Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perpanjangan Durasi Perlindungan Hak Cipta
4.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perpanjangan Durasi Perlindungan Hak Cipta
Jangka waktu perlindungan hak cipta di setiap negara tidaklah sama, tergantung pada peraturan dalam UU Nasional masing-masing negara. Dalam rata-rata, durasi perlindungan hak cipta di dunia dimulai dari 50 (lima puluh) tahun setelah penulis meninggal dan sampai 100 (seratus) tahun setelah penulis meninggal. Durasi juga bervariasi berdasarkan jenis pekerjaan.
Undang-Undang Hak Cipta Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 telah menjadi salah satu tonggak terbesar dalam sejarah perlindungan Hak Cipta di Indonesia karena memperanjang perlindungan jangka waktu sebuah karya cipta sebanyak 20 (dua puluh) tahun. Tapi seperti yang kita tahu, sebelum perpanjangan dibuat tidak ada masalah atau kasus apapun yang sebenarnya muncul dari peraturan sebelumnya yaitu perlindungan 50 (lima puluh) tahun, sebagaimana diatur pada akhir Undang-Undang Hak Cipta Indonesia Nomor
19 Tahun 2002. Jadi apa yang menyebabkan Indonesia untuk meninjau regulasi pada durasi perlindungan dan pada akhirnya memperluasnya? Bapak Agung Damarsasongko, SH, MH, Kepala Humas, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual menjelaskan, logika dibalik perpanjangan perlindungan jangka waktu hak cipta adalah pengaruh oleh peraturan yang dilakukan di negara lain. Dia mengatakan bahwa pada saat UU Hak Cipta yang baru ini disusun, salah satu topik yang dibahas adalah mengenai durasi hak cipta di negara-negara lain. Dari hal tersbut kita ketahui bahwa banyak negara-negara menjalankan peraturan perlindungan dengan durasi yang lebih 19 Tahun 2002. Jadi apa yang menyebabkan Indonesia untuk meninjau regulasi pada durasi perlindungan dan pada akhirnya memperluasnya? Bapak Agung Damarsasongko, SH, MH, Kepala Humas, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual menjelaskan, logika dibalik perpanjangan perlindungan jangka waktu hak cipta adalah pengaruh oleh peraturan yang dilakukan di negara lain. Dia mengatakan bahwa pada saat UU Hak Cipta yang baru ini disusun, salah satu topik yang dibahas adalah mengenai durasi hak cipta di negara-negara lain. Dari hal tersbut kita ketahui bahwa banyak negara-negara menjalankan peraturan perlindungan dengan durasi yang lebih
Ada rasa "ketidakadilan" jika kita melihat bagaimana karya-karya asing yang dipergunakan di Indonesia dilindungi lebih lama daripada lamanya karya-karya kita dilindungi di negara asing. Seperti yang bisa kita lihat dari Pasal 2 UU Hak Cipta Indonesia yang Baru No. 28 Tahun 2014, diatur bahwa hukum ini diterapkan untuk karya yang dibuat oleh penulis asing yang digunakan di Indonesia.
Sebagai contoh, sebelumnya, karya Indonesia hanya akan dilindungi
50 tahun jika digunakan di Amerika Serikat karena itu sesuai dengan sebagaimana yang diatur disini oleh hukum Indonesia, tetapi jika kita menggunakan karya Amerika di Indonesia kita harus mengakui perlindungan
70 tahun setelah penulis meninggal sebagaimana diatur dalam Hukum Hak Cipta Amerika Serikat. Ini tidak adil dan tidak seimbang.Meskipun jika kita melihat dari konvensi internasional, Indonesia telah mengatur durasi yang tidak kurang dari persyaratan minimum (TRIPS mengaturnya untuk 50 tahun, dan 50 tahun juga di Konvensi Berne). Pada saat itu fokus utama adalah untuk memperpanjang durasi jadi bagaimana kita melindungi karya negara lain akan seimbang dengan bagaimana negara lain melindungi karya kita sendiri. Ini adalah pertimbangan dari faktor Internasional.
Ekstensi juga dibuat dengan harapan bahwa masyarakat dapat lebih termotivasi untuk menjadi kreatif, yang pada akhirnya akan mendukung kegiatan perekonomian Indonesia. Versi asli dari penciptaan apapun belakangan ini telah dibayangi oleh adanya terlalu banyak produk palsu / bajakan.Dengan ekstensi ini, pemerintah percaya bahwa kita dapat memberikan apresiasi yang lebih tepat terhadap Penulis dan karya-karya mereka, dan juga memberikan kesempatan bagi penulis untuk menikmati hak ekonomi mereka.
Setiap penciptaan, berdasarkan kualifikasi waktu, tenaga, dan pengorbanan keuangan, juga kontribusi pemikiran kreatif dari penulis,
memiliki nilai ekonomis yangsama dengan nilai pemanfaatan 101 . Tidak peduli seberapa kecil, nilai ekonomi ada dan dikarenakan olehnya
menjadikan penciptaan sebagai sebuah bentuk keberuntungan dan membuat alasan mengapa karya tersebut harus dilindungi secara maksimal. Dengan nilai kreativitas yang lebih tinggi dari penulis pada penciptaan tertentu, nilai ekonomi juga akan menjadi lebih tinggi.