Hambatan-Hambatan Penyelenggaraan Program Akselerasi

2. Hambatan-Hambatan Penyelenggaraan Program Akselerasi

a. Hambatan yang Dihadapi Pihak Sekolah Penyelenggaraan program akselerasi tidak selalu berjalan dengan baik, terkadang muncul kendala/hambatan. Hambatan yang timbul dalam penyelenggaraan program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta adalah sebagai berikut:

1) Sarana dan prasarana yang jumlahnya terbatas Sarana dan prasarana merupakan salah satu penunjang dalam penyelenggaraan akselerasi. Siswa maupun guru membutuhkan sarana dan prasarana agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Pada dasarnya sarana dan prasarana yang dimiliki SMP Negeri

9 Surakarta sudah cukup memadai. Namun, hambatan yang dihadapi yaitu mengenai jumlah laboratorium yang terbatas, sedangkan yang menggunakan laboratorium tersebut tidak hanya siswa akselerasi saja.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bapak Tarno bahwa “Di SMP Negeri 9 Surakarta itu hanya memiliki laboratorium masing-masing 1 jadi pemakaiannya harus bergantian dengan siswa reguler, tetapi

untuk sarana dan prasarana lain sudah cukup memadai”. Hal tersebut mengakibatkan pada saat siswa akselerasi ingin menggunakan laborat- orium harus bergantian dengan siswa reguler dan biasanya jadwal untuk siswa akselerasi siang hari setelah pulang sekolah.

2) Waktu yang terlalu singkat Pendidikan yang ditempuh oleh siswa akselerasi berbeda dengan siswa reguler, mereka hanya menempuh dalam waktu 2 tahun.

commit to user

kegiatan juga dilakukan secepat mungkin. Waktu yang relatif singkat tersebut terkadang menimbulkan masalah terutama berkaitan dengan proses pembelajaran. Sesuai dengan penjelasan Ibu Sri Yuliastuti yaitu guru dituntut menyampaikan semua materi dengan waktu yang singkat sehingga materi yang diberikan kepada siswa hanya berupa point-pointnya, bahkan ada materi yang tidak dijelaskan jadi siswa diminta untuk mempelajari sendiri. Hal lain juga disampaikan oleh Bapak Tarno yang menyatakan bahwa:

Pada dasarnya kan siswa akselerasi itu memiliki waktu lebih singkat daripada reguler sehingga kegiatan-kegiatan pembelajar- an juga harus lebih dulu dilaksanakan, contohnya yaitu pe- laksanaan ulangan umum baik mid semester maupun semester tidak bersamaan dengan reguler. Hal tersebut mengharuskan pihak sekolah untuk membentuk panitia sendiri, sedangkan guru yang ditunjuk juga memiliki tanggungjawab mengajar di kelas reguler.

Dari beberapa penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa dengan waktu pendidikan yang lebih singkat ternyata dapat me- nimbulkan permasalahan bagi sekolah maupun guru. Permasalahan tersebut diantaranya yaitu guru dalam menyampaikan materi tidak mempunyai kebebasan mengembangkan materi secara detail karena harus menyesuaikan alokasi waktu yang ditentukan agar semua materi tersampaikan. Selain itu, waktu yang singkat menuntut pihak sekolah untuk melaksanakan ulangan umum terlebih dahulu sehingga harus membentuk panitia tersendiri.

3) Jumlah dana yang terbatas Dana diperlukan dalam setiap menjalankan kegiatan ter- masuk juga dalam proses belajar mengajar. Pada saat proses pem- belajaran tentu akan membutuhkan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Sarana dan prasarana tersebut dapat tersedia apabila memiliki dana yang cukup. Selain itu, dana juga

commit to user

Ibu Endang Mangularsih bahwa: Selama ini dana diperoleh dari Pemerintah Pusat diantaranya

berupa dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Pemerintah Daerah, iuran komite, dan para orang tua siswa, tetapi dana yang diperoleh dari bantuan pemerintah masih minim dan mem- butuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkannya karena harus melalui proses pengajuan.

Seperti yan g diungkapkan oleh Bapak Tarno bahwa “Dana yang dimiliki untuk menunjang kegiatan akselerasi masih belum cukup, kan kalau akselerasi itu butuh biaya yang banyak dibandingkan dengan reguler”. Sementara itu menurut Ibu Danarti menjelaskan bahwa:

Untuk masalah dana sampai saat ini masih menjadi per- masalahan yang belum terpecahkan ya karena dana khusus dari pemerintah jumlahnya terbatas dan harus menunggu cukup lama, biasanya harus mengajukan proposal. Jadi subsidi dari orang tua sangat dibutuhkan, tetapi terkadang apabila dipungut biaya yang besar orang tua siswa masih ada yang protes. Padahal biaya diperlukan untuk membiayai anak-anaknya.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa penyeleng- garaan program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta diperlukan biaya yang cukup besar. Sebenarnya pemerintah sudah menyediakan dana untuk membiayai berbagai kegiatan program akselerasi, tetapi dana tersebut belum dapat mencukupi. Dana dari pemerintah biasanya tidak dapat langsung diterima, terkadang untuk meminta dana khusus untuk kegiatan program akselerasi harus mengajukan proposal. Ke- giatan program akselerasi dapat berjalan lancar apabila dibantu dengan sumbangan dari orang tua karena kegiatannya lebih banyak dari reguler.

commit to user

Hambatan dalam penyelenggaraan program akselerasi juga timbul dari siswa itu sendiri. Hambatan-hambatan yang dihadapi siswa biasanya terkait dengan bidang akademik, penyesuaian sosial, dan penyesuaian emosional. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, Ibu Umi Marjanah mengatakan bahwa "Siswa akselerasi seringkali merasa mudah jenuh saat berada di dalam kelas, pada awal masuk program akselerasi siswa susah untuk berbaur dengan siswa reguler, saingan antar teman tinggi mengakibat kan muncul sifat egois”. Selain itu, terkadang masalah keluarga juga dapat membawa pengaruh terhadap siswa. Biasanya siswa ketika di sekolah akan melamun dan tidak berkonsentrasi saat pelajaran sehingga mengakibatkan prestasi belajar menurun.

Sementara itu, menurut pernyataan dari siswa kelas VIII aksel, Sarah Julysha bahwa “Kesulitan saya dalam mengikuti pelajaran di kelas

ya kalau guru menerangkan pelajaran kurang jelas, biasanya teman-teman tidak mau memperhatikan dan otomatis mengganggu konsentrasi, akibat-

nya saya tidak mengerti pelajaran yang disampaikan guru”. Hal lain juga ditambahkan oleh Muhammad Elang yang menjelaskan bahwa “Selama

menjadi siswa akselerasi saya setiap hari harus belajar giat karena tugas- nya banyak, biasanya kalau sudah selesai satu tugas nanti ada tugas baru lagi, selain itu terkadang saya susah memahami materi karena guru men- jelaskannya terlalu cepat”.

Dari beberapa hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa selama ini siswa akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta mudah jenuh ketika berada di dalam kelas karena mereka dituntut untuk menerima pelajaran dengan frekuensi waktu yang singkat, pada awal masuk akselerasi biasa- nya mereka susah berbaur dengan siswa lain, munculnya sifat egois karena tingginya persaingan. Selain itu, siswa terkadang sulit untuk memahami materi pelajaran.

commit to user

Hambatan-hambatan yang timbul selama penyelenggaraan program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta harus dapat diatasi agar penyeleng- garaan selanjutnya dapat berjalan dengan baik. Upaya-upaya/solusi diperlu- kan pihak sekolah untuk mengatasi hambatan-hambatan yang timbul. Sesuai dengan pernyataan Bapak Tarno yang mengungkapkan bahwa:

Untuk permasalahan keterbatasan laboratorium upaya yang dilakukan pihak sekolah ya dengan mengatur jadwal pelajaran yang sekiranya akan menggunakan laboratorium, misalnya untuk pelajaran komputer biasanya siswa akselerasi mendapatkan jadwal di siang hari karena paginya digunakan oleh siswa reguler. Begitu pun untuk laboratorium yang lain apabila ingin menggunakannya harus bergantian dengan siswa reguler, terkadang guru juga mengajak siswa untuk praktek di luar laboratorium.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pihak sekolah sudah berupaya untuk mengatur jadwal agar penggunaan laboratorium siswa akselerasi tidak bentrok dengan siswa reguler yaitu dengan memberikan jadwal di siang hari untuk siswa akselerasi sehingga pada saat ada praktek siswa pulang lebih siang. Untuk mengatasi masalah waktu yang dimiliki lebih singkat yaitu se suai dengan pendapat Bapak Tarno bahwa “Kalau dari pihak guru agar tidak dikejar waktu ketika menyampaikan materi yaitu pada saat mengajar menggunakan metode yang sesuai dengan isi materi, sedangkan dari pihak sekolah dengan memberikan jam tambahan yang biasanya di-

gunakan untuk pengayaan/pendalaman materi”. Sementara itu untuk mengatasi masalah dana yang terbatas, menurut penjelasan dari Ibu Danarti yaitu pembiayaan kegiatan program akselerasi tidak mungkin kalau hanya mengandalkan dana dari pemerintah, untuk itu pihak sekolah memohon subsidi dana dari orang tua siswa dengan mem- berikan pengertian mengenai kegunaan dana tersebut, selain itu sekolah juga bekerjasama dengan pihak komite sekolah untuk menghimpun dana.

Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa, Ibu Umi Marjanah menambahkan bahwa:

commit to user

jadi sebelum menyampaikan materi, guru menentukan metode pem- belajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan kondisi siswa saat itu. Metode yang digunakan juga bervariasi dan dibuat menarik. Selain itu, guru juga dapat mengatur waktu untuk setiap kompetensi dasar dalam setiap bab sehingga tidak tergesa-gesa dalam menyampaikan karena sudah terjadwal.