Perumusan Masalah Kerangka Konseptual Defenisi Operasional Desain Penelitian Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian

Pengamatan penulis menunjukkan bahwa sekitar 65 dari jumlah ibu yang telah mempunyai anak di Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan kurang mengerti tentang gumoh, dan cara penanganannya. Ditandai adanya dari bayi ibu tersebut mengalami gumoh saat bayi setelah menyusui atau minum. Dari uraian dan pengamatan penulis di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan Pengetahuan Ibu Tentang Gumoh Pada Neonatal Dini 0-7 Hari yang berlokasi di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengetahuan ibu tentang gumoh pada neonatal dini 0-7 hari di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang gumoh pada neonatal dini 0-7 hari di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009 Universitas Sumatera Utara

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden. b. Untuk mengidentifikasi responden berdasarkan sumber informasi c. Untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang gumoh pada neonatal dini berkaitan dengan pengertian gumoh, penyebab gumoh, penanganan gumoh.

D. Manfaat Penelitian 1. Bidan di Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan kepada bidan untuk memberikan informasi kepada mahasiswa dan sebagai bahan perbandingan terhadap materi pembelajaran khususnya tentang gumoh pada neonatal dini.

2. Bidan di Lapangan

Bagi bidan di lapangan hasil penelitian diharapkan sebagai sumber informasi yang dapat membantu dalam meningkatkan pelayanan kebidanan pada bayi dalam lingkup perawatan anak terutama dalam hal mencegah terjadinya gumoh.

3. Bagi Peneliti

Bagi peneliti sebagai penambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman dalam melaksanakan penelitian serta dapat menjadi bekal dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang dan dapat dijadikan sebagai data dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Universitas Sumatera Utara

4. Bagi Tempat Penelitian

Bagi tempat penelitian, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi, khususnya ibu-ibu yang mempunyai bayi yang mengalami gumoh di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan dalam upaya meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi bayi. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia. Yakni : Indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langsung dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan Notoadmodjo, 2003.

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup didalam dominan kognitif mempunyai 6 tingkat yakni: “Tahu” diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. “Memahami” diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, Universitas Sumatera Utara menyebutkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang telah dipelajari. “Aplikasi” diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam koteks atau situasi yang lain. “Analisis” adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dilihat dari penggunaan kata-kata kerja : dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebaginya. “Sintesis” menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. “Evaluasi” ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada Notoadmodjo, 2003 3. Cara Memperoleh Pengetahuan “Cara coba salah Trial and Error”. Cara paling tradisional yang pernah digunakan oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara coba-coba dengan kata lain yang dikenal “trial and error”. Cara coba-coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. “Cara Kekuasaan atau Otoritas”. Pengetahuan yang diperoleh berkaitan dengan Universitas Sumatera Utara otoritas atau kekuasaan, baik tradisi otoritas pemerintah. Otoritas pemimpin agama, otoritas agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. “Berdasarkan Pengalaman pribadi”.Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya mempengaruhi pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam pemecahan permasalahan yang dihadapai pada masa yang lalu. “Melalui Jalan Pikiran”. Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya baik melalui induksi atau deduksi. Pada dasarnya induksi merupakan pemikiran secara langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan, kemudian cari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.

b. Cara Modern Memperoleh Pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “Metode Penelitian Ilmiah” atau lebih popular disebut metodologi penelitian Notoadmodjo, 2005. Universitas Sumatera Utara

B. Gumoh 1. Pengertian Gumoh

Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan melalui mulut dan tanpa paksaan, beberapa saat setelah minum susu Depkes RI, 2003. Gumoh mengeluarkan cairan makanan atau minuman sesudah ia makan atau minum susu Kinbaby, 2008, Tips Kesehatan Bayi dan Balita, ¶1, http:www.Skripstikes.com , diperoleh tanggal 6 Nopember 2008 Gumoh adalah memuntahkan kembali ASI yang diminumnya dalam juumlah sedikit sampai cukup banyak Bonny Danuatmadja, 2008 Gumoh terjadi seperti ilustrasi air yang mengalir kebawah, bisa sedikit seperti meludah atau cukup banyyak. Bersifat pasif dan spontan. Sedangkan muntah lebih cenderung dalam jumlah banyak dan dengan kekutanndan atau tanpa kontraksi lambung Erlina, 2008, Bayi gumoh atau muntah, ¶ 1, http:www.Pediatric.com , diperoleh tanggal 4 Nopember 2008. Gumoh adalah mudah keluarnya makanan atau susu yang ditelan melalui mulut atau hidung setelah makan Arteria, 2007, Cara Mengatasi Bayi Yang Sering Gumoh, ¶1, http:wwwPediatric.com , diperoleh tanggal 4 Nopember 2008 Universitas Sumatera Utara

2. Penyebab Terjadinya Gumoh a. ASI atau susu yang diberikan melebihi kapasitas lambung.

Lambung yang penuh juga bisa bikin bayi gumoh. Ini terjadi karena makanan yang terdahulu belum sampai ke usus, sudah diisi makanan lagi. Akibatnya si bayi muntah. Lambung bayi punya kapasitas sendiri.

b. Posisi Menyusui

Seiring ibu bisa menyusui sambil tiduran dengan posisi miring sementara si bayi tidur telentang. Akibatnya, cairan tersebut tidak masuk ke saluran pencernaan, tetapi kesaluran napas, bayi pun gumoh.

c. Klep penutup lambung berfungsi sempurna

Dari mulut, susu akan masuk kesaluran pencernaan atas, baru kemudian kelambung. Diantara kedua organ tersebut terdapat klep penutup lambung. Pada bayi, klep ini biasanya belum berfungsi sempurna. d. Fungsi pencernaan bayi dengan peristaltik gelombang kontraksi pada dinding lambung dan usus untuk makanan dapat masuk dari saluran pencernaan ke usus masih belum sempurna e. Terlalu aktif Misalnya pada saat bayi menggeliat atau pada saat bayi terus menerus menangis. Ini akan membuat tekanan didalam perutnya tinggi, sehingga keluar dalam bentuk muntah atau gumoh. Universitas Sumatera Utara

f. Menangis berlebihan

Menangis yang berlebihan seperti ini membuat udara yang tertelan juga berlebihan, sehingga sebagian isi perut sikecil akan keluar. Memang, bisa jadi bayi anda menangis karena tidak bisa menelan susu dengan sempurna. Jika sudah begini, jangan teruskan pemberian ASI, takutya susu justru masuk kedalam saluran napas dan menyumbatnya.

g. Gangguan sfingter

Pada saluran pencernaan itu ada saluran makanan oesofagus yang berawal dari tenggorokan sampai lambung. Pada saluran menuju lambung ada semacam klep atau katup yang dinamakan sfingter. Fungsinya untuk mencegah keluarnya kembali makanan yang sudah masuk kelambung. Umumnya sfingter pada bayi belum bagus dan akan membaik dengan sendirinya sejalan bertambahnya usia. Umumnya diatas usia 6 bulan, namun adakalanya di usia itupun sibayi masih mengalami gangguan. Jadi sifatnya sangat bervariasi. Tentunya kalau sfingter tidak bagus, maka makanan yang masuk kelambung bisa keluar lagi. Gejalanya biasa kalau pada bayi akan lebih sering gumoh, terutama sehabis disusui. Apalagi bila ia ditidurkan dengan posisi telentang. Karena cairan selalu mencari tempat yang paling rendah. Universitas Sumatera Utara

3. Penanganan Gumoh a. Beri susu yang lebih kental

Salah satu terapi mengatasi gumoh berlebih adalah dengan memberinya susu khusus yang telah dikentalkan thickening. Dengan pengentalan tersebut, diharapkan aliran balik muntah tidak terjadi karena gaya gravitasi. Karena susu kental lebih berat sehingga lebih sulit dimuntahkan. Tetapi pengenalan ini harus dilakukan dengan perhitungan-perhitungan tertentu dan tidak boleh dilakukan sembarangan membuat gumoh bayi semakin menjadi-jadi.

b. Posisi Menyusui 1. Memegang bayi dengan posisi menimang

Posisi tradisional disebut sebagai posisi menimang atau posisi menimang. Untuk melakukannya, topang bayi anda dengan lengan pada posisi yang sama dengan payudara yang anda susukan kepadanya. Dekatkan tangan sebelah atas anda ketubuh anda. Posisikan kepala bayi anda disiku, topang badannya dengan lengan depan anda dan pegang bokong atau pahanya. Tangannya mungkin diposisikan disekitar tubuh anda ditempelkan dibawah tubuhnya supaya tidak keluar. Begitu dia sudah ditopang dengan benar, putar lengan bagian depan anda sehingga seluruh tubuhnya menghadap keanda. Pinggulnya harus menempel di perut anda dan mulutnya sejajar dengan putting susu anda. Sekarang anda bisa mendekatkan mulut bayi anda keputing susu anda bukan putting susu anda yang didekatkan ke mulutnya tanpa harus membuatnya menolehkan kepalanya kesamping. Penting untuk tetap mensejajarkan kepala bayi anda dengan anggota badannya yang lain tidak menoleh kesamping. Universitas Sumatera Utara

2. Memegang bayi dengan posisi menyilang

Pada posisi ini, lengan anda menopang bokongnya dan bokongnya tetap berada di lekukan lengan anda atau bantal yang terletak dipangkuan anda. Sekali lagi, putar posisi tubuh bayi anda sehingga wajah dan mulutnya sejajar dengan puting susu anda ini merupakan posisi yang baik bagi bayi yang kesulitan menetek, karena anda bisa lebih mudah memindahkan posisi kepalanya keposisi yang lebih baik dengan cara memegang bagian belakang lehernya diantara ibu jari dan jari-jari anda.

3. Memegang bayi dengan posisi bersarang

Pada posisi bersarang, bayi anda dipegang dengan cara yang hampir sama dengan cara anda memegang sebuah tas lengan, disamping payudara yang akan anda gunakan dengan posisi kepala didekat payudara anda. Posisikan tubuhnya berseberangan dengan posisi anda, dibawah lengan anda. Lengan bagian depan anda harus menopang punggung sebelah atas, leher dan kepala kakinya membentang dibelakang anda atau, jika anda duduk dikursi, anda bisa menempatkan bokongnya dibelakang kursi dan menekuk kakinya lurus keatas. Terakhir, letakkan bantal dibawah siku anda untuk menopang dan menjaga kepala bayi anda sejajar dengan payudara anda.

4. Memegang bayi dengan posisi berbaring

Pada posisi berbaring, anda berbaring dengan posisi miring dengan menggunakan satu atau lebih bantal dibelakang punggung anda dan dibawah kepala untuk menopang tubuh anda sebuah bantal yang ditempatkan diantara kedua lutut anda mungkin akan membuat anda merasa lebih nyaman. Jaga agar punggung dan pinggul anda tetap lurus. Pegang bayi anda dengan lembut pada sisi sampingnya sehingga dia Universitas Sumatera Utara menghadap anda dengan mulut yang menempel pada puting susu anda dan tangan anda disekitarnya. Topang payudara anda dengan tangan anda yang satunya sambil membimbing bayi yang lebih dekat dengan tangan yang menopang tubuhnya.

c. Buat Bersendawa - Posisi Benar Menyendawakan Bayi

1. Bila posisi menyusui di tempat tidur, angkat tubuh bayi dengan cara memegang bagian tubuh bawah dan tubuh atas antara bahu dan kepala bayi. Dengan demikian posisi bayi mantap, tidak bergerak-gerak 2. Lalu angkat tubuhnya agar berdiri tegak 3. Tempelkan dagu bayi pada bahu ibu. Jangan sampai kepalanya tertutup badan ibu. Kemudian tepuk-tepuk bagian punggung bayi dengan menggunakan dua jari. 4. Bisa juga dengan tidak menempelkan kebahu ibu, asalkan tetap dalam posisi tegak. - Posisi Yang Salah Menyendawakan Bayi 1. Posisi memegang bayi tidak mantap, hanya bagian punggung dan bawahnya. Padahal leher bayi belum tegak benar sehingga bisa terjadi resiko terkilir. 2. Mengangkat bayi untuk memindahkan keposisi berdiri tegak dengan satu tangan, tidak dibenarkan karena memungkinkan resiko terlepas. 3. Menempelkan tubuh bayi kebadan ibu tanpa memperhatikan apakah kepalanya tertutup tubuh atau tidak. Selain itu, kepala bayi tidak disangga. Universitas Sumatera Utara 4. Saat menyendawakan anak sambil duduk, kadang ibu tidak memperhatikan posisi tubuh sibayi. Seharusnya tidak dalam posisi mendatar seperti ini, karena minuman yang masuk sehabis menyusui akan keluar kembali.

d. Biarkan saja jika bayi mengeluarkan gumoh dari hidungnya

Hal ini justru lebih baik dari pada cairan dihirup dan masuk kedalam paru-paru karena bisa menyebabkan raang atau infeksi. Muntah pada bayi bukan cuma keluar dari mulut, tapi juga bisa dari hidung. Hal ini terjadi karena mulut, hidung, dan tenggorokannya punya saluran yang berhubungan. Pada saat muntah, ada sebagian yang keluar dari mulut dan sebagian lagi dari hidung. Mungkin karena muntahnya banyak dan tidak semuanya bisa keluar dari mulut, maka cairan itu mencari jalan keluar lewat hidung.

e. Hindari memberikan ASI susu ketika bayi sangat lapar

Karena bayi akan tegesa–gesa saat minum sehingga akan menimbulkan udara masuk.

f. Check lubang dot yang anda gunakan untuk memberikan ASI susu

Jika lubang terlalu kecil akan meningkatkan udara yang masuk. Jika terlalu besar, susu akan mengalir dengan cepat yang bisa memungkinkan bayi anda gumoh. Universitas Sumatera Utara

4. Neonatal Dini

Masa neonatal dini atau bayi baru lahir adalah dimulai dari usia 0-7 hari Sritanti, 2005. Neonatal dini atau bayi baru lahir adalah dimulai dari usia 0-7 hari Nursalam, dkk, 2005. Neonatal dini adalah di mulai usia 0-7 hari Khomsan, 2008, Masalah Pemberian Makan dan Saluran Pencernaan, ¶1, http:www.google.com . Diperoleh tanggal 4 Nopember 2008. Universitas Sumatera Utara BAB III KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gumoh Pada Neonatal Dini 0-7 Hari Di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan adalah sebagai berikut : Pengetahuan ibu tentang gumoh pada neonatal dini 0-7 hari Skema 1. Kerangka Konsep Pengetahuan Ibu tentang gumoh : ‐ Baik ‐ Cukup ‐ Kurang Universitas Sumatera Utara

B. Defenisi Operasional

NO Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. Pengetahuan Ikterus Segala sesuatu yang diketahui ibu tersebut berkaitan dengan pengertian, penyebab, dan penanganan gumoh Kuesioner Wawancara 1. Baik jika skor Nilai 76- 100 2. Cukup jika skor nilai 56- 75 3. Kurang jika Skor nilai 55 Ordinal 2. Umur Lamanya hidup dalam tahun yang terhitung sejak lahir hingga saat dilakukan penelitian Kuesioner Wawancara 1. 20-25 tahun 2. 26-30 tahun 3. 30 tahun Interval 3. Paritas Jumlah persalinan yang dialami oleh ibu Kuesioner Wawancara 1. 1 2. 2 3. 3 4. 3 Nominal 4. Pendidikan Jenjang pendidikan formal yang dilewati responden Kuesioner Wawancara 1. SD 2. SLTP 3. SMU 4. Perguruan Tinggi Nominal 5 Sumber informasi Suatu media atau sarana yang berfungsi sebagai tempat mendapatkan kabar atau berita tentang sesuatu Kuesioner Wawancara 1. Media elektronik 2. Tenaga Kesehatan 3. Lingkungan Sekitar masyarakat 4. Media cetak Nominal Universitas Sumatera Utara BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang gumoh pada neonatal dini 0-7 hari di Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan.

B. Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu yang mempunyai bayi usia 0-7 hari yang mengalami gumoh di Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan sebanyak 36 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 36 orang dari seluruh populasi diambil sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan total sampling. Kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu : 1. Ibu yang mempunyai bayi umur 0-7 hari dari bulan Desember 2008 sampai dengan Februari 2009 2. Ibu yang bersalin normal 3. Bersedia menjadi responden Universitas Sumatera Utara

C. Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Maret 2009 sampai dengan April 2009

D. Pertimbangan Etik