HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di Jalan Dr.Mansyur No.5 Medan, Indonesia. Fakultas Kedokteran USU dibuka pada tanggal 20 Agustus 1952 oleh Yayasan Universitas Sumatera Utara, yang berlokasi di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru. Fakultas ini memiliki berbagai fasilitas ruangan yaitu ruang kelas kuliah, ruang tutorial, ruang administrasi, ruang laboratorium farmakologi, biokimia, patologi klinik, anatomi, fisiologi, patologi anatomi, histologi, ruang skills lab, ruang seminar, perpustakaan, pendopo, mushola, kedai mahasiswa, ruang PEMA, ruang POM, kantin, toilet, tempat fotokopi, dan tempat parkir. Kegiatan akademik fakultas ini termasuk mempunyai jadwal yang padat yaitu berupa kuliah, turorial, praktikum, pleno pakar, mid-term, ujian tengah semester, final exam, ujian akhir semester, OSCE dan remedial. Fakultas ini menerima kurang lebih 500 mahasiswa per tahunnya yang dapat masuk melalui jalur SNMPTN, SBMPTN, UMB, ACMS dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh pihak universitas. Deskripsi Karakteristik Responden Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Mean Mod Min Max SD Usia 19,95 19 17 24 1,239 n=94 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Mahasiswa dengan Dispepsia Fungsional Dispepsia Non Dispepsia Jumlah p value n N n Jenis kelamin Laki-laki 4 36,4 40 48,2 44 46,8 0,46 a Perempuan 7 63,6 43 51,8 50 53,2 Usia 17-18 9 10,8 9 10,6 19-20 4 36,4 48 57,8 52 55,3 0,393 c 21-22 6 54,5 24 30,1 30 33 23-24 1 9,1 2 1,2 3 2,1 Suku Batak 7 63,6 53 63,9 60 63,8 Aceh 1 9,1 3 3,6 4 4,3 Jawa 2 18,2 15 18,1 17 18,1 Tionghoa-india 6 7,2 6 6,2 Banjar 1 9,1 1 1,1 Padang 3 3,6 3 3,2 Melayu 3 3,6 3 3,2 Tempat tinggal Bersama Orgtua 5 45,5 49 59 54 57,4 0,295 b Kost 6 54,5 34 41 40 42,6 Total 94 100 a chi-square ; b Fisher’s extract ; c Man-whitney Tabel diatas menjelaskan bahwa mahasiswa yang mengalami dispepsia berjenis kelamin perempuan sebanyak 7 orang 63,6 dan laki-laki 4 orang 36,40, usia Universitas Sumatera Utara terbanyak 21-22 tahun sebanyak 6 orang 54,5, suku batak paling banyak mengalami dispepsia fungsional yaitu sebanyak 7 orang dan mahasiswa yang bertempat tinggal di kost sebanyak 6 orang 54,4, bersama orangtua 5 orang 45,5. Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Mahasiswa dengan Dispepsia Fungsional Dispepsia Non Dispepsia Jumlah p value n N n Pola makan Teratur 3 27,3 53 63,9 56 59,6 0,02 a Tidak teratur 8 72,7 30 36,1 38 40,4 Rokok Merokok 3 27,3 13 15,7 16 17 0,279 b Tidak merokok 8 72,7 70 84,3 78 83 Alkohol Ya 4 4,8 4 4,3 0,603 b Tidak 11 100 79 95,2 90 95,7 Total 94 100 a chi-square ; b Fisher’s extract Tabel diatas menjelaskan bahwa mahasiswa yang mengalami dispepsia mempunyai kebiasaan makan teratur 2 orang 18,2 dan tidak teratur 9 orang 81,8, merokok 3 orang 27,3 dan tidak merokok 8 orang 72,7, tidak mengkonsumsi alkohol 11 orang 100. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Mahasiswa dengan Dispepsia Fungsional Dispepsia Non Dispepsia Jumlah p value n N n Riwayat penyakit Ya 5 45,5 17 20,5 22 23,4 0,078 Tidak 6 54,5 66 79,5 72 76,6 Riwayat obat-obatan Ya 2 18,2 13 15,7 15 16 0,556 Tidak 9 81,8 70 84,3 79 84 Riwayat keluarga Ya 5 45,5 6 27,7 28 29,8 0,193 Tidak 6 54,5 60 72,3 66 70,2 Total 94 100 Fisher’s extract Tabel diatas menjelaskan bahwa mahasiswa yang mengalami dispepsia memiliki riwayat penyakit 5 orang 45,5 dan yang tidak 6 orang 54,5, riwayat obat- obatan 2 orang 18,2 dan yang tidak 9 orang 81,8, riwayat keluarga 5 orang 45,5 dan yang tidak 6 orang 54,5. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Indeks Pretasi dengan Dispepsia Fungsional Indeks Prestasi Dispepsia Non Dispepsia Jumlah p value n N n Tidak mencantum 6 54,5 28 33,7 34 36,2 Kurang memuaskan 9 9 9 9,6 Memuaskan 1 9,1 31 37,3 32 34 0,596 Sangat memuaskan 3 27,3 13 15,7 16 17 Dengan pujian 1 9,1 2 2,4 3 3,2 Total 94 100 Man-whitney Tabel diatas menjelaskan bahwa mahasiswa yang mengalami dispepsia memiliki indeks prestasi yang memuaskan 1 orang 9,1, sangat memuaskan 3 orang 27,3, dengan pujian 1 orang 9,1 dan yang tidak mencantumkan sebanyak 6 orang 54,5. Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Stres dengan Dispepsia Fungsional Tingkat Stres Dispepsia Non Dispepsia Jumlah n N n Ringan 0 3 3,6 3 3,2 Sedang 4 36,4 63 75,9 67 71,3 Berat 7 63,6 17 20,5 24 25,5 Total 94 100 Universitas Sumatera Utara Pada tabel diatas ditunjukkan bahwa tidak ada mahasiswa yang mengalami dispepsia fungsional pada tingkat stres ringan, sedangkan pada stres sedang terdapat 4 orang 36,4 dan stres berat 7 orang 63,6 yang mengalami dispepsia fungsional. Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Dispepsia Keluhan dispepsia Jumlah n Post Prandial Syndrome 11 100 Epigastric Pain Syndrome Total 11 100 Pada tabel 5.6 ditunjukkan bahwa semua responden mengalami post prandial syndrome yaitu sebanyak 11 orang. Hasil Analisis Data Berikut adalah hubungan tingkat stres dengan kejadian dispepsia fungsional pada mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara . 5.1.3.1 Hasil analisa bivariat Tabel 5.8 Tabulasi Silang Responden Berdasarkan Tingkat Stres dengan Kejadian Dispepsia Fungsional Fisher’s extract Dispepsia Non Dispepsia p OR n n Tingkat Stres Ringan-sedang 4 36,4 66 79,5 0,005 6,48 Berat 7 63,6 17 20,5 Total 11 100 83 100 Universitas Sumatera Utara Tabel diatas menunjukkan mahasiswa yang mengalami dispepsia fungsional dengan tingkat stres ringan-sedang sebanyak 4 orang 36,4 dan tingkat stres berat sebanyak 7 orang 63,6. Untuk menggunakan uji chi-square frekuensi harapan masing-masing sel tidak boleh terlalu kecil yaitu lebih kecil dari 5. Pada data tabel 5.5 didapati ada nilai frekuensi harapan dibawah 5 maka dilakukan penggabungan kategori dalam rangka memperbesar frekuensi harapan seperti pada tabel 5.7 Pada tabel 5.7 dengan adanya nilai harapan yang lebih kecil dari 5, maka yang digunakan adalah nilai Fisher’s Extract Test. Confidence interval yang digunakan adalah 95. Pada analisa ini, p value yang didapat adalah 0,005 0,004 0,05 maka hasil tersebut bermakna. Dari hasil analisa diatas maka didapat kesimpulan yaitu, Ho ditolak atau ada hubungan antara tingkat stress dengan kejadian dispepsia fungsional pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Selain itu, didapatkan hasil odds ratio antara stres berat dengan stres ringan-sedang sebesar 6.48, hal itu menunjukkan stres berat 6.48 kali beresiko menyebabkan dispepsia fungsional. Hasil analisa multivariat Tabel 5.9 Tabel analisa multivariat p value Exp B Cl 95 Lower Upper Tingkat stres 0,016 5,452 1,376 21,608 Pola makan 0,088 3,559 0,828 15,300 regresi logistik Tabel diatas menunjukkan pengaruh yang paling besar terhadap dispepsia fungsional adalah tingkat stres berat 5,4 kali lebih beresiko dibandingkan stres sedang sedangkan pola makan tidak teratur memiliki resiko 3,5 kali lebih besar dibandingkan dengan pola makan teratur. Universitas Sumatera Utara Pembahasan 5.2.1. Tingkat stress Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Univeritas Sumatera Utara, ternyata diperoleh bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami tingkat stress ringan 3 orang 3,2, stres sedang 63 orang 71,3 dan stress berat sebanyak 24 orang 25,5 tabel 5.5. Beberapa sumber yang berpotensi menyebabkan stres pada mahasiswa seperti kegiatan akademik yaitu materi kuliah, perubahan dalam cara belajar, gagal dalam ujian. Hubungan sosial dan fisik seperti perpindahan dari rumah pada mahasiswa yang bertempat tinggal di kost dan adanya fasilitas yang kurang memadai juga menjadi faktor yang mempengaruhi stres seseorang. Respons orang bervariasi tergantung dari pengalaman belajar, gender, kondisi medis, dan kecenderungan genetis untuk mengalami tekanan atau masalah-masalah kesehatan Wade Tavris, 2007.

5.2.2 Dispepsia Fungsional

Dispepsia fungsional merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri ulu hati, rasa terbakar di dada, kembung, cepat kenyang, rasa penuh setelah makan. Pada penelitian ini gejala yang ditemukan adalah cepat kenyang atau tidak sanggup menghabiskan makanan dengan porsi normalbiasa yang sudah dialami selama 6 bulan atau lebih. Dari hasil penelitian, didapatkan angka kejadian dispepsia fungsional sebanyak 11 orang di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya dispepsia fungsional. Pada tabel 5.1 menunjukkan jenis kelamin yang mengalami dispepsia fungsional terdiri dari 4 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Penelitan ini menunjukkan jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang bermakna karena p0,05, berbeda dengan penelitian Setyono 2006 yang menunjukkan persentase penderita yang mengalami Universitas Sumatera Utara dispepsia lebih banyak perempuan, Begitu juga dengan usia dan suku memiliki p0,05. Selain itu kebiasaan mahasiswa juga dapat dinilai sebagai faktor resiko terjadinya dispepsia fungsional tabel 5.2 seperti pola makan, merokok dan konsumsi alkohol. Pada data yang didapat terdapat hubungan antara pola makan dengan terjadinya dispepsia fungsional p0,05 yaitu pola makan yang tidak teratur lebih banyak mengalami dispepsia fungsional. Seperti pada penelitian Susanti 2011 menyatakan bahwa keteraturan dan frekuensi makan berhubungan dengan frekuensi dispepsia dan makan teratur dapat mengurangi frekuensi dispepsia. Sedangkan untuk merokok dan alkohol tidak memiliki hasil yang bermakna dalam terjadinya dispepsia fungsional karena didapatkan p0,05 sesuai dengan penelitian Susanti 2011 kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol tidak berhubungan dengan dispepsia. Pada data yang didapat riwayat mahasiswa seperti riwayat penyakit, obat- obatan dan keluarga. Pada riwayat keluarga nilai p value 0,05 maka tidak ada hubungan antara riwayat penyakit dengan munculnya dispepsia hal ini didukung dengan penelitian Susanti 2011 riwayat penyakit keluarga tidak berhubungan dengan munculnya gejala dispepsia.

5.2.3 Hubungan Tingkat Stres dengan Kejadian Dispepsia Fungsional

Dari hasil analisis data penelitian, didapatkan adanya hubungan tingkat stres dengan kejadian dispepsia fungsional pada mahasiswa Fakultas Kedokeran Universitas Sumatera Utara p0,05. Stres yang dialami seseorang dapat menimbulkan kecemasan yang erat kaitannya dengan pola hidup, gangguan kecemasan dapat mengakibatkan berbagai respon fisiologis, diantaranya gangguan pencernaan Ika, 2010. Menurut Susanti 2011, tingkat stres berhubungan nyata dengan timbulnya gejala dispepsia, semakin tinggi tingkat stres cenderung meyebabkan gejala dispepsia. Penelitian Tarigan 2003 menunjukkan bahwa pasien yang mengalami dispepsia berhubungan dengan stres yang dialaminya. Universitas Sumatera Utara Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya dispepsia fungsional, salah satunya adalah psikologis, seperti yang dibahas pada penelitian ini yaitu tingkat stres. Tingkat stres dapat di |bagi menjadi 3 yaitu stres ringan, stres sedang, dan stres berat. Berdasarkan dengan teori Hans Selye yang disebut dengan General Adaption Syndrome yang terdiri dari 3 fase, yaitu fase reaksi alarm, fase pertahanan dimana saat tubuh berusaha menolak atau mengatasi stressor yang tidak dapat dihindari, fase kelelahan dimana tubuh mengalami stres yang berkelanjutan atau tubuh tidak mampu lagi beradaptasi pada stresor dan menjadi rentan terhadap masalah fisik dan pada akhirnya memunculkan penyakit. dikutip dari Noorhana, 2010. Berdasarkan data penelitian tabel 5.7, didapatkan kejadian dispepsia fungsional lebih banyak terjadi pada mahasiswa yang mengalami stres berat 7 orang 63,6 dibandingkan stres ringan-sedang 4 orang 36,4. Hal ini sesuai dengan teori General Adaption Syndrome pada fase kelelahan yang rentan terhadap munculnya penyakit. Sistem pencernaan dapat dipengaruhi oleh stres. Meningkatnya beban mental dan fisik pada manusia dapat meningkatkan adrenalin dan kortisol secara berlebih- lebihan. Kortisol merupakan hormon yang utama terhadap respon stres. CRF yang terdapat pada hipotalamus merangsang hipofisis untuk mengeluarkan adeno- corticotropic hormone ACTH, kemudian ACTH merangsang pengeluaran hormone kortisol dari kelenjar adrenal. CRF juga merangsang sistem pencernaan melalui CRF-1 dan CRF-2 receptors, dimana CRF-1 merangsang kontraksi kolon dan CRF-2 mengurangi aktivitas pencernaan bagian atas Mertz, 2003. Penelitian ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yaitu berupa homogenitas responden penelitian seperti memiliki kegiatan akademik yang sama dalam program pendidikan sehingga tingkat stres diperkirakan cukup seimbang antar responden. Responden yang diambil juga memiliki tingkat pendidikan yang cukup untuk dapat memahami pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner penelitian, Universitas Sumatera Utara hal ini dapat mengurangi terjadinya bias dalam menjawab pertanyaan untuk keluhan dispepsia. Penyebab dispepsia fungsional yang multifaktorial menjadi kekurangan karena pada penelitian ini hanya menilai pengaruh psikologis yaitu tingkat stres dengan terjadinya dispepsia fungsional, seperti pada data yang telah didapat pada beberapa responden yang mengalami dispepsia selain dari tingkat stres memiliki faktor lain yang memungkinkan menyebabkan terjadinya dispepsia. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN