Perbedaan Jangka Waktu Perlindungan Merchandise Karater Kartun

4.2. Perbedaan Jangka Waktu Perlindungan Merchandise Karater Kartun

Goldstein, Paul. Copyright. Duke University School of Law (1992). diakses 25 Septermber 2015.

109

Produk dari Karakter kartun banyak yang berasal dari Amerika. Terutama Produk Disney, hal ini dibuktikan dengan adanya kantor pusat mereka di Burbank California Amerika. Jika mereka memperdagangkan merchandise mereka di dalam negara mereka (Amerika) maka dengan sangat mudah mereka mengikuti peraturan yang berlaku di Amerika. Akan menjadi suatu permasalahan ketika produk karaker kartun tersebut diekspor ke negara lain. Beberapa negara termasuk Indonesia memiliki Peraturan perlindungan Jangka waktu terhadap suatu karya cipta. Tentunya perlindungan jangka waktunya berbeda. Untuk mengetahui tanggal mana yang jadi acuan, maka perlu dilihat perjanjian Internasional Hak cipta dimana Amerika Dan Indonesia bersama menjadi negara anggota. Perjanjian tersbut adalah Konvensi Bern. Berikut adalah hal –hal yang terjadi terhadap karya-karya dari Amerika termasuk merchandise karakter kartun yang masuk ke Indonesia dan didasarkan pada konvensi Bern.

4.2.1. Di Amerika dan Di Indonesia belum lewat Jangka waktu perlindungan

Hal ini adalah kondisi dimana sebuah karya masih berada dalam jangka waktu perlindungan, baik di negara asal (Amerika) dan di negara yang juga memasarkan karya tersebut (Indonesia). Dalam hal ini tentunya pihak yang hendak menggunakan Karya (Karakter Kartun) harus membeli lisensi ke pihak yang menjual Lisensi. Jadi Pihak yang hendak memroduksi adan menjual merchandise karakter kartun disnya, harus membeli Lisensi kepada pihak Disney dengan membayarkan Royalti sesuai yang dierjanjkan yaitu lima belas persen (15%) dari setiap penjualan satu produk. Hal ini dikarenakan karakter kartun Disney masih menjadi hak milik Disney baik menurut peraturan Indonesia maupun peraturan Amerika.

4.2.2. Perlindungan jangka waktu Di Amerika masih berlanjut namun di Indonesia telah berakhir

Dalam hal ini kita elihat kembali kepada Pasal 7 ayat 8 Konvensi Bern dimana dalam pasal tersbut tertulis in any case, the term shall be Dalam hal ini kita elihat kembali kepada Pasal 7 ayat 8 Konvensi Bern dimana dalam pasal tersbut tertulis in any case, the term shall be

4.2.3. Perlindungan Jangka Waktu Di Amerika telah berakhir, tetapi Di Indonesia masih berlanjut

Kondisi ini adalah kondisi yang terbalik dengan kondisi sebelumnya. Dalam hal ini yang membedakan adalah berdasarkan peraturan di Amerika perlindungan jangka waktu terhadap karya telah lewat dan menjadi milik publik ( public domain ). Sedangkan menurut peraturan Indonesia masih dalam jangka waktu yang dilindungi. Dalam undang-undang hak cipta Indonesia tidak terdapat pengecualiam secara eksplisit untuk karya cipta yang perlindungannya akan berakhir lebih cepat di Negara asalnya sehingga dapat disimpulkan Indonesia tidak mengakui adanya rule of the shorther

term. 111 Rule of shorter term adalah asas dimana negara hak cipta tersebut akan digunakan tidak boleh melebihi jangka waktu perlindungan yang diberikan oleh Negara asal. Jadi jika peraturan Indonesia menyatakan suatu karya belum lewat batas waktu perlindungan, maka karya tersebut belum lewat masa jangka waktu perlindungan.

4.2.4. Perlindungan Jangka Waktu baik Di Amerika atau Di Indonesia telah habis

110 Pasal 7 ayat (8) Konvensi Bern 111 hukumonline.com – jawaban atas pertanyaan Perbedaan jangka Waktu Hak Cipta

Indonesia dan Negara lain< Mana yang dipakai., http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt56090730d95cc/perbedaan-jangka-waktu-hak-cipta- di-indonesia-dan-negara-lain,-mana-yang-dipakai ? Diakses tanggal 12 Okteber 2015.

Kondisi ini adalah kondisi dimana karya seni tersebut telah menjadi milik publik. Jadi publik secara bebas mengakses karya tersebut untuk keperluannya masing-masing. Jadi pihak yang hendak menggunakan karya seni yang telah habis masa lakunya baik Di Indonesia maupun Di Amerika, dapat dengan bebas menggunakannya tanpa harus memikirkan ijin dan kepemilikan royalti dari karya tersebut.

Dokumen yang terkait

ALOKASI WAKTU KYAI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DI YAYASAN KYAI SYARIFUDDIN LUMAJANG (Working Hours of Moeslem Foundation Head In Improving The Quality Of Human Resources In Kyai Syarifuddin Foundation Lumajang)

1 46 7

STUDI PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN PAMEKASAN

5 158 1

ANALISIS TERHADAP PEMBATALAN PERJANJIAN BANGUN GUNA SERAH (BUILD OPERATE AND TRANSFER) OLEH PEMERINTAH DAERAH SERTA AKIBAT HUKUM BAGI INVESTOR YANG MENGALIHKAN HAK PENGELOLAAN KEPADA INVESTOR LAIN

3 64 161

ANALISIS YURIDIS TENTANG PENGHAPUSAN ATAS MEREK DAGANG "SINKO" DARI DAFTAR UMUM MEREK OLEH DIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (Studi Putusan Pengadilan Niaga No. 03/Merek/2001/PN.Jkt.Pst)

0 23 75

HUBUNGAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU (TIME BUDGET PRESSURE) TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL STAF AUDITOR

1 63 13

KAJIAN YURIDIS TENTANG PERUBAHAN TANAH PERDIKAN MENJADI HAK MILIK DI KELURAHAN TAMAN KECAMATAN TAMAN KOTA MADIUN SETELAH KELUARNYA UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA

2 44 14

Ketersediaan koleksi informasi primer pada perpustakaan Universitas Satyagama : analisis sitiran dalam skripsi dan tesis

2 58 95

LEGALITAS UNDIAN BERHADIAH DAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PESERTA UNDIAN SIGERMAS (Studi pada PT. Bank Lampung)

8 70 31

HUBUNGAN PERHATIAN ORANGTUA DAN MANAJEMEN WAKTU BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

11 108 89

PENGARUH OPINI AUDITOR INDEPENDEN, DAN KOMPLEKSITAS OPERASI PERUSAHAAN TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN

10 86 47