Struktur Mikro Stilistik

4.2.4 Struktur Mikro Stilistik

Pusat perhatian stilistik adalah pada style yaitu cara yang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Analisis stilistik dalam naskah Sidang Susila dibagi menjadi dua yaitu diksi dan majas (lihat lampiran 4)

4.2.4.1 Diksi

Diksi merupakan pilihan kata yang dipakai dalam suatu karya sastra. Diksi yang akan dibahas ada tiga contoh dari percakapan naskah drama yang berjudul Sidang Susila. Masing-masing contohnya akan dijelaskan sebagai berikut.

(1) Intelejen kita sudah mengetahui siapa dibelakang ini semua. Ada dua kekuatan ekstrem yang harus kita curigari, Bapak Hakim. Pertama kelompok yang menyebut dirinya GAM… Gerakan Anti Moral…Dan

yang kedua adalah gerakan sparatis OPM… Organisasi Penggemar

Maksiat … Mereka telah menjadikan Susila sebagai ikon perlawananan mereka. Merekalah yang menggalang perlawanan menentang diberlakukannya Undang-Undang Susila.(VIII-PC37-PK).

Dari data di atas dapat dilihat bahwa terdapat diksi atau pemilihan kata yang mengacu pada suatu organisasi yakni organisasi GAM (Gerakan Anti Maksiat) dan OPM (Organisasi Penggemar Maksiat). Organisasi tersebut merupakan sebuah sindiran yang ditujukan pada oknum penegak hukum. GAM yang sebenarnya merupakan Gerakan Aceh Merdeka yang merupakan sebuah organisasi separatis yang memiliki tujuan supaya Aceh lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun dalam hal ini sang penulis Agus Noor melesetkan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) menjadi GAM (Gerakan Anti Maksiat). Hal ini merupakan plesetan yang masih ada kaitannya dengan pemberlakuan Undang-Undang Pornografi yakni gerakan anti moral yang menolak kebaikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa sangat mendukung keburukan atau yang bersifat pornografi.

Selanjutnya ada OPM yang sebenarnya merupakan Organisasi Papua Merdeka yang digunakan untuk memisahkan diri dari Indonesia. Gerakan ini sebenarnya dilarang di Indonesia karena memicu terjadinya kemerdekaan bagi provinsi yang berakibat tuduhan pengkhianatan. Namun dalam hal ini penulis mempelesetkannya menjadi Organisasi Penggemar Maksiat. Hal ini masih ada hubungannya dengan Undang-Undang Pornografi yang merupakan organisasi yang dibentuk untuk kumpulam orang yang berbuat maksiat. Selanjutnya data kedua yang terdapat pada percakapan di bawah ini yang mengandung sebuah singkatan. Hal tersebut dapat dilihat pada data di bawah ini.

(2) Terserah… saya tak perduli apakah sastra atau porno! Yang jelas itu sasstra jenis SMS… Sastra Mazhab selangkangan! Saya bisa menangkap kamu karna menulis novel itu!… (Kembali membaca data di map) … Pernah kost di Utan Kayu… Berkencan… dan punya hubungan sejenis dengan…( IX-

PC25-HK) Dari data di atas dapat dilihat bahwa terdapat diksi atau pemilihan kata yang

mengacu pada sebuah singkatan yakni SMS (Sastra Mazhab Selangkangan). Singkatan tersebut merupakan sebuah sindiran yang ditujukan pada oknum penegak hukum. Mazhab adalah haluan atau aliran mengenai hukum fikih yang menjadi ikutan umat Islam yang biasanya dikenal empat mazhab yakni Hanafi, Hambali, Maliki, dan Syafii. Namun dalam hal ini terjadi perpaduan antara penulis yakni Agus Noor yang suka menulis lelucon dan Ayu Utami yang suka menulis hal-hal yang tabu. Pada akhirnya singkatan ini digabung menjadi satu yakni Sastra Mazhab Selangkangan. Hal ini mengacu pada aliran-aliran yang menyangkutpautkan selangkangan, baik itu pria maupun wanita. Singkatan ini masih ada hubungannya dengan hal-hal yang berbau porno yakni berbau daerah kelamin. Singkatan SMS sendiri pada hakikatnya merupakan Short Message Service yang pada akhirnya berubah menjadi singkatan yang nyeleneh dibuat oleh sang penulis. Selanjutnya data yang terakhir akan dijelaskan sebagai berikut.

(3) Oo.. Mira? Atau Agen 36 B? Kawan Susila? Atau yang mengkhianati Susila? (XII-PC22-PB)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa terdapat diksi atau pemilihan kata yang mengacu pada sebuah sebutan yakni agen 36B. Sebutan tersebut merupakan sebuah sindiran yang ditujukan kepada oknum penegak hukum. Dalam hal ini 36B merupakan Dari data di atas dapat dilihat bahwa terdapat diksi atau pemilihan kata yang mengacu pada sebuah sebutan yakni agen 36B. Sebutan tersebut merupakan sebuah sindiran yang ditujukan kepada oknum penegak hukum. Dalam hal ini 36B merupakan

(4) “Dulu zaman Suharto, zaman nyari harta. Sekarang kan zaman Susila. Zaman menegakkan susila ” ( X-PC34-SS).

Pemilihan kata pada teks ini merupakan ejekan kepada pemerintahan. Pada teks tersebut kalimat sekarang kan zaman Susila merupakan ejekan kepada Susilo Bambang Yudhoyono. Hal tersebut dapat diketahui karena dalam bahasa jawa penyebutan Susila akan menjadi Susilo. Ejekan ini terkait dimana Lolosnya RUU Pornografi menjadi UU yang sebenarnya di luar dugaan masyarakat karena banyak masyarakat yang tidak suka. Dimana sampai sebulan, seminggu, bahkan pada saat sebelum DPR mengesahkan UU Pornografi demo, penolakan tetap marak terjadi di sejumlah daerah seperti di Yogyakarta dan Bali.Tak hanya di masyarakat, di dalam gedung DPR juga masih terjadi pro kontra. Bukan hanya pada sejumlah pasal tapi paradigma dan logika penyusunannya juga dipersoalkan. Namun suasana di Senayan berubah drastis saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga Ketua Umum Golkar dilaporkan mengizinkan RUU Pornografi disahkan.

4.2.4.2 Majas

Majas merupakan penggunaan bahasa yang digunakan dalam mempercantik susunan kalimat agar memperoleh kesan imajinatif yang memiliki makna tersendiri. Dalam hal ini majas yang akan dibahas ada tiga contoh yang masing-masing akan dibahas sebagai berikut. Pertama data yang ada terkandung dalam majas hiperbola, metafora, dan simile. Data tersebut dapat dilihat pada bagian di bawah ini.

(1) Panggung perlahan menggelap. Musik transisi, seperti derap langkah kaki itu lama-kelamaan terdengar seperti menderap menggemuruh, seakan ruangan itu sudah terkepung ribuan langkah kaki yang menyebar dan menderap ke segenap penjuru …( V-PR7)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa terdapat penggunaan majas hiperbola, metafora, dan simile. Majas hiperbola yang merupakan penggunaan kalimat yang dilebih-lebihkan. Hal ini terlihat pada kalimat derap langkah kaki itu lama-kelamaan terdengar seperti menderap menggemuruh, yang dapat diinterpretasikan bahwa terdapat ribuan langkah kaki yang berjalan berbaris beriringan. Hal ini bisa dianalogikan dengan para prajurit yang berjalan dengan barisan yang menderap. Selanjutnya majas metafora yang membandingkan dua hal secara langsung tetapi dalam bentuk yang singkat seperti kata ribuan langkah kaki yang berarti bahwa adegan tersebut menyerupai prajurit yang sedang berbaris bersama-sama. Kemudian yang terakhir merupakan majas simile yang merupakan bentuk persamaan atau perbandingan yang bersifat eksplisit. Hal tersebut dapat dilihat pada kalimat derap langkah kaki itu lama-kelamaan terdengar seperti menderap menggemuruh, hal ini membuktikan bahwa kata seperti merupakan kata perbandingan. Jadi, derap langkah kaki yang terdengar seperti menderap yang berarti membuat menjadi berderap. Berderap merupakan tiruan langkah kaki orang yang berjalan cepat.

Selanjutnya data kedua mengandung majas metafora. Majas metafora yang berarti analogi yang membandingkan dua hal secara langsung tetapi dalam bentuk yang singkat seperti terlihat dalam data di bawah ini.

(2) Harap diingat Sodara Pembela. Ini bukanlah sidang pidana atau perdata biasa. Ini adalah sidang tindak susila. Sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang Susila, para pelanggar susila dengan sendirinya adalah orang yang sakit. Orang-orang sakit jiwa. Orang yang berpikiran gila. Orang yang otaknya ngeres. Orang yang pikirannya dipenuhi gagasan pornografi dan pornoaksi. Itulah sebabnya para pelanggar susila adalah orang-orang yang hidup dalam gelimang dosa, Sodara- sodara… Mereka sungguh-sungguh orang yang berbahaya, Sodara- sodara… Ukuran bahaya tidak semata ditentukan dengan tindakan fisik. Tapi juga pikiran! Dan kejahatan yang disebarkan pikiran, sudah barang tentu jauh lebih membahayakan, Sodara- sodara…(VII-PC6-JK)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa terdapat majas metafora yang terdapat dalam kata gelimang dosa. Dalam hal ini gelimang dosa dapat diartikan bahwa penuh dengan dosa. Jika dikaitkan dengan konteksnya dapat diberikan makna berupa pelanggar Susila merupakan orang-orang yang hidup dengan penuh dosa. Gelimang dosa di sini adalah dosa yang terlalu bertumpuk sehingga menjadikan penuh dengan dosa. Selanjutnya data ketiga terdapat majas metafora yang memuat analogi dua hal Dari data di atas dapat dilihat bahwa terdapat majas metafora yang terdapat dalam kata gelimang dosa. Dalam hal ini gelimang dosa dapat diartikan bahwa penuh dengan dosa. Jika dikaitkan dengan konteksnya dapat diberikan makna berupa pelanggar Susila merupakan orang-orang yang hidup dengan penuh dosa. Gelimang dosa di sini adalah dosa yang terlalu bertumpuk sehingga menjadikan penuh dengan dosa. Selanjutnya data ketiga terdapat majas metafora yang memuat analogi dua hal

(3) (Menyodorkan map) Laporan kronologi peristiwanya ada di sini! Semua tertulis detail terperinci… Pesakitan itu menyerang petugas itu dengan membabi buta , membunuhnya… kemudian memperkosa mayatnya…(IX- PC12-HK)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa terdapat majas metafora pada kata membabi buta yang berarti melakukan sesuatu secara nekat, bertindak tanpa perhitungan dan tidak peduli apa-apa lagi. Jika dikaitkan dengan konteks kalimatnya, dapat diberikan makna bahwa Susila melakukan penyerangan petugas dengan cara yang nekat tidak melihat perhitungan untuk ke depannya. Susila melakukan hal tersebut yang disusul dengan membunuh dan memperkosa mayatnya.

(4) Seperti mendapat tangkapan paus besar, para Polisi Moral itu langsung menyeret dan menggelandan Susila. Beberapa petugas itu langsung membawa dagangan Susila (I-PR11)

Teks tersebut merupakan contoh penggunaan majas simile. Majas simile dalam teks tersebut dapat dilihat dari kalimat “Seperti mendapat tangkapan paus besar”. Pada kalimat ini Susila diibaratkan seperti paus besar, paus adalah binatang mamalia dengan ukuran tubuh yang paling besar dan juga merupakan spesies yang paling mendominasi kehidupan yang ada di dalam lautan. Penggunaan majas simile dalam teks ini bermaksud bahwa para polisi moral merasa senang karena telah menemukan susila yang diibaratkan sebagai paus sehingga mereka langsung menyeret dan tidak menyianyiakan kesempatan yang ada.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63