cebakan dan sedimen terikat dengan mineral-mineral utama seperti: PbS, PbCO3, PbSO4, PbMnO
4
Merkuri atau lebih dikenal dengan nama air raksa yang dalam bahasa latin disebut hydragyrum Hg adalah logam berat, berupa cairan yang berwarna putih
, dan piromorfit [Pb5PO AsO43Cl]. Dampak dari keracunan Pb adalah dapat menyebabkan hipertensi dan
salah satu faktor penyebab penyakit hati. Ketika unsur ini mengikat kuat sejumlah molekul asam amino, haemoglobin, enzim, RNA, dan DNA; maka akan
mengganggu saluran metabolik dalam tubuh. Keracunan Pb dapat juga mengakibatkan gangguan sintesis darah, hipertensi, hiperaktivitas, dan kerusakan
otak Herman, 2006.
2.2.2 Kadmium Cd
Kadmium merupakan hasil sampingan dari pengolahan bijih logam seng Zn, yang digunakan sebagai pengganti seng. Unsur ini bersifat lentur, tahan
terhadap tekanan, serta dapat dimanfaatkan untuk pencampur logam lain seperti nikel, perak, tembaga, dan besi. Senyawa kadmium juga digunakan bahan kimia,
bahan fotografi, pembuatan tabung TV, cat, karet, kembang api, percetakan tekstil dan pigmen untuk gelas dan email gigi Herman, 2006.
Kadmium dalam tubuh terakumulasi dalam hati dan terutama terikat sebagai metalotionein mengandung unsur sistein, dimana Cd terikat dalam gugus
sufhidril -SH dalam enzim seperti karboksil sisteinil, histidil, hidroksil, dan fosfatil dari protein purin. Kemungkinan besar pengaruh toksisitas Cd disebabkan
oleh interaksi antara Cd dan protein tersebut, sehingga menimbulkan hambatan terhadap aktivitas kerja enzim dalam tubuh Darmono, 2001.
2.2.3 Logam merkuri Hg
Universitas Sumatera Utara
keperakan dengan titik beku -38,87
o
C dan titik didih 356,90
o
C serta berat jenis 13,6 dan berat atom 200,61. Logam berat ini banyak digunakan terutama terkait
dengan perkembangan industri dan produk obat Suheimi, 2004. Kadar merkuri yang tinggi pada perairan umumnya diakibatkan oleh
buangan industri industrial wastes dan akibat penggunaan senyawa merkuri di bidang pertanian. Merkuri dapat berada dalam bentuk senyawa anorganik dan
senyawa organik. Terdapatnya merkuri di perairan dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu pertama oleh kegiatan perindustrian seperti pabrik cat,kertas, peralatan
listrik, khlorine dan koustic soda; kedua oleh alam itu sendiri melalui proses pelapukan batuan dan peletusan gunung berapi. Namun pencemaran merkuri yang
disebabkan kegiatan alam pengaruhnya terhadap biologi maupun ekologi tidak signifikan Herman, 2006.
Merkuri di alam umumnya terdapat sebagai metil merkuri CH3-Hg, yaitu bentuk senyawa organik dengan daya racun tinggi dan sukar terurai. Merkuri yang
berada dalam bentuk bebas seperti dalam sedimen, oleh bakteri akan dirubah menjadi metil merkuri yang merupakan hasil dari metabolisme bakteri tersebut
melalaui proses metilasi. Proses metilasi dipengaruhi dengan adanya dominasi unsur sulfur S,
yaitu pada keadaan anaerob dan redokpotensial yang rendah. Faktor-faktor yang sangat berpengaruh di dalam pembentukan metill merkuri antara lain: suhu, kadar
ion Cl
-
, kandungan organik, derajat keasaman pH, dan kadar merkuri. Beberapa kemungkinan bentuk merkuri yang masuk ke dalam lingkungan
perairan alam, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
- Sebagai inorganik merkuri, melalui hujan, run-off ataupun aliran sungai. Unsur ini bersifat stabil terutama pada keadaan pH rendah.
- Dalam bentuk organik merkuri, yaitu fenil merkuri C6 H5-Hg, metil merkuri CH3-Hg dan alkoksialkil merkuri atau metoksi-etil merkuri CH3O-CH2-
CH2-Hg+. Merkuri organik yang terdapat di perairan alam dapat berasal dari kegiatan pertanian pestisida.
- Terikat dalam bentuk suspended solid sebagai Hg
2 +2
ion merkuro, mempunyai sifat reduksi yang baik.
- Sebagai merkuri oksida HgO, melalui kegiatan perindustrian dan manufaktur. Unsur ini memiliki sifat reduksi yang tinggi, berbentuk cair pada temperatur
ruang dan mudah menguap Budiono, 2003. Di dunia kesehatan merkuri digunakan dalam alat pengukur suhu tubuh
termometer dan pengukur tekanan darah. Sifat merkuri yang mampu melarutkan berbagai jenis logam yang disebut amalgam, membuat merkuri sering digunakan
oleh dokter gigi untuk menambal gigi, yaitu berupa amalgam perak yang mengandung kelebihan perak jenuh dengan perak. Merkuri juga digunakan
sebagai pengawet vaksin yaitu thimerosal. Thimerosal mengandung radikal etil merkuri CH
3
CH
2
Hg
+
yang berikatan dengan gugus belerang dari thiosalisilat dan diyakini bersifat toksis. Etil merkuri mempunyai waktu paruh yang lebih
singkat dibandingkan dengan metil merkuri, sehingga dinyatakan aman untuk digunakan dalam pengawet vaksin. Hal ini disebabkan merkuri yang masuk ke
dalam tubuh akan terlebih dahulu diekskresi sebelum pemberian vaksin berikutnya Silalahi, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Sifat korosif alkalis yang dimiliki merkuri mampu merusak selaput lendir mucous membrans pada saluran pencernaan seperti mulut, faring tekak,
lambung, usus, dan lain-lain Silalahi, 2005. Keracunan oleh merkuri nonorganik terutama mengakibatkan
terganggunya fungsi ginjal dan hati. Disamping itu akan mengganggu sistem enzim dan mekanisma sintetik apabila berupa ikatan dengan kelompok sulfur di
dalam protein dan enzim. Merkuri Hg organik dari jenis metil-merkuri dapat memasuki placenta dan merusak janin pada wanita hamil, mengganggu saluran
darah ke otak serta menyebabkan kerusakan otak Budiono, 2003.
2.3. Spektrofotometri Serapan Atom