Muhammad Fadillah, Desain pembelajaran PAUD: Tinjauan teoritik dan praktik ,

68 Muhammad Fadillah, Desain pembelajaran PAUD: Tinjauan teoritik dan praktik ,

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). hal. 205 69 Ibid , hal. 17

Salah satu media yang dimanfaatkan dalam penerapan metode TQT ini adalah film.Film merupakan peralatan pemain ulang ( play back) . 70 dan tergolong sebagai media audio-visual,yaitu yang menggabungkan antara gambar dan suara. Pemutaran film ini selain untuk memudahkan dan merangsang daya fikir anak, tentu saja untuk menunjang kebutuhan anak yang memiliki gaya belajar audio-visual. Anak dengan gaya belajar audio-visual akan lebih mudah menerima informasi jika mereka disajikan materi yang berupa perpaduan antara gambar dan suara. Seperti halnya film tersebut.

Dalam tahapan pertama ini, guru memutarkan film terkait dengan tema yang telah ditetapkan.Misanya, tentang kisah Nabi Ibrahim.Maka, guru memutarkan filam berupa kisah terkait Nabi Ibrahim. Selanjutnya, anak mengamati film tersebut dengan seksama, sehingga sebelum menghafal anak sudah memiliki gambaran atau konsep apa yang akan mereka hafalkan. Ketika menghafal, mereka akan memiliki imajinasi terkait dengan ayat yang mereka hafalkan dengan film yang mereka saksikaan.

c. Tahap 3: Menghafal

Pada tahap terakhir ini, guru mulai membimbing anak untuk menghafal ayat dari surat yang telah dipilihkan guru sesuai dengan tema yang telah ditentukan.

70 Ibid . hal. 282

Dalam menghafal Al- Qur’an, terdapat 3 prinsip yang perlu diketahui:

1. Persiapan (isti’dad) Kewajiban utama penghafal Al- Qur’an adalah ia harus mnghafal setiap harinya minimal 1 halaman dengan tepat dan benardengan memilih waktu yang tepat untuk menghafal:

Seperti:

a. Sebelum tidur malam melakukan perisapan dengan membaca dan menghafal 1 halaman

b. Setela bangun tidur hafallkan satu halaman tersebut dengan hafalan yanga mendalam dengan tenang dan konsentrasi

c. Ulangi terus hafalan tersebut sampai benar—benar hafal diluar kepala

2. Pengeahan (Tahsin/Setor) Setelah dilakukan persiapan secara matang dengan selalu mengingat-ingat satu halaman tersebut, berikutnya tahsinkan (setorkan)hafalan kepada ustad/ustadzah. Setiap kesalahan yang telah ditunjukkan , maka lakukanlah hal berikut:

a. Memberi tanda kesalahan dengan mencatatnya (dibawah atau diatas huruf yang lupa)

b. Mengulang kesalahan sampai dianggap benar oleh ustad

c. Bersabar untuk tidak menambah materi atau hafalan yang baru

kecuali hafalan yang lama telah benar-benar hafalan.

3. Pengulangan (Muraja’ah) Setelah menyetorkan hafalan, disarankan untu tidak bergegas meninggalkan majlis. Lakukan terus pengulangan dari ayat pertama sampai dengan terakhir agar hafalan tersebut semakin

kuat. 71 Dalam penerapan metode TQT ini, target hafalan perharinya yaitu

2 ayat.Sehingga target satu tema dapat diselesaikan dalam jangka waktu satu bulan. Namun, hal terseut tentu saja disesuaian dengan panjang atau pendeknya ayat yang akan dihafalkan. Namunm hitungan idealnya adalah sebagimana tersebut.

Dalam menghafal Al- Qur’an pun, kita juga dianjurkan untuk paham dengan konsep kuadran tersebut, tujuannya tentu saja untuk penjadwalan waktu- waktu yang tepat untuk menghafal AlQur’an.Tanpa perencanaan yang jelas serta pengaturan skala prioritas, maka tak jarang kita merasakan himpitan waktu dengan berbagai kegiatan-kegiatan yang semakin menumpuk. Kaitannya dengan menghafal Al- Qur’an , tentu penumpukan dan himpitan semacam ini memiliki pengaruh besar. Banyak diantara kita yang kurang memperhatikan hal tersebut. Maka menjadi wajar, apabila diantara kita ada yang sering mengeluh tidak ada

71 Hasyiyah , Mengintip metode menghafal link.php%3Fstrory_fbid%3D699297813454973%26id%3D231171756934250&ved=0ahUKEwiv_

oCck5PSAhXCOo&KHTWECaIQFgg3MAk&usg=AFQjCNE6uGeNiXNHelSrJuybS2HAZVLX Q&sig2=BrvHUHKpvqIqOQfsrRKQhA. Diakses pada 16 Februari 2017 oCck5PSAhXCOo&KHTWECaIQFgg3MAk&usg=AFQjCNE6uGeNiXNHelSrJuybS2HAZVLX Q&sig2=BrvHUHKpvqIqOQfsrRKQhA. Diakses pada 16 Februari 2017

Dalam menghafal Al- Qur’an, anak akan menalar, seseuai dengan film yang telah dilihatnya tersebut, maka dalam menalar Al- Qur’an

hendaknya siswa mngikuti cara berikut ini: 73

1. Mengulang-ulang nash ayat demi ayat (setelah mendapatkan pembenaran dari guru qira’at)

2. Mengaitkan setiap ayat dengan ayat setelahnya, membaca ulang ayat tedahulu dengan ayat yang dihafal kemudian dengan cara belaar kelompok

3. Mendengarkan merupakan satu factor yang penting dalam proses mengingat-ingat dan mengevaluasi sejauh mana kekuatan hafalan. Dengan tahapan penalaran tersebut, tentu akan membuat anak

semakin mudah untuk menghafal, Karena selain mereka menghafal mereka juga mampu memahami terkait peristiwa apa yang terdapat pada ayat yang mereka hafalkan tersebut.