Dampak Investasi Sektor Pertanian Terhadap Pembentukan Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja
5.5. Dampak Investasi Sektor Pertanian Terhadap Pembentukan Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja
Untuk melihat dampak investasi sektor pertanian terhadap pembentukan output, pendapatan, dan tenaga kerja yang terjadi terhadap perekonomian Sumatera Utara maka dapat dihitung dengan mengalikan nilai total investasi dengan matrik kebalikan leontif.
5.5.1. Dampak Investasi Sektor Padi
Nilai investasi sektor padi sebesar Rp 3.466 juta pada tahun 2007 dapat menghasilkan output di seluruh sektor perekonom ian sebesar Rp 3.739 juta atau sekitar 1,08 kali lipat dari nilai investasi yang terjadi. Nilai investasi sektor padi tersebut mampu menciptakan output sektor itu sendiri yang merupakan dampak langsung sebesar 97,28 dan sisanya 2,72 dapat menciptakan output di sektor lain dalam perekonomian. Selain hal itu, dampak investasi sektor padi ini m ampu menciptakan pendapatan rumah tangga sebesar Rp 699.810.000, - yang terdiri dari pendapatan sektor padi itu sendiri sebesar 98,06 dan sisanya pendapatan di sektor ekonomi lainnya. Investasi di sektor padi dapat menciptakan lapangan kerja atau mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 86 orang. Distribusi tenaga kerja yang mampu terserap meliputi 95,58 pada sektor padi itu sendiri dan 1,88 (sektor coklat), dan 1,22 (sektor non -agroindustri).
Tabel 5.15. Dampak Investasi Sektor Padi Sebesar Rp 3.466 juta terhadap
Pembentukan Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja Tahun 2007
Output
Pendapatan
Tenaga Kerja
Persen Nilai Persen Nilai Persen
3 Umbi-umbian dan Pati
6 Tanaman Bahan makanan Lainnya
10 Kelapa sawit
12 Tanaman Perkebunan lainnya
13 Ternak dan Hasilnya
14 Unggas dan Peternakan lainnya
19 Non Agroindustri
20 Listrik, Gas dan Air Minum
22 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
23 Pengangkutan Komunikasi
24 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan5,37
Sumber : Tabel Input-Output Tahun 2007 (diolah)
5.5.2. Dampak Investasi Sektor Jagung
Investasi yang terjadi pada sektor Jagung yakni sebesar Rp 383 juta dampak menciptakan output total sebesar Rp 499.400.000, - atau sebesar 1,30 kali lipat dibandingkan nilai investasi yang terjadi pada Tahun 2007. Nilai investasi sektor jagung itu mampu menciptakan output bagi sektor itu sendiri sebesar 78,95 dari total output (Rp 394.280.000,-). Selain sektor jagung itu sendiri, investasi sektor jagung juga mampu menciptakan output bagi sektor lain terutama sektor agroindustri sebesar 8,38 (Rp 41.860.000, -), kemudian peningkatan output bagi sektor perdagangan, hotel, dan restora n (3,91 atau sebesar Rp 19.500.000, -).
Jika dikaitkan dengan peningkatan pendapatan yang ditimbulkan oleh adanya investasi yang terjadi, maka investasi sektor Jagung akan mempunyai dampak langsung terhadap peningkatan pendapatan sebesar Rp 62.650.000, - (83,02) dan dampak tidak langsung sebesar Rp 12.820.000, - (16,98). Efek total peningkatan pendapatan akibat investasi di sektor jagung adalah sebesarr Rp 75.470.000, -. Selain itu, investasi di sektor Jagung mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 62 orang.
Tabel 5.16. Dampak Investasi Sektor Jagung Sebesar Rp 383 juta terhadap
Pembentukan Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja Tahun 2007
Output
Pendapatan Tenaga Kerja
Persen Nilai Persen
3 Umbi-umbian dan Pati
6 Tanaman Bahan makanan Lainnya
10 Kelapa sawit
12 Tanaman Perkebunan lainnya
13 Ternak dan Hasilnya
14 Unggas dan Peternakan lainnya
19 Non Agroindustri
20 Listrik, Gas dan Air Minum
22 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
23 Pengangkutan Komunikasi
24 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan
Sumber : Tabel Input-Output Tahun 2007 (olahan)
5.5.3. Dampak Investasi Sektor Tanaman Bahan Ma kanan Lainnya
Berdasarkan Tabel 5.17. terlihat bahwa dampak investasi sektor Tanaman Bahan Makanan lainnya pada tahun 2007 dengan nilai investasi sebesar Rp 12 jutadapat menghasilkan output secara keseluruhan sebesar Rp 15.550.000, - atau Berdasarkan Tabel 5.17. terlihat bahwa dampak investasi sektor Tanaman Bahan Makanan lainnya pada tahun 2007 dengan nilai investasi sebesar Rp 12 jutadapat menghasilkan output secara keseluruhan sebesar Rp 15.550.000, - atau
Tabel 5.17. Dampak Investa si Sektor Tanaman Bahan Makanan Sebesar Rp 12
juta terhadap Pembentukan Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja 2007
Output
Pendapatan Tenaga Kerja
No
Sektor
Nilai Persen Nilai Persen Nilai Persen
3 Umbi-umbian dan Pati
6 Tanaman Bahan makanan Lainnya
10 Kelapa sawit
12 Tanaman Perkebunan lainnya
13 Ternak dan Hasilnya
14 Unggas dan Peternakan lainnya
19 Non Agroindustri
20 Listrik, Gas dan Air Minum
22 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
23 Pengangkutan Komunikasi
24 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan
25 Jasa-jasa
Total
5.5.4. Dampak Investasi Sektor Karet
Nilai investasi sektor karet pada Tahun 2007 yakni sebesar Rp 78.183 jutaakan memiliki dampak positif terhadap peningkatan output sektor itu sendiri maupun output sektor lainnya. Penciptaan output yang terjadi secara keseluruhan mencapai 1,47 kali lipat dari nilai investasi yang terjadi (Rp 115. 102.310.000,-). Nilai output tersebut terdiri dari output yang terjadi sebagai akibat dampak langsung maupun tidak langsung. Dampak langsung yang terjadi adalah sebesar Rp 86.742.940.000,- atau sebesar 75,36 dari output total yang tercipta. Sedangkan output yang terjadi sebagai akibat dampak tidak langsung dari investasi yang terbesar terjadi pada sektor coklat sebesar 7,85, sektor non -agorindusitri sebesar 4,33 dari total output, dan sektor listrik, gas, dan air minum sebesar 3,27.
Dampak investasi sektor Karet ini juga akan bedampak pada penciptaan pendapatan rumah tangga sebesar Rp 28.437.230.000, - Nilai output tersebut terkontribusi terhadap 5 sektor terbesar yakni pendapatan sektor karet itu sendiri sebesar 84,22, coklat (6,55), jasa -jasa (1,74), listrik, gas, dan air minum (1,47) dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan (1,30). Selain itu, investasi sebesar Rp 78.183 juta yang terjadi di sektor karet ternyata mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 5.904 orang yang terdistribusi di s ektor karet itu sendiri (51,05), sektor coklat (42,98), dan sektor non -Agroindustri (3,42). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan adanya investasi di sektor Karet tidak hanya mampu menyerap lapangan kerja di sektor itu sendiri, akan te tapi Dampak investasi sektor Karet ini juga akan bedampak pada penciptaan pendapatan rumah tangga sebesar Rp 28.437.230.000, - Nilai output tersebut terkontribusi terhadap 5 sektor terbesar yakni pendapatan sektor karet itu sendiri sebesar 84,22, coklat (6,55), jasa -jasa (1,74), listrik, gas, dan air minum (1,47) dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan (1,30). Selain itu, investasi sebesar Rp 78.183 juta yang terjadi di sektor karet ternyata mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 5.904 orang yang terdistribusi di s ektor karet itu sendiri (51,05), sektor coklat (42,98), dan sektor non -Agroindustri (3,42). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan adanya investasi di sektor Karet tidak hanya mampu menyerap lapangan kerja di sektor itu sendiri, akan te tapi
Tabel 5.18. Dampak Investasi Sektor Karet Sebesar Rp 78.183 juta terhadap
Pembentukan Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja Tahun 2007
Output
Pendapatan
Tenaga Kerja
Persen Nilai
Persen Nilai Persen
3 Umbi-umbian dan Pati
6 Tanaman Bahan makanan Lainnya
10 Kelapa sawit
12 Tanaman Perkebunan lainnya
13 Ternak dan Hasilnya
14 Unggas dan Peternakan lainnya
0,10 -3,31 -0,06
19 Non Agroindustri
20 Listrik, Gas dan Air Minum
22 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
23 Pengangkutan Komunikasi
24 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 2.204,56
Sumber : Tabel Input-Output Tahun 2007 (diolah)
5.5.5. Dampak Investasi Sektor Coklat
Investasi sektor coklat sebesar Rp 32 juta) pada Tahun 2007 mampu menciptakan output dalam prekonomian Sumatera Utara menca pi 1,30 kali lipat dari nilai investasi yakni sebesar Rp 41.590.000, -. Sebesar 82,34 secara langsung merupakan output sektor itu sendiri, sedangkan dampak tidak langsung dari penciptaan output terjadi pada penciptaaan output di sektor agroindustri, kemudi an diikuti oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran dan sektor non - agroindustri.Peningkatan output terendah terdapat pada sektor umbi -umbian dan pati. Sedangkan akibat adanya investasi tersebut akan menguarangi output dari sektor pertambangan.
Di sisi lain, investasi di sektor coklat tersebut dapat menciptakan pendapatan (upahgaji) sebesar Rp 7.980.000, - Nilai tersebut meliputi pendapatan sektor coklat sendiri (88,53), sektor perdagangan, hotel, dan restoran (2,59), sektor kelapa sawit (1,45), sektor agroindustri (1,43), dan sektor jasa -jasa (1,01).
Tabel 5.19. Dampak Investasi Sektor Coklat sebesar Rp 32 juta terhadap
Pembentukan Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja Tahun 2007
Output
Pendapatan Tenaga Kerja
No
Sektor
Nilai Persen Nilai Persen Nilai Persen
3 Umbi-umbian dan Pati
6 Tanaman Bahan makanan Lainnya 0,01 0,02 0,00 0,01 0,00 0,02
10 Kelapa sawit
12 Tanaman Perkebunan lainnya
13 Ternak dan Hasilnya
14 Unggas dan Peternakan lainnya
-0,11 -0,27 -0,01 -0,07 0,00
18 Agroindustri
19 Non Agroindustri
20 Listrik, Gas dan Air Minum
22 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
23 Pengangkutan Komunikasi
24 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 0,35 0,84 0,06 0,74 0,00 0,02
Sumber : Tabel Input-Output Tahun 2007 (diolah)
5.5.6. Dampak Investasi Sektor Kelapa
Dampak investasi sektor kelapa sebesar Rp 38 juta ternyata mampu menciptakan output sebesar 1,23 kali lipat dari investasi yang terjadi yakni sebesar Rp 46.930.000,- Investasi di sektor ini memberikan kontri busi penciptaan output sebesar 83,88 bagi output sektor kelapa itu sendiri. Bagi sektor lain, dampak investasi dirasakan pada penciptaan output di sektor kelapa sawit (3,46), sektor non-agroindustri (3,12), sektor listrik, gas, dan air bersih (2,31), d an sektor perdagangan, hotel dan restoran (1,45). Dampak investasi sektor kelapa ini terhadap penciptaan output tidak dirasakan atau berarti tidak berpengaruh terhadap perubahan output pad sektor umbi -umbian, tanaman bahan makanan lainnya, dan sektor kopi .
Dampak investasi sektor kelapa terhadap pembentukan pendapatan (upahgaji) mencapai nilai pendapatan sebesar Rp 15.780.000, - Nilai ini meliputi pembentukan pendapatan di sektor itu sendiri sebesar 92,53. Kemudian peningkatan pendapatan sektor kelapa sawit sebesar 2,30 dari total pendapatan yang terbentuk. Selain itu, investasi di sektor kelapa mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 20 orang.
Tabel 5.20.Dampak Investasi Sektor Kelapa sebesar Rp 38 juta terhadap
Pembentukan Output, Pendapatan, dan T enaga Kerja Tahun 2007
O utput
Pendapatan
Tenaga K erja
No
Sektor
Nilai Persen Nilai Persen Nilai Persen
3 Um bi-um bian dan Pati
6 Tanam an Bahan m akanan Lainnya 0,00
10 Kelapa sawit
12 Tanam an Perkebunan lainnya
13 Ternak dan Hasilnya
14 Unggas dan Peternakan lainnya
17 Pertam bangan
19 Non Agroindustri
20 Listrik, Gas dan Air M inum
22 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
23 Pengangkutan Kom unikasi
24 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 0,29
Sumber : Tabel Input-Output Tahun 2007 (diolah)
5.5.7. Dampak Investasi Sektor Kelapa Sawit
Pada Tahun 2007, investasi yang terdiri dari pembentukan modal tetap dan stok yang terjadi pada sektor kelapa saw it telah berdampak yang baik terhadap pembentuk output, pendapatan, maupun penyerapan lapangan kerja. Investasi yang terjadi pada sektor kelapa sawit sebesar Rp 141.837 juta telah menciptakan pembentukan output sebesar 1,41 kali lipat dibandingkan nilai i nvestasi yang terjadi yang mencapai nilai output sebesar Rp 199.575.390.000, - Pembentukan output yang terjadi tidak hanya dirasakn oleh adanya perubahan output pad a sektor itu sendiri melainkan juga berdampak secara tidak langsung pada pembentukan output d i sektor laini dalam perekonomian. Investasi yang terjadi pada sektor kelapa sawit secara langsung berdampak terhadap sektor itu sendiri sebesar 72,85 dari total output yang terbentuk. Sektor lain yang mengalami perubahan output terbesar meliputi sektor non-agroindustri (5,42), sektor agroindustri (4,68), sektor pengangkutan dan komunikasi (3,00), sektor bangunan (2,51), serta sektor listrik, gas, dan air bersih (2,44). Dampak investasi sektor kelapa sawit terhadap pembentukan output yang memiliki nilai terendah terjadi pada sektor umbi -umbian dan pati (0,01).
Tabel 5.21. Dampak Investasi Sektor Kelapa Sawit sebesar Rp 141.837 juta
terhadap Pembentukan Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja Tahun 2007
Output
Pendapatan
Tenaga Kerja
Persen Nilai Persen Nilai Persen
3 Umbi-umbian dan Pati
6 Tanaman Bahan makanan Lainnya
10 Kelapa sawit
12 Tanaman Perkebunan lainnya
13 Ternak dan Hasilnya
623,02
0,31 109,21 0,27 52,82 1,38
14 Unggas dan Peternakan lainnya
0,06 -2,80 -0,07
18 Agroindustri
9.343,40 4,68 414,85 1,01 19,17 0,50
19 Non Agroindustri
10.815,50 5,42 604,59 1,47 438,89 11,46
20 Listrik, Gas dan Air Minum
22 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
3.460,76 1,73 521,54 1,27 79,99 2,09
23 Pengangkutan Komunikasi
5.989,36 3,00 990,04 2,40 80,92 2,11
24 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan
Sumber : Tabel Input-Output Tahun 2007 (diolah)
Investasi yang terjadi pada sektor kelapa sawit berdampak secara langsung terhadap pembentukan pendapatan sebesar 79,12. Pendapatan yang terbentuk akibat adanya investasi yang terjadi mencapai nilai Rp 41.178.300.000, - Selain berdampak langsung, investaasi tersebut memiliki dampak tidak langsung terhadap pembentuk output di sektor lain dengan nilai pendapatan yang terbentuk terbesar meliputi sektor jasa-jasa (5,95), sektor pengangkutan dan komunikasi (2,40), sektor bangu nan (2,38) ,sektor non-agroindustri (1,47) serta sektor listrik, gas, dan air minum (1,31). Dampak investasi pada sektor kelapa sawit tidak hanya terjadi terhadap pembentukan output, dan pendapatan saja, tetapi juga mampu membentuk penyerapan tenaga kerja yakni sebesar 3.830 orang yang terdistribusi pada seluruh sektor ekonomi kecuali sektor pertambangan. Penyerapan tenaga kerja terbesar terdapat pada sektor kelapa sawit itu sendiri, kemudian sektor coklat, non - agroindustri, jasa-jasa, serta pengangkutan dan komunikasi.
5.5.8. Dampak Investasi Sektor Kopi
Nilai investasi sektor kopi sebesar Rp 99 juta pada tahun 2007 dapat menghasilkan output di seluruh sektor perekonomian sebesar Rp 128.700.000, - atau sekitar 1,30 kali lipat dari nilai investasi yang t erjadi. Nilai investasi sektor kopi tersebut mampu menciptakan output sektor itu sendiri yang merupakan dampak langsung sebesar 82,35 dan sisanya merupakan dampak tidak langsung terhadap pembentukan output di sektor lain dalam perekonomian. Selain hal itu , dampak Nilai investasi sektor kopi sebesar Rp 99 juta pada tahun 2007 dapat menghasilkan output di seluruh sektor perekonomian sebesar Rp 128.700.000, - atau sekitar 1,30 kali lipat dari nilai investasi yang t erjadi. Nilai investasi sektor kopi tersebut mampu menciptakan output sektor itu sendiri yang merupakan dampak langsung sebesar 82,35 dan sisanya merupakan dampak tidak langsung terhadap pembentukan output di sektor lain dalam perekonomian. Selain hal itu , dampak
Tabel 5.22. Dampak Investasi Sektor Kopi sebesar Rp 99 juta terhadap
Pembentukan Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja Tahun 2007
Output
Pendapatan
Tenaga Kerja
No
Sektor
Nilai Persen Nilai Persen Nilai Persen
3 Umbi-umbian dan Pati
6 Tanaman Bahan makanan Lainnya
10 Kelapa sawit
12 Tanaman Perkebunan lainnya
13 Ternak dan Hasilnya
14 Unggas dan Peternakan lainnya
19 Non Agroindustri
20 Listrik, Gas dan Air Minum
22 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
23 Pengangkutan Komunikasi
24 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 0,82
25 Jasa-jasa
Total
5.5.9. Dampak Investasi Sektor Tanaman Perkebunan Lainnya
Nilai inventasi sektor Tanaman Perkebunan lainnya yang terjadi pada Tahun 2007 sebesar Rp 10.000.000, - menciptakan output dalam perekonomian Sumatera Utara sebesar Rp 14.130.000, - atau sekitar 1,41 kali lipat dari total investasi yang terjadi. Dampak investasi tersebut terdiri dari dampak langsung sebesar 77,34 atau mencapai nilai Rp 10.920.000, -. Sedangkan sebesar 22,66 merupakan dampak tidak langsung investasi terhadap pembentukan output dengan penciptaan output terbesar pada sektor agroindustri (7,21). Selain pembentukan output, dampak investasi juga dapat membentuk pendapatan (gajiupah) sebesar Rp 3.000.00 0,- Sebesar 86,39 merupakan pembentukan pendapatan terhadap sektor itu sendiri. Sedangkan pendapatan sektor lain yang terbesar adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Invetasi di sektor Tanaman Perkebunan lainnya hanya mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 3 orang.
Tabel 5.23. Dampak Investasi Sektor Tanaman Perkebunan Lainnya sebesar Rp
10 juta terhadap Pembentukan Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja Tahun 2007
Output
Pendapatan
Tenaga Kerja
No
Sektor
Nilai Persen Nilai Persen Nilai Persen
3 Umbi-umbian dan Pati
6 Tanaman Bahan makanan Lainnya
10 Kelapa sawit
12 Tanaman Perkebunan lainnya
13 Ternak dan Hasilnya
14 Unggas dan Peternakan lainnya
19 Non Agroindustri
20 Listrik, Gas dan Air M inum
22 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
23 Pengangkutan Komunikasi
24 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan0,12
Sumber : Tabel Input-Output Tahun 2007 (diolah)
5.5.10. Dampak Investasi Sektor Ternak dan Hasilnya
Dampak investasi sektor Ternak dan Hasilnya sebesar Rp 65.586 juta ternyata mampu menciptakan output sebesar 1,1 kali lipat dari investasi yang terjadi yakni sebesar Rp 72.394.110.000, - Investasi di sektor ini memberikan kontribusi penciptaan output sebesar 90,91 bagi output sektor ternak dan hasilnya itu sendiri. Bagi sektor lain, dampak investasi dirasakan pada penciptaan output di sektor non -agroindustri (1,91), sektor listrik, gas, dan air bersih (1,43) , sektor perdagangan, hotel, dan restoran (0,88), dan sektor bangunan (0,73).
Dampak investasi sektor Ternak
dan Hasilnya terhadap pembentukan pendapatan (upahgaji) mencapai nilai pendapatan sebesar Rp 12.499.880.000, - Nilai ini meliputi pembentukan pen dapatan di sektor itu sendiri sebesar 92,30. Di sisi lain, investasi di sektor Ternak dan hasilnya sebesar Rp 65.586 juta telah mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih besar dari dampak investasi terhadap penyerapan tenaga kerja di sektor kelapa sawit yakni sebesar .5.826 orang.
Tabel 5.24.Dampak Investasi Sektor Ternak dan Hasilnya sebesar Rp 65.586
juta terhadap Pembentukan Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja Tahun 2007
Output
Pendapatan
Tenaga Kerja
Persen Nilai Persen
3 Umbi-umbian dan Pati
6 Tanaman Bahan makanan Lainnya
10 Kelapa sawit
12 Tanaman Perkebunan lainnya
13 Ternak dan Hasilnya
14 Unggas dan Peternakan lainnya
0,06 -0,96 -0,02
19 Non Agroindustri
20 Listrik, Gas dan Air Minum
22 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
23 Pengangkutan Komunikasi
24 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan
Sumber : Tabel Input-Output Tahun 2007 (olahan)
5.5.11. Dampak Investasi Sektor Unggas dan Petenakan Lainnya
Investasi yang terjadi pada Tahun 2007 yang terdiri atas Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan stok pada sektor Unggas dan Peternakan lainnya sebesar Rp Investasi yang terjadi pada Tahun 2007 yang terdiri atas Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan stok pada sektor Unggas dan Peternakan lainnya sebesar Rp
Disisi lain, dampak investasi terhadap pembentukan pendapatan secara langsung berdampak sebesar 66, 97 terhadap pembentukan pendapatan pada sektor itu sendiri. Sedangkan sisanya merupakan dampak tidak langsung yang terjadi terhadap sektor lain meliputi sektor perdagangan, hotel, dan restoran (6,85), sektor kelapa sawit (6,04), sektor agroindustri (5,9 6), serta sektor padi (2,95). Investasi sektor Unggas dan Peternakan Lainnya sebesar Rp 495 juta yang dilakukan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 20 orang dengan 12 orang di sektor itu sendiri,
1 oran di sektor coklat, 1 orang di sekto non -agroindustri, serta sisanya diserapkan oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran.
Tabel 5.25. Dampak Investasi Sektor Unggas dan Peternakan Lainnya sebesar
Rp 495 juta terhadap Pembentukan Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja Tahun 2007
Output
Pendapatan
Tenaga Kerja
Persen N ila i Persen
Sumber : Tabel Input-Output Tahun 2007 (diolah)
5.5.12. Dampak Investasi Sektor Perikanan
Dampak investasi sektor perikanan sebesar Rp 343 juta yang terjadi pada Tahun 2007 telah membentuk perubahan output sebesar 1,51 kali lipatnya dibandingkan nilai invest asi yang terjadi. Pembentukan output yang terjadi terdiri dari dampak langsung sebesar 67,82. Total output yang terbentuk mencapai nilai Rp 518.610.000,-.Dampak tidak langsung terhadap pembentukan output terbesar dirasakan oleh sektor non -agroindustri (8,46). Kemudian diikuti oleh pembentukan Dampak investasi sektor perikanan sebesar Rp 343 juta yang terjadi pada Tahun 2007 telah membentuk perubahan output sebesar 1,51 kali lipatnya dibandingkan nilai invest asi yang terjadi. Pembentukan output yang terjadi terdiri dari dampak langsung sebesar 67,82. Total output yang terbentuk mencapai nilai Rp 518.610.000,-.Dampak tidak langsung terhadap pembentukan output terbesar dirasakan oleh sektor non -agroindustri (8,46). Kemudian diikuti oleh pembentukan
Pembentukan pendapatan sebagai akibat adanya investasi yang terjadi adalah sebesar Rp 85.590.000,- Dampak terhadap pembentukan pendapatan ini sebesar 76,06 merupakan pendapatan bagi sektor perikanan itu sendiri. Pembentukan pendapatan di sekto lain meliputi sektor perdagangan, hotel, dan restoran (3,91), sektor karet (2,97), serta sektor non-agroindustri (2,87). Selain itu, investasi sektor perikanan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 20 orang.
Tabel 5.26. Dampak Investasi Sektor Perikanan sebesar Rp 343 juta terhadap
Pembentukan Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja Tahun 2 007
Output
Pendapatan
Tenaga Kerja
Persen Nilai Persen
3 Umbi-umbian dan Pati
6 Tanaman Bahan makanan Lainnya
10 Kelapa sawit
12 Tanaman Perkebunan lainnya
13 Ternak dan Hasilnya
14 Unggas dan Peternakan lainnya
19 Non Agroindustri
20 Listrik, Gas dan Air Minum
22 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
23 Pengangkutan Komunikasi
24 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan mengenai dampak investasi sektor pertanian yang terjadi terhadap pembentukan output, pendapatan, dan pembentukan, lapangan kerja yang terjadi pada tahun 2007. Investasi yang terjadi pada sektor pertanian menciptakan pembentukan output terbesar yang dilihat berdasarkan rasio investasi yang ada terhadap pembentukan output adalah sektor Unggas dan peternakana lainnya yakni sebesar 1,77. Hal ini berarti bahwa output yang tercipta karena adanya investasi di sektor Unggas dan peternakan lainnya sebesar 1,77 kali lipat dari investasi yang terjadi. Kondisi ini kemudian diikuti oleh sektor perikanan, dan karet.
Tabel 5.27. Dampak Investasi Sektor Pertanian terhadap Pembentukan Output
Investasi Pem bentukan O utput outputinvestasi
N o
Sektor
(Juta R p)
(Juta R p)
3 U m bi-um bian dan Pati
6 Tanam an Bahan m akanan Lainnya
7 K aret
9 K elapa
10 K elapa saw it
12 Tanam an Perkebunan lainnya
13 Ternak dan H asilnya
14 U nggas dan Peternakan lainnya
15 K ehutanan
16 Perikanan
Total
Dampak investasi sektor pertanian terhadap pembentukan output yang terjadi secara lebih jelas dapat ditunjukkan pada Grafik 5.4. dibawah ini.
Grafik 5.4. Dampak Investasi Sektor Pertanian terhadap Pembentukan Output
a anan anan
an Kehut Perik
an Perk
Rasio Output terhadap Investasi
Unggas
Gambar 5.4. Dampak Investasi Sektor Pertanian terhadap Pembentukan Output
Investasi yang terjadi di sektor pertanian juga memberikan dampak pada pembentukan pendapatan yang merupakan upah gaji bagi tenaga kerja yang terserap. Secara umum, terlihat bahwa investasi yang terjadi mampu menci ptakan pendapatan sebesar 21,62 dari pembentukan output yang terjadi. Bila dilihat secara sektoral, terlihat bahwa sektor kelapa mampu membentuk pendapatan sebesar 33,63 dari output sektor kelapa. Kemudian diikuti oleh sektor karet, kelapa sawit, dan ta naman perkebunana lainnya (Tabel 5.28.)
Tabel 5.28. Dampak Investasi Sektor Pertanian terhadap Pembentukan
Pendapatan
Output
Pembentukan Pendapatan PendapatanOutput
No
Sektor
(Juta Rp)
3 Umbi-umbian dan Pati
6 Tanaman Bahan makanan Lainnya
10 Kelapa sawit
12 Tanaman Perkebunan lainnya
13 Ternak dan Hasilnya
14 Unggas dan Peternakan lainnya
Sumber : Tabel Input-Output Tahun 2007 (diolah)
Grafik 5.5. Dampak Investasi Sektor Pertanian terhadap Pembentukan Pendapatan
Ha kan hu rika
Pendapatan per Output ( )
Un
Gambar 5.5. Dampak Investasi Sektor Pertanian terh adap Pembentukan
Pembentukan tenaga kerja yang terjadi sebagai akibat adanya investasi di sektor pertanian terbesar terjadi pada sektor karet yakni sebanyak 5.908 orang. Kemudian disusul oleh pembentukan tenaga kerja terbesar selanjutnya p ada sektor ternak dan hasilnya, dan sektor kelapa sawit. Bila dilihat berdasarkan kemampuan produktivitas yang terjadi setiap satuan tenaga kerja, terlihat bahwa tenaga kerja di sektor kelapa sawit memiliki produktivitas tertinggi dibandingkan dengan yang lainnya dengan nilai produktivitas sebesar 52,10 juta rupiah per ternaga kerja. Kemudian pada sektor unggas dan peternakan lainnya sebesar 43,56 juta rupiah per tenaga kerja dana pada sektor padi sebesar 43,36 juta rupiah per tenaga kerja.
Tabel 5.29. Dampak Investasi Sektor Pertanian terhadap Pembentukan Tenaga
Kerja
Output
Tenaga Kerja OutputTenaga Kerja
No
Sektor
(Juta Rp)
(Orang)
(Juta Rp Orang)
3 Umbi-umbian dan Pati
6 Tanaman Bahan makanan Lainnya
10 Kelapa sawit
12 Tanaman Perkebunan lainnya
13 Ternak dan Hasilnya
14 Unggas dan Peternakan lainnya
15 Kehutanan
16 Perikanan
Total
Grafik 5.6. Dampak Investasi Sektor Pertanian terhadap Pembentukan Tenaga Kerja
Co klat
nya ya uta asil nan inn ika nan
ian da ur-s
Produktivita (OutputTenaga Kerja)
Gambar 5.6. Dampak Investasi Sektor Pertan ian terhadap Pembentukan
Tenaga Kerja