Plasticizer Turunan Gliserol. Pemanfaatan Gliserol Dan Turunannya Sebagai Plasticizer Pada Edible Film Gelatin Yang Diinkorporasi Dengan Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii) Sebagai Antimikroba

Gliserol merupakan cairan yang memiliki kelarutan tinggi, yaitu 71 g100 g air pada suhu 25 o Buttler et.al. dalam Bayu,2008 telah meneliti pengaruh plasticizer gliserol pada edible film dari khitosan. Penambahan gliserol dengan konsentrasi 0.25 mlg dan 0.5 mlg mampu menghasilkan nilai rata-rata kekuatan tarik edible film bioplastic khitosan sebanding dengan film sintetis dari HDPE High Density PolyRthylene dan LDPE Low Density PolyEthylene, yaitu nilai rata-rata minimal 8.3 Newtonmm C. Biasanya digunakan untuk mengatur kandungan air dalam makanan dan untuk mencegah kekeringan pada makanan. 2 atau 8.3 MPa dan nilai rata-rata maksimum 44.8 MPa. Sedangkan nilai rata-rata persentase elongasi pemanjangan keduanya sebanding dengan selofan komersil, yaitu sebesar 27 dan 46.

2.2.2. Plasticizer Turunan Gliserol.

2.2.2.1. Gliseril Monooleat

Gliseril monooleat monoolein adalah bahan kimia aktif permukaan yang secara luas digunakan sebagai surfaktan nonionik dan pengemulsi plasticizer. Gliseril mono oleat dapat dihasilkan oleh reaksi α - monoklorohidrin gliserol Hasil klorinasi gliserol dengan natrium oleat dengan katalis membentuk ester monogliserida Cannont,1995,seperti reaksi berikut ini : CH 3 CH 2 3 N + - HC l - CH 3 -CH 2 7 -CH=CH-CH 2 7 -C-O-Na O + TEA - HCl N H C 2 H 5 CH 3 -CH 2 7 -CH=CH-CH 2 7 -C-O O + NaCl C 2 H 5 C 2 H 5 Universitas Sumatera Utara O-H O-H Cl N H C 2 H 5 CH 3 -CH 2 7 -CH=CH-CH 2 7 -C-O O + O-H O-H CH 3 -CH 2 7 -CH=CH-CH 2 7 -C-O O + Gliserol Monooleat TEA - HCl C 2 H 5 C 2 H 5 CH 3 CH 2 3 N + - HC l - . . Gliseril monooleat tidak berbahaya bagi lingkungan . Semua bahan pembuatnya dihasilkan oleh alam. .Asam oleat diekstrak dari produk alami, sedangkan gliserol dapat dibuat dari lemak alami atau petrokimia Anonim, 2001. Gliseril monooleat secara fisik berwujud cair berwarna jernih kekuning- kuningan atau kuning pucat Magrabar, 1997. Gliseril monooleat C 21 H 40 O 4 memiliki berat molekul 356.54 gmol Anonim,2009, tidak larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol dingin dan larut dalam alkohol panas, kloroform, eter, petroleum eter, serta larut dalam minyak dan bersifat sebagai pengemulsi pada makanan Pardi, 2005, gliseril monooleat larut baik dalam minyak Chen and Dickinson, 1999. Rumus struktur gliseril monooleat adalah sebagai berikut : Gambar 2.2. Struktur Kimia Gliseril monooleat Universitas Sumatera Utara Indentik dengan surfaktan-surfaktan lain, sifat gliseril monooleat ini ditentukan oleh sifat reaktan pembentuknya. Gliseril monooleat dapat membentuk suatu mikro-emulsi di dalam air. Gliserol larut dalam air, sedangkan asam oleat tidak larut dalam air Burdock, 1977. Hydrophilic-Lipophilic Balance HLB dari gliseril monooleat adalah 3.8 Griffin, 1979. Kegunaan spesifik dari gliseril monooleat ini adalah sebagai antifoam dalam pengolahan jus dan sebagai emulsifier lipofilik untuk aplikasi air dalam minyak. 2.3.Minyak Atsiri Minyak atsiri atsiri juga dikenal dengan nama minyak mudah menguap atau minyak terbang. Pengertian atau definisi minyak atsiri yang ditulis dalam Encyclopedia of Chemical Technology menyebutkan bahwa minyak atsiri merupakan senyawa yang pada umumnya berwujud cairan,yang diperoleh dari bagian tanaman, akar kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga dengan cara penyulingan dengan uap Sastrohamidjojo, 2004. Sifat minyak atsiri yang menonjol antara lain mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan aroma tanaman yang menghasilkannya, dan umumnya larut dalam pelarut organik. Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut minyak atsiri. Misalnya dalam dalam bahasa Inggris disebut essential oils, ethereal oils dan volatile oils . Dalam bahasa Indonesia ada yang menyebut minyak kabur Lutony dan Rahmayati, 2002. Minyak atsiri dari beberapa tanaman bersifat aktif biologis sebagai anti bakteri dan antijamur. Beberapa hasil penelitian menemukan bahwa minyak atsiri dari rimpang lengkuas Parwata Fanny, 2008, bawang putih Pranoto et al., 2005, Oregano Zinoviadou et al,2009 memiliki aktivitas sebagai antibakteri dan antijamur. 2.3.1..Minyak atsiri kulit kayu manis Kayu manis Cinnamomum burmanii jenis tanaman berumur panjang penghasil kulit yang ada di Indonesia disebut kulit kayu manis. Sebelum masehi, Universitas Sumatera Utara kulit kayu manis digunakan sebagai sumber pewangi untuk membalsem mumi raja-raja Mesir serta peningkat cita rasa masakan dan minuman. Kayu manis dapat dijadikan jamu untuk penyakit disentri dan singkir angin. Minyak kayu manis sudah ratusan tahun dikenal di belahan dunia barat dan timur sebagai penyembuh reumatik, mencret, pilek, sakit usus, jantung, pinggang dan darah tinggi Rismunandar, 2001. Kulit kayu manis berwarna abu-abu dengan aroma khas dan rasanya manis. Selain hanya dalam bentuk kering, kulit kayu manis tersebut dapat didestilasi atau disuling untuk diambil minyak atsirinya.

2.3.2 Kandungan Kimia Minyak Atsiri kulit Kayu Manis