40 lebih cepat dari pada nila betina. Disamping itu, yang betina apabila sudah mencapai ukuran 200 g pertumbuhannya semakin lambat, sedangkan yang jantan tetap tumbuh dengan pesat. Hal ini akan menjadi kendala dalam memproyeksikan produksi. Tekstur daging ikan nila memiliki ciri tidak ada duri kecil dalam dagingnya. Apabila dipelihara di tambak akan lebih kenyal, dan rasanya lebih gurih, serta tidak berbau lumpur. Oleh kerena itu, ikan nila layak untuk digunakan sebagai bahan baku dalam industri fillet dan bentuk-bentuk olahan lain. Bastiawan, D., 2010.

2.3. Pakan Buatan Pelet

Ikan nila yang dipelihara secara intensif membutuhkan pakan dengan kandungan protein antara 25-27, karbohidrat sebanyak 49-50, lemak 8-13, serta vitamin dan mineral dalam jumlah lebih sedikit. Dalam memberi makan pakan ikan ada 5 hal yang perlu diperhatikan, yaitu cara pemberian pakan, saat atau waktu pemberian, jumlah porsi, frekuensi, dan tempat pemberian pakan. Jumlah pakan adalah porsi atau banyaknya pakan yang dibutuhkan dan harus diberikan pada ikan. Biasanya dihitung dalam persen per hari dari berat atau bobot keseluruhan jumlah ikan dalam wadah budi dayakolam, tambak, dll.. Ikan nila, porsi pakan yang dianjurkan adalah 3-4 per berat total ikan dalam wadah. Karena pada umur 1 minggu atau pada bobot awal 50 gr, ikan nila hanya membutuhkan pakan lebih kurang 1 dari bobot totalnya, kemudian naik menjadi 2,5 sampai minggu ke-12. Kordi, K., 2004. Jumlah atau kualitas pakan merupakan faktor penting. Bila pakannya terlalu sedikit, ikan akan sukar tumbuh. Sebaliknya bila terlalu banyak, kondisi air menjadi jelek, terutama pakan Universitas Sumatera Utara buatan. Pemberian pakan dengan frekuensi lebih sering dan jumlah yang tidak terlalu banyak akan lebih baik dibanding diberikan sekaligus dalam jumlah banyak Lesmana, D. S., 2001. Tabel 3. Kebutuhan Protein dan Lemak Spesies Ikan Nila Jenis Spesies Kebutuhan protein Kebutuhan Lemak Ikan Nila Oreochromis niloticus 35 10 Sumber: Jauncey Ross 1982

2.4. Akuarium

Dibanding bak atau kolam, pemeliharaan ikan di akuarium paling baik karena ikan dan kualitas air dapat dikontrol secara teliti. Hanya saja daya tampung akuarium tidak sebanyak kolam atau bak. Penggunaan akuarium paling baik untuk pemeliharaan benih. Ini disebabkan akuarium mudah dibersihkan tanpa takut ikan akan ikut terbuang atau terganggu walaupun masih kecil. Dengan akuarium yang transparan menyebabkan ikan di dalamnya bisa kelihatan. Ikan mati pun dapat segera kelihatan sehingga tindakan dini bisa segera dilakukan dan adanya hama bisa secepatnya diketahui. Ukuran akuarium sangat bervariasi. Namun, ukuran yang umum dipakai adalah 100 cm x 40 cm x 40 cm atau 90 cm x 40 cm x 35 cm. Ketebalan kaca akuarium sekitar 5 mm. Penyusunan akuarium ini dilakukan pada rak besi atau kayu. Agar tidak mudah pecah, alas akuarium diberi styrofoam atau gabus putih. Seperti halnya kolam, kebersihan akuarium pun sangat dianjurkan. Membersihkan akuarium cukup dengan menyedot atau menyifon air dalam akuarium hingga habis. Selanjutnya Universitas Sumatera Utara dinding dan dasarnya dilap atau digosok dengan spons sampai bersih. Setelah itu, cuci sekali lagi dengan air bersih sebelum digunakan. Kepadatan ikan sangat penting untuk kenyamanan hidup. Ikan yang terlalu padat dapat menimbulkan stress karena kualitas air cepat menjadi jelek. Bahkan, oksigen terlarut cepat habis. Selain itu, pada ikan tertentu dapat terjadi gesekan antarikan sehingga menimbulkan luka. Akibatnya, penampilan ikan menjadi jelek atau bahkan dapat menimbulkan kematian Lesmana, D. S. 2001.

2.5. Mineral