Tahap Masukan

5.4.1. Tahap Masukan

  Tahap masukan merupakan tahap untuk memasukan hasil analisis dan identifikasi terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang telah dilakukan. Hasil analisis dan identifikasi kondisi lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan akan disusun ke dalam matriks IFE. Sedangkan hasil analisis dan identifikasi kondisi lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman akan disusun ke dalam matriks EFE

1. Matriks IFE

  Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari faktor-faktor internal yang terdapat pada perusahaan. Matriks IFE disusun berdasarkan hasil identifikasi dari kondisi lingkungan internal perusahaan berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki PT. Nassau Sport Indonesia dalam memasarkan bola tennis. Kekuatan yang dimiliki perusahaan yaitu segmentasi dan targeting perusahaan jelas, produk berkualitas dan berstandar internasional, tipe bola yang dihasilkan beragam, memiliki saluran distribusi pemasaran di tiga wilayah, hubungan baik dengan agen atau toko dan hubungan baik dengan PELTI.

  Sedangkan kelemahan yang ada pada perusahaan adalah posisi kompetitif dalam pasar yang belum ditetapkan perusahaan, merek bola tennis PT. Nassau Sport Indonesia belum dikenal luas, pantulan bola tennis yang keras, lemahnya saluran distribusi pemasaran di wilayah barat dan kurang melakukan kegiatan promosi. Untuk penjelasan dan perhitungan yang lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 17.

  Tabel 17. Matriks IFE Bola Tennis PT. Nassau Sport Indonesia

  Faktor Strategis Internal

  Kekuatan 1. Segmentasi dan targeting perusahaan jelas

  2. Produk berkualitas dan berstandar

  internasional 3. Tipe bola yang dihasilkan beragam

  4. Memiliki saluran distribusi pemasaran di

  tiga wilayah 5. Hubungan baik dengan agen atau toko

  6. Hubungan baik dengan PELTI

  Kelemahan 1. Posisi kompetitif dalam pasar yang belum

  ditetapkan perusahaan 2. Merek bola tennis PT. Nassau Sport

  Indonesia belum dikenal luas 3. Pantulan bola tennis yang keras

  4. Lemahnya saluran distribusi pemasaran di

  wilayah barat 5. Kurang melakukan kegiatan promosi

  Total 1, 000 3, 104

  Berdasarkan tabel matriks IFE didapatkan total nilai skor terbobot sebesar 3,104. Dari total nilai skor terbobot dapat disimpulkan bahwa perusahaan berada pada posisi kuat. Hal ini dikarenakan kondisi internal berada di atas nilai rata-rata yakni 2,50. Kondisi tersebut menunjukan faktor internal PT. Nassau Sport Indonesia relatif lebih kuat dalam memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan mampu mengatasi kelemahan. Kekuatan utama yang dimiliki PT. Nassau Sport Indonesia adalah produk berkualitas dan berstandar internasional dengan skor sebesar 0,460. Memiliki saluran distribusi pemasaran ditiga wilayah dan hubungan dengan agen atau toko menempati urutan kedua dengan skor yang sama yaitu 0,306. Diurutan ketiga dengan skor 0,283 adalah tipe bola yang dihasilkan beragam. Segmentasi dan targeting perusahaan jelas serta hubungan baik dengan PELTI menempati urutan keempat dan kelima dengan skor untuk masing-masing yaitu 0,256 dan 0,206.

  Kelemahan utama yang dimiliki PT. Nassau Sport Indonesia adalah lemahnya saluran distribusi pemasaran di wilayah barat dengan skor 0,170. Diurutan kedua yang menjadi kelemahan perusahaan adalah kurang melakukan kegiatan promosi dengan skor 0,206. Posisi kompetitif dalam pasar yang belum ditetapkan perusahaan dan merek bola tennis PT. Nassau Sport Indonesia belum dikenal luas masing-masing menempati urutan ketiga dan keempat dengan skor 0,256 dan 0,274. Urutan terakhir dari kelemahan perusahaan dengan skor 0,383 adalah pantulan bola tennis yang keras.

2. Matriks EFE

  Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor eksternal dihadapi perusahaan. Matriks EFE disusun berdasarkan hasil identifikasi dari kondisi lingkungan eksternal perusahaan berupa peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Berdasarkan hasil identifikasi dari kondisi lingkungan eksternal diperoleh beberapa peluang dan ancaman yang dihadapi PT. Nassau Sport Indonesia dalam memasarkan bola tennis.

  Peluang yang dapat dimanfaatkan PT. Nassau Sport Indonesia yaitu Peraturan pemerintah tentang Standar Nasional Indonesia, kekuatan tawar- menawar pemasok dapat dikendalikan perusahaan, tidak ada produk pengganti, Peluang yang dapat dimanfaatkan PT. Nassau Sport Indonesia yaitu Peraturan pemerintah tentang Standar Nasional Indonesia, kekuatan tawar- menawar pemasok dapat dikendalikan perusahaan, tidak ada produk pengganti,

  80 pangsa pasar bola tennis di Indonesia, merek dan image Dunlop sudah dikenal luas, kondisi ekonomi dalam negeri dan pasar bola tennis terbatas. Untuk penjelasan dan perhitungan yang lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 18.

  Tabel 18. Matriks EFE Bola Tennis PT. Nassau Sport Indonesia

  Skor

  No

  Faktor Strategis Eksternal

  Peluang 1. Peraturan pemerintah tentang Standar

  Nasional Indonesia 2. Kekuatan tawar-menawar pemasok dapat

  dikendalikan perusahaan 3. Tidak ada produk pengganti

  4. Hambatan masuk industri yang besar

  5. Teknologi yang terus berkembang

  Ancaman 1. Kekuatan tawar-menawar pembeli yang

  tinggi 2. Pesaing utama Dunlop menguasai 80

  pangsa pasar bola tennis di Indonesia 3. Merek dan image Dunlop sudah dikenal

  luas 4. Kondisi ekonomi dalam negeri

  5. Pasar bola tennis terbatas

  Berdasarkan tabel matriks EFE didapatkan total skor terbobot sebesar 2,562. Hal ini menunjukan PT. Nassau Sport Indonesia mampu merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman. Dari total nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan berada pada posisi sedang dalam menghadapi peluang dan mengatasi ancaman dengan nilai total skor terbobot lebih tinggi dari nilai rata-rata sebesar 2,50. Peluang utama yang dihadapi PT. Nassau Sport Indonesia adalah hambatan masuk industri yang besar dengan skor 0,422. Peluang yang berada pada pada urutan kedua dan ketiga yang memiliki skor 0,413 dan 0,293 adalah teknologi yang terus berkembang dan kekuatan tawar-menawar pemasok yang dapat dikendalikan perusahaan. Peraturan pemerintah tentang Standar Nasional Indonesia menempati urutan keempat Berdasarkan tabel matriks EFE didapatkan total skor terbobot sebesar 2,562. Hal ini menunjukan PT. Nassau Sport Indonesia mampu merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman. Dari total nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan berada pada posisi sedang dalam menghadapi peluang dan mengatasi ancaman dengan nilai total skor terbobot lebih tinggi dari nilai rata-rata sebesar 2,50. Peluang utama yang dihadapi PT. Nassau Sport Indonesia adalah hambatan masuk industri yang besar dengan skor 0,422. Peluang yang berada pada pada urutan kedua dan ketiga yang memiliki skor 0,413 dan 0,293 adalah teknologi yang terus berkembang dan kekuatan tawar-menawar pemasok yang dapat dikendalikan perusahaan. Peraturan pemerintah tentang Standar Nasional Indonesia menempati urutan keempat

  Ancaman utama yang dihadapi PT. Nassau Sport Indonesia adalah pasar bola tennis yang terbatas dengan skor 0,120. Ancaman yang menempati urutan kedua dan ketiga adalah merek dan image dari Dunlop yang sudah dikenal luas serta kondisi ekonomi dalam negeri dengan masing-masing skor adalah 0,192 dan 0,194. Pesaing utama Dunlop menguasai 80 dari pangsa pasar bola tennis di Indonesia menempati urutan keempat dengan skor 0,222. Urutan terakhir dari ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kekuatan tawar-menawar pembeli yang tinggi dengan skor 0,291.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63