Disposisi Piutang
F. Disposisi Piutang
Piutang merupakan salah satu jenis aset lancar perusahaan setelah kas. Piutang dapat dikonversi menjadi kas pada saat jatuh tempo. Seringkali perusahaan dihadapkan pada masalah lamanya menunggu jatuh tempo piutang padahal perusahaan membutuhkan kas dengan segera. Untuk itu manajemen seringkali membuat kebijakan untuk mempercepat konversi piutang menjadi kas dengan cara mendisposisi piutang tersebut. Disposisi piutang dapat dilakukan dengan menggadaikan piutang atau menjual piutang kepada pihak lain.
1. Penggadaian Piutang
Penggadaian piutang Perusahaan menggadaikan piutang adalah menjaminkan
untuk mendapatkan pinjaman dari lembaga- piutang kepada lembaga
lembaga keuangan lain seperti bank atau keuangan untuk
lembaga pembiayaan. Lembaga keuangan ini mendapatkan pinjaman. dapat memberikan pinjaman jika perusahaan
menjaminkan piutang piutang yang dimilikinya. Penagihan piutang tetap dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan. Hasil penagihan digunakan untuk melunasi pinjaman kepada lembaga keuangan tersebut. Pelanggan perusahaan dapat diberitahu atau tidak diberitahu jika piutangnya digadaikan.
Contoh, misalnya PT Nirwana Abadi pada tanggal 1 Maret 2007 meminjam uang kepada lembaga keuangan PT Bahagia Finance sebesar Rp. 100.000.000,- dengan jaminan piutang dagang yang dimilikinya senilai Rp. 125.000.000,-. Beban bunga 12% per tahun, bunga dibayar per bulan pada saat mengangsur pokok pinjaman. Sedangkan beban administrasi 2%. Setiap bulan PT Nirwana Abadi diwajibkan mengangsur pinjamannya sebesar piutang yang dapat ditagih pada bulan tersebut. Penagihan piutang tetap dilakukan oleh PT Nirwana Abadi. Pelunasan piutang yang diterima dalam bulan tertentu dicatat pada akhir bulan yang bersangkutan, sedangkan pembayaran pokok pinjaman dilakukan pada awal bulan berikutnya. PT Nirwana Abadi menerima pelunasan piutangnya pada bulan April sebesar Rp. 50.000.000,-, bulan Mei sebesar Rp. 25.000.000,-, dan Juni Rp. 35.000.000,-. Pada tanggal 1 Juli PT Nirwana Abadi dapat melunasi seluruh pinjamannya kepada PT. Bahagia Finance.
Berikut adalah pencatatan yang dilakukan oleh PT Nirwana Abadi
1 Maret 2007 Menerima pinjaman dari PT Bahagia Finance sebesar Rp. 100.000.000,- dan membayar beban administrasi 2% dengan jaminan piutang senilai Rp. 125.000.000,-
Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit 2007
1 Maret Kas
Rp. 98.000.000
Beban adminsitrasi pinjaman Rp. 2.000.000 Utang PT Bahagia Finance
Rp.100.000.000 * 2% x Rp. 100 juta = Rp. 2 juta, ** Rp.100 juta – Rp. 2 juta = Rp. 98 juta
31 Maret 2007 Menerima pelunasan piutang dari pelanggannya sebesar Rp. 50.000.000,-
31 Maret Kas
Rp. 50.000.000
Piutang Rp. 50.000.000
1 April 2007 Membayar angsuran pertama dan bunga
Utang PT Bahagia Finance
Rp. 50.000.000
1 April Beban Bunga
Rp. 500.000
Kas Rp. 50.500.000
30 Mei 2007 Menerima pelunasan piutang dari pelanggannya sebesar Rp. 25.000.000,-
Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit 2007 Kas
Rp. 25.000.000
31 Mei Piutang Rp. 25.000.000
1 Juni 2007 Membayar angsuran kedua dan bunga
Utang PT. ANDARA FINANCE
Rp. 25.000.000
1 Juni Beban Bunga
Rp. 250.000
Kas Rp. 25.250.000
30 Juni 2007 Menerima pelunasan piutang dari pelanggannya sebesar Rp. 35.000.000,-
30 Juni Piutang Rp. 35.000.000
01 Juli 2007 Melunasi sisa pinjaman kepada PT Bahagia Finance
Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit 2007
1 Juli Utang PT Bahagia Finance
Rp. 25.000.000
Beban Bunga
Rp. 250.000
Kas Rp. 25.250.000
1 Juli Piutang
Rp. 15.000.000
Piutang yang dijaminkan Rp. 15.000.000 (Menghapus akun piutang yang
dijaminkan)
Jadi pada bulan juli 2007 pinjaman kepada PT Bahgia Finance lunas, sedangkan saldo piutang perusahaan adalah Rp. 15.000.000,-.
2. Penjualan / Pemfaktoran/ Anjak Piutang
Untuk memenuhi kebutuhan kas yang segera disamping dilakukan dengan cara menggadaikan piutang perusahaan dapat menjual piutang tersebut kepada lembaga-lembaga keuangan. Lembaga keuangan yang membeli piutang perusahaan akan sepenuhnya menerima pelunasan maupun risiko tidak tertagihnya piutang tersebut. Pelanggan perusahaan yang piutangnya dijual akan mendapatkan pemberitahuan bahwa piutangnya telah dijual kepada lembaga keuangan sehingga pelanggan mempunyai kewajiban melunasinya kepada lembaga tersebut.
Penjualan atau Berikut contoh penjualan piutang. pemfaktoran piutang adalah
Misalnya PT Airlangga Perkasa pada tanggal penjualan piutang yang
5 Januari 2007 menjual piutangnya senilai dimiliki oleh perusahaan
Rp. 400.000.000,- kepada PT Vidya Finance. kepada lembaga keuangan,
dimana lembaga keuangan Dalam transaksi itu, PT Vidya Finance yang akan menanggung
membebani beban adminsitrasi Rp. 5% dan semua resiko yang terkait
mewajibkan untuk menahan saldo sebesar dengan pelunasan piutang
4% sebagai jaminan sampai semua tersebut
piutangnya PT Airlangga Perkasa dapat tertagih.
Pencatatan yang dilakukan oleh PT Airlangga Perkasa adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan
5 Januari Kas Rp.364.000.000 Piutang PT. Sinar Finance
Rp. 16.000.000 Kerugian Penjualan Piutang
Rp. 20.000.000 Piutang
Rp.400.000.000
Keterangan : *) Kerugian penjualan piutang adalah sebesar beban keuangan yang ditetapkan oleh lembaga keuangan yang membeli piutang tersebut yaitu 5% kali Rp. 400.000.000,- sama dengan Rp. 20.000.000,-.
**) Karena lembaga keuangan menahan saldo mati sebesar Rp. 4% dari Rp. 400.000.000,- sebagai jaminan transaksi penjualan piutang maka bagi PT.Airlangga Perkasa saldo yang ditahan di PT Vidya Finance diakui sebagai piutang kepada lembaga tersebut.