5 Kriteria Deskriptif Presentase

Tabel 3.5 Kriteria Deskriptif Presentase

Sangat baik

Kurang Baik

25,00% - 43,74%

Tidak Baik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

SMA Negeri 2 Semarang terletak di Jalan Sendangguwo Baru No. 1, Semarang. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah favorit yang sebelumnya berstatus RSBI sebelum RSBI dihapuskan. SMA Negeri 2 Semarang terletak sedikit masuk gang sehingga suasananya tenang dan nyaman untuk belajar. SMA Negeri 2 Semarang memiliki jurusan IPA dan IPS. SMA Negeri 2 Semarang mempunyai 36 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang bagian kesiswaan, 1 ruang bagian keuangan, 1 ruang tata usaha, 1 ruang rapat besar, 1 ruang UKS, 1 mushola, 3 laboratorium dan 2 ruang serba guna.

4.1.2 Hasil Penelitian

4.1.2.1 Analisis Faktor

Pengolahan data menggunakan analisis faktor menggunakan SPSS 16 for Windows . Pengolahan data ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang benar-benar mempengaruhi hasil belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang.

Penelitian ini akan menguji 32 faktor yang sebelumnya dibagi menjadi

6 set faktor yaitu kesehatan jasmani (X1), kesehatan rohani (X2), gangguan kesehatan (X3), inteligensi (X4), minat (X5), motivasi (X6), perhatian (X7), kesiapan (X8), kematangan (X9), cara belajar (X10), kelengkapan buku

catatan (X11), kelelahan jasmani (X12), kelelahan rohani (X13), cara orang tua mendidik (X14), relasi antar anggota keluarga (X15), suasana rumah (X16), keadaan ekonomi keluarga (X17), pengertian orang tua (X18), pandangan tentang pendidikan (X19), metode pembelajaran (X20), kurikulum (X21), relasi antara guru dengan siswa (X22), relasi antara siswa dengan siswa (X23), disiplin sekolah (X24), media/alat pembelajaran (X25), waktu sekolah (X26), pemberian tugas rumah (X27), frekuensi inspeksi (X28), kegiatan dalam masyarakat (X29), sumber belajar (X30), teman sebaya (X31), bentuk kehidupan dalam lingkungan masyarakat (X32).

Pada penelitian ini dilakukan analisis faktor sampai ditemukan faktor- faktor yang memenuhi syarat pengujian sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang ditemukan. Berikut adalah hasil pengujian menggunakan program SPSS versi

I. Analisis Tahap 1

a. Pada analisis tahap 1, hasil pengujian analisis faktor tentang Keiser- Meyer-Olkin (KMO) yaitu angka indeks yang digunakan untuk menguji ketepatan analisis faktor. Koefisien KMO menunjukan nilai sebesar 0,600 > 0,50. Maka dapat dikatakan analisis ini tepat digunakan.

b. Pada analisis tahap 1, hasil pengujian mengenai Communalities menunjukkan bahwa semua item faktor memenuhi syarat yaitu mempunyai nila >0,50 sehingga semua item tersebut bisa dimasukkan dalam uji selanjutnya.

c. Pada analisis tahap 1, hasil pengujian tentang Total Variance Explained diketahui bahwa faktor yang mempunyai nilai eigenvalue >1,00 terdapat

11 kelompok faktor. Oleh karena itu, akan ada 11 kelompok faktor yang terdiri dari faktor-faktor yang ada akan dimasukkan ke dalam model untuk membentuk variabel.

d. Pada analisis tahap 1, hasil pengujian tentang Anti-image correlation menunjukkan bahwa faktor kelengkapan catatan (X 11 ) memiliki nilai 0,253 < 0,30 dan relasi guru dengan siswa (X22) memiliki nilai 0,187 < 0,30 sehingga faktor tersebut harus digugurkan dari model sebelum melakukan pengujian selanjutnya.

e. Pada analisis tahap 1, hasil pengujian tentang Rotated Correlation Matrix menunjukkan bahwa faktor minat X 5 (0,391), faktor kesiapan X 8 (0,488), dan faktor suasana rumah X 16 (0,497) tidak memenuhi syarat yaitu mempunyai nilai <0,50 sehingga faktor tersebut harus digugurkan. Berdasarkan analisis faktor tahap 1, diperlukan adanya revisi yaitu

dengan menggugurkan 4 faktor yaitu faktor minat (X 5 ), faktor kesiapan (X 8 ), faktor kelengkapan catatan (X 11 ), faktor suasana rumah (X 16 ) dan faktor relasi guru dengan siswa (X 22 ). Jadi, untuk melakukan analisis selanjutnya, kelima faktor tersebut harus dibuang terlebih dahulu.

II. Analisis Tahap 2

a. Pada tahap 2 setelah 4 faktor dikeluarkan, hasil pengujian untuk Keyser- Meyer-Olkin (KMO) menunjukkan nilai sebesar 0,670 > 0,50 sehingga dapat dikatakan analisis sudah tepat digunakan.

b. Hasil pengujian untuk communalities menunjukkan bahwa faktor kelelahan rohani (X 13 ) mempunyai nilai 0,398 < 0,50 sehingga faktor tersebut harus digugurkan.

c. Hasil pengujian untuk Total Variance Explained diketahui bahwa yang mempunyai nilai eigenvalue >1,00 terdapat 9 kelompok faktor yang dibentuk dari faktor-faktor yang membentuk variabel pada model.

d. Hasil pengujian untuk Anti-Image Matrices menunjukkan bahwa seluruh faktor mempunyai nilai korelasi >0,30 sehingga dapat dikatakan bahwa semua item dapat diolah dengan analisis faktor.

e. Hasil pengujian untuk Rotated Component Matrix diketahui bahwa faktor kelelahan rohani X 13 (0,326), dan faktor frekuensi inspeksi X 28 (0,491) tidak memenuhi syarat >0,50 sehingga item/faktor tersebut digugurkan dari model.

Berdasarkan analisis faktor tahap 2, diperlukan adanya revisi yaitu item faktor kelelahan rohani (X 13 ) dan faktor frekuensi inspeksi (X 28 ) tidak memenuhi semua syarat pengujian sehingga harus digugurkan dan dibuang dari model sebelum dilakukan pengujian selanjutnya.

III. Analisis Tahap 3

a. Setelah menggugurkan 5 faktor pada tahap 1 dan 2 faktor pada tahap 2, faktor yang tersisa dalam pengujian tahap 3 berjumlah 25 faktor. Hasil pengujian untuk Keyser-Meyer-Olkin (KMO) adalah sebesar 0,670 > 0,50 sehingga dapat dikatakan analisis ini tepat digunakan dan dapat dilakukan pengujian selanjutnya.

b. Hasil pengujian untuk Communalities mengetahui bahwa semua faktor memenuhi persyaratan yaitu >0,50 sehingga dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya.

c. Hasil pengujian untuk Total Variance Explained diketahui bahwa yang mempunyai nilai eigenvalue >1,00 terdapat 9 kelompok faktor yang dibentuk dari faktor-faktor yang membentuk variabel pada model.

d. Hasil pengujian untuk Anti-Image Matrices menunjukkan bahwa seluruh faktor mempunyai nilai korelasi >0,30 sehingga dapat dikatakan bahwa semua item dapat diolah dengan analisis faktor.

e. Hasil pengujian untuk Rotated Component Matrix diketahui faktor kegiatan dalam masyarakat (X 29 ) tidak memenuhi syarat 0,487 < 0,50 sehingga item faktor tersebut tidak dapat dimasukkan dalam model dan harus digugurkan.

Berdasarkan analisis faktor tahap 3, diketahui bahwa diperlukan adanya revisi yaitu dengan menggugurkan faktor kegiatan dalam masyarakat (X 29 ) faktor tersebut tidak memenuhi syarat pengujian.

IV. Analisis Tahap 4

a. Setelah mereduksi 10 faktor pada analisis faktor tahap 1, 2 dan 3, faktor yang tersisa adalah 24 faktor. Hasil pengujian tahap 4 untuk Keyser- Meyer-Olkin (KMO) adalah sebesar 0,655 > 0,50 sehingga dapat dikatakan analisis ini tepat digunakan dan dapat dilakukan pengujian selanjutnya.

b. Hasil pengujian untuk Communalities mengetahui bahwa semua item faktor memenuhi syarat pengujian yaitu >0,50 sehingga semua item dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya.

c. Hasil pengujian untuk Total Variance Explained diketahui bahwa yang mempunyai nilai eigenvalue >1,00 terdapat 9 kelompok faktor yang dibentuk dari faktor-faktor yang membentuk variabel pada model.

d. Hasil pengujian untuk Anti-Image Matrices menunjukkan bahwa seluruh faktor mempunyai nilai korelasi >0,30 sehingga dapat dikatakan bahwa semua item dapat diolah dengan analisis faktor.

e. Hasil pengujian untuk Rotated Component Matrix diketahui bahwa semua faktor pembentuk telah memenuhi syarat yaitu mempunyai nilai >0,50 sehingga tidak ada faktor yang digugurkan.

Berdasarkan analisis tahap 4, diketahui bahwa semua faktor pembentuk telah memenuhi syarat sehingga tidak ada lagi faktor yang digugurkan.

Berdasarkan analisis faktor tahap 1 sampai tahap 4 didapatkan hasil bahwa terdapat 9 kelompok faktor yang terbentuk dari penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Ekonomi kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang. Faktor asli yang pada awalnya berjumlah 32 faktor setelah diolah menggunakan analisis faktor direduksi menjadi 24 faktor dan sebanyak 8 faktor dikeluarkan dari model karena tidak memenuhi syarat pengujian analisis faktor, kemudian 24 faktor tersebut terbentuk menjadi 9 kelompok faktor yang menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang.

Adapun faktor-faktor yang direduksi dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1 Faktor-Faktor yang Direduksi

No. Tahap

Faktor yang direduksi

1. 1 (Satu)

 Minat (X 5 )

 Kesiapan (X 8 )

 Kelengkapan buku catatan (X 11 )

 Suasana rumah (X 16 )

 Relasi guru dan siswa (X 22 )

2. 2 (Dua)

 Kelelahan rohani (X 13 )

 Frekuensi inspeksi (X 28 )

3. 3 (Tiga)  Kegiatan dalam masyarakat (X 28 )

Sedangkan untuk faktor-faktor yang digolongkan dalam 9 kelompok faktor dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 4.11 berikut ini.

Tabel 4.2 Hasil Analisis Faktor

No. Itemembentuk

Muatan

Penamaan Faktor

Psikologis  Motivasi

 Perhatian  Relasi siswa dengan

siswa

2.  Tugas Rumah

X 27 0,833

Sumber Belajar

X 30 0,829

 Sumber belajar

X 31 0,782

 Teman Sebaya

3.  Metode pembelajaran

X 20 0,632

Lingkungan

belajar di Sekolah  Kurikulum

 Disiplin Sekolah

X 26

 Media Pembelajaran  Waktu Sekolah

4.  Cara orang tua mendidik X 14 0,817

Dukungan Orang

Tua  Pengertian orang tua

X 18 0,780

X 19 0,619

 Pandangan Orang Tua tentang Pendidikan

5.  Kematangan

X 9 0,828

Cara Belajar

X 10 0,804

 Cara Belajar

6.  Kesehatan Rohani

X 2 0,768

Gangguan Belajar

X 3 0,616

 Gangguan Kesehatan

Lingkungan Keluarga

7.  Relasi Antar Anggota X 15 0,833

Lingkungan masyarakat

lingkungan X 32 0,744

Masyarakat

9.  Kesehatan jasmani

X 1 0,688

Kondisi Jasmani/

X 12 0,826 Fisiologis  Kelelahan Jasmani

Sesuai tabel di atas, dapat diketahui bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Ekonomi kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang dengan menggunakan pengujian analisis faktor didapatkan faktor yang paling berpengaruh yang terbagi dalam

9 variabel yaitu 1) Kondisi Psikologis, 2) Sumber Belajar, 3) Lingkungan Belajar di Sekolah, 4) Dukungan Orang Tua, 5) Cara Belajar, 6) Gangguan Belajar, 7) Lingkungan Keluarga, 8) Lingkungan Masyarakat dan 9) Kondisi Fisiologis.

Berdasarkan pengujian analisis faktor, faktor yang paling besar kontribusinya dalam mempengaruhi hasil belajar Ekonomi kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang adalah variabel kondisi psikologis dan faktor yang paling lemah adalah variabel kondisi fisiologis.

4.1.2.2 Analisis Deskriptif Presentase

Analisis deskriptif presentase digunakan untuk mengetahui presentase pengaruh dari faktor-faktor yang sebelumnya telah dilakukan dalam pengujian analisis faktor. Hasil presentase disesuaikan dengan kriteria deskriptif yang sebelumnya telah ditentukan pada Kriteria Deskriptif Presentase (Tabel 3.5).

1) Analisis Deskriptif Presentase tentang Variabel Kondisi Psikologis Siswa

Variabel lingkungan belajar di sekolah terdiri dari 5 faktor pembentuk yaitu faktor inteligensi (X 4 ), Motivasi (X 6 ), Perhatian (X 7 ), Relasi siswa dengan siswa lainnya (X 23 ). Dengan jumlah responden adalah 85 responden, Variabel lingkungan belajar di sekolah terdiri dari 5 faktor pembentuk yaitu faktor inteligensi (X 4 ), Motivasi (X 6 ), Perhatian (X 7 ), Relasi siswa dengan siswa lainnya (X 23 ). Dengan jumlah responden adalah 85 responden,

Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif Persentase tentang Variabel Kondisi Psikologis Siswa

No. Indikator

Sangat Baik

4. Relasi siswa 508

Baik dengan siswa lainnya

Baik Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dalam faktor psikologis

siswa yang paling mempengaruhi terhadap hasil belajar Ekonomi siswa kelas

XI IPS di SMA Negeri 2 adalah faktor motivasi siswa yang mempunyai persentase 82,74% dengan kriteria penilaian sangat baik yang berarti bahwa faktor motivasi dalam diri siswa kelas XI IPS sangat baik sehingga mampu mempengaruhi hasil belajar Ekonomi.

2) Analisis Deskriptif Presentase tentang Variabel Sumber Belajar

Faktor-faktor yang terbentuk menjadi variabel Sumber Belajar yaitu tugas rumah (X 27 ), sumber belajar (X 30 ) dan teman sebaya (X 31 ). Dengan Faktor-faktor yang terbentuk menjadi variabel Sumber Belajar yaitu tugas rumah (X 27 ), sumber belajar (X 30 ) dan teman sebaya (X 31 ). Dengan

Tabel 4.4 Hasil Analisis Deskriptif Persentase tentang Variabel Sumber Belajar

No. Indikator

Skor

Skor

Presentase Kriteria

Sangat Baik Rumah

2. Mass Media 836

Sangat Baik

3. Teman

Sangat Baik Sebaya

Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa seluruh faktor dalam variabel ini memiliki kriteria sangat baik tetapi faktor yang paling berpengaruh adalah faktor Mass Media yang memiliki persentase 81,97%. Ini menandakan bahwa faktor Mass Media memang sangat mempengaruhi hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang.

3) Analisis Deskriptif Presentase tentang Variabel Lingkungan Belajar di Sekolah

Variabel Lingkungan Belajar di Sekolah terdiri dari faktor metode pembelajaran (X 20 ), Kurikulum (X 21 ), Disiplin Sekolah (X 24 ), Media Pembelajaran (X 25 ), dan Waktu Sekolah (X 26 ). Pengaruh faktor-faktor Variabel Lingkungan Belajar di Sekolah terdiri dari faktor metode pembelajaran (X 20 ), Kurikulum (X 21 ), Disiplin Sekolah (X 24 ), Media Pembelajaran (X 25 ), dan Waktu Sekolah (X 26 ). Pengaruh faktor-faktor

Tabel 4.5 Hasil Analisis Deskriptif Persentase tentang Variabel Lingkungan Sekolah

No. Indikator

Skor

Skor

Presentase Kriteria

Riil

Ideal

Sangat Baik Pembelajaran

Sangat Baik

3. Disiplin Sekolah 849

Sangat Baik

4. Media

Baik Pembelajaran

5. Waktu Sekolah

Sangat Baik

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa dalam variabel lingkungan sekolah, faktor yang mempengaruhi hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang adalah faktor Metode Pembelajaran yang memiliki persentase 86,96% dengan kriteria Sangat Baik yang berarti bahwa dalam pengaruhnya terhadap hasil belajar Ekonomi metode pembelajaran benar mempengaruhi hasil belajar Ekonomi siswa. Ini dikarenakan jika metode pembelajaran yang digunakan tepat dan variasi akan membuat siswa bersemangat dan tidak jenuh dalam pembelajaran sehingga dapat berkonsentrasi dan lebih memahami materi pelajaran.

4) Analisis Deskriptif Presentase tentang Variabel Dukungan Orang Tua

Variabel Dukungan Orang Tua mempunyai faktor pembentuk yaitu faktor cara orang tua mendidik (X 14 ), pengertian orang tua (X 18 ), dan pandangan tentang pendidikan (X 19 ). Berikut adalah analisis yang menyajikan seberapa besar pengaruh faktor tersebut pada hasil belajar Ekonomi kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang.

Tabel 4.6 Hasil Analisis Deskriptif Persentase tentang Variabel Dukungan Orang Tua

No. Indikator

1. Cara Orang Tua 831

Sangat Baik Mendidik

Baik Orang Tua

Sangat Baik tentang Pendidikan

Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas, pandangan orang tua tentang pendidikan merupakan faktor yang memiliki nilai persentase paling tinggi yaitu 86,27% dengan kriteria sangat baik yang berarti bahwa pandangan orang tua tentang pendidikan mempengaruhi hasil belajar Ekonomi di SMA Negeri 2 Semarang. Ini dikarenakan jika pandangan orang tua baik terhadap Berdasarkan tabel di atas, pandangan orang tua tentang pendidikan merupakan faktor yang memiliki nilai persentase paling tinggi yaitu 86,27% dengan kriteria sangat baik yang berarti bahwa pandangan orang tua tentang pendidikan mempengaruhi hasil belajar Ekonomi di SMA Negeri 2 Semarang. Ini dikarenakan jika pandangan orang tua baik terhadap

5) Analisis Deskriptif Presentase tentang Variabel Cara Belajar

Variabel Kondisi Psikologis mempunyai 2 faktor pembentuk yaitu faktor kematangan (X 9 ) dan cara belajar (X 10 ). Pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang dinyatakan dalam presentase adalah sebagai berikut.

Tabel 4.7 Hasil Analisis Deskriptif Persentase tentang Cara Belajar

No Indikator

Skor

Skor

Presentase Kriteria

Sangat Baik

2. Cara Belajar

Sangat Baik

Sangat Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor kematangan memiliki persentase paling besar dibandingkan cara belajar yaitu 89,71% dengan kriteria sangat baik. Ini menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kematangan dalam belajar akan memungkinkan mempengaruhi hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang.

6) Analisis Deskriptif Presentase tentang Variabel Gangguan Belajar

Variabel gangguan belajar terdiri dari 2 faktor pembentuk yaitu faktor kesehatan rohani (X 2 ) dan gangguan kesehatan (X 3 ). Pengaruh faktor tersebut Variabel gangguan belajar terdiri dari 2 faktor pembentuk yaitu faktor kesehatan rohani (X 2 ) dan gangguan kesehatan (X 3 ). Pengaruh faktor tersebut

Tabel 4.8 Hasil Analisis Deskriptif Persentase tentang Variabel Gangguan Belajar

No. Indikator

Skor

Skor

Presentase Kriteria

Baik Rohani

Baik Belajar

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa gangguan belajar memang mempengaruhi hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang dengan persentase 78,43% yang berkriteria Baik. Gangguan belajar dapat membuat siswa terganggu dalam belajarnya dikarenakan siswa tidak bisa memaksimalkan konsentrasinya dan bepengaruh kepada hasil belajar Ekonomi siswa tersebut.

7) Analisis Deskriptif Presentase tentang Variabel Lingkungan Keluarga

Variabel lingkungan keluarga mempunyai 2 faktor pembentuk yaitu faktor relasi antar anggota keluarga (X 15 ) dan faktor keadaan ekonomi keluarga (X 17 ). Pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang adalah sebagai berikut.

Tabel 4.9 Hasil Analisis Deskriptif Persentase Variabel Lingkungan Keluarga

No Indikator

1. Relasi Antar

Sangat Baik Anggota Keluarga

Baik Ekonomi Keluarga

Berdasarkan tabel, faktor yang paling berpengaruh dari variabel lingkungan keluarga adalah faktor relasi antar anggota keluarga yang memiliki persentase 81,76% dengan kriteria Sangat Baik yang berarti bahwa relasi antar anggota keluarga sangat penting dalam mempengaruhi hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri Semarang, dikarenakan relasi antar anggota keluarga yang baik akan senantiasa memberikan motivasi terhadap siswa agar mendapatkan hasil belajar lebih tinggi.

8) Analisis Deskriptif Presentase tentang Variabel Lingkungan Masyarakat

Variabel lingkungan masyarakat adalah faktor bentuk lingkungan masyarakat (X 32 ). Berikut adalah pengaruh dari faktor tersebut terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang.

Tabel 4.10 Hasil Analisis Deskriptif Persentase tentang Variabel Lingkungan Masyarakat

No Indikator

Sangat Baik kehidupan masyarakat

9) Analisis Deskriptif Presentase tentang Variabel Kondisi Fisiologis Siswa

Variabel kondisi fisiologis terdiri dari faktor kesehatan jasmani (X 1 ) dan kelelahan jasmani (X 12 ). Berikut adalah pengaruh dari faktor tersebut pada hasil belajar siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Semarang.

Tabel 4.11 Hasil Analisis Deskriptif Persentase tentang Variabel Kondisi Fisiologis

No Indikator

Skor

Skor

Presentase Kriteria

Baik Jasmani

Sangat Baik Jasmani

Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kelelahan jasmani mempengaruhi hasil belajar Ekonomi dengan persentase 84,85% dengan kriteria sangat baik dikarenakan kelelahan jasmani bisa membuat siswa tidak bersemangat dan tidak bisa mengikuti belajar dengan baik sehingga bisa mempengaruhi hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang.

4.2. Pembahasan

Sesuai dengan hasil pengujian analisis faktor dan analisis deskriptif presentase dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Ekonomi di kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang digolongkan menjadi 9 variabel yaitu (1) Kondisi Psikologis, (2) Sumber Belajar, (3) Peran Guru, (4) Dukungan Orang Tua, (5) Lingkungan Belajar di Sekolah, (6) Gangguan Belajar, (7) Lingkungan Keluarga, (8) Lingkungan Masyarakat dan (9) Kondisi Fisiologis. Pembahasan dari masing-masing variabel dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini.

1. Kondisi Psikologis

Berdasarkan pengujian analisis faktor, variabel kondisi psikologis mempunyai nilai kontribusi paling besar yaitu 26,75%. Sesuai yang tercantum pada Total Variance Explained. Variabel kondisi psikologis

terdiri dari faktor inteligensi (X 4 ), Motivasi (X 6 ), Perhatian (X 7 ) , dan Relasi

siswa dengan siswa lainnya (X 23 ).

Wilhelm Wundt dalam Ahmadi (2009:4) mengatakan bahwa psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman-pengalaman timbul dalam diri manusia, seperti perasaan panca indera, pikiran, merasa (feeling) dan kehendak. Jadi, variabel psikologi ini berkaitan dengan keadaan jiwa siswa yang berasal dari keadaan dalam dan luar tubuh manusia yang secara langsung maupun tidak langsung maupun tidak langsung mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor psikologis ini memberikan pengaruh yang cukup besar karena berkaitan dengan kenyamanan dan Wilhelm Wundt dalam Ahmadi (2009:4) mengatakan bahwa psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman-pengalaman timbul dalam diri manusia, seperti perasaan panca indera, pikiran, merasa (feeling) dan kehendak. Jadi, variabel psikologi ini berkaitan dengan keadaan jiwa siswa yang berasal dari keadaan dalam dan luar tubuh manusia yang secara langsung maupun tidak langsung maupun tidak langsung mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor psikologis ini memberikan pengaruh yang cukup besar karena berkaitan dengan kenyamanan dan

Slameto (2010:56) menyatakan bahwa seseorang yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada siswa yang mempunyai tingkat inteligensi rendah. Berdasarkan teori tersebut dapat diketahui bahwa faktor inteligensi memang besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Siswa yang mempunyai tingkat inteligensi lebih tinggi berpotensi mendapatkan hasil belajar yang lebih baik daripada siswa yang mepunyai tingkat inteligensi lebih rendah walaupun dengan intensitas belajar yang sama. Faktor inteligensi memiliki muatan faktor yaitu 0,702 dengan nilai deskriptif presentase adalah 79,80%.

Motivasi adalah kekuatan yang terdapat dalam individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak (Kurniawan, 2010:20). Motivasi mendorong siswa untuk belajar dan berusaha lebih keras agar mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Pada pengujian analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ekonomi kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang memiliki muatan faktor senilai 0,786 dengan kontribusi pada deskriptif presentase paling tinggi yaitu 82,74%.

Faktor selanjutnya yang tergolong dalam kondisi psikologis yang mempengaruhi hasil belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang adalah faktor perhatian. Perhatian dalam hal ini adalah perhatian siswa saat proses pembelajaran dan kemampuannya dalam menyerap yang diajarkan oleh guru. Perhatian yang penuh dan fokus akan berpengaruh positif Faktor selanjutnya yang tergolong dalam kondisi psikologis yang mempengaruhi hasil belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang adalah faktor perhatian. Perhatian dalam hal ini adalah perhatian siswa saat proses pembelajaran dan kemampuannya dalam menyerap yang diajarkan oleh guru. Perhatian yang penuh dan fokus akan berpengaruh positif

Faktor terakhir yang mempengaruhi hasil belajar Ekonomi di SMA Negeri 2 Semarang adalah faktor relasi siswa dengan siswa lainnya. Faktor relasi siswa dengan siswa lainnya berpengaruh terhadap kondisi psikologis siswa yang mengakibatkan tinggi atau rendahnya hasil belajar dikarenakan salah satu faktor seorang siswa akan lebih semangat dalam menuntut ilmu dan belajar jika siswa tersebut mempunyai hubungan yang baik antar dengan siswa lainnya dan siswa lain tersebut memberikan efek positif terhada kemajuan belajar siswa

Dari faktor-faktor yang digolongkan menjadi variabel kondisi psikologis diketahui bahwa faktor inteligensi, motivasi, perhatian dan relasi siswa dengan siswa lainnya mempengaruhi hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang, sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Karmiyati (2011) yang menyatakan bahwa faktor kondisi intern siswa berpengaruh paling dominan terhadap prestasi belajar siswa. Analisis deskriptif presentase untuk variabel Kondisi Psikologis menunjukkan angka 79,67% dengan kriteria Baik.

2. Sumber Belajar

Berdasarkan hasil analisis faktor, variabel sumber belajar memiliki kontribusi terbesar kedua yaitu 8,92% sesuai dengan yang dapat dilihat pada Total Variance Explained . Yang tergolong sumber belajar pada penelitian ini adalah faktor tugas rumah, teman sebaya dan tekonologi.

Penamaan dan penggolongan faktor tersebut menjadi variabel sumber belajar didasarkan bahwa peran faktor tugas rumah, teman sebaya dan sumber belajar dalam pengembangan ilmu dan pengetahuan siswa.

Faktor tugas rumah memiliki kontribusi muatan faktor paling besar yaitu 0,833 dan presentase pada pengujian analisis deskriptif presentase adalah 84,02%. Faktor teman sebaya memiliki muatan faktor yaitu 0,829 dan presentase senilai 81,97% dan faktor sumber belajar memiliki kontribusi paling rendah dengan memiliki muatan faktor yaitu 0,782 dengan presentase adalah 81,67%.

Tugas rumah yang diberikan kepada siswa akan mendorong siswa untuk memecahkan masalah/kasus yang diberikan dan digunakan untuk belajar apabila sudah dilakukan pembenaran pada tugas tersebut. Pengulangan dari hasil pembenaran tugas rumah ini yang akan membuat siswa mengingat cara pengerjaannya walaupun sudah diubah dalam model lain. Jika siswa sudah mengetahui cara pengerjaan dalam berbagai model, maka hasil belajar yang didapatkan akan berpotensi menjadi lebih tinggi. Tetapi, pemberian tugas yang berlebihan pun akan membuat siswa jenuh dan justru akan membuat siswa menjadi malas untuk mengerjakan. Maka intensitas pemberian tugas rumah juga mempengaruhi hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS.

Hurlock (2010:145) menjelaskan bahwa interaksi sosial yang terjadi dengan teman sebaya dapat mempengaruhi pola pikir seseorang terhadap suatu objek, hal maupun kegiatan. Dalam berinteraksi seseorang memilih bergabung dengan kelompok yang mempunyai minat dan hobi yang sama.

Teman sebaya terbukti memberikan pengaruh terhadap hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang. Ini berkaitan dengan gengsi remaja jika melihat teman sebaya mendapatkan nilai yang lebih tinggi daripada yang didapatkan mereka sehingga siswa belajar dan berlatih lebih keras agar mendapatkan hasil belajar yang lebih tinggi atau minimal setara dengan yang didapatkan oleh teman sebaya sepergaulan.

Sumber belajar terdiri dari media massa, media cetak dan media elektronik. Televisi, radio, handphone dan laptop juga koneksi internet termasuk dalam sumber belajar yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Penggunaan sumber belajar yang benar akan memberikan manfaat yang besar terhadap peningkatan ilmu dan pengetahuan siswa tetapi sebaliknya jika sumber belajar tidak digunakan secara baik dan benar maka bukan manfaat yang akan didapatkan melainkan kerugian. Banyak siswa yang yang melalaikan tugas-tugas sekolah karena sumber belajar terutama media elektronik tidak dimanfaatkan dengan benar dan hanya digunakan untuk bermain-main saja.

Variabel sumber belajar ini memberikan kontribusi 82,54% dalam pengujian analisis deskriptif presentase. Sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Fudayanti (2011) menyatakan bahwa sumber belajar berkontribusi 17,4% terhadap hasil belajar Ekonomi siswa.

3. Lingkungan Sekolah

Variabel Lingkungan Sekolah terdiri dari faktor metode pembelajaran (X 20 ), Kurikulum (X 21 ), Disiplin Sekolah (X 24 ), Media Pembelajaran (X 25 ), Variabel Lingkungan Sekolah terdiri dari faktor metode pembelajaran (X 20 ), Kurikulum (X 21 ), Disiplin Sekolah (X 24 ), Media Pembelajaran (X 25 ),

Faktor metode pembelajaran memiliki muatan faktor yaitu 0,632 dan hasil analisis deskriptif presentase paling besar adalah 86,96%. Metode pembelajaran sangat mempengaruhi siswa menyerap materi yang diajarkan guru. Metode pembelajaran yang hanya diulang tanpa ada variasi akan membuat siswa merasa bosan dan jenuh saat proses pembelajaran sehingga pada akhirnya tidak menyerap materi yang diajarkan yang akan berakibat pada hasil belajar yang diperoleh. Oleh karena itu dalam penelitian mengenai analisis faktor hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang bahwa metode pembelajaran memberikan kontribusi yang cukup besar.

Faktor kurikulum mempengaruhi hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS. Kurikulum berkaitan dengan standar isi dan kompetensi minimal yang harus dicapai oleh siswa. Semakin standar yang harus dicapai siswa, maka siswa dituntut untuk semakin giat berusaha dan belajar dan akan berakibat positif terhadap hasil belajar Ekonomi yang didapatkan siswa kelas XI IPS tersebut. Faktor kurikulum memiliki muatan faktor yaitu 0,939 dengan presentase pada analisis deskriptif adalah 84,70%.

Faktor disiplin sekolah termasuk dalam variabel lingkungan belajar di sekolah dengan muatan faktor yaitu 0,609 dan presentase 83,24% . Disiplin sekolah berkaitan dengan reward dan sanksi yang akan didapatkan siswa jika Faktor disiplin sekolah termasuk dalam variabel lingkungan belajar di sekolah dengan muatan faktor yaitu 0,609 dan presentase 83,24% . Disiplin sekolah berkaitan dengan reward dan sanksi yang akan didapatkan siswa jika

Media pembelajaran yang bervariasi akan menambah semangat siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa tidak merasa jenuh dan lebih paham dengan materi yang diajarkan. Faktor media pembelajaran memiliki muatan faktor yaitu 0,666 dan 75,10% berdasarkan hasil pengujian analisis deskriptif.

Faktor waktu sekolah berkaitan dengan panjang-pendeknya waktu siswa kelas XI IPS melakukan proses pembelajaran di sekolah untuk mata pelajaran Ekonomi. Jika waktu yang diberikan sekolah untuk mata pelajaran Ekonomi tercukupi, maka guru akan menjelaskan materi pelajaran Ekonomi dengan baik dan detail serta memberikan latihan soal yang cukup banyak untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mata pelajaran Ekonomi terutama latihan soal Akuntansi. Waktu sekolah memiliki muatan faktor yaitu 0,600 dengan presentase 78,86% dalam pengujian analisis deskriptif presentase.

Variabel lingkungan belajar di sekolah memiliki kontribusi terbesar ketiga dengan presentase adalah 81,76% dengan kriteria penilaian Sangat Baik sesuai dengan jurnal dari Muvawala (2012:47) menyatakan bahwa lingkungan sekolah berpengaruh besar terhadap hasil belajar siswa.

4. Dukungan Orang Tua

Orang tua adalah yang pertama dikenali oleh siswa semenjak lahir. Orang tua yang paling berperan dalam memberikan contoh pada anaknya dalam hal Orang tua adalah yang pertama dikenali oleh siswa semenjak lahir. Orang tua yang paling berperan dalam memberikan contoh pada anaknya dalam hal

Variabel dukungan orang tua terdiri dari 3 faktor pembentuk yaitu cara orang tua mendidik (X 14 ), pengertian orang tua (X 18 ) dan perhatian orang tua (X 19 ). Berikut adalah pembahasan mengenai masing-masing faktor dari variabel dukungan orang tua. Faktor cara orang tua mendidik memiliki muatan faktor paling besar diantara faktor yang lain yaitu 0,817 dan mempunyai presentase 81,67% pada hasil pengujian analisis deskriptif presentase. Cara orang tua mendidik besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Cara mendidik yang baik akan membuat anak termotivasi untuk membanggakan kedua orang tuanya dengan cara belajar lebih giat dalam upaya peningkatan hasil belajar . Pengawasan dan bimbingan orang tua saat belajar juga akan membuat siswa belajar lebih rutin dan serius sehingga akan berpengaruh positif pada hasil belajar yang didapatkan siswa.

Perhatian orang tua memiliki muatan faktor yaitu 0,780 dan hasil pengujian analisis deskriptif persentase adalah 78,96% dengan kriteria Baik.

Perhatian berasal dari kata kerja “memperhatikan” yang artinya mengamati segala aktivitas suatu objek. Dalam hal ini, orang tua memberikan perhatian kepada siswa dengan cara memberikan waktu yang leluasa dan tidak Perhatian berasal dari kata kerja “memperhatikan” yang artinya mengamati segala aktivitas suatu objek. Dalam hal ini, orang tua memberikan perhatian kepada siswa dengan cara memberikan waktu yang leluasa dan tidak

Pandangan orang tua dalam pendidikan juga penting kontribusinya dalam mempengaruhi hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS. Orang tua yang menginginkan anak untuk melanjutkan pendidikan sampai pada tingkat tertinggi akan membuat siswa termotivasi untuk mendapat hasil belajar yang lebih baik agar bisa masuk jurusan yang dikehendaki. Begitu juga jika orang tua memandang bidang Ekonomi atau Akuntansi adalah bidang yang harus diambil oleh siswa untuk pendidikan selanjutnya maka orang tua akan mendorong siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih tinggi untuk mata pelajaran Ekonomi tersebut. Hasil analisis faktor untuk faktor pandangan orang tua adalah 0,619 dan pada pengujian analisis deskriptif presentase adalah 86,97% dengan kriteria Sangat Baik.

Dari hasil pengujian analisis faktor dengan muatan faktor yang berbeda- beda tiap faktor, dapat diketahui bahwa cara orang tua mendidik mempunyai pengaruh paling besar terhadap hasil belajar siswa yaitu 0,817. Sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yufrida (2012) bahwa perhatian orang tua merupakan faktor paling dominan. Analisis deskriptif presentase variabel dukungan orang tua pada penelitian ini adalah 82,22% dengan kriteria penelitian Sangat Baik.

5. Cara Belajar

Variabel cara belajar memiliki 2 faktor pembentuk yaitu faktor kematangan (X 9 ) dan cara belajar (X 10 ). Variabel cara belajar memiliki kontribusi sesuai hasil pengujian analisis faktor dalam Total Variance Explained yaitu 6,40%. Masing-masing faktor pembentuk memiliki muatan faktor dan presentase berbeda-beda, berikut ini adalah pembahasan masing- masing faktor.

Chaplin (2002) menyatakan kematangan sebagai 1) perkembangan atau proses mencapai kemasakan (kemantapan), 2) proses perkembangan yang dianggap berasal dari keturunan, atau tingkah laku khusus individu. Dalam penenlitian ini, yang disebut kematangan adalah kematangan siswa dalam mempelajari materi yang diajarkan dan bukan hanya menghapal tetapi juga memahami materi pelajaran. Faktor kematangan memiliki muatan faktor yaitu 0,828 dan presentase dari analisis deskriptif presentase adalah 89,71%.

Cara belajar mempengaruhi pencapaian hasil belajar seseorang. Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi belajar lebih tinggi dibanding cara belajar tidak efisien (Tu’u, 2004:80). Cara belajar yang tidak

memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Cara belajar yang tepat harus dilakukan secara rutin dan teratur dengan penentuan jam belajar yang tepat pula, bukan hanya sistem kebut semalam. Cara belajar yang efektif tersebut akan berpotensi meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa. Dalam memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Cara belajar yang tepat harus dilakukan secara rutin dan teratur dengan penentuan jam belajar yang tepat pula, bukan hanya sistem kebut semalam. Cara belajar yang efektif tersebut akan berpotensi meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa. Dalam

Dengan adanya kedua faktor tersebut yaitu kematangan belajar dan cara belajar yang efektif dapat mempengaruhi hasil belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Windhy (2009) menyatakan bahwa faktor paling dominan yang mempengaruhi hasil Akuntansi adalah cara belajar siswa. Analisis deskriptif presentase untuk variabel cara belajar adalah 86,82% dengan kriteria Sangat Baik.

6. Gangguan Belajar

Gangguan belajar siswa dalam hal kesehatan juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Contohnya siswa yang mempunyai gangguan penglihatan dan pendengaran harus memiliki alat bantu melihat dan mendengar untuk dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik seperti siswa lain yang sehat tanpa gangguan tersebut. Jika mereka tidak memiliki alat bantu tersebut, sudah dapat dipastikan akan berpotensi mendapatkan hasil belajar yang kurang memuaskan karena keterbasan yang dimiliki tersebut. Keshatan rohani siswa juga dapat menjadi faktor pendukung ataupun justru gangguan dalam proses pembelajaran siswa. Kesehatan rohani adalah kondisi kesehatan dalam diri siswa yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kondisi fisik siswa. Kesehatan rohani contohnya penerapan pola hidup sehat siswa yang akan mempengaruhi ketenangan batin dan kenyamanan siswa dalam proses pembelajaran. Jika siswa sudah memiliki ketenangan batin dan kenyamanana

dalam proses pembelajaran, maka siswa akan lebih mudah dalam menyerap materi pembelajaran dan akan berpotensi mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. Tetapi sebaliknya jika kesehatan rohani siswa kurang baik, siswa tidak memiliki ketenangan batin dan kenyamanan siswa dalam belajar sehingga menjadi malas dan bosan dalam proses pembelajaran dan tidak dapat menyerap materi pelajaran dengan maksimal. Kondisi ini akan berpotensi membuat hasil belajar siswa menurun bahkan jauh dari batas minimal. Oleh karena itu, gangguan belajar dan kesehatan rohani tidak dapat diabaikan dalam menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang.

Dalam penelitian ini pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang, variabel gangguan belajar yang terdiri dari kesehatan rohani (X 2 ) dan gangguan belajar (X 3 ) masing-masing memiliki muatan faktor yang berbeda. Berdasarkan analisis faktor, muatan faktor untuk kesehatan rohani (X 2 ) adalah 0,768 dan untuk gangguan belajar (X 3 ) yaitu 0,616 dengan kontribusi terhadap hasil belajar adalah 5,86% seperti dicantumkan dalam Total Variance Explained . Sedangkan berdasarkan hasil pengujian analisis deskriptif, variabel gangguan belajar memiliki presentase 78% dengan kriteria Baik.

7. Lingkungan Keluarga

Tu’u (2004:84) menyatakan bahwa pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan seseorang adalah pengaruh keluarga. Variabel lingkungan keluarga memiliki dua faktor pembentuk yaitu Tu’u (2004:84) menyatakan bahwa pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan seseorang adalah pengaruh keluarga. Variabel lingkungan keluarga memiliki dua faktor pembentuk yaitu

Faktor relasi antaranggota keluarga memiliki muatan faktor yaitu 0,863 sedangkan faktor keadaan ekonomi keluarga memiliki muatan faktor yaitu 0,616. Relasi antaranggota keluarga yang baik akan membuat siswa merasa nyaman belajar di rumah dan dapat belajar dengan konsentrasi. Apalagi jika dalam kesulitan belajar, siswa mendapatkan bantuan dari anggota keluarga yang lain. Sebagai contoh, siswa yang tidak terlalu teliti dalam membuat kertas kerja akuntansi dan meminta bantuan dari orang tua atau anggota keluarga yang lain yang mampu dalam bidang Ekonomi/Akuntansi. Karena relasi antaranggota keluarga yang baik inilah maka memunculkan keinginan siswa untuk belajar lebih giat agar mendapat hasil belajar yang lebih dan tidak mengewakan anggota keluarga.

Keadaan ekonomi keluarga juga sangat mempengaruhi hasil belajar Ekonomi siswa. Keadaan ekonomi yang baik dan mencukupi akan mampu memenuhi fasilitas-fasilitas belajar siswa dengan baik sehingga anak bisa belajar lebih cepat. Contohnya, keadaan ekonomi keluarga yang mampu dan mencukupi akan mampu memenuhi kebutuhan biaya bimbingan les, buku, atau alat elektronik yang lain yang berguna bagi kemajuan dan peningkatan hasil belajar siswa.

Pada penelitian ini, variabel lingkungan keluarga terbukti mempengaruhi hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang dengan hasil pengujian analisis deskriptif presentase adalah 80,87% dengan kriteria penilaian Baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Rustiyana (2009) menyatakan bahwa faktor keluarga adalah faktor yang paling dominan yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.

8. Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat adalah tempat pembentukan jati diri siswa dan tempat bersosialisasi siswa secara luas. Pengaruh lingkungan masyarakat dibuktikan senilai 4,21% yang dapat dilihat pada Total Explained Variance. Di dalam lingkungan masyarakat ini, siswa diajarkan mengenal karakteristik orang dari usia, latar belakang dan pekerjaan yang berbeda-beda. Pengaruh dari faktor pembentuk variabel lingkungan masyarakat akan dijelaskan di bawah ini.

Faktor bentuk kehidupan masyarakat secara tidak langsung mempengaruhi pencapaian hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang yaitu memiliki muatan faktor sebesar 0,744. Faktor bentuk kehidupan masyarakat ini berkaitan dengan kehidupan masyarakat sekitar siswa, pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat sekitar siswa, kemungkinan terjadinya keributan atau kericuhan yang terjadi di lingkungan masyarakat sekitar tempat tinggal siswa. Siswa yang berada di lingkungan yang baik dengan pendidikan orang sekitar yang tinggi dan jarangnya terjadi

keributan mempunyai kecenderungan untuk lebih bersemangat dan motivasi yang lebih besar untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan dibandingkan siswa yang berada di lingkungan yang berisik dengan pendidikan orang sekitar yang rendah dan banyak terjadi keributan di lingkungan masyarakatnya. Faktor bentuk kehidupan masyarakat pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang pada pengujian analisis deskriptif dengan nilai presentase adalah 84,81% dengan kriteria Sangat Baik, sesuai dengan penelitian terdahulu Suwardi (2012) yang menyatakan bahwa lingkungan masyarakat berkontribusi 10,18% terhadap hasil belajar Ekonomi siswa.

9. Kondisi Fisiologis

Variabel kondisi fisiologis berkaitan dengan keadaan fisik dari siswa dalam proses pembelajaran sehingga mampu mempengaruhi hasil belajar Ekonomi siswa tersebut. Dengan mengetahui kondisi fisik berupa kelebihan dan kelemahan fisik siswa, siswa dapat mengetahui apa yang harus dilakukan agar dapat memaksimalkan kelebihannya dan dapat menemukan cara agar kelemahannya tidak menghambat dalam proses belajar sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal sesuai yang diharapkan. Jasmani/fisik yang sehat dan lengkap akan membantu siswa untuk belajar dengan baik dan memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Oleh karena itu, cara siswa menjaga kesehatan sangat berperan penting dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

Variabel kondisi fisiologis memiliki dua faktor pembentuk yaitu faktor kesehatan jasmani (X 1 ) dan kelelahan jasmani (X 12 ). Variabel fisiologis memiliki kontribusi terendah yang mempengaruhi hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Semarang adalah 4,205% sesuai yang tercantum pada Total Variance Explained.

Faktor kesehatan jasmani memiliki muatan faktor yaitu 0,688 dan faktor kelelahan jasmani memiliki muatan faktor 0,826. Sedangkan dalam hasil pengujian analisis deskriptif dengan kontribusi paling rendah yaitu 4,205%.

BAB V PENUTUP