Interprestasi dan Diskusi Hasil

BAB VI PEMBAHASAN

A. Interprestasi dan Diskusi Hasil

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Pencegahan Hipotermi Pada Bayi Baru Lahir di Kelurahan Asuhan Pematangsiantar Periode November 2008 – Februari 2009, maka diperoleh hasil sebagai berikut. a. Pada tabel 5.1. pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir di Kelurahan Asuhan Pematangsiantar periode November 2008 – Februari 2009 di dapatkan bahwa dari 32 orang responden persentase terbesar adalah berpengetahuan cukup yaitu 16 orang 50.00 , pengetahuan kurang 11 orang 34.38 , pengetahuan baik 5 orang 15.63 . Menurut Notoatmojo, 2002 bahwa pengetahuan adalah penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya, sehingga hasil penginderaan tersebut akan menghasilkan pengetahuan, maka hal ini sangat mempengaruhi dalam pengetahuan ibu. Menurut Asumsi penulis bahwa ibu yang berpengalaman cukup, rata-rata sudah pernah mendengar penginderaan melalui telinga tentang pengertian bayi yang dikatakan kedinginan. b. Pada tabel 5.2. pengetahuan ibu tentang penyebab hipotermi pada bayi baru lahir di Kelurahan Asuhan Pematangsiantar periode November 2008 – Februari 2009 di dapatkan bahwa dari 32 orang responden persentase terbesar berdasarkan pengertian hipotermi adalah berpengetahuan cukup yaitu 14 orang 43,75 , pengetahuan kurang 12 orang 37,50 , pengetahuan baik 6 orang 18,75 . 29 Universitas Sumatera Utara Menurut Lubis, 2007 bahwa hipotermi adalah keadaan dimana terjadi penurunan suhu tubuh pada bayi baru lahir disebabkan oleh berbagai keadaan karena tingginya konsumsi oksigen dan penurunan suhu ruangan. Menurut Asumsi penulis bahwa ibu yang mengerti tentang hipotermi pengetahuannya adalah cukup, rata-rata sudah pernah mendengar tentang pengertian bayi yang dikatakan kedinginan. c. Pada tabel 5.3. pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir di Kelurahan Asuhan Pematangsiantar periode November 2008 – Februari 2009 di dapatkan bahwa dari 32 orang responden persentase terbesar berdasarkan penyebab hipotermi adalah berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 14 orang 43,75 , kurang 10 orang 31.25 , baik 8 orang 25.00 . Menurut Manuaba, 1999 penyebab terjadinya hipotermi pada bayi baru lahir di sebabkan oleh kehilangan panas yang berlebihan seperti lingkungan cuaca dingin, keadaan bayi yang basah atau bayi dalam keadaan telanjang. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang di peroleh oleh penulis yakni berdasarkan jawaban responden dimana para ibu selalu membungkusmembedong bayi serta mengganti popoknya bila dalam keadaan basah. d. Pada tabel 5.4. berdasarkan penanganan hipotermi persentase terbesar berdasarkan penanganan hipotermi adalah berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 18 orang 56,25 , kurang 4 orang 12.50 , baik 10 orang 31.25 . Menurut Saifuddin, 2002, penanganan hipotermi pada bayi baru lahir adalah mengeringkan tubuh bayi dengan segera setelah lahir, tubuh bayi segera dibungkus, dihangatkan dalam inkubator serta pemberian ASI sedini mungkin, hal ini sesuai dengan Universitas Sumatera Utara hasil yang didapatkan dimana para ibu selalu memberikan kehangatanmembedong bayinya. e. Pada tabel 5.5. berdasarkan pengertian hipotermi persentase terbesar yang dapat menjawab dengan benar adalah yaitu sebanyak 27 orang 84.38 , yaitu bahwa responden mengetahui apabila suhu tubuh bayi ≤ 36 C, maka dikatakan bayi dalam keadaan kedinginan sedangakan yang menjawab paling banyak salah 25 orang 78.13 yaitu pengertian hipotermi, hal ini disebabkan karena responden masih jarang mendengar istilah hipotermi. Menurut Afandi, 2007 suhu normal adalah suhu tubuh yang menjamin kebutuhan oksigen bayi secara individual dengan suhu absila antara 36,5 C – 37 C. f. Pada tabel 5.6. berdasarkan penyebab hipotermi persentase terbesar yang dapat menjawab dengan benar adalah yaitu sebanyak 30 orang 93.75 , yaitu dimana responden selalu mengganti popok bayi bila dalam keadaan basah sebab responden mengetahui bahwa hal itu dapat menyebabkan kedinginan pada bayi baur lahir, serta responden selalu membedong bayinya untuk memberikan kehangatan. Sedangkan yang menjawab paling banyak salah 22 orang 68.75 , hal ini disebabkan karena pengetahuan ibu tentang kedinginan yang terjadi pada bayi masih sangat rendah, dimana bahwa kedinginan tersebut sebenarnya dapat menyebabkan kematian pada bayi baru lahir. Menurut Depkes RI, 2007 faktor penyebab hipotermi antara lain bayi baru lahir tidak segera dikeringkan dan tidak segera dibedongdibungkus. g. Pada tabel 5.7. berdasarkan penanganan hipotermi persentase terbesar yang dapat menjawab dengan benar adalah yaitu sebanyak 31 orang 96.88 , hal ini sesuai Universitas Sumatera Utara dengan hasil penelitian yang diperoleh dimana para ibu mengetahui bahwa untuk mencegah terjadinya kedinginan pada bayi baru lahir maka sebaiknya ditempatkan diruangan yang hangat, sedangakan yang menjawab paling banyak salah 20 orang 62.50 yaitu tentang metode kanguru, hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan responden tentang istilah metode kanguru. Menurut Saifuddin, 2002 bahwa penangan bayi baru lahir dengan hipotermi adalah dengan segera mengeringkan tubuh bayi, menempatkan bayi dalam ruangan yang hangat, perawatan inkubator serta melalui penyinaran lampu.

B. Keterbatasan Penelitian