Gambaran Umum Lokasi Penelitian Analisis Univariat 1. Karakteristik Responden

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah Kabupaten yang baru dimekarkan dari Kabupaten Labuhanbatu, sesuai dengan undang-undang nomor 23 tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan ibukota Aekkanopan dengan batas wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Asahan dan Selat Malaka. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Padang Lawas Utara dan Kabupaten Labuhanbatu. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Tapanuli Utara. 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhanbatu. Kecamatan Kualuh Hulu merupakan salah satu dari 8 kecamatan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara terdapat 4 Puskesmas. Puskesmas Sukarame termasuk yang berada di wilayah Kecamatan Kualuh Hulu mempunyai wilayah kerja 4 desa dengan luas seluruhnya ± 22.900 m². Keadaan daerah terdiri dari daratan dan sebagian bertanah gambut dan rawa-rawa. Sebagian besar diusahakan untuk perkebunan kelapa sawit, karet dan persawahan. Sebagian kecil digunakan untuk Universitas Sumatera Utara peternakan, perumahan dan industri. Jumlah penduduk 16728 jiwa terdiri dari 3268 kepala keluarga dengan mata pencarian sebagian besar adalah sebagai petani, sisanya adalah sebagai karyawan, pedagang, pegawai negeri dan lainnya. Berdasarkan profil Puskesmas Sukarame 2010 diketahui jumlah penderita Tuberkulosis Paru 20 orang. Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih sehat 30,90 dari 2.259 keluarga yang dipantau atau sebanyak 523 rumah tangga. Persentase rumah sehat yang diperiksa 62,90 dari 2.259 rumah yang diperiksa, sebanyak 1.435 rumah atau sebesar 63,52 memiliki jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan, sebanyak 1.855 rumah atau sebesar 82,12 memiliki tempat pembuangan sampah TPS yang memenuhi syarat kesehatan. 4.2. Analisis Univariat 4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada responden yang berjumlah 93 orang, di mana karakteristik responden yang diteliti meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan keluarga. Karakteristik responden Jumlah n Persentase 1 Kategori Umur 1. 20 tahun 2. 21-30 tahun 3. 31-40 tahun 4. 41-50 tahun 5. 51-60 tahun 6. 61 tahun 7 24 31 12 12 7 7,5 25,8 33,3 12,9 12,9 7,5 Total 93 100,0

1. Jenis Kelamin

1. Pria 2. Wanita 39 54 41,9 58,1 Total 93 100,0

2. Pendidikan

1. Tidak Sekolah 2. SD 3. SLTP 4. SLTA 5. D3PT 12 37 15 17 12 12,9 39,8 16,1 18,3 12,9 Total 93 100,0 Universitas Sumatera Utara

3. Pekerjaan

1. PNS 2. Wiraswasta 3. Pedagang 4. Petani 5. Buruh 6. Lain-lain 5 15 8 34 18 13 5,4 16,1 8,6 36,6 19,4 14,0 Total 93 100,0 1 2 3 4 4. Penghasilan 1. 1.050.000 2. 1.050.000-2.000.000 3. 2.000.000 36 42 15 38,7 45,2 16,1 Total 93 100,0 Berdasarkan hasil penelitian umur responden secara umum dapat digambarkan sebagian besar pada kelompok umur 31-40 tahun yaitu sebanyak 31 orang 33,3. Berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak adalah perempuan sebanyak 54 orang 58,1 sedangkan laki-laki sebanyak 39 orang 41,9. Distribusi responden berdasarkan pendidikan, terbanyak dari tamat sekolah dasar yakni sebanyak 37 orang 39,8. Dilihat dari status pekerjaannya adalah petani yakni sebanyak 34 orang 36,6. Sedangkan dilihat dari pendapatannya yang tertinggi yang termasuk dalam kategori sedang Rp 1.050.000-Rp 2.000.000 yakni sebanyak 42 orang 45,2 4.2.2. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Masyarakat tentang Faktor Lingkungan Fisik Rumah terhadap Kejadian Tuberkulosis Paru. 4.2.2.1. Gambaran Pengetahuan Masyarakat tentang Faktor Lingkungan Fisik Rumah terhadap Kejadian Tuberkulosis Paru. Variabel pengetahuan dalam penelitian diketahui dengan menanyakan 19 pertanyaan mengenai pengetahuan tentang lingkungan fisik rumah terhadap kejadian Tuberkulosis Paru. Hasil penelitian masyarakat yang tahu Tuberkulosis Paru sebanyak 56 orang 60,2, yang mengetahui maksud dari Tuberkulosis Paru Universitas Sumatera Utara sebanyak 42 orang 45,2, mengetahui penyebab penyakit Tuberkulosis Paru sebanyak 28 orang 30,1, mengetahui tanda-tanda dan gejala Tuberkulosis Paru sebanyak 45 orang 48,4. Pengetahuan mengenai penularan penyakit Tuberkulosis Paru kepada anggota keluarga lain sebanyak 32 orang 34,4, mengetahui media penularan Tuberkulosis Paru sebanyak 57 orang 61,3, mengetahui bilamana penularan Tuberkulosis Paru sebanyak 73 orang 78,5, mengetahui cara terbaik menghindari penularan Tuberkulosis Paru sebanyak 48 orang 51,6. Pengetahuan cara mencegah penularan Tuberkulosis Paru melalui lantai sebanyak 46 orang 49,5, mengetahui lantai rumah yang baik sebanyak 43 orang 46,2, mengetahui luas ruang tidur bagi orang dewasa sebanyak 66 orang 71,0. Pngetahuan tentang fungsi ventilasi sebanyak 56 orang 60,2, mengetahui luas ventilasi yang baik sebanyak 27 orang 29,0, mengetahui dengan baik udara yang masuk ke ruangan rumah sebanyak 41 orang 44,1. Pengetahuan manfaat sinar matahari pagi terhadap ruangan sebanyak 36 orang 38,7, mengetahui syarat pencahayaan alami ruangan sebanyak 86 orang 92,5, mengetahui dengan benar penyakit Tuberkulosis Paru dapat dicegah dengan imunisasi sebanyak 57 orang 61,3, mengetahui dengan benar hubungan pengobatan Tuberkulosis dengan gizi sebanyak 77 orang 82,8 dan mengetahui dengan benar cara penyembuhan penyakit Tuberkulosis Paru sebanyak 77 orang 82,8. Secara rinci dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Distribusi Pengetahuan Masyarakat tentang Faktor Lingkungan Fisik Rumah terhadap Tuberkulosis Paru. No Indikator dan Jawaban Aspek Pengetahuan JLH 1 2 3 4 1. Apakah tahu penyakit Tuberkulosis Paru - Tahu - Ragu-ragu - Tidak tahu 56 23 14 60,2 24,7 15,1 2. Apa yang dimaksud dengan Tuberkulosis Paru - Penyakit batuk berdahak bercampur darah - Penyakit batuk-batuk akibat merokok - Batuk dengan gatal ditenggorokan 42 16 35 45,2 17,2 37,6 1 2 3 4 3. Penyebab penyakit Tuberkulosis Paru - Kuman atau bakteri - Debu, asap dan udara kotor - Guna-guna 28 62 3 30,1 66,7 3,2 4. Tanda-tanda gejala penyakit Tuberkulosis Paru - Batuk berdahak lebih dari 3 minggu, bercampur darah, sesak napas, rasa nyeri dada, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan turun, berkeringat malam walaupun tanpa kegitan dan demam lebih dari sebulan. - Batuk yang disertai demam. - Batuk dengan gatal ditenggorokan 45 23 25 48,4 24,7 26,9 5. Tuberkulosis Paru dapat menular kepada anggota keluarga lain karena - Terhirup percikan ludah atau dahak penderita Tuberkulosis Paru - Bicara berhadap-hadapan dengan penderita Tuberkulosis Paru - Sudah ada dari masih dikandungan 32 60 1 34,4 64,5 1,1 6. Penularan Tuberkulosis Paru melalui - Udara. - Pakaian. - Makananminuman 57 2 34 61,3 2,2 36,6 7 Penyakit Tuberkulosis Paru dapat menular apabila - Tidur sekamar dengan penderita Tuberkulosis Paru - Tidak tidur sekamar dengan penderita Tuberkulosis Paru - Tidur beramai-ramai 73 3 17 78,5 3,2 18,3 8 Cara terbaik menghindari penularan terhadap orang lain - Menutup muluthidung saat batukbersin dan tidak meludah disembarang tempat. - Tidak meludah disembarang tempat - Tidak menutup muluthidung saat batukbersin dan meludah disembarang tempat 48 43 2 51,6 46,2 2,2 10 Lantai rumah yang baik - Kedap air, terbuat dari bahan yang cukup keras, rata dan mudah dibersihkan. - Mudah dibersihkan dan tidak licin - Terbuat dari keramik 43 25 25 46,2 26,9 26,9 10 Lantai rumah yang baik - Kedap air, terbuat dari bahan yang cukup keras, rata dan mudah dibersihkan. - Mudah dibersihkan dan tidak licin - Terbuat dari keramik 43 25 25 46,2 26,9 26,9 11 Luas ruang tidur 8 m² cukup untuk - 2 orang dewasa. - 3 orang dewasa. - 4 orang dewasa. 66 20 7 71,0 21,5 7,5 Universitas Sumatera Utara 12 Fungsi ventilasi - Tempat keluar masuknya udara segar sehingga ruangan tidak pengap dan segar. - Agar ruangan tidak bau. - Sebagai hiasan. 56 37 60,2 39,8 13 Luas ventilasi yang baik - 10 dari luas lantai. - Harus ada disetiap ruangan. - Hanya di ruangan kamar dan depan saja. 27 66 29,0 71,0 1 2 3 4 14 Udara yang masuk ruangan harus : - Harus bersih tidak dicemari oleh asap dari pembakaran sampah atau pabrik, dari knalpot kenderaan dan debu. - Yang penting tidak bau dan tidak pengap. - Yang penting udara bisa masuk. 41 43 9 44,1 46,2 9,7 15 Manfaat sinar matahari pagi terhadap ruangan rumah - Mematikan bakteri dan mikroorganisme lain yang terdapat di lingkungan rumah dan dapat menghambat perkembang biakan kuman Tuberkulosis dan kuman penyakit lainnya. - Untuk penerangan. - Tidak ada manfaatnya. 36 57 38,7 61,3 16 Pencahayaan alami ruangan yang memenuhi syarat - Terang, dapat menerangi seluruh dalam ruangan dan menyebar merata. - Terang dan hanya menerangi sebagian ruangan saja. - Remang-remang. 86 6 1 92,5 6,5 1,1 17 Penyakit Tuberkulosis dapat dicegah dengan imunisasi - Ya dengan imunisasi BCG. - Ya dengan imunisasi apa saja. - Tidak bisa dicegah dengan imunisasi. 57 26 10 61,3 28,0 10,8 18 Hubungan pengobatan Tuberkulosis Paru dengan gizi - Pengobatan Tuberkulosis akan semakin baik dengan gizi baik. - Pengobatan Tuberkulosis hanya sedikit dipengaruhi oleh gizi yang baik. - Tidak ada pengaruh selama makan obat. 77 13 3 82,8 14,0 3,2 19 Penyakit Tuberkulosis dapat disembuhkan melalui - Pengobatan teratur disertai dengan perbaikan lingkungan dan perubahan perilaku. - Berobat kalau ada waktu. - Dibiarkan saja. 77 13 3 82,8 14,0 3,2 Berdasarkan perhitungan jumlah skor pada tingkat pengetahuan masyarakat, maka dapat dikategorikan baik, sedang dan buruk. Hasil penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.2. Tabel 4.2. Kategori Pengetahuan Masyarakat tentang Faktor Lingkungan Fisik Rumah terhadap Kejadian Tuberkulosis Paru Pengetahuan Jumlah n Persentase 1. Baik 2. Sedang 3. Buruk 46 37 10 49,4 39,8 10,8 Total 93 100,0 Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan masyarakat termasuk kriteria baik. Universitas Sumatera Utara

4.2.2.2. Gambaran Sikap Masyarakat tentang Faktor Lingkungan Fisik Rumah terhadap Tuberkulosis Paru.

Variabel sikap dalam penelitian diketahui dengan menggunakan 11 pertanyaan yang menanyakan bagaimana sikap masyarakat tentang lingkungan fisik rumah terhadap kejadian Tuberkulosis Paru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang setuju tanda dan gejala Tuberkulosis Paru adalah batuk berdahak lebih dari 3 minggu, bercampur darah, sesak napas, rasa nyeri dada, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan turun, berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam lebih dari sebulan sebanyak 53 orang 57,0. Responden setuju penggunaan peralatan makan bersama dengan penderita dapat menularkan penyakit Tuberkulosis Paru sebanyak 60 orang 64,5, setuju Penyakit Tuberkulosis Paru dapat menular apabila tidur sekamar dengan penderita Tuberkulosis Paru sebanyak 67 orang 72,0, setuju menutup muluthidung saat batukbersin dapat menghindari penularan penyakit Tuberkulosis Paru terhadap orang lain sebanyak 64 orang 68,8, setuju tidak meludah disembarang tempat dapat menghindari penularan penyakit Tuberkulosis Paru terhadap orang lain sebanyak 65 orang 69.9. Responden yang setuju Tuberkulosis Paru dapat disembuhkan melalui pengobatan teratur sebanyak 74 orang 79,6, setuju dengan melakukan perbaikan lingkungan misalnya dengan membuat ventilasi dapat membantu mengurangi penularan penyakit Tuberkulosis Paru sebanyak 41 orang 44,1, setuju luas ruangan tidur minimal 8 m² untuk tiap orang dewasa atau tiap anggota keluarga per jiwa sebanyak 43 orang 46,2, setuju luas ventilasi yang baik adalah 10 dari luas Universitas Sumatera Utara lantai sebanyak 32 orang 34,4, setuju lantai rumah yang baik adalah kedap air, terbuat dari bahan yang cukup keras, rata dan mudah dibersihkan sebanyak 68 orang 73,1, setuju pencahayaan dengan sinar matahari harus masuk dalam ruangan dan menyebar merata sebanyak 50 orang 53,8. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini : Tabel 4.3. Distribusi Sikap Masyarakat tentang Faktor Lingkungan Fisik Rumah terhadap Tuberkulosis Paru. Jawaban Setuju

K. Setuju Tidak Setuju

No Indikator Sikap N N N 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Tanda dan gejala Tuberkulosis Paru adalah batuk berdahak lebih dari 3 minggu, bercampur darah, sesak napas rasa nyeri dada, badan lemas, nafsu makan turun, berat badan turun, berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam lebih dari sebulan 53 57,0 29 31,2 11 11,8 2. Penggunaan peralatan makan bersama dengan penderita dapat menularkan penyakit Tuberkulosis Paru 60 64,5 16 17,2 17 18,3 3. Penyakit Tuberkulosis Paru dapat menular apabila tidur sekamar dengan penderita Tuberkulosis Paru 67 72,0 9 9,7 17 18,3 4. Menutup muluthidung saat batukbersin dapat menghindari penularan penyakit Tuberkulosis Paru terhadap orang lain 64 68,8 26 28,0 3 3,2 5. Tidak meludah disembarang tempat dapat menghindari penularan penyakit Tuberkulosis Paru 65 69,9 24 25,8 4 4,3 6. Tuberkulosis Paru dapat disembuhkan melalui pengobatan teratur 74 79,6 15 16,1 4 4,3 7 Dengan melakukan perbaikan lingkungan misalnya dengan membuat ventilasi dapat membantu mengurangi penularan penyakit Tuberkulosis Paru 41 44,1 35 37,6 17 18,3 8 Luas ruangan tidur minimal 8 m², untuk tiap orang dewasa atau tiap anggota keluarga per jiwa 43 46,2 42 45,2 8 8,6 9 Luas ventilasi yang baik adalah 10 dari luas lantai 32 34,4 47 50,5 14 15,1 10 Lantai rumah yang baik adalah kedap air, terbuat dari bahan yang cukup keras, rata dan mudah dibersihkan 68 73,1 21 22,6 4 4,3 Universitas Sumatera Utara 11 Pencahayaan dengan sinar matahari harus masuk dalam ruangan dan menyebar merata 50 53,8 35 37,6 8 8,6 Berdasarkan perhitungan jumlah skor pada perhitungan sikap responden, maka dapat dikategorikan baik, sedang dan buruk. Hasil penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.4. Tabel 4.4. Kategori Sikap Masyarakat tentang Faktor Lingkungan Fisik Rumah terhadap Tuberkulosis Paru. Sikap Masyarakat Jumlah n Persentase 1. Baik 2. Sedang 3. Buruk 56 28 9 60,2 30,1 9,7 Total 93 100,0 Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sikap masyarakat dikategorikan baik. 4.2.2.3. Gambaran Tindakan Masyarakat tentang Faktor Lingkungan Fisik Rumah terhadap Tuberkulosis Paru Variabel tindakan dalam penelitian diketahui dengan menggunakan 10 pertanyaan tindakan masyarakat tentang lingkungan fisik rumah terhadap kejadian Tuberkulosis Paru. Berdasarkan pertanyaan yang diajukan dapat diketahui bahwa yang menjawab orang berobat bila sakit Tuberkulosis Paru ke tempat pelayanan kesehatan sebanyak 83 orang 89,2, untuk mendapatkan pengobatan Tuberkulosis Paru ke Puskesmasinstansi kesehatan sebanyak 84 orang 90,3, yang menganjurkan penderita Tuberkulosis Paru melakukan pengobatan dengan makan obat secara teratur sesuai anjuran yakni sebanyak 81 orang 87,1. Universitas Sumatera Utara Responden yang menutup muluthidung saat batukbersin dan tidak meludah disembarang tempat sebanyak 52 orang 55,9, yang membuka jendela kamar tidur setiap pagi hari sebanyak 46 orang 49,5, yang memisahkan peralatan makan bila ada yang sakit sebanyak 71 orang 76,3, yang menyediakan luas ruangan tidur 8 m² untuk tiap orang atau tiap keluarga perjiwa untuk menghindari penularan penyakit kepada anggota keluarga yang lain sebanyak 54 orang 58,1. Ventilasi yang memenuhi syarat luas ventilasi permanen 10 dari luas lantai untuk pengaturan sirkulasi udara dalam rumah sebanyak 47 orang 50,5, yang lantai rumah diplester ubin keramik papan untuk rumah panggung sebanyak 91 orang 97,8, yang membuat dan membuka jendela rumah tiap pagi hari sebanyak 53 orang 57,0. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini Tabel 4.5. Distribusi Tindakan Masyarakat tentang Faktor Lingkungan Fisik Rumah terhadap Tuberkulosis Paru. No Indikator dan Jawaban Aspek Tindakan JLH 1 2 3 4 1. Menurut saudarasaudari kemana seharusnya orang berobat bila sakit Tuberkulosis Paru - Berobat ke tempat pelayanan kesehatan - Berobat ke dukun kampung - Dibiarkan karena malu 83 6 4 89,2 6,5 4,3 2. Menurut saudarasaudari dimanakah orang mendapatkan pengobatan Tuberkulosis Paru selama ini - Puskesmasinstansi kesehatan - Beli di toko obatwarung - Di dukun kampung 84 4 5 90,3 4,3 5,4 3. Apa anjuran yang saudarasaudari lakukan dalam pengobatan Tuberkulosis Paru - Makan obat secara teratur sesuai dengan anjuran petugas kesehatan - Makan obat kalau ada waktu - Tidak makan obat 81 7 5 87,1 7,5 5,4 4. Apa yang saudarasaudari lakukan untuk menghindarkan penularan penyakit Tuberkulosis Paru - Menutup muluthidung saat batukbersin dan tidak meludah disembarang tempat . - Mengisolasi diri tanpa perlu berobat sampai sembuh - Tidak tahu 52 41 55,9 44,1 5. Apa yang saudarasaudari lakukan untuk menghambat perkembangbiakan kuman Tuberkulosis di dalam kamar tidur adalah - Setiap hari membuka jendela kamar tidur - Kadang-kadang membuka jendela kamar tidur - Tidak pernah membuka jendela 46 38 9 49,5 40,9 9,7 6. Apa yang saudarasaudari lakukan pada peralatan makan anda - Dipisahkan dari peralatan makan anggota keluarga yang lain . 71 9 76,3 9,7 Universitas Sumatera Utara - Tidak dipisahkan dan bersatu dengan peralatan makan yang lain - Dibiarkan saja 13 14,0 7 Apakah saudarasaudari lakukan untuk menghindari penularan penyakit kepada anggota keluarga yang lain adalah - Menyediakan luas ruangan tidur 8 m² untuk tiap orang atau tiap keluarga perjiwa - Menyediakan luas ruangan tidur 8 m² untuk 3 orang - Menyediakan luas ruangan tidur 8 m² untuk 4 orang 54 28 11 58,1 30,1 11,8 1 2 3 4 8 Apa yang saudarasaudari lakukan untuk pengaturan sirkulasi udara dalam rumah yang sangat diperlukan - Membuat ventilasi yang memenuhi syarat luas ventilasi permanen 10 dari luas lantai. - Membuat ventilasi tetapi kurang dari 10 luas lantai - Tidak ada ventilasi 47 41 5 50,5 44,1 5,4 9 Apakah saudarasaudari lakukan untuk mencegah kuman Tuberkulosis berkembang biak, lantai rumah sebaiknya - Diplesterubinkeramikpapan untuk rumah panggung. - Papananyaman bambu dekat dengan tanahplesteran yang retak dan berdebu. - Tanah 91 1 1 97,8 1,1 1,1 10 Apakah saudarasaudari lakukan dalam mengupayakan masuknya sinar matahari pagi kedalam rumah - Membuat dan membuka jendela rumah tiap hari . - Kadang-kadang membuka jendela rumah - Tidak pernah membuka jendela 53 36 4 57,0 38,7 4,3 Berdasarkan perhitungan jumlah skor pada perhitungan tindakan responden, maka dapat dikategorikan tindakan baik, sedang dan buruk. Hasil penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.6. Tabel 4.6. Kategori Tindakan Masyarakat tentang Faktor Lingkungan Fisik Rumah terhadap Tuberkulosis Paru Tindakan Masyarakat Jumlah n Persentase Tindakan 1. Baik 2. Sedang 3. Buruk 64 24 5 68,8 25,8 5,4 Total 93 100,0 Dari tabel diatas diketahui bahwa tindakan masyarakat tentang faktor lingkungan fisik rumah terhadap Tuberkulosis Paru yang termasuk kriteria baik. 4.2.3. Gambaran Kondisi Fisik Rumah Keadaan lingkungan fisik rumah meliputi jenis dinding rumah, bahan lantai dan sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan, lamanya sinar matahari masuk ke Universitas Sumatera Utara ruangan rumah serta cara masuk sinar matahari yang diketahui berdasarkan hasil observasi. Tabel 4.7. Gambaran Kondisi Fisik Rumah Kondisi fisik rumah Jumlah Persentase 1 2 3

1. Jenis dinding rumah yang ditempati oleh

responden terbuat dari 1. Bilik bambu 2. Papan kayu 3. Pasangan batakobata tanpa plesteran 4. Pasangan batakobata dengan plesteran 4 55 9 25 4,3 59,1 9,7 26,9 Total 93 100,0

2. Bahan lantai responden

1. Tanah 2. Papan panggung 3. Plesteran 4. Keramik 2 8 63 20 2,2 8,6 67,7 21,5 Total 93 100,0

3. Sinar matahari pagi masuk menyinari ruangan

keluarga 1. Tidak 2. Ya 10 83 10,8 89,2 Total 93 100,0

4. Lama sinar matahari pagi masuk dalam ruang

keluarga 1. 5 menit 2. 5-10 menit 3. 10 menit 34 40 19 36,6 43,0 20,4 Total 93 100,0

5. Sinar matahari pagi masuk menyinari ruang tidur

1. Tidak 2. Ya 20 73 21,5 78,5 Total 93 100,0

6. Lama sinar matahari pagi masuk menyinari ruang

tidur 1. 5 menit 2. 5-10 menit 3. 10 menit 36 30 27 38,7 32,3 29,0 Total 93 100,0

7. Sinar matahari pagi masuk ke dalam ruangan

melalui 1. Jendela 2. Ventilasi 3. Genteng kaca 79 14 84,9 15,1 Total 93 100,0 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 menunjukkan bahwa kondisi fisik rumah masyarakat terhadap Tuberkulosis Paru, rumah dengan dinding papan kayu sebanyak 55 rumah 59,1 dengan lantai terbuat semen plesteran yaitu sebanyak 63 rumah 67,7, dan sinar matahari pagi masuk menyinari ruang keluarga yaitu sebanyak 83 rumah 89,2, lama sinar matahari pagi masuk menyinari ruang keluarga hanya 5 sampai 10 menit yaitu sebanyak 40 rumah 43,0, sinar matahari pagi masuk menyinari ruang tidur yaitu sebanyak 73 rumah 78,5 lama sinar matahari pagi masuk menyinari ruang tidur kurang dari 10 menit yaitu sebanyak 36 rumah 38,7 dan cara sinar matahari pagi masuk ruangan terbanyak melalui jendela yaitu sebanyak 79 rumah 84,9. 4.2.4. Observasi Terhadap Sanitasi Perumahan Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Observasi Sanitasi Perumahan Jenis Sanitasi Perumahan Jumlah n Persentase

5. 2

3 4

6. Luas ruang tidur 8 m² untuk tiap orang atau tiap

anggota keluarga 7. Ya 8. Tidak 37 56 39,8 60,2 Total 93 100,0

7. Ada kamar tersendiri bila ada anggota keluarga

yang sakit 3. Ya 4. Tidak 31 62 33,3 66,7 Total 93 100,0

8. Luas ventilasi permanen 10 dari luas lantai

6. Ya 7. Tidak 38 55 40,9 59,1 Total 93 100,0

9. Lantai rumah diplester ubin keramik papan

rumah panggung 7. Ya 8. Tidak 90 3 98,8 3,2 Total 93 100,0

10. Ada jendela rumah dan kamar mandi

4. Ya 5. Tidak 91 2 97,8 2,2 Total 93 100,0

11. Membuka jendela rumah tiap hari

1. Ya 2. Tidak 90 3 96,8 3,2 Total 93 100,0

12. Apakah rumah dikelilingi oleh pohon-pohon yang

Universitas Sumatera Utara tinggi 1. Ya 2. Tidak 42 51 45,2 54,8 Total 93 100,0 1 2 3 4 13. Cahaya matahari masuk dalam ruang tidur terang dan tidak silau sehingga dapat dipergunakan untuk membaca dengan normal 1. Ya 2. Tidak 81 12 87,1 12,9 Total 93 100,0 Kelembaban Ruang Tamu Ruang Tidur Ruang Dapur N N N 1 2 3 4 5 6 7 8 1. 70 24 25,8 25 26,9 26 28 2. 40-70 69 74,2 68 73,1 67 72 Jumlah 93 100 93 100 93 100 Suhu Ruang Tamu Ruang Tidur Ruang Dapur N N N 1 2 3 4 5 6 7 8 1. 30ºC 83 89,2 93 100 91 97,8 2. 23-32ºC 10 10,8 2 2,2 Jumlah 93 100 93 100 93 100 Tabel 4.8. menunjukkan hanya 37 39,8 keluarga yang mempunyai luas ruang tidur 8 m² tiap orang, hanya 31 33,3 keluarga yang mempunyai kamar tersendiri bila ada anggota keluarga yang menderita sakit, hanya 38 40,9 keluarga yang mempunyai ventilasi permanen 10 dari luas lantai, 90 96,8 keluarga mempunyai lantai rumah yang diplester, 91 97,8 keluarga mempunyai jendela dan kamar mandi, 90 96,8 keluarga membuka jendela rumah tiap hari, 42 45,2 keluarga dengan rumah dikelilingi oleh pohon-pohon tinggi dan 81 87,1 rumah yang cahaya masuk dalam ruang tidur dan tidak silau dapat membaca dengan normal yakni 50-100 lux. Universitas Sumatera Utara Kelembaban ruang tamu 69 rumah 74,2 memenuhi syarat kesehatan yakni 40-70, temperatur ruang tamukeluarga tidak memenuhi syarat yakni 30 C sebanyak 83 rumah89,2 , kelembaban ruang tidur sebanyak 68 rumah 73,1 memenuhi syarat kesehatan yakni 40-70, temperatur ruang tidur 93 rumah 100 mempunyai temperatur tidak memenuhi syarat kesehatan yakni diatas 30 C, sedang kelembaban ruang dapur sebanyak 22 rumah 23,7 mempunyai kelembaban yang memenuhi syarat kesehatan yakni 40-70 dan temperatur ruang dapur sebanyak 91 rumah 97,8 tidak memenuhi syarat kesehatan yakni diatas 30ºC . Tabel 4.9. Gambaran Keadaan Kondisi Lingkungan Fisik Rumah . Keadaan Kondisi Lingkungan Fisik Rumah Jumlah Persentase 1. Memenuhi Syarat Kesehatan 2. Tidak Memenuhi Syarat Kesehatan 71 22 76,3 23,7 Total 93 100,0 Tabel 4.9. diatas menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat mempunyai lingkungan fisik rumah yang memenuhi syarat kesehatan adalah sebanyak 71 rumah 76,3. Berdasarkan ada tidaknya kejadian Tuberkulosis Paru, maka keluhan kesehatan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu 1 menderita Tuberkulosis Paru, 2 tidak menderita Tuberkulosis Paru, seperti pada tabel 4.12. Tabel 4.10. Kategori Kejadian Tuberkulosis Paru pada Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame Kejadian Tuberkulosis Paru Jumlah n Persentase 1. Menderita Tuberkulosis Paru 2. Tidak menderita Tuberkulosis Paru 20 73 21,5 78,5 Universitas Sumatera Utara Total 93 100,0 Tabel 4.10. menunjukkan mayoritas responden tidak menderita Tuberkulosis Paru yaitu sebanyak 73 orang 78,5 dibandingkan responden yang menderita Tuberkulosis Paru yaitu sebanyak 20 responden 21,5. 4.3. Analisis Bivariat 4.3.1.

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik dan Perilaku Mengenai Lingkungan Fisik Rumah Terhadap Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kecamatan Laguboti Kabupaten Tobasa Tahun 2013

3 44 122

HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA Hubungan Antara Kondisi Fisik Rumah Dan Perilaku Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sangkrah Kota Surakarta Tahun 2016.

0 3 18

HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH Hubungan Antara Kondisi Fisik Rumah Dan Perilaku Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sangkrah Kota Surakarta Tahun 2016.

0 3 18

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Boyolali.

3 11 15

PENDAHULUAN Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Boyolali.

0 4 6

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Boyolali.

0 2 16

Faktor Lingkungan Rumah yang Berhubungan dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo Kelurahan Bandarharjo Kota Semarang Tahun 2011,.

0 0 1

ANALISIS FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYU URIP KABUPATEN PURWOREJO

0 0 11

II. DATA KHUSUS A. Perilaku Pengetahuan. - Hubungan Karakteristik dan Perilaku Mengenai Lingkungan Fisik Rumah Terhadap Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kecamatan Laguboti Kabupaten Tobasa Tahun 2013

0 0 46

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PERILAKU MASYARAKAT MENGENAI LINGKUNGAN FISIK RUMAH TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAGUBOTI KECAMATAN LAGUBOTI KABUPATEN TOBASA TAHUN 2013 SKRIPSI

0 0 14