Struktur Makro (Tematik)

4.2.1 Struktur Makro (Tematik)

Tema secara keseluruhan dapat dilihat dari judul suatu wacana begitu juga Naskah Sidang Susila. Judul Sidang Susila digunakan oleh Agus Noor dan Ayu Utami untuk mewakili dua hal yang ada dalam naskah tersebut. Pertama ‘Sidang Susila’ memiliki arti persidangan hukum yang dialami oleh tokoh utama Susila. Makna yang kedua yaitu persidangan yang dijalankan demi suatu kesusilaan, namun para penegak hukum sendiri melanggar apa itu yang disebut susila. Susila sendiri memilki arti yang baik, sopan, dan sebuah keadaban namun dalam cerita ini susila selalu disangkutkan dengan pelanggaran pornografi dan pornoaksi. Selain dilihat dari judul tema naskah Sidang Susila ini juga dilihat dari tema setiap babak. Naskah Sidang Susila memiliki 13 babak dan satu opening. Berikut ini penjabaran tema dalam setiap babak yang ada dalam naskah Sidang Susila.

Babak

Tema

Babak 1 Penangkapan Susila oleh Polisi Moral ketika sedang asik menari tayub

Babak 2 Pemberitahuan mengenai pengesahan UU Susila (berlebihan) oleh Jaksa serta berita penangkapan Susila yang dianggap sebagai penjahat moral

Babak 3 Interogasi petugas: Pemaksaan Susila untuk menjawab bahwa dia menjual mainan porno

Babak 4 Pertemuan hakim, Jaksa, Pembela dengan tersangka (baca:pesakitan) sebelum pengadilan digelar, dan justifikasi terhadap tersangka.

Babak 5 Rencana pembela untuk membela susila saat persidangan (masih saudara), agar susila seolah-olah tidak mengenalnya saat persidangan berlangsung.

Babak 6 Demo untuk memenjarakan susila, ganyang pornoaksi dan pornografi.

Babak 7 Persidangan Susila Parna, yang dianggap melanggar Pasal 4 Undang-Undang Susila karena mempertontonkan tubuh dan menjual barang yang dianggap mengandung unsur pornografi yaitu balon.

Babak 8 Kejadian saat Petugas Kepala dan Hakim memonopoli kasus Susila Parna untuk Proyek Moralitas yang ditegakan dalam Negeri tersebut.

Babak 9 Hakim dan Jaksa telah membuat skenario kronologi peritiwa yang membuat susila sebagai tersangka pornografi yang berbahaya.

Babak 10 Mira datang untuk menyuruh susila kabur kaena susila merupakan korban monopoli pemerintahan antara kelompok pro moral dan kontra moral yang menegakkan Undang- Undang Susila pada zaman susila di Negri tersebut.

Babak 11 Diadakan operasi moral besar-besaran karena Susila Parna kabur, semu orang ditangkap karena dianggap melanggar Undang-Undang Susila.

Babak 12 Mira dan Petugas kepala melakukan persekongkolan terhadap kasus Susila Parna namun karena Mira jatuh cinta pada Susila Mira melakukan kesalahan dengan membebaskan Susila.

Babak 13 Sidang akhir kasus Susila Parna yang kabur diwakili oleh WC yang pernah digunakan Susila di penjara.

Dari tigabelas tema yang ditemukan dalam setiap babaknya ditemukan sepuluh tema bentuk marjinalisasi terhadap oknum penegak hukum, lima tema yang memarjinalkan Undang-Undang, dan satu tema yang memarjinalkan pemerintahan. Dari penjabaran ketigabelas tema dalam tiga belas babak naskah Sidnag Susila maka dapat diambil kesimpulan bahwa tema dalam naskah Sidang Susila adalah sebuah kritikan pada oknum penegak hukum sendiri. Secara keseluruhan penulis ingin mengatakan bahwa percuma saja Undang-Undang pornografi itu diterapkan namun penegak hukumnya justru melanggar peraturan dan bahkan menjadi pelaku pornografi itu sendiri. Suatu tema kerap disandingkan dengan topik. Sobur (2006:75) topik didefinisikan oleh Van Dijk sebagai struktur makro suau wacana yang menunjukan Dari tigabelas tema yang ditemukan dalam setiap babaknya ditemukan sepuluh tema bentuk marjinalisasi terhadap oknum penegak hukum, lima tema yang memarjinalkan Undang-Undang, dan satu tema yang memarjinalkan pemerintahan. Dari penjabaran ketigabelas tema dalam tiga belas babak naskah Sidnag Susila maka dapat diambil kesimpulan bahwa tema dalam naskah Sidang Susila adalah sebuah kritikan pada oknum penegak hukum sendiri. Secara keseluruhan penulis ingin mengatakan bahwa percuma saja Undang-Undang pornografi itu diterapkan namun penegak hukumnya justru melanggar peraturan dan bahkan menjadi pelaku pornografi itu sendiri. Suatu tema kerap disandingkan dengan topik. Sobur (2006:75) topik didefinisikan oleh Van Dijk sebagai struktur makro suau wacana yang menunjukan

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63