Keterkaitan Sektor Pertanian dengan Sektor -Sektor Ekonomi Lainnya
5.2. Keterkaitan Sektor Pertanian dengan Sektor -Sektor Ekonomi Lainnya
Keberadaan sektor pertanian dalam suatu perekonomian daerah akan mempengaruhi segenap sektor ekonomi dalam perekonomian daerah tersebut. Besarnya pengaruh sektor pertanian dapat dilihat berdasarkan besarnya keterkaitan yang terjadi antara sektor pertanian dengan sektor -sektor ekonomi lainn ya. Keterkaitan ini dapat berupa penyediaan input bagi sektor lain atau sebagai penerima input dari sektor ekonomi lain. Sehingga sesungguhnya dalam pembentukan suatu perekonomian akan terkait antara satu sektor dengan sektor lainnya baik pada sektor hulu maupun sektor hilir. Hal ini menyebabkan keterkaitan ini dapat berupa ketergantungan pada sektor lain mupun pemacu sektor lain.
Analisis keterkaitan ini menunjukkan sejauh mana suatu sektor dapat menyediakan output bagi sektor lain atau keterkaitan ke de pan maupun kebutuhan suatu sektor dari sektor lain untuk menciptakan suatu output tertentu. Keterkaitan ini dapat berupa keterkaitan langsung maupun keterkaitan langsung dan tidak langsung. Nilai keterkaitan langsung baik ke depan maupun ke belakang dipero leh dengan perhitungan koefisien input, sedangkan keterkaitan langsung dan tidak langsung dengan memperhitungkan matriks kebalikan Leontif.
Selain adanya keterkaitan antar sektor terdapat pula daya penyebaran suatu sektor pada sektor lain baik sebagai pen yedia maupun sebagai sektor yang membutuhkan sektor lain. Daya sebar ini akan memperlihatkan posisi suatu sektor Selain adanya keterkaitan antar sektor terdapat pula daya penyebaran suatu sektor pada sektor lain baik sebagai pen yedia maupun sebagai sektor yang membutuhkan sektor lain. Daya sebar ini akan memperlihatkan posisi suatu sektor
5.2.1. Analisis Keterkaitan Ke Depan
Indeks keterkaitan ke depan sektor pertanian menunjukkan dampak yang terjadi sebagai akibat perubahan output sektor pertanian terhadap input sektor pertanian itu sendiri maupun sektor ekonomi lainnya yang berperan sebag ai industri hilir dari sektor pertanian.
a. Analisis Keterkaitan Langsung Ke Depan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan pengklasifikasian atas 25 sektor terlihat bahwa sektor non -agroindustri memiliki keterkaitan output langsung terbesar dibandingkan dengan sektor -sektor lainnya sebesar 1,3652. Kondisi ini diiikuti oleh sektor agroindustri dan sektor listrik, gas dan air bersih pada peringkat ketiga dan keempat dengan nilai keterkaitan langsung ke depan masing - masing sebesar 1,0824 dan 0,8562. Nilai keterkaitan langsung setiap sektor tersebut berarti bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir pada suatu sektor sebesar 1 unit, maka kenaikan output dari sektor tersebut yang dialokasikan kepada sektor lainnya sebesar nilai keterkaitan langsung ke depannya. Berdasarkan nilai keterkaitan yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa sektor industri secara umum yang terdiri dari agroindustri dan non -agroindustri merupakan sektor yang memiliki keterkaitan langsung terbesar dibandingkan sektor lainnya. Sektor non-agroindustri Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan pengklasifikasian atas 25 sektor terlihat bahwa sektor non -agroindustri memiliki keterkaitan output langsung terbesar dibandingkan dengan sektor -sektor lainnya sebesar 1,3652. Kondisi ini diiikuti oleh sektor agroindustri dan sektor listrik, gas dan air bersih pada peringkat ketiga dan keempat dengan nilai keterkaitan langsung ke depan masing - masing sebesar 1,0824 dan 0,8562. Nilai keterkaitan langsung setiap sektor tersebut berarti bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir pada suatu sektor sebesar 1 unit, maka kenaikan output dari sektor tersebut yang dialokasikan kepada sektor lainnya sebesar nilai keterkaitan langsung ke depannya. Berdasarkan nilai keterkaitan yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa sektor industri secara umum yang terdiri dari agroindustri dan non -agroindustri merupakan sektor yang memiliki keterkaitan langsung terbesar dibandingkan sektor lainnya. Sektor non-agroindustri
Tabel 5.8. Nilai Keterkaitan Langsung Ke Depan Klasifikasi 25 Sektor
Langsung P e r in g k a t
20 L is trik , G a s d a n A ir M in u m
21 Bangunan
22 P e rd a g a n g a n , H o te l, d a n R e s to ra n
23 P e n g a n g k u ta n K o m u n ik a s i
24 K e u a n g a n , P e rs e w a a n J a s a P e ru s a h a a n
25 J a s a -ja s a
T o ta l
Berdasarkan Tabel 5.10 terlihat bahwa seluruh nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan adalah lebih besar dari 1. Hal ini disebabkan bahwa nilai ini sudah memperhitungkan perubahan ou tput sektor yang bersangkutan sebesar satu satuan. Pada perekonomian Sumatera Utara pada Tahun 2007 dengan cara melihat matriks kebalikan dari Tabel Input -Output Sumatera Utara Tahun 2007 ( Updating) terlihat bahwa sektor yang memiliki nilai keterkaitan lan gsung dan tidak langsung ke depan terbesar adalah sektor Non -Agroindustri dengan nilai keterkaitan sebesar 3,7694. Nilai ini berarti bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar 1 unit, maka kenaikan output dari sektor Non -Agroindustri tersebut yang dialokasikan kepada sektor lainnya dan sektor Non -Agroindustri itu sendiri secara total (langsung dan tidak langsung) sebesar 3,7694 unit.
Nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ini kemudian diikuti oleh sektor agroindustri, listrik, gas, dan air minum, padi, serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Akan tetapi, jika keterkaitan langsung dan tidak langsung ini dilihat berdasarkan klasifikasi 9 sektor ekonomi, dimana sektor pertanian diagregasi keseluruhannya, maka dapat disimpulkan bahwa yang memiliki keterkaitan langsung dan tidak langsung tertinggi adalah sektor pertanian dengan nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan sebesar 19,9127. Hal ini disebabkan bahwa secara umum, karakteristik produk yang berasal dari sektor pert anian merupakan produk yang memerlukan penanganan lebih lanjut melalui pengolahan maupun perdagangan Nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ini kemudian diikuti oleh sektor agroindustri, listrik, gas, dan air minum, padi, serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Akan tetapi, jika keterkaitan langsung dan tidak langsung ini dilihat berdasarkan klasifikasi 9 sektor ekonomi, dimana sektor pertanian diagregasi keseluruhannya, maka dapat disimpulkan bahwa yang memiliki keterkaitan langsung dan tidak langsung tertinggi adalah sektor pertanian dengan nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan sebesar 19,9127. Hal ini disebabkan bahwa secara umum, karakteristik produk yang berasal dari sektor pert anian merupakan produk yang memerlukan penanganan lebih lanjut melalui pengolahan maupun perdagangan
Tabel 5.9. Nilai Keterkaitan Langsung dan Tidak langsung Ke Depan Klasifikasi
25 Sektor Tahun 2007
Keterkaitan
No
Sektor
Langsung dan Peringkat Tidak Langsung
1 Padi
2 Jagung
3 Umbi-umbian dan Pati
4 Sayur-sayuran
5 Buah-buahan
6 Tanaman Bahan makanan Lainnya
7 Karet
8 Coklat
9 Kelapa
10 Kelapa sawit
11 Kopi
12 Tanaman Perkebunan lainnya
13 Ternak dan Hasilnya
14 Unggas dan Peternakan lainnya
15 Kehutanan
16 Perikanan
17 Pertambangan
18 Agroindustri
19 Non Agroindustri
20 Listrik, Gas dan Air Minum
21 Bangunan
22 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
23 Pengangkutan Komunikasi
24 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan
25 Jasa-jasa
Total
Grafik 5.1. Nilai Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Depan
i Pad
uah Kel Jag apa Cok saw it Kopi
gan ustr
tri dus
na
Ha an d inny Keh
an P ur-s
si -jas
siln
ban tam
oind roin
an Min umBang stor nika haa nJasa
dan K omu rusa
Um bi-u
Pe tern
Gas
gku an, gan
Ho tel,
Nilai Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Depam ang Sektor
Keu
Gambar 5.1. Nilai Keterkaitan langsung dan Tidak Langsung Ke Depan
5.2.2. Analisis Keterkaitan Ke Belakang
Keterkaitan ke belakang suatu sektor tertentu (j) dengan sektor lainnya (sektor
i) merupakan indikator keterkaitan dimana sekt or j mampu menarik pertumbuhan sektor i melalui pemanfaatan output dari sektor i yang digunakan sebagian bahan i) merupakan indikator keterkaitan dimana sekt or j mampu menarik pertumbuhan sektor i melalui pemanfaatan output dari sektor i yang digunakan sebagian bahan
Nilai keterkaitan langusng Ke Belakang dap at ditunjukkan dengan Tabel 5.10 dibawah ini.
Tabel 5.10. Nilai Keterkaitan Langsung Ke Belakang Klasifikasi 25 Sektor
Tahun 2007
K eterkaitan
No
Sektor
L angsung Peringkat
3 U m bi-um bian dan Pati
6 Tanam an Bahan m akanan Lainnya
7 K aret
C oklat
9 K elapa
10 K elapa saw it
12 Tanam an Perkebunan lainnya
13 Ternak dan H asilnya
14 U nggas dan Peternakan lainnya
15 K ehutanan
17 Pertam bangan
18 A groindustri
19 N on A groindustri
20 Listrik, G as dan A ir M inum
22 Perdagangan, H otel, dan R estoran
23 Pengangkutan K om unikasi
24 K euangan, Persew aan Jasa Perusahaan
T otal
Sektor Non-Agroindustri merupakan sektor yang memiliki nilai keterkaitan langsung ke belakang terbesar dibandingkan sektor lainnya dengan nilai keterkaitan langsung ke belakang sebesar 0,8483. Kemudian dilanjutkan oleh sektor listrik, gas, dan air minum, non-agroindustri, sektor agroindustri, serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Hal ini dapat dipahami mengingat bahwa kelima sektor ini merupakan sektor yang melakukan proses produksi terhadap input dari sektor lainnya, sehingga ketergantungan akan input dari sektor lainnya cukup besar. Nilai keterkaitan langsung ke belakang terkecil terdapat pada sektor ternak dan hasilnya dengan nilai keterkaitan langsung ke belakang sebesar 0,0516. Keterkaitan langsung ke belakang secara lebih sistematis disajikan pada Tabel 5.10.
b. Analisis Keterkaitan Langsung dan Tidak langsung Ke Belakang
Berdasarkan Tabel 5.11. di bawah , maka diketahui bahwa sektor yang memiliki keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang terbesar adalah sektor Bangunan dengan nilai keterkaitan langs ung dan tidak langsung ke belakang sebesar 2,9961. Hal ini berarti bahwa setiap terjadi peningkatan pada permintaan akhir sektor bangunan sebesar 1 unit, maka sektor bangunan membutuhkan input tambahan untuk produksinya dari sektor bangunan itu sendiri mau pun sektor lainnya secara langsung dan tidak langsung sebesar 2,9961 unit. Selanjutnya, keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang terbesar setelah sektor bangunan adalah listrik, gas, dan air minum, non-agroindustri, pengangkutan dan komunikasi, dan agroindustri. Nilai-nilai Berdasarkan Tabel 5.11. di bawah , maka diketahui bahwa sektor yang memiliki keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang terbesar adalah sektor Bangunan dengan nilai keterkaitan langs ung dan tidak langsung ke belakang sebesar 2,9961. Hal ini berarti bahwa setiap terjadi peningkatan pada permintaan akhir sektor bangunan sebesar 1 unit, maka sektor bangunan membutuhkan input tambahan untuk produksinya dari sektor bangunan itu sendiri mau pun sektor lainnya secara langsung dan tidak langsung sebesar 2,9961 unit. Selanjutnya, keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang terbesar setelah sektor bangunan adalah listrik, gas, dan air minum, non-agroindustri, pengangkutan dan komunikasi, dan agroindustri. Nilai-nilai
Tabel 5.11.Nilai Keterkaitan Langsung dan Tidak langsung Ke Belakang
Klasifikasi 25 Sektor Tahun 2007
Langsung dan
Peringkat
Tidak langsung
3 Umbi-umbian dan Pati
6 Tanaman Bahan makanan Lainnya
10 Kelapa sawit
12 Tanaman Perkebunan lainnya
Ternak dan Hasilnya
14 Unggas dan Peternakan lainnya
19 Non Agroindustri
20 Listrik, Gas dan Air Minum
22 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
23 Pengangkutan Komunikasi
24 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 1,3926
25 Jasa-jasa
Total
Grafik 5.2. Nilai Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Belakang
are Co klat
inn ya uta nan ikan
inn ya asil
n kas i -jas ora
ian da Say ur-s Bua
h-b
an Jasa
tel, da tan
an
an Pet
Lis trik,
ang Nilai Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Belakang an, Sektor
Keu
Gambar 5.2. Nilai Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung Ke Belakang