Deskripsi Lokasi
A. Deskripsi Lokasi
Pasar Gading berlokasi di jalan veteran no 44 Kota Surakarta Visi, Misi dan Tujuan Pasar Gading
Visi : Terciptanya pasar gading yang bersih, sehat, aman, nyaman, dan berkeadilan serta menjadikan pasar sebagai tempat tujuan wisata Misi :
1. Meningkatkan kebersihan, keamanan, ketertiban pasar
2. Memberikan pelayanan terbaik kepada pedagang dan konsumen
3. Meningkatkan SDM pedangang dalam mengubah karakter serta pola pikir dalam menciptakan pasar bersih aman, nyaman serta berkeadilan
4. Menghimbau peran serta pedagang dalam menata barang dagangan agar lebih kreatif, lebih higienis, lebih indah.
5. Meningkatkan daya saing berli terhadap pasar modern.
Tujuan : Meningkatkan pendapatan dan daya saing pasar pedagang pasar tradisional dengan pasar modern serta meningkatkan tingkat hunian dan pengunjung untuk memberikan kontribusi dengan lingkungan pemerintah setempat dalam menciptakan pasar gading yang bersih, sehat, rapi, dan indah serta berkeadilan.
Bangunan pasar terdiri dari : Luas bangunan lahan pasar
:2283 M 2 Bentuk pasar (menyatu) Jumlah kios
Jumlah meja los lantai bawah : 123 Jumlah meja los lantai atas
Jumlah meja oprokan atas
Jumlah meja oprokan bawah
Jumlah pedagang los lantai atas dan bawah : 211 pedagang Jumlah pedangang oprokan
: 181 Jumlah pedagang kios
Kapasitas listrik pasar terpasang : 16.200 VA Masing-masing kios listrik terpasang
: 2 A : 450 w
Fasilitas yang ada :
MCK lantai atas : 2 (timur & barat) toilet 1 pria/ 2 wanita MCK lantai bawah
: 2 (timur & barat) toilet 1 pria/2 wanita Groundtank hidrant
: 1 buah
10 buah APAR : 2 buah 3 kg, 5 buah 6 kg, 2 buah 2,5 kg, 3
buah 3,5 kg
1 tempat container sampah 5 titik hidran
4 titik parkir kendaraan bermotor, apabila malam hari difungsikan untuk kuliner pujanggan (pusat jajanan gading)
Jumlah Pegawai
Kepala pasar
: 1 (PNS)
Tenaga Administrasi
: 3 (PNS)
Tenaga Kebersihan
: 5 (outsourching)
Tenaga keamanan
: 3 (outsourching)
3 (keamanan swadaya)
Bentuk Organisasi Pedagang
Nama : HPPG (Himpunan pedagang pasar gading) Jumlah anggota
: 21 Pengurus
Anggotanya : Seluruh pedagang pasar gading Struktur organisasi : Kemasyarakatan / Masyarakat pasar Program kegiatan
: - Pertemuan arisan warga pasar setiap
tanggal 4 - Kuliner “PUJANGGA” pasar gading
malam hari - Koperasi sumber arto - Gugus kendali mutu “guyub rukun”
Kegiatan Pasar
a) Pagi ( mulai dan selesai jam)
: 04.00 s/d 09.00
b) Siang ( mulai dan selesai jam)
: 09.00 s/d 11.00 : 09.00 s/d 11.00
Kegiatan pasar malam hari :
Pada tanggal 5 Agustus 2010 bersama paguyuban membuka kuliner PUJANGGA (pusat jajanan gading Perevitalisaasian Pasar Gading dimulai dari tersinerginya isu strategis kementrian perdagangan dan misi pemerintah Kota Surakarta. Isu strategis kementerian yang dimaksud adalah meningkatnya pendapatan ekonomi mikro dan perbaikan pasar tradisional menjadi sub bagian dari ekonomi mikro tersebut. Sedangnya yang menjadi bahan sinergi adalah misi Kota Surakarta. Kota Surakarta dalam kepemimpinan Walikota Bapak Ir. Joko Widodo mempunyai misi untuk memajukan ekonomi pasar tradisional. Hal itu ditandakan dengan kebijakan-kebijakan yang mendukung pasar tradisional; seperti relokasi pasar tradisional, membatasi pembaangunan toko modern, dan revitalisasi pasar tradisional.
Revitalisasi pasar tradisional yaitu pasar gading akhirnya menjadi pasar kelima yang direvitalisasi oleh Pemerintah Kota Surakarta yang didanai oleh pemerintah pusat (APBN). Berbeda dengan dengan revitalisasi pasar yang lain karena dalam implementasinya, sumber dana yang digunakan untuk revitalisasi lebih banyak menggunakan dana dari pemerintah pusat yaitu bantuan dari kementerian perdagangan.
Berdasarkan surat kontrak no 500/628.b tanggal 4 Juli 2008, Proyek Revitalisasi Pasar Gading Kota Surakarta dimulai pada tanggal berlakunya kontrak ini dengan waktu pelaksanaan 135 (seratus tiga puluh lima) hari kalender. Masa pemeliharaan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender. Dan akhirnya pada tanggal 23 Juni 2009 pasar gading ini telah selesai direvitalisasi.
Peneliti akan bahasa tentang alur revitalisasi Pasar Gading dari awal perencanaan sampai tahap penyelesaian. Proses revitalisasi dimulai dari :
1. Isu Strategis Kementerian Perdagangan
Pasar gading adalah pasar yang direvitalisasi dengan dana pemerintah pusat berbeda dengan revitalisasi pasar-pasar yang lain di Solo karena kebanyakan revitalisasi pasar di Surakarta menggunakan dana APBD (Anggaran Pemasukan Belanja Daerah). Dana revitalisasi berasal dari kementerian perdangan Republik Indonesia. Hal ini berawal dari program kerja kementerian perdagangan Republik Indonesia dan dari sekian banyak program, salah satunya adalah perbaikan- perbaikan pasar-pasar tradisional guna mendukung ekonomi mikro. Isu strategis inilah yang kemudian menghasilkan kebijakan untuk merevitalisasi pasar gading. Seperti yang dikemukakan oleh Ibu Tri Lestari, S.teks, M.Si (Kasubag perencanaan, evaluasi dan pelaporan) Disperindag Kota Surakarta
“ Revitalisasi pasar gading awalnya berasal dari isu-isu strategis di kementerian perdagangan. Salah satu isu di kementerian perdagangan
adalah revitalisasi pasar tradisional.” (Sumber : wawancara tgl. 1 Agustus 2011)
Dan didukung oleh argumen Bapak Ir. Abdul Mutholib (Mantan kepala
“ Pusat punya program tentang revitalisasi pasar, kemudian disperindag jemput bola dan kemudian melakukan pemaparan tentang revitalisasi pasar gading di sana. Dan malahan saya diajak untuk studi banding ke Taiwan untuk melihat revitalisasi pasar tradisional di sana” (Sumber
wawancara tanggal 19 September 2011)
2. Sinergi Misi Pemerintah Kota Surakarta
Kota Solo adalah kota yang menghargai ekonomi rakyat kecil. Hal ini menjadi sebuah “buah bibir” bagi pemerintahan Ir. Joko Widodo. Walikota
Surakarta ini menjadi perbincangan nasional karena menerapkan sebuah pendekatan berbeda dalam membenahi pedagang-pedangang kaki lima. Jokowi mampu menghapus paradigma bahwa relokasi membutuhkan kekerasan dan tidak bisa dilakukan dengan kelembutan. Tetapi di tangan walikota yang ini, hal itu berubah karena relokasi di Surakarta tidak pernah dilakukan dengan cara kekerasan. Pendekatan secara sosial-lah yang menjadi cara untuk merelokasi pedagang-pedagang kaki lima. Contoh yang terkenal adalah perpindahan 989 pedagang kaki lima dari pasar maling proliman yang berlokasi di monumen 45 ke pasar Klitikan Notoharjo. Dimana saat itu Walikota dan wakil walikota melakukan pendekatan yang cukup memakan waktu selama tujuh bulan untuk membujuk para pedagang untuk pindah ke Pasar Klitikan Notoharjo yang berlokasi di Semanggi. Dan usaha tersebut berbuahkan hasil setelah melakukan pendekatan selama tujuh bulan maka para pedagang kaki lima pasar proliman monumen 45 pindah ke pasar Klitikan Notoharjo.
Hal yang perlu diperhatikan adalah Surakarta di bawah kepemimpinan Ir.
secara manusiawi atau kalau dalam bahasa Jawa yaitu “diwongke” oleh pemerintah kota. Oleh karena itu kita bisa melihat ada sinergi antara isu strategis
antara kementerian perdagangan dengan misi pemerintah kota Surkarta yang ingin memajukan para pedagang kecil. Setelah mengetahui terdapat program revitalisasi pasar tradisional maka pemerintah kota Surakarta segera menjemput bola ke kementerian perdagangan untuk memberikan penawaran kerjasama dalam perevitalisasian salah satu pasar tradisional Kota Surakarta.
3. Kunjungan kerja dari walikota dan kepala dinas ke kementerian perdagangan
Setelah persamaan sinergi antara isu yang berada di kementerian perdagangan dengan program kerja pemerintah Kota Surakarta maka usaha jeput bola dari pemerintah kota ke kementerian berlangsung. Alhasil walikota dan kepala disperindag waktu itu Pak Joko Pangarso melakukan kunjungan kerja ke kementerian perdagangan untuk memperlancar proses pemberian bantuan revitalisasi pasar tradisional tersebut. Dan yang menarik adalah perevitalisasian pasar Gading ini dikelola oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (disperindag) Kota Surakarta bukan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Sangat berbeda, pasar Gading bukanlah pasar tradisional pertama yang direvitalisasi. Pasar tradisional yang telah direvitalisasi adalah Pasar Sidodadi, Pasar Nusukan, Pasar Kembang Mojosongo, Pasar Windujenar, Pasar Ngarsopuro dan Pasar Ayu yang saat ini masih dalam proses revitalisasi. Kesemua pasar tersebut di danai oleh
revitalisasinya. Tetapi dalam revitalisasi Pasar Gading Kota Surakarta, pihak yang mengorganisir revitalisasinya adalah disperindag. Mengapa disperindag dan bukan DPP ? hal ini dikarenakan bantuan ini berasal dari kementerian perdagangan sehingga bantuan tersebut harus dikelola oleh disperindag. Hal ini bukan dualisme kekuasaan terhadap pengelolaan pasar melainkan dalam konteks makro sebenarnya aktivitas pasar masuk juga dalam lingkup kerja kementerian perdagangan sehingga program tersebut dapat dialokasikan kepada disperindag sebagai pemegang hak kuasa terhadap anggaran.
4. Pengajuan Proposal Pembangunan Pasar dan Persetujuan Program
Setelah dibukakan jalan oleh walikota maka sekarang giliran disperindag yang aktif dengan membuat proposal. Di dalma proposal tersebut harus menjelaskan
- Lokasi pasar yang akan di revitalisasi - Alasan pemilihan tempat - Perencanaan secara teknis (Perencanaan di buat PT. Roedison sebagai
pemenang tender) - Jumlah Anggaran - Waktu Pelaksanaan pemenang tender) - Jumlah Anggaran - Waktu Pelaksanaan
Dan kemudian proposal tersebut disetujui oleh kementerian. Pasar Gading akan direvitalisasi menggunakan dana DIPA Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Setelah terdapat kepastian pendanaan dari pusat maka disperindag segera membentuk
1. SK Panitia Kegiatan (berasal dari Disperindag)
2. SK Pengadaan Barang dan Jasa (panitia lelang)
3. SK Panitia Pemeriksa Pekerjaan
5. Proposal Diterima dan Pekerjaan Segera Dilakukan
Setelah SK keputusan dibuat maka proses revitalisasi itu segera dikerjakan. Proyek ini dikerjakan oleh PT. Rudi Persada Nusantara, dimulai pada tanggal 15 Desember 2008 sampai dengan tanggal 12 Juni 2009.Dengan perincian waktu pelaksanaan selama 135 (seratus tiga puluh lima) hari kalender dan masa pemeliharaan selama 180 (seratus delapan puuh hari) dengan nilai kontrak sebesar Rp. 5.353.000.000,00 (Lima milyar delapan ratus delapan puluh empat juta seratus sembilan puluh delapan ribu rupiah).
6. Tahap Penyelesaian Revitalisasi
Pada tanggal 22 Juni 2009, pembangunan dan pemeliharaan Pasar Gading Kota Surakarta sudah selesai 100 %. Dan setelah itu nantinya akan dilaksanakan Pada tanggal 22 Juni 2009, pembangunan dan pemeliharaan Pasar Gading Kota Surakarta sudah selesai 100 %. Dan setelah itu nantinya akan dilaksanakan