Pengertian Pasar

C. Pengertian Pasar

Pertama kita akan membahas mengenai definisi dari pasar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pasar berarti tempat orang berjual-beli. Dengan kata lain, pasar merupakan organisasi dimana para penjual dan pembeli dapat saling berhubungan dengan mudah. Selanjuatnya oleh Pemerintah daerah, pasar adalah tempat untuk berjual beli bagi umum dan tempat berkumpulnya para pedagang mendasarkan dan menjual dagangannya baik dengan atau tidak dengan melakukan usaha kerajinan dan pertukangan kecil. (Perda No 5, tahun 1983 tentang pasar, huruf e). Tetapi secara sosiologis, pasar menunjuk pada suatu tempat yang diperuntukkan bagi kegiatan yang bersifat indigenous market trade sebagaimana telah dipraktekkan sejak lama (mentradisi), serta bercirikan bazaar economic type.

bagi seorang pedagang merupakan latar belakang permanen, dimana hampir segala kegiatannya dilakukannya. Pasar adalah lingkungannya; yang merupakan gejala alami dan gejala kebudayaan dan keseluruhan pola dari kegiatan pengelolaan dan penjajaan secara kecil-kecilan yang menjadi ciri pada masyarakat pada umumnya. Gejala perdagangan pasar ini meresap ke seluruh kawasan.

Untuk memahami pasar dalam arti luas, maka harus dilihat dari tiga sudut pandangan :  Sebagai arus barang dan jasa menurut pola tertentu  Sebagai rangkaian mekanisme ekonomi untuk memelihara dan mengatur

arus barang dan jasa. Sebagai sistem sosial dan kebudayaan dimana mekanisme itu tertanam (Geertz, 1973). Menurut Jennifer Alexander (dalam Hefner, 2000) pasar sebagai suatu sistem tukar menukar barang. Masalah yang menonjol dari perspektif ini menyangkut hubungan penyebaran pasar yang longgar (spesial) dan fungsi-fungsi ekonominya. Selain itu pasar juga adalah suatu sistem sosial, dan penekanannya pada penggambaran tipe-tipe pedagang, karier mereka, dan lembaga-lembaga sosial yang menyalurkan mereka ke jaringan rumit hubungan-hubungan sosial. Dia juga mengatakan bahwa pasar sebagai suatu aliran informasi yang terstruktur. Berdasarkan budaya dan meneliti cara-cara yang membuat para pedagang menghidupi diri mereka dengan memperoleh informasi dan menyembunyikannya dari yang lain. Perspektif ini memusatkan perhatian arus barang dan jasa. Sebagai sistem sosial dan kebudayaan dimana mekanisme itu tertanam (Geertz, 1973). Menurut Jennifer Alexander (dalam Hefner, 2000) pasar sebagai suatu sistem tukar menukar barang. Masalah yang menonjol dari perspektif ini menyangkut hubungan penyebaran pasar yang longgar (spesial) dan fungsi-fungsi ekonominya. Selain itu pasar juga adalah suatu sistem sosial, dan penekanannya pada penggambaran tipe-tipe pedagang, karier mereka, dan lembaga-lembaga sosial yang menyalurkan mereka ke jaringan rumit hubungan-hubungan sosial. Dia juga mengatakan bahwa pasar sebagai suatu aliran informasi yang terstruktur. Berdasarkan budaya dan meneliti cara-cara yang membuat para pedagang menghidupi diri mereka dengan memperoleh informasi dan menyembunyikannya dari yang lain. Perspektif ini memusatkan perhatian

lazim hingga ke pemanfaatn tawar menawar sebagai mekanisme suatu penentuan harga. Menurut Heru Nugroho (dalam majalah equilibrium, 2005) terdapat ciri pasar tradisional, yaitu : Pasar tradisional para pedagangnya melakukan kegiatan ekonomi dilandasi oleh moralitas berkecukupan, atau motif ekonomi untuk mempertahankan hidup. Pasar yang selama ini kita kenal sebagai suatu tempat bertransaksi telah mengalami perubahan karakter yang bergitu mendasar. Awalnya aktifitas didalamnya sangat sederhana, hanya melibatkan tiga unsur, yaitu ; pembeli, penjual dan kebutuhan. Hal ini juga dikatakan oleh Ahi Moersid (1995), pada dasarnya, kegiatan pasar awalnya adalah jual beli barang, dan jasa diantara para petani yang membawa hasil buminya, para produsen/pedagang eceran barang-barang kebutuhan sehari-hari, dan penduduk lingkungan setempat. Kegiatan pertukan barang dan jasa, dengan tutur sapa yang akrab, tawar menawar, pemilihan tempat dan suasananya yang telah terjadi, telah menjadi suatu tradisi tersendiri, sehingga pasar seperti ini bisa disebut pasar tradisional.

Unsur pasar tradisional : Untuk melihat pranata pasar Polanyi (1944) melihat unsur-unsur pasar yaitu : Unsur pasar tradisional : Untuk melihat pranata pasar Polanyi (1944) melihat unsur-unsur pasar yaitu :

2) Unsur setara yaitu nilai tukar menurut kesetaraan itu pasar merupakan pasar harga tetap atau pasar pencipta harga

3) Persaingan adalah ciri lain dari pranata pasar seperti pasar pencipta harga dan lelang. Dia tidak terdapat di pasar harga tetap tetapi hanya terbatas pada pasar.

4) Unsur-unsur fungsional : lokasi fifisk, adanya barang, adat istiadat, hukum.

5) Harga, harga pada mulanya adalah jumlah yang telah ditetapkan dengan tegas terlebih dahulu, dan bahwa tanpa ini kegiatan dagang tidak dapat dimulai. Harga berubah-ubah atau berfluktuasi karena persaingan harga adalah perbandingan kuantitatif antara barang berbagai jenis yang lahir melalui barter atau tawar menawar harga adalah bentuk ekwuivalensi yang khas dijumpai pada ekonomi yang terintegrasi melalui perilaku tukar menukar.