Kerangka Pemikiran

B. Kerangka Pemikiran

Kota Surakarta sangat memfokuskan perkembangan ekonomi mikro yaitu ekonomi rakyat kecil. Beberapa program dibuat agar ekonomi rakyat kecil bisa bertahan dan berkembang seperti relokasi PKL Banjarsari ke pasar Semanggi dan perevitalisasian pasar-pasar tradisional. Mengapa pasir tradisional perlu

mempunyai kompetitor/saingan yaitu toko modern. Apalagi saat ini toko modern berkembang sangat pesat sehingga pasar tradisional harus segera memperbaiki infrastrukturnya karena jika tidak mempedulikan dan tetap mempertahankan kondisi pasar tradisional yang ada maka pasar Tradisional akan semakin tergilas oleh perkembangan pasar modern oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem dari pemerintah setempat melalui lembaga-lembaganya seperti Dinas Pengelolaan Pasar (DPP), Dinas perindustrian dan perdagangan (Disperindag) dan PD. Pasar Jaya untuk bisa melakukan tindakan memperbaiki pasar tradisional agar bisa mempunyai daya saing terhadap toko modern.

Dan pada tahun 2008 revitalsasi pasar tradisional dilaksanakan pertama kali dengan mengambil pasar Gading Kota Surakarta sebagai pasar percontohan. Pasar Gading direlokasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta dengan dana APBN melalui DIPA Kementerian 058.1.0/090-02.1/-/2008. Proyek ini dilaksanankan setelah ada penandatangan MOU oleh Walikota Surakarta dengan pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Perevitalisasian Pasar Gading Surakarta dilakukan melalui tender yang dimenangkan oleh PT. Rodi Persada Nusantara dan pekerjaan perevitalisasian itu selesai pada 22 Juni tahun 2009 dengan diserahkannya Berita Searah Terima II (kedua) pekerjaan no. 023/429/.b.

Dalam penelitian implementasi kebijakan revitalisasi Pasar Gading Kota Surakarta memusatkan model implementasi George C. Edwards III, yaitu :

1. Komunikasi

3. Disposisi, dan

4. Struktur Birokrasi Adapun alasan pennulis menggunakan asperk/indikator yang berpengaruh

terhadap implementasi program revitalisasi Pasar Gading Kota Surakarta adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi

Apa tujuan dari perevitalisasian Pasar Gading ? hal itu lah yang menjadi pertanyaan mengenai maksud dan tujuan revitalisasi tersebut. Revitalisasi Pasar Gading merupakan suatu usaha untuk meningkatkan ekonomi mikro dan memajukan pedagang-pedagang kecil. Target group

di sini adalah para pedagang-pedagang kecil yaitu pedagang yang mencari nafkah dengan berjualan di dalam pasar. Tapi saat ini dengan banyaknya muncul toko-toko modern yang memberikan pelayanan lebih bagus dalam melayani konsumennya membuat pasar tradisional kehilangan konsumen. Sehingga Disperindag Kota Surakarta menjemput bola dengan membuat proposal kepada Kementerian Perdagangan Repulik Indonesia (RI) untuk melaksanakan revitalisasi pasar tradisional di Kota Surakarta, dan yang dipilih kemudian adalah Pasar Gading.

2. Sumberdaya

Sebuah kebijakan tidak akan dapat diimplementasikan jika tidak didukung oleh sumber daya yang berkualitas. Dalam kebijakan revitalisasi pasar gading ini yang, sumberdaya yang mendukungnya Sebuah kebijakan tidak akan dapat diimplementasikan jika tidak didukung oleh sumber daya yang berkualitas. Dalam kebijakan revitalisasi pasar gading ini yang, sumberdaya yang mendukungnya

3. Disposisi

Disposisi menjelaskan bagaimana komitmen para implementor dalam mengimplementasikan kebijakan apakah jujur, tertutup, demokratis, dll. Dalam indikator disposisi inilah terjadi hal yang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut karena impelementasi revitalisasi Pasar Gading Kota Surakarta meninggalkan banyak masalah yang belum diselesaikan sehingga para pegawai disperindag Kota Surakarta sangat tertutup untuk memberikan data-data mengenaik revitalisasi pasar Gading. Sebenarnya revitalisasi tersebut berjalan dengan baik, hal itu dapat dilihat dengan infrastruktur pasar gading yang baik dan terpelihara dengan baik. Tapi sayangnya dibalik itu, terdapat masalah yang membuat para pegawai disperindag Kota Surakarta menjadi tidak terbuka dan jujur dalam memberikan data mengenai revitalisasi pasar gading.

4. Struktur Birokrasi

Dalam indikator ini, sebuah kebijakan harus melalui struktur birokrasi sampai kepada tahap implementasi. Apakah struktur tersebut sudah efisien apakah masih membuat red-tape sehingga implimentasi tidak berjalan secara efisien. Dalam implementasi pasar gading, struktur Dalam indikator ini, sebuah kebijakan harus melalui struktur birokrasi sampai kepada tahap implementasi. Apakah struktur tersebut sudah efisien apakah masih membuat red-tape sehingga implimentasi tidak berjalan secara efisien. Dalam implementasi pasar gading, struktur

Gambar 1.5 Kerangka Pemikiran

Pasar tradisional yang terkesan kumuh, tidak aman, dan tidak

nyaman untuk berbelanja.