KREATIVITAS GURU AKUNTANSI DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR

KREATIVITAS GURU AKUNTANSI DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR SKRIPSI

Oleh: FEBRIANA ROSMAWATI SAPUTRI

K7408216

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

KREATIVITAS GURU AKUNTANSI DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR

Oleh: FEBRIANA ROSMAWATI SAPUTRI K7408216

Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Akuntansi, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

Febriana Rosmawati Saputri. KREATIVITAS GURU AKUNTANSI DALAM

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 1

KARANGANYAR. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui kreativitas guru akuntansi dalam penggunaan media pembelajaran di SMK Negeri 1 Karanganyar, (2) Mengetahui upaya guru akuntansi dalam pengembangan media pembelajaran, (3) Mengetahui kendala-kendala atau hambatan-hambatan yang dihadapi guru akuntansi dalam pengembangan kreativitas dalam penggunaan media pembelajaran, (4) Mengetahui upaya/solusi yang dilakukan guru akuntansi dalam pengembangan kreativitas dalam penggunaan media pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi dan mengumpulkan data dari sumber data. Sumber data berasal dari narasumber/informan, dokumen, dan tempat penelitian. Teknik cuplikan yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dokumentasi dan kuesioner. Validitas data menggunakan trianggulasi sumber. Analisis data yang digunakan adalah analisis data model interaktif. Prosedur penelitian dimulai dari tahap pralapangan, tahap kegiatan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) Kreativitas guru akuntansi dalam penggunaan media pembelajaran di SMK Negeri 1 Karanganyar sudah cukup kreatif karena dalam pembelajaran guru akuntansi sudah menggunakan media power point dengan background yang menarik. Selain itu, guru juga sudah menggunakan media lain yaitu berupa kartu. (2) Upaya yang dilakukan oleh guru akuntansi dalam mengembangkan media pembelajaran yaitu media yang digunakan harus disesuaikan dengan materi, tujuan, metode maupun karakteristik. (3) Kendala-kendala yang dihadapi guru akuntansi dalam pengembangan dalam penggunaan media pembelajaran diantaranya mati lampu, LCD rusak atau buram, komputer rusak, siswa tidak mempunyai laptop. (4) Solusi yang dilakukan guru akuntansi dalam pengembangan kreativitas penggunaan media pembelajaran diantaranya guru harus bisa mengoptimalkan lingkungan kelas yang nyaman dan suasana belajar yang lebih menyenangkan agar siswa tidak bosan.

Kata Kunci: Kreativitas, Media pembelajaran, Akuntansi.

Febriana Rosmawati Saputri. CREATIVITY IN ACCOUNTING TEACHER LEARNING MEDIA USE IN STATE 1 Karanganyar SMK. Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. July 2012.

The objectives of research are: (1) Knowing the accounting teacher creativity in the use of instructional media in SMK Negeri 1 Karanganyar, (2) Knowing the accounting teacher efforts in the development of instructional media, (3) Knowing the constraints or barriers that accounting teachers face in the development of creativity in the use of instructional media, (4) Knowing the effort that accounting teachers do solutions in the development of creativity in the use of learning media.

This study employed a descriptive qualitative approach. The study was conducted to obtain information and collect data from the data source. The source data came from sources/informants, documents, and the research site. The sampling technique used is purposive sampling. Data collection techniques used were interviews, observation, documentation and questionnaires. The validity of using triangulation of data sources. Analysis of the data used is the interactive model of data analysis. The procedure starts from the stage pralapangan research, fieldwork stage, the stage of data analysis and report writing stage.

From the result of research, it could be found that: (1) Creative accounting teachers in the use of instructional media in SMK Negeri 1 Karanganyar creative enough as a teacher in the learning of accounting has been using a medium of learning with an interesting backgroundand teachers also have other media that is in the form of cards. (2) The efforts made by accounting teachers in developing instructional media is media that is used must be adapted to the material, purpose, method and characteristics. (3) The constraints faced by teachers in the use of accounting in the development of instructional media such as power failure, the LCD is damaged or faded, broken computers, students do not have a laptop. (4) The solution is performed accounting teacher in the development of creativity among teachers use instructional media should be able to optimize a comfortable classroom environment and a more pleasant learning atmosphere so that students are not bored.

Keywords: Creativity, Learning Media, Accounting.

MOTTO

Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok adalah harapan.

(Penulis)

Janganlah larut dalam satu kesedihan karena masih ada hari esok yang

menyongsong dengan sejuta kebahagiaan. (Penulis)

Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh. (Andrew Jackson)

PERSEMBAHAN

Teiring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

1. Bapak dan ibu yang doanya selalu kuharapkan dalam setiap perjalanan hidupku..

2. Adikku Unggul Budi Sembodo yang kusayangi yang selalu memberikan dukungannya.

3. Kakek dan nenek beserta keluarga besar yang selalu memberikan semangat.

4. Sahabat-sahabatku “KafeRobelin (Ika, Rovi, Bety dan Herlin).

5. Teman-teman PAK angkatan 2008.

6. Almamater

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyanyang, yang

memberiilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “KREATIVITAS GURU AKUNTANSI DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Bidang Keahlian Khusus Akuntansi, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak.Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial.

3. Bapak Drs. Wahyu Adi, M.Pd selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Akuntansi yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

4. Ibu Dr. Susilaningsih, M.Bus, selaku pembimbing I yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Muhtar, S.Pd, M.Si, selaku pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Para dosen di Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan pengetahuan dan bimbingan.

7. Bapak Tenang Pranata, S.Pd, M.Pd selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Karanganyar yang telah memberikan kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian.

8. Ibu Ari Anggarukmi, S.Pd. selaku Ketua Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Karanganyar yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.

9. Para guru dan siswa di SMK Negeri 1 Karanganyar yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

10. Bapak dan ibu tercinta, yang telah memberikan semangat dan dorongan serta yang setia m endo’akan penulis untuk dapat menyelesaikan studi di UNS.

11. Adikku Unggul Budi Sembodo yang telah memberikan semangat selama ini.

12. Sahabat-sahabatku “KafeRobelin” (Ika, Rovi, Bety, Herlin) yang selalu menghiasi hari-hariku dengan keceriaan, motivasi dan kerja samanya selama ini.

13. Sahabat SMPku “Aga” yang selalu memberikan motivasi dan semangat selama ini.

14. Teman-teman akuntan angkatan 2008 dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

G. Analisis Data ………………………..……………………. 36

H. Prosedur Penelitian………………………..……………… 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian ………………………

1. Sejarah SMK Negeri 1 Karanganyar ………………...

2. Alamat, Lokasi dan Keadaan Sekolah ……………….

3. Strukstur Organisasi Sekolah ………………………...

4. Visi, Misi, dan Tujuan SMK Negeri 1 Karanganyar ………………………..……………………………….. 46

5. Kompetensi Tamatan SMK Negeri 1 Karanganyar ….

6. Sarana dan Prasarana Sekolah ……………………….. 47

B. Deskripsi Temuan Penelitian ………………………..…… 51

1. Kreativitas Guru Akuntansi dalam Pengembangan Media Pembelajaran di

SMK Negeri 1 Karanganyar ………………………..…………………

2. Upaya Guru dalam Pengembangan Media Pembelajar an di SMK Negeri 1 Karanganyar ……… 55

3. Kendala yang Dihadapi Guru Akuntansi dalam Pengembangan Kreativitas dalam Penggunaan Media Pembelaja ran di SMK Negeri 1 Karanganyar ……….

4. Solusi yang dilakukan oleh Guru Akuntasi dalam Pengembangan Kreativitas Penggunaan Media Pembelajaran di SMK Negeri 1 Karanganyar ……….

C. Pembahasan ………………………………………………

1. Kreativitas Guru Akuntansi dalam Penggunaan media Pembelajaran di SMK Negeri 1 Karanganyar ………..

Pembelajaran di SMK Negeri 1 Karanganyar ……….

61

3. Kendala yang Dihadapi Guru Akuntansi dalam Pengembangan Kreativitas dalam Penggunaan Media Pembelajaran di SMK Negeri 1 Karanganyar ……….

62

4. Solusi yang dilakukan oleh Guru Akuntasi dalam Pengembangan Kreativitas Penggunaan Media Pembelajaran di SMK Negeri 1 Karanganyar ………..

62

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan……….……….……….……….…………….

64

B. Implikasi……….……….……….……….……………….

65

C. Saran ……….……….……….……….…………………..

67

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................

68

LAMPIRAN ………………………………………………………… 70

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Kerangka Pemikiran .............................................................. 28

1.1 Denah Lokasi SMK N 1 Karanganyar ... ............................... 41

1.2 Denah SMK N 1 Karanganyar ............................................... 42

1.3 Struktur Organisasi Sekolah .................................................. 45

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ............................................... 29

4.1 Data Rombongan Belajar Siswa Tahun 2011/2012................. 43

4.2 Tingkat Pangkat dan Golongan ............................................... 47

4.3 Macam-macam Bangunan di SMK N 1 Karanganyar ............ 50

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Angket Penelitian .................................................................. 70

2. Pedoman Wawancara ............................................................ 72

3. Struktur Organisasi Sekolah .................................................. 74

4. Catatan Lapangan ……………………………………….…. 75

5. Daftar Nama Guru di SMK N 1 Karanganyar........................ 90

6. Materi Power point Pak Ria ………………………………... 94

7. Materi Power point Pak Waluyo …………………………… 97

8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................... 104

9. Surat Ijin Penelitian ................................................................ 111

10. Dokumentasi Penelitian ......................................................... 115

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat membawa pengaruh berbagai bidang kehidupan bangsa. Salah satu bidang ke- hidupan itu adalah bidang pendidikan. Kebutuhan pendidikan dirasakan penting oleh masyarakat karena pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dalam pembangunan . Kehadiran dan pe- laksanaan pendidikan dapat melalui jalur sekolah maupun non sekolah. Jalur sekolah adalah pendidikan yang diberikan secara resmi di dalam kelas dalam se- buah lembaga pendidikan seperti SD, SMP, SMTA dan perguruan tinggi. Jalur non sekolah artinya pendidikan yang diberikan dalam keluarga, lingkungan, masyarakat atau melalui kursus-kursus.

Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan dalam me- laksanakan kurikulum suatu pendidikan, agar parasiswa dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantar- kan para siswa menuju pada perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai indidvidu dan makhluk sosial. Selain itu, lingkungan belajar yang diatur oleh guru mencakup tujuan pengajaran, bahan pengajaran, metodologi pengajaran dan penilaian pengajaran.

Dalam dunia pendidikan, yang memegang kunci dalam pembangkitan dan pengembangan daya kreativitas anak itu adalah guru. Mulyasa berpendapat “Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran, dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreativitas tersebut. Kreativitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan ciri aspek dunia kehidupan disekitar kita” (2009: 51).

Seorang guru perlu mengembangkan kreativitas sebagai upaya pem- baharuan proses pembelajaran di sekolah, maka seorang guru disyaratkan me- miliki pandangan atau pendapat yang positif terhadap bagaimana menciptakan Seorang guru perlu mengembangkan kreativitas sebagai upaya pem- baharuan proses pembelajaran di sekolah, maka seorang guru disyaratkan me- miliki pandangan atau pendapat yang positif terhadap bagaimana menciptakan

Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah itu berupa kom- ponen sistem instruksional yang telah disusun dalam fungsi desain dan seleksi, dan dalam pemanfaatan dikombinasikan sehingga menjadi sistem instruksional yang lengkap. Komponen-komponen tersebut meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar atau lingkungan. Namun dari sejumlah komponen tersebut, yang akan menjadi objek penelitian adalah sikap guru terhadap teknologi pembelajaran dan pemanfaatan media atau alat bantu dalam proses pembelajaran. Seorang guru tentunya mempunyai pandangan tersendiri berdasarkan tanggapan, perasaan, penilaian terhadap teknologi pembelajaran, serta pemanfaatan media dalam proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran, media telah dikenal sebagai alat bantu me- ngajar yang seharusnya dimanfaatkan oleh pengajar, namun kerap kali terabaikan. Problematika yang dihadapi oleh guru tidak dimanfaatkannya media dalam proses pembelajaran, pada umumnya disebabkan oleh berbagai alasan, seperti waktu per- siapan mengajar terbatas, sulit mencari media yang tepat, biaya tidak tersedia, atau alasan lain. Hal tersebut sebenarnya tidak perlu muncul apabila pengetahuan akan ragam media, karakteristik, serta kemampuan masing-masing diketahui oleh para pengajar.

Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara yang diperlukan dalam dunia pendidikan. Hal yang sesuai dengan simpulan Gagne bahwa “Media adalah berbagai jenis Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara yang diperlukan dalam dunia pendidikan. Hal yang sesuai dengan simpulan Gagne bahwa “Media adalah berbagai jenis

Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah diberikan, maka media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pem- belajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa se- hingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Pemanfaatan media seharusnya me- rupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru atau fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru atau fasilitator perlu mempelajari ba- gaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

Salah satu upaya seorang guru untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan pesan- pesannya. Hal ini diperuntukkan bagi siswa yang belum dapat menerima pesan yang disampaikan guru, maka penggunaan media sangat dianjurkan. Dengan demikian penggunaan media untuk menyampaikan pesan pembelajaran akan lebih dihayati tanpa menimbulkan kesalahpahaman bagi keduanya yaitu murid dan guru.

Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan me- nyajikan materi pelajaran. Meskipun penyajian materi pelajaran memang me- rupakan bagian dari kegiatan pembelajaran, tetapi bukanlah satu-satunya. Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa belajar. Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber balajar yang ada. Untuk men- ciptakan suasana belajar yang kondusif, yang dapat mengembangkan aktivitas dan Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan me- nyajikan materi pelajaran. Meskipun penyajian materi pelajaran memang me- rupakan bagian dari kegiatan pembelajaran, tetapi bukanlah satu-satunya. Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa belajar. Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber balajar yang ada. Untuk men- ciptakan suasana belajar yang kondusif, yang dapat mengembangkan aktivitas dan

Guru juga memiliki kreativitas dalam menggunakan media-media pem- belajaran yang ada dan menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, yaitu disesuaikan dengan materi, tujuan, metode, karakteristik siswa dikelas. Hal ini dimaksudkan agar penggunaan media pembelajaran tidak menyimpang dari materi, tujuan, metode, karakteristik siswa sehingga pemahaman siswa dengan penggunaan media pembelajaran dapat lebih mudah dicapai. Dalam pembelajaran seorang guru diharapkan agar dapat menggunakan media pem- belajaran selain buku paket, papan tulis dan LKS, seperti LCD Proyektor.

SMK Negeri 1 Karanganyar merupakan sekolah yang me- nyelenggarakan pendidikan kejurusan di Kabupaten Karanganyar. SMK N 1 Karanganyar menerapkan kedisiplinan yang tinggi, pelaksanaan manajemen sekolah yang baik, serta didukung dengan sarana dan prasarana serta fasilitas belajar yang cukup memadai. Belajar akuntansi semakin menyenangkan karena di- tunjang oleh sarana dan prasarana yang cukup memadai seperti laboratorium akuntansi yang dilengkapi dengan 40 unit komputer yang sesuai dengan banyak- nya siswa, high speed internet maupun LCD Proyektor.

Media yang dimiliki SMK Negeri 1 Karanganyar sudah cukup me- nunjang dalam proses pembelajaran akuntansi di sekolah. Namun, ketersediaan media tersebut apabila tidak didukung dengan sumber daya manusia (guru) yang kreatif, maka pembelajaran belum dapat berjalan dengan efektif. Penggunaan media yang kreatif dapat meningkatkan semangat dan motivasi siswa dalam belajar, sehingga pelajaran yang diberikan oleh guru dapat dipahami siswa dengan cepat.

Sehubungan dengan latar belakang masalah diatas, maka peneliti ter- tarik untuk meneliti permasalahan yang terjadi terkait dengan penggunaan media. Penelitian ini dimaksudkan agar penggunaan media yang tersedia di sekolah dapat dioptimalkan oleh guru seefektif mungkin. Penelitian ini dituangkan kedalam skripsi dengan judul “KREATIVITAS GURU AKUNTANSI DALAM

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kreativitas guru akuntansi dalam penggunaan media pembelajaran di SMK Negeri 1 karanganyar?

2. Bagaimana upaya guru akuntansi dalam pengembangan media pembelajaran di SMK Negeri 1 Karanganyar?

3. Apa kendala-kendala atau hambatan-hambatan yang dihadapi guru akuntansi dalam pengembangan kreativitas penggunaan media pembelajaran di SMK Negeri 1 Karanganyar?

4. Bagaimana solusi yang dilakukan guru akuntansi dalam pengembangan kreativitas penggunaan media pembelajaran di SMK Negeri 1 Karanganyar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitin ini adalah :

1. Untuk mengetahui kreativitas guru akuntansi dalam penggunaan media pembelajaran di SMK Negeri 1 Karanganyar.

2. Untuk mengetahui upaya guru akuntansi dalam pengembangan media pembelajaran di SMK Negeri 1 Karanganyar.

3. Untuk mengetahui kendala-kendala atau hambatan-hambatan yang dihadapi guru akuntansi dalam pengembangan kreativitas dalam penggunaan media pembelajaran di SMK Negeri 1 Karanganyar.

4. Untuk mengetahui upaya solusi yang dilakukan guru akuntansi dalam pengembangan kreativitas dalam penggunaan media pembelajaran di SMK Negeri 1 Karanganyar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Manfaat Praktis:

1. Bagi Sekolah Untuk dasar pengembangan kebijakan sekolah tentang bagaimana pengembangan kreativitas guru akuntansi dalam penggunaan media pembelajaran.

2. Bagi Siswa Apabila guru sudah kreatif dalam mengembangkan media yang sudah ada maka siswa dapat lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru.

3. Bagi Guru Dengan adanya penelitian ini guru dapat meningkatkan kreativitas dalam mengembangkan media, sehingga guru dapat lebih kreatif dalam menggunakan media pembelajaran yang sudah ada.

4. Bagi Penulis

a. Untuk mengetahui tentang bagaimana upaya pengembangan kreativitas guru akuntansi dalam penggunaan media pembelajaran sehingga dapat memperkaya pengetahuan penulis yang dapat diterapkan kelak ketika penulis menjadi guru.

b. Penulis dapat lebih kreatif dalam mengembangkan media yang sudah ada pada saat nanti menjadi seorang guru.

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kreativitas Guru

a. Kreativitas Salah satu kemampuan utama yang memegang peranan penting dalam kehidupan dan perkembangan manusia adalah kreativitas. Kemampuan ini banyak dilandasi oleh kemampuan intelektual, seperti intelegensi, bakat dan kecakapan hasil belajar, tetapi juga didukung oleh faktor-faktor afektif dan psikomotor. Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal baru, cara-cara baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat. Hal baru itu tidak perlu selalu sesuatu yang sama sekali tidak pernah ada sebelumnya, unsur-unsurnya mungkin telah ada sebelumnya, tetapi individu menemukan kombinasi baru, hubungan baru, konstruk baru yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Jadi hal baru itu adalah sesuatu sifatnya inovatif.

Mulyasa berpendapat, “Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran, dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan

dan menunjukkan proses kreativitas tersebut” (2009: 51). Sesuai dengan simpulan Wallas (1993) bahwa ada empat tahap perbuatan atau kegiatan kreatif yaitu:

1) Tahap persiapan atau preparation, merupakan tahap awal berisi kegiatan pengenalan masalah, pegumpulan data informasi yang relevan, melihat hubungan antara hipotesis dengan kaidah-kaidah yang ada. Tetapi belum sampai menemukan sesuatu, baru menjajagi kemungkinan-kemungkinan.

2) Tahap pematangan atau incubation, merupakan tahap menjelaskan, membatasi, membandingkan masalah. Dengan proses incubation atau pematangan ini diharapkan ada pemisahan mana hal-hal yang benar- benar penting dan mana yang tidak, mana yang relevan dan mana yang tidak.

menemukan kunci pemecahan, menghimpun informasi dari luar untuk dianalisis dan disintesiskan, kemudian merumuskan beberapa keputusan.

4) Tahap pengetesan atau verification, merupakan tahap mentes dan membuktikan hipotesis, apakah keputusan yang diambil itu tepat atau tidak untuk mendongkrak kreativitas pembelajaran (Nana, 2003: 104).

b. Guru Sebagai Pendorong Kreativitas Mulyasa berpendapat, “Kreativitas merupakan hal yang sangat

penting dalam pembelajaran, dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreativitas tersebut” (2009: 51). Kreativitas

merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan cirri aspek dunia kehidupan disekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.

Sebagai orang yang kreatif, guru menyadari bahwa kreativitas merupakan suatu hal yang universal dan oleh karenanya semua kegiatannya ditopang, dibimbing dan dibangkitkan oleh kesadaran itu. Guru sendiri adalah seorang kreator dan motivator, yang berada di pusat proses pendidikan. Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilainya bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya dan apa yang dikerjakan di masa mendatang lebih baik dari sekarang.

Sementara itu, sesuai dengan simpulan Widada (1994) bahwa disamping penyediaan lingkungan yang kreatif, guru dapat menggunakan pendekatan sebagai berikut:

1) Self esteem approach. Dalam pendekatan ini guru dituntut untuk lebih mencurahkan perhatiannya pada pengembangan self esteem (kesadaran 1) Self esteem approach. Dalam pendekatan ini guru dituntut untuk lebih mencurahkan perhatiannya pada pengembangan self esteem (kesadaran

2) Creativity approach. Beberapa saran untuk pendekatan ini adalah dikembangkannya problem solving, brain storning, inquiry dan role playing.

3) Value clarivication and moral development approach. Dalam pendekatan ini pengembangan pribadi menjadi sasaran utama, pendekatan holistik dan humanistik menjadi ciri utama dalam mengembangkan potensi manusia menuju self actualization. Dalam situasi yang demikian pengembangan intelektual akan mengiringi pengembangan pribadi peserta didik.

4) Multiple talent approach. Pendekatan ini mementingkan upaya pengembangan seluruh potensi peserta didik, karena manifestasi pengembangan potensi akan membangun self concept yang menunjang kesehatan mental.

5) Inquiry approach. Melalui pendekatan ini peserta didik diberi kesempatan untuk menggunakan proses mental dalam menemukan konsep atau prinsip ilmiah, serta meningkatkan potensi intelektualnya.

6) Pictorial riddle approach. Pendekatan ini merupakan metode untuk mengembangkan motivasi dan minat peserta didik dalam diskusi kelompok kecil. Pendekatan ini sangat membantu meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif.

7) Synetics approach. Pada hakekatnya pendekatan ini memusatkan perhatian pada kompetensi peserta didik untuk mengembangkan berbagai bentuk metaphor untuk membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya. Kegiatan dimulai dengan kegiatan kelompok yang tidak rasional, kemudian berkembang menuju pada penemuan dan pemecahan masalah secara rasional (Mulyasa, 2009: 168-169).

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas peserta didik dalam belajar sangat bergantung pada kreativitas guru dalam mengembangkan materi standard, dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Guru dapat menggunakan berbagai pendekatan dalam meningkatkan kreativitas peserta didik.

c. Mengembangkan Kreativitas (Creativity Quotient) dalam Pembelajaran Sesuai dengan pendapat Gordon (1996) bahwa terdapat empat prinsip dasar sinektik yang menentang pandangan lama tentang kreativitas meliputi: c. Mengembangkan Kreativitas (Creativity Quotient) dalam Pembelajaran Sesuai dengan pendapat Gordon (1996) bahwa terdapat empat prinsip dasar sinektik yang menentang pandangan lama tentang kreativitas meliputi:

2) Proses kreatif bukanlah sesuatu yang misterius.

3) Penemuan kreatif sama dalam semua bidang, baik dalam bidang seni, ilmu, maupun dalam rekayasa.

4) Berpikir kreatif lebih baik secara individu maupun kelompok adalah sama (Mulyasa, 2009: 163-165).

Dilihat dari empat prinsip diatas maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Kreativitas merupakan sesuatu yang penting dalam kegiatan sehari- hari. Manusia yang berhubungan dengan proses kreativitas dapat dikembangkan melalui seni atau penemuan-penemuan baru. Hal ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas pemecahan masalah, ekspresi kreatif, empati, dan hubungan sosial. Guru juga menekankan bahwa ide-ide yang bermakna dapat ditingkatkan melalui aktivitas kreatif untuk memperkaya pemikiran.

2) Proses kreatif bukanlah sesuatu yang misterius. Hal ini dapat dideskripsikan dan mungkin membantu orang secara langsung untuk meningkatkan kreativitasnya. Secara tradisional, kreativitas dipandang sebagai sesuatu yang misterius, bawaan sejak lahir, yang bisa hilang setiap saat. Gordon yakin bahwa jika memahami landasan proses kreativitas, individu dapat belajar untuk menggunakan pemahamannya guna meningkatkan kreativitas dalam kehidupan dan pekerjaan, baik secara pribadi maupun sebagai anggota kelompok. Gordon memandang bahwa kreativitas didorong oleh kesadaran yang memberi petunjuk untuk mendeskripsikan dan menciptakan prosedur latihan yang dapat diterapkan disekolah atau lingkungan lain.

3) Penemuan kreatif sama dalam semua bidang, baik dalam bidang seni, ilmu, maupun dalam rekayasa. Selain itu penemuan kreatif ditandai oleh beberapa proses intelektual. Ide ini bertentangan dengan keyakinan umum, yang memandang 3) Penemuan kreatif sama dalam semua bidang, baik dalam bidang seni, ilmu, maupun dalam rekayasa. Selain itu penemuan kreatif ditandai oleh beberapa proses intelektual. Ide ini bertentangan dengan keyakinan umum, yang memandang

4) Berpikir kreatif lebih baik secara individu maupun kelompok adalah sama Individu dan kelompok menurunkan ide-ide dan produk dalam berbagai hal. Hal ini menentang pandangan yang mengemukakan bahwa kreativitas adalah pengalaman pribadi.

Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Namun dalam pelaksanaannya seringkali guru tidak sadar, bahwa masih banyak kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan justru menghambat aktivitas dan kreativitas peserta didik.

Apa yang diungkapkan diatas dapat dilihat dalam proses pembelajaran dikelas yang pada umumnya lebih menekankan pada aspek kognitif, sehingga kemampuan mental yang dipelajari sebagian besar berpusat pada pemahaman bahan pengetahuan, dan ingatan. Dalam situasi yang demikian, biasanya peserta didik dituntut untuk menerima apa-apa yang dianggap penting oleh guru dan menghafalnya. Guru pada umumnya kurang menyenangi suasana pembelajaran yang para peserta didiknya banyak bertanya megenai hal-hal diluar konteks yang dibicarakan. Dengan kondisi yang demikian, maka aktivitas dan kreativitas para peserta didik terhambat atau tidak dapat berkembang secara optimal.

Hal tersebut sesuai dengan simpulan Gibbs (1972) bahwa “Kreativitas dapat dikembangkan dengan memberi kepercayaan,

komunikasi yang bebas, pengarahan diri, dan pengawasan yang tidak terlalu ketat (Mulyasa, 2009: 163-165). Hasil penelitian tersebut dapat diterapkan atau ditransfer dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini peserta didik akan lebih kreatif jika:

1) Dikembangkan rasa percaya diri pada peserta didik, dan tidak ada 1) Dikembangkan rasa percaya diri pada peserta didik, dan tidak ada

3) Dilibatkan dalam menentukan tujuan dan evaluasi belajar.

4) Diberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.

5) Dilibatkan secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara keseluruhan Apa yang dikemukakan diatas nampaknya sulit untuk dilakukan. Namun paling tidak guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif, yang mengarah pada situasi, misalnya dengan mengembangkan modul yang heuristic dan hipotetik. Jadi, kualitas pembelajaran sangat ditentukan oleh aktivitas dan kreativitas guru, disamping kompetensi- kompetensi profesionalnya.

Beberapa hal yang dilakukan guru untuk mengembangkan kreativitas peserta didik:

1) Jangan terlalu banyak membatasi ruang gerak peserta didik dalam

pembelajaran dan mengembangkan pengetahuan baru.

2) Bantulah peserta didik memikirkan sesuatu yang belum lengkap, mengeksplorasi pertanyaan, dan mengemukakan gagasan yang original.

3) Bantulah peserta didik mengembangkan prinsip-prinsip tertentu kedalam situasi baru.

4) Berikan tugas-tugas secara independent.

5) Kurangi kekangan dan ciptakan kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang otak.

6) Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk berfikir reflektif terhadap setiap masalah yang dihadapi.

7) Hargai perbedaan individu peserta didik, dengan melonggarkan aturan dan norma kelas.

8) Jangan memaksakan kehendak terhadap peserta didik.

9) Tunjukkan perilaku-perilaku baru dalam pembelajaran.

kreativitas.

11) Kembangkan rasa percaya diri peserta didik, dengan membantu mereka mengembangkan kesadaran dirinya secara positif, tanpa menggurui dan mendikte mereka.

12) Kembangkan kegiatan-kegiatan yang menarik, seperti kuis dan teka- teki, dan nyanyian yang dapat memacu potensi secara optimal.

13) Libatkan peserta didik secara optimal dalam proses pembelajaran, sehingga proses metalnya bisa lebih dewasa dalam menemukan konsep dan prinsip-prinsip ilmiah.

d. Sikap Guru terhadap Teknologi Pembelajaran Hubungannya dengan Pemanfaatan Media dalam Proses Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang kompleks karena kegiatan pembelajaran menyangkut proses penciptaan lingkungan, baik yang dilakukan guru maupun siswa agar terjadi proses belajar. Penciptaan lingkungan dalam belajar meliputi penataan nilai-nilai dan kepercayaan yang akan diupayakan tercapai. Hal ini sejalan dengan pandangan bahwa pengajaran adalah penciptaan lingkungan agar dapat memengaruhi siswa untuk aktif belajar, jadi penekanan di sini adalah aktivitas siswa untuk belajar.

Walaupun inti dari pembelajaran adalah siswa belajar, namun guru memegang peranan sentral dalam upaya pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu guru perlu mencari terobosan baru yang bersifat inovatif sebagai upaya pembaharuan mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Syarat-syarat kehidupan modern dalam pendidikan adalah bersifat efektif dan efisien. Semua itu ditentukan oleh sifat kreativitas seorang guru dalam melaksanakan tugasnya, terutama pada proses pembelajaran di kelas, seperti pemanfaatan penemuan-penemuan baru dalam ilmu pengetahuan, teknologi modern, teknologi pendidikan pada

sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Salah satu upaya yang paling praktis dan realita dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar para siswa sebagai indikator kualitas pendidikan adalah perbaikan dan penyempurnaan sistem pembelajaran. Upaya tersebut diarahkan kepada kualitas pembelajaran sebagai suatu proses yang diharapkan dapat menghasilkan kualitas hasil belajar yang optimal. Teknologi pembelajaran merupakan salah satu upaya yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Sebagai bagian dari teknologi pendidikan, maka teknologi pembelajaran juga mempunyai pandangan bahwa pendidikan dan pembelajaran itu merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang harus diatur agar mempunyai fungsi yang optimal dalam mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran.

2. Hakikat Akuntansi

1) Pengertian Mata Pelajaran Akuntansi Mata pelajaran akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib ditempuh oleh siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Akuntansi berasal dari bahasa inggris “to account“ yang artinya memperhitungkan

atau mempertanggungjawabkan dari pengelola perusahaan kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Pengertian akuntansi yang sesuai dengan simpulan American Institute of Certified Public Accounts (AICPA) bahwa “Accounting is the art of recording, classifying, and summarizing in a significant manner and in terms of money, transactions and event which are, in part at least, of financial character and interpreting the result thereof”. Definisi tersebut dapat diartikan sebagai berikut “Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan

transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya

Sesuai dengan pendapat AAA (American Accounting Association) bahwa akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, dan penyampaian informasi yang memungkinkan dilakukannya penilaian dan keputusan yang tepat bagi para pemakai informasi tersebut” (Kardiman, 2006: 2). Definisi tentang akuntansi dapat disimpulkan bahwa “akuntansi adalah suatu proses yang mengidentifikasi

data keuangan, pencatatan dan sebagai hasil akhirnya dari laporan keuangan”.

Mata pelajaran akuntansi mengajarkan mengenai suatu sistem yang menghasilkan informasi kaitannya dengan transaksi keuangan dan informasi tersebut akan digunakan dalam pengambilan keputusan serta evaluasi suatu organisasi. Selain hal itu mata pelajaran akuntansi juga mempunyai fungsi dan tujuan.

2) Fungsi dan Tujuan

a) Fungsi mata pelajaran akuntansi Ada beberapa fungsi mata pelajaran akuntansi, fungsi mata pelajaran Akuntansi di SMK antara lain adalah untuk pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap rasional, teliti, jujur, dan bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokan, pengiktisaran transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan dan penafsiran perusahaan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

Selain mempunyai fungsi mata pelajaran akuntansi juga mempunyai tujuan. Tujuan mata pelajaran Akuntansi di SMK adalah membekali tamatan SMK dalam berbagai komponen dasar agar mereka dapat mengusai dan mampu menerapkan konsep –konsep dasar, prinsip dan prosedur Akuntansi dengan benar dan baik untuk kepentingan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ataupun untuk terjun ke masyarakat sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan siswa.

3) Ruang Lingkup Mata Pelajaran Akuntansi di SMK Ruang lingkup mata pelajaran Akuntansi dimulai dari dasar – dasar konseptual, struktur dan siklus Akuntansi. Adapun materi pokok pelajaran Akuntansi di SMK adalah sebagai berikut:

a) Myob

b) Akuntansi Biaya

c) Laporan keuangan

d) Buku Besar

e) Pajak

f) Komunikasi Bisnis

g) Dana Kas Hubungan antara hakikat akuntansi dengan pembelajaran akuntansi dapat kita lihat dalam proses pembelajaran akuntansi. Hakikat akuntansi berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran akuntansi. Guru terlebih dahulu harus mengetahui tentang hakikat akuntansi karena dari hakikat tersebut guru dapat menentukan pembelajaran akuntansi yang akan diajarkan. Agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar sebaiknya guru harus menyesuaikan materi yang diajarkan dengan hakikat akuntansi seperti yang tertera dalam ruang lingkup mata pelajaran akuntansi di SMK.

Salah satu hakikat akuntansi adalah ruang lingkup mata Salah satu hakikat akuntansi adalah ruang lingkup mata

3. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “median“ yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar yang diperlukan dalam dunia pendidikan yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan.

Sesuai dengan pendapat Gagne (1970) bahwa “Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat mera ngsangnya untuk belajar” (Sulistyo, 2011: 2). Hal tersebut sesuai dengan pendapat Brigs (1970) bahwa “Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangs ang siswa untuk belajar” (Sulistyo, 2011: 2). Media yang diperlukan pada dasarnya sama seperti media yang dipakai untuk semua proses belajar mengajar seperti buku, slide, proyektor, gambar dan sejenisnya. Sementara itu, sesuai dengan pendapat Arief bahwa “Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dan dengan demikian terjadil ah proses belajar” (Suwarna, 2006: 128).

Dari definisi tentang media pembelajaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat pengajaran yang dapat Dari definisi tentang media pembelajaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat pengajaran yang dapat

b. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran Dari pengertian tentang media pembelajaran harus ada tujuan penggunaan suatu media, yaitu untuk membantu guru dalam menyampaikan pesan –pesan kepada peserta didik, sehingga para peserta didik dapat menangkap pesan –pesan yang diberikan guru kepada peserta didik secara cepat dan akurat. Dalam proses belajar mengajar yang dilakukan guru dalam penggunaan media dimaksudkan agar peserta didik yang terlibat dalam belajar itu terhindar dari situasi dengan demikian peserta didik yang terlibat dalam belajar itu terhindar dari situasi dengan demikian peserta didik mengetahui isi kata –kata yang disampaikan guru tetapi tidak memahami arti atau maknanya.

Media pembelajaran memungkinkan peserta didik untuk mendapatkan pesan –pesan yang disampaikan melalui media pembelajaran secara efektif dan efisien. Media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dengan dua arah cara, yaitu sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat digunakan sendiri oleh siswa.

c. Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran Dalam proses belajar mengajar diperlukan media pembelajaran yang akan membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga dapat tercapai suatu tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Sadiman berpendapat, secara umum media pembelajaran berfungsi untuk:

1) Memperlancar penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata –kata tertulis atau lisan).

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

3) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik.

4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambahi lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda –beda sedangkan kurikulum dan materi pendidikan yang ditentukan bersama –sama untuk siswa maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semua itu

(1996: 16-17).

Levie dan Lentz mengemukakan empat fungsi media pem- belajaran, khususnya media audio visual yaitu:

1) Fungsi Atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkosentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

2) Fungsi Afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan

siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar.

3) Fungsi Kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

4) penelitian yang menyatakan bahwa media visual yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali (Arsyad, 2005: 16).

Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar yakni:

1) Media belajar dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses belajar mengajar.

2) Media dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa, sehingga terjadi interaksi yang lebih langsung antara guru dan siswa.

3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan

waktu

4) Media dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa

tentang peristiwa –peristiwa di lingkungan siswa.

d. Ciri–ciri Media Pembelajaran Ciri-ciri media pembelajaran, yang sesuai dengan pendapat Sell dan Richey (1994) dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu:

a) Teknologi cetak

b) Media audio visual b) Media audio visual

Keterangan mengenai ciri –ciri media diatas dapat dijabarkan seperti dibawah ini:

a) Teknologi cetak memiliki ciri–ciri sebagai berikut: (1) Teks dibaca secara linier, sedang visual diamati berdasarkan ruang. (2) Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan

reseptif. (3) Teks dan visual ditampilkan secara diam. (4) Pengembangannya dilakukan secara diam baik teks maupun visual

berorientasi (berpusat) pada siswa. (5) Informasinya dapat diatur kembali atau ditata ulang oleh pemakai.

b) Media Audio visual mempunyai ciri–ciri sebagai berikut:

(1) Mereka biasanya bersifat linier. Mereka biasanya menyajikan

visual dinamis. (2) Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya

oleh perancang/pembuatnya. (3) Mereka merupakan fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak. (4) Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme

dan kognitif. (5) Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat

interaktif murid yang rendah.

c) Media yang dihasilkan teknologi berbasis komputer baik perangkat

keras maupun perangkat lunak mempunyai ciri: (1) Mereka dapat digunakan secara acak, non sekuensial, atau secara

linear. (2) Mereka dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa berdasarkan linear. (2) Mereka dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa berdasarkan

interaktivitas siswa yang tinggi.

d) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer, memiliki ciri–ciri yakni: (1) Media dapat digunakan secara acak, sekuensial, secara linier. (2) Media dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa, bukan saja

dengan cara yang direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya. (3) Gagasan–gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman siswa, menurut apa yang relevan oleh siswa dan dibawah pengendalian siswa.

(4) Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme dapat digunakan dalam

pengembangan dan penggunaan pelajarannya. (5) Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkungan kognitif sehingga pengetahuan dikuasai jika pelajaran itu digunakan. (6) Bahan–bahan pelajaran melibatkan banyak interaksi siswa. (7) Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai

sumber.