Analisis Kuantitatif

3.5.2 Analisis Kuantitatif

  Analisis kuantitatif yaitu analisis yang digunakan terhadap

  data yang berwujud angka-angka dan cara pembahasannya dengan uji statistik. Analisis kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik ( Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002 ). Dalampenelitian ini menggunakanprogramMicrosoft exel dan SPSS Adapunmetode pengolahannya adalah sebagai berikut:

  1. Editing( Pengeditan)

  Memilih atau mengambildata yang perlu dan membuang data yang dianggaptidak

  perlu,untukmemudahkanperhitungandalampengujian

  hipotesa.

  2. Coding ( PemberianKode) Proses pemberian kode tertentu terhadap macam dari kuesioner untuk kelompok kedalam kategori yang sama.

  3. Scoring(PemberianSkor)

  Scoring adalah suatukegiatan yang berupa penelitian atau pengharapan yang berupaangka angka kuantitatif yang diperlukan dalam penghitungan hipotesa. Atau mengubah data yang bersifat kualitatif ke dalam bentuk kuantitatif. Dalam penghitungan scoring digunakan skala Likert yang Scoring adalah suatukegiatan yang berupa penelitian atau pengharapan yang berupaangka angka kuantitatif yang diperlukan dalam penghitungan hipotesa. Atau mengubah data yang bersifat kualitatif ke dalam bentuk kuantitatif. Dalam penghitungan scoring digunakan skala Likert yang

  a. Skor 5 untuk jawaban sangat setuju sekali

  b. Skor 4 untuk jawaban sangat setuju

  c. Skor 3 untuk jawaban setuju

  d. Skor 2 untuk jawaban tidak setuju

  e. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju

  3.5.2.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

a. Uji Validitas

  Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Imam Ghozali, 2002). Dalam mengukur keputusan pembelian suatu produk di mata konsumen diukur dalam tiga pernyataan berupa satu pertanyaan tiap indikator. Untuk mengukur variabel keputusan pembelian jawaban responden dikatakan valid apabila item-item dalam kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dalam kuesioner tersebut. Dalam uji validitas dapat digunakan SPSS (Statistical Product and Service Solutions).

  Uji validitas dapat dilakukan dengan melihat korelasi antara skor masing-masing item dalam kuesioner dengan total skor yang ingin diukur yaitu menggunakan Coefficient Corelation Pearson dalam SPSS. Jika nilai Uji validitas dapat dilakukan dengan melihat korelasi antara skor masing-masing item dalam kuesioner dengan total skor yang ingin diukur yaitu menggunakan Coefficient Corelation Pearson dalam SPSS. Jika nilai

b. Uji Reliabilitas

  Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Imam Ghozali, 2002). Selain menggunakan dengan bantuan SPSS uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan koefisien alpha (α) dari cronbach (Umar, 2003 : 96) :

  Dimana

  = reliabilitas instrumen

  k

  = banyak butir pertanyaan = jumlah varian butir = varian total

  n

  = jumlah responden

  X =nilai skor yang dipilih

  Tingkat reliabilitas suatu konstruk dapat dilihat dari hasil uji

  statistikdanCronbach Alpha. Suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >0.60 (Nunally dalam Imam Ghozali, 2001).

c. Uji Asumsi Klasik

  Agar mendapat regresi yang baik harus memenuhi asumsi yang disyaratkan yaitu memenuhi uji asumsi normalitas dan bebas dari multikolineritas, heteroskedastisitas, dan auo korelasi

  1. Uji Normalitas

  Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable terikat, variable bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistic pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal (Grozali,2006). Pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan dengan melihat normal probality plot yang membandingkan distribusi komulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari data normal. Sedangkan menurut (Ghozali,2006) dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah :

  a) Jika data menyebar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

  atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal maka atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal maka

  b) Jika data menyebar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

  atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi Normalitas.

  2. Uji Multikolineritas

  Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable bebas jika variable bebas berkorelasi maka variable –variabel ini tidak orthogonal. Variable orthogonal adalah variable bebas yang nilai korelasi antar sesama variable bebas = 0. Multikolineritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflasion factor . Menurut (Ghozali,2006) cara mendeteksi terhadap adanya multikolineritas dalam model regresi adalah sebagai berikut :

  a. Besarnya Variable Inflation Factor (VIF) , pedoman suatu model

  regresi yang bebas Multikolineritas yaitu nilai VIF ≤ 10

  b. Besarnya tolerance pedoman suatu model regresi yang bebas

  multikolineritas yaitu nilai Tolerance ≥ 0,1.

  3. Uji Heteroskedastisitas

  Uji Heteroskedatisitas bertujuan untuk apakah dalam model regresi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan Uji Heteroskedatisitas bertujuan untuk apakah dalam model regresi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

  a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu

  yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) , maka mengindikasikan telah terjadi Heteroskedatisitas.

  b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebut diatas dan

  dibawah adalah angka nol pad sumbu Y, maka tidak ada Heteroskedatisitas (Ghozali,2006).

d. Analisis Regresi Linier Berganda

  Analisis Regresi Linier Berganda adalah suatu metode

  analisa yang digunakan untuk menentukan ketepatan prediksi dari pengaruh yang terjadi antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).Model persamaan untuk regresi linier berganda sebagai berikut :

  Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e

  Dimana : Y

  : variabel keputusan berbelanja X1 : variabel faktor lingkungan X2 : variabel faktor individu

  X3 : variabel faktor pemasaran

  a : Konstanta. b1 : Koefisien regresi variabel faktor lingkungan b2 : Koefisien regresi variabel faktor individu b3 : Koefisien regresi variabel faktor pemasaran

  e :error

e. Uji Hipotesis

  Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variable bebas terhadap variable terikat maka dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang akan diajukan pada penelitian ini. Metode pengujian terhadap hipotesis dilakukan secara parsial dan secara simultan. Pengujian secara parsial dilakukan dengan menggunakan uji t. pengujian signifikansi dengan uji t digunakan untuk melihat bagaimana variable bebas secara parsial mempengaruhi variable terikat.

f. Uji Koefisien Determinasi (R 2 )

  Koefisien determinasi (R 2 ) dimaksudkan untuk mengetahui tingkatketepatan yang paling baik dalam analisa regresi, hal ini

  ditunjukkan olehbesarnya koefisien determinasi (R 2 ) antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu). Jikakoefisien determinasi nol berarti variabel independen

  sama sekali tidakberpengaruh terhadap variabel dependen. Apabila koefisien determinasi semakinmendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa variabel independen berpengaruhterhadap variabel dependen.

  Karena variabel independen pada penelitian ini lebihdari 2, maka koefisien determinasi yang digunakan adalah Adjusted R Square(Imam

  Ghozali, 2001). Dari koefisien determinasi (R 2 ) ini dapat diperoleh suatunilai untuk mengukur besarnya sumbangan dari beberapa variabel X

  terhadap variasi naik turunnya variabel Y yang biasanya dinyatakan dalam persentase.

g. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

  Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α = 5). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

  1. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien

  regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

  2. Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien

  regresi signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mampunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

h. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

  Uji statistik Fmenunjukan pengaruh variabel bebas atau independen secara simultan (bersama-sama) dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α = 5). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

  1. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien

  regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara simultan variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

  2. Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien

  regresi signifikan). Ini berarti secara simultan variabel independen tersebut mampunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.