2.1.4. Edible film gelatin dan antimikroba
. Kemasan antibakteri adalah salah satu bentuk kemasan makanan aktif.
Kemasan aktif berinteraksi dengan produk atau ruang antara kemasan dan sistem makanan untuk memperoleh hasil yang diinginkan Brody et al., 2001.
Selanjutnya dinyatakan bahwa, kemasan makanan antibakteri bertindak menurunkan, menghambat atau memperlambat pertumbuhan mikroorganisme
yang kemungkinan ada dalam makanan yang dikemas atau bahan pengemas itu sendiri.
Kemasan antibakteri dapat menghambat pertumbuhan bakteri pathogen atau organisme perusak pada permukaan makanan dan dapat memperpanjang
masa simpan pada makanan yang dikemas Lee et al., 2004. Substansi antibakteri yang disatukan dalam material kemasan dapat mengontrol kontaminasi mikroba
dengan menghambat tingkat pertumbuhan dan pertumbuhan populasi maksimum dan atau memperpanjang fase lag pada bakteri target atau menonaktifkan
mikroorganisme Quintavalla and Vicini, 2002. Edible film
berbahan dasar gelatin dapat digunakan sebagai pembawa zat aditif seperti antioksidan, antimikroba, pewarna dan flavor. Metode yang berbeda
dari aplikasi langsung seperti inkorporasi bahan antimikroba kedalam edible film atau edible coating memberikan efek fungsional pada permukaan makanan
Pranoto et al.,2005. Edible film
gelatin dan antimikroba adalah pengemas yang dapat mengurangi, mencegah atau memperlambat pertumbuhan mikroorganisme
patogenik didalam pembungkusan makanan dan bahan pengemas Maizura et al., 2008. Penelitian mengenai film antimikroba sedang dikembangkan pada saat ini
untuk mengontrol aktivitas mikrobiologi pembusuk dari makanan yang tidak tahan lama. Beberapa bahan organik maupun anorganik aktif dapat dimasukkan
dalam struktur polimer untuk mencegah mikroba pembusuk yang tidak diinginkan selama masa penyimpanan Del et al.,2008 . Bahan antimikroba yang digunakan
dalam aplikasi pada makanan antara lain dapat berupa minyak atsiri, asam organik, bacteriocin, enzim, alkohol dan asam lemak Pranoto et al,2005.
Universitas Sumatera Utara
Kemampuan minyak atsiri untuk melindungi makanan-makanan melawan mikroorganisme pathogen dan perusak telah dilaporkan oleh beberapa para
peneliti. Pembuatan edible film gelatin yang bersifat antimikroba dapat dilakukan dengan beberapa cara , antara lain :
1. Penambahan sachetspads kantong kecil berisi bahan antimikroba volatil ke dalam kemasan.
2. Inkorporasi secara langsung bahan antimikroba volatil dan yang tidak volatil ke dalam polimer.
3. Coating atau adsorpsi antimikroba pada permukaan polimer. 4. Immobilisasi antimikroba pada polimer dengan ikatan ion atau kovalen.
5. Penggunaan polimer yang memiliki sifat sebagai antimikroba Appendini and Hotchkiss,2002
2.2.Plasticizer
Plasticizer didefinisikan sebagai bahan non volatil, bertitik didih tinggi
jika ditambahkan pada material lain dan dapat merubah sifat material tersebut.Penambahan plasticizer dapat menurunkan kekuatan intermolekuler,
meningkatkan fleksibilitas film dan menurunkan sifat barrier film. Plasticizer
ditambahkan pada pembuatan edible film untuk mengurangi kerapuhan meningkatkan fleksibilitas dan ketahanan film terutama jika disimpan pada suhu
rendah Anonim, 2005. Mekanisme proses plastisasi polimer sebagai akibat penambahan
plastisizer berdasarkan Darby 1982 di dalam : Di Gioia and Guilbert, 1999,
melalui urutan sebagai berikut: 1. Pembasahan dan adsorpsi.
2. Pemecahan dan atau penetrasi pada permukaan 3. Absorpsi, difusi.
4. Pemutusan pada bagian amorf. 5. Pemotongan struktur.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa jenis plasticizer yang dapat digunakan dalam pembuatan edible film
adalah gliserol, lebah, polivinil alkohol, sorbitol, asam laurat, asam oktanoat, asam laktat, trietilen glikol, polietilen glikol,acetylated monoglyceride Acetem.
2.2.1. Plasticizer Gliserol