Penelitian Siregar 2006, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kondisi fisik perumahan yang meliputi kelembaban, lantai, ventilasi,
dan kepadatan hunian dalam rumah dengan kejadian penyakit TB Paru. Melihat latar belakang dan kondisi diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Masyarakat Tentang Faktor Lingkungan Fisik Rumah Terhadap Kejadian
Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2011”.
1.2. Perumusan Masalah
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Puskesmas Sukarame Kecamatan Kualuh Hulu bahwa kegiatan pencegahan
Tuberkulosis Paru telah dilaksanakan, akan tetapi kasus baru penderita Tuberkulosis Paru, default putus obat maupun gagal masih ada juga kondisi faktor lingkungan
fisik rumah pada tahun 2010 di wilayah kerja Puskesmas terdapat 37,1 rumah yang tidak memenuhi persyaratan dari rumah yang diperiksa maka perlu diketahui
pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat tentang faktor lingkungan fisik rumah terhadap Tuberkulosis Paru di wilayah kerja Puskesmas Sukarame Kecamatan
Kualuh Hulu sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengobatan dan pencegahan penularan Tuberkulosis Paru.
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat tentang faktor lingkungan fisik rumah terhadap Tuberkulosis paru di wilayah kerja
Puskesmas Sukarame Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhanbatu Utara.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik responden meliputi : umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.
2. Mengetahui kondisi fisik rumah yang memenuhi syarat meliputi kelembaban, suhu, ventilasi, lantai, pencahayaan, serta kepadatan hunian dalam rumah dan
kamar tidur. 3.
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat tentang faktor lingkungan fisik rumah terhadap Tuberkulosis paru di wilayah kerja
Puskesmas Sukarame Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhanbatu Utara.
4. Untuk mengetahui gambaran sikap masyarakat tentang faktor lingkungan fisik rumah terhadap Tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas Sukarame
Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhanbatu Utara. 5. Untuk mengetahui gambaran tindakan masyarakat tentang faktor lingkungan
fisik rumah terhadap Tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas Sukarame Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Universitas Sumatera Utara
6. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat tentang faktor lingkungan fisik rumah terhadap Tuberkulosis Paru dan
penularannya yang dipengaruhi lingkungan fisik rumah di wilayah kerja Puskesmas Sukarame Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhanbatu
Utara.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program pemberantasan penyakit menular dan promosi kesehatan di Puskesmas Sukarame
Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhanbatu Utara. 2. Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan penulis dalam melaksanakan
tugas. 3.
Sebagai bahan informasi bagi masyarakat dalam rangka menambah pengetahuan masyarakat untuk mencegah penularan penyakit Tuberkulosis
Paru.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tuberkulosis Paru
2.1.1. Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman Tuberkulosis Mycobacterium tuberculosa yang ditularkan melalui udara
droplet nuclei saat seorang pasien Tuberkulosis batuk dan percikan ludah yang mengandung bakteri tersebut terhirup oleh orang lain saat bernapas.Widoyono,
2008
2.1.2. Penyebab Tuberkulosis
Tuberkulosis paru disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosa. Ditemukan pertama kali oleh Robert Koch pada tahun 1882. Hasil penemuan ini diumumkan di
Berlin pada tanggal 24 Maret 1882 dan tanggal 24 Maret setiap tahunnya diperingati sebagai hari Tuberkulosis.
Karakteristik kuman
Mycobacterium Tuberculosa adalah mempunyai ukuran 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron dengan bentuk batang tipis, lurus atau agak bengkok,
bergranular atau tidak mempunyai selubung, tetapi mempunyai lapisan luar tebal yang terdiri dari lipoid terutama asam mikolat. Dapat bertahan terhadap pencucian
warna dengan asam dan alkohol, sehingga disebut basil tahan asam BTA, tahan terhadap zat kimia dan fisik, serta tahan dalam keadaan kering dan dingin, bersifat
dorman dapat tertidur lama dan aerob.
Universitas Sumatera Utara