Struktur Mikro Ekspresi
4.2.6 Struktur Mikro Ekspresi
Strategi dalam level ini retoris di sini adalah gaya yang diungkapkan ketika seorang berbicara atau menulis. Dalam penelitian ini struktur retoris diganti dengan ekspresi Strategi dalam level ini retoris di sini adalah gaya yang diungkapkan ketika seorang berbicara atau menulis. Dalam penelitian ini struktur retoris diganti dengan ekspresi
(1) (Langsung bernada membentak marah) Bagimana pun Sodara-sodara, pornografi dan pornoaksi harus kita babat! Karna begitulah, Sodara- sodara… Sebagaimana firman Allah. Moral masyarakat harus dijaga,
Sodara-sodara. Kalau penjahat moral ini tidak segera dihukum, pasti masyarakat akan resah. Dia akan mengganggu ketertiban. Membuat hidup kita sengsara. Haleluya! (II-PC8-JK)
Dari percakapan diatas tampak Jaksa mulai terpancing emosi karena pembela terus menerus menyangkal dakwaan yang di tujukan kepada saudara Susila. Jaksa terus menuntut bahwa terdakwa benar-benar bersalah dan harus di hukum dengan seberatnya-beratnya.Jaksa dengan lantang bahwa terdakwa adalah penjahat moral yang harus di musnahkan agar kejadian ini tidak menambah deretan kasus mengenai asusila karena kasus yang seperti ini akan meresahkan warga sekitar jika tidak di tangkap dan di penjara segera mungkin
(2) Dibawah ancaman senjata, Susila di dorong masuk sel. Susila terlihat
bingung dengan semua kepanikan itu. Sel segera dikunci. Petugas 1 masih terlihat gemetaran, ketakutan. Petugas kepala terus menyemproti tubuh Petugas 1 dengan antiseptik – yang bentuknya bisa saja seperti semprotan Baygon cair, atau hairspray atau tabung penyemprot hama sebagaimana dipakai para petani itu. (II-PC48-PK)
Percakapan di atas menggambarkan bahwa terdakwa jelas-jelas bingung dengan tindakan yang di lakukan oleh polisi itu. Terdakwa langsungndi masukkan ke penjara tanpa pemberitahuan sebab mengapa ia di penjarakan. Dugaan bahwa dia penyakit moral membuat petugas pengadilan takut takut bila ia tertular oleh penyakit yang di derita oleh terdakwa. Kenyataannya terdakwa belum di vonis benar-benar salah tapi ia merasa terkucilkan di penjara.
(3) Maaf kami datang mendadak… (Menyerahkan koran kepada petugas kepala, yang segera membacanya) Kita berkejaran dengan waktu. Kasus ini menjadi head line semua media. Pers terus-terusan mem-blow up penangkapan ini.Semua mendesak agar persidangan dilaksanakan secepatnya. (IV-PC1-HK)
Percakapan diatas menggambarkan bahwa ketakutan yang terjadi pada petugas kepala ini terjadi di karenakan kasus yang menimpa Susila ini akan heboh. Media sosial akan terus menerus mencari kebenaran dari kasus ini. Memuktikan apakah susila benar-benar salah atau ini hanya rekayasa yang di buat oleh penegak hukum yang Percakapan diatas menggambarkan bahwa ketakutan yang terjadi pada petugas kepala ini terjadi di karenakan kasus yang menimpa Susila ini akan heboh. Media sosial akan terus menerus mencari kebenaran dari kasus ini. Memuktikan apakah susila benar-benar salah atau ini hanya rekayasa yang di buat oleh penegak hukum yang
(4) (Bertepuk tangan, bergaya memuji) Sungguh argumentasi hukum yang benar- benar luar biasa…bodoh! (VII-PC 38-JK)
Pada teks diatas lebih mengambarkan sifat meremehkan dari jaksa. Sifat itu ditujukan untuk pembela. Sebagai pembela tentunya dia bertugas untuk membela terdakwa agar tidak di masukkan dalam penjara. Oleh karena itu pembela mati-matian berargumentasi tentunya dengan bukti dan fakta yang kuat, tetapi hal itu di remehkan oleh Jaksa. Jaksa malah mengejek pembela bahwa dia bodoh. Perdebatan pun terjadi di ruang sidang hingga membuat suasana sidang semakin memanas terlebih lagi terdakwa Susila semakin terpojok oleh hinaan yang ditujukan olehnya.