Gambaran Umum PT. Nassau Sport Indonesia

4.2. Gambaran Umum PT. Nassau Sport Indonesia

4.2.1. Sejarah Perkembangan Perusahaan

  PT. Nassau Sport Indonesia merupakan salah satu perusahaan penghasil dan pengekspor alat-alat olahraga yang memiliki pasar sasaran baik untuk domestik maupun mancanegara. Perusahaan ini berada di jalan Lanbau Desa Sanja Citeureup-Bogor 16810 yang didirikan pada tanggal 7 Oktober 1989 dan terdaftar dengan Akta Notaris No. 24 tanggal 7 Oktober 1989 oleh Ny. Mochrani Moertolo Soenarto, SH. PT. Nassau Sport Indonesia juga terdaftar sebagai badan usaha berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan status Joint Venture berdasarkan surat keputusan yang dikeluarkan pemerintah melalui Menteri Kehakiman RI dengan SK No. 52-10535.HT.01.01 tahun 1989. Perusahaan ini didirikan untuk membantu permintaan konsumen dari partner perusahaan yaitu Nassau Co. Ltd yang berada di Korea, sekaligus untuk memperluas pasar dari pruduk Nassau.

  PT. Nassau Sport Indonesia merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri alat-alat olahraga yang dibangun diatas tahah ± 44.000 m 2 . Untuk

  mendukung dan menunjang proses produksi PT. Nassau Sport Indonesia menggunakan mesin dan peralatan produksi diantaranya : Bunbury, Open Roll,

  ExtruderBarwell, Molding Press, Surface Buffing, Side Buffing, Washing Drying, Conveyor Core Ball Production, Mollent, Callendering, Final Press, Pluffing, Marking, dan Packing. Di samping itu, PT. Nassau Sport Indonesia memiliki kapasitas normal produksi sebagai berikut : Bola Tennis Lapangan sebesar 65.500 dozbulan, Bola Volley sebesar 23.000 pcs bulan, Bola Basket sebesar 23.000 pcsbulan, dan Bola Soccer sebesar 18.500 pcs bulan.

  PT. Nassau Sport Indonesia dalam kegiatan produksinya lebih berorientasi pada penyediaan alat-alat olahraga untuk pasar internasional. Sejalan dengan kemajuan usaha yang dicapai oleh perusahaan di pasar internasional mempunyai distributor di 40 negara. PT. Nassau Sport Indonesia secara bertahap juga memulai mengadakan perluasan pasar untuk memenuhi pasar domestik.

4.2.2. Lokasi Perusahaan

  Dalam menentukan suatu lokasi yang strategis bagi perusahaan dapat dinilai dari beberapa faktor, antara lain : 1. Faktor primer meliputi ketersedian tenaga kerja, mudahnya bahan baku, transportasi yang memadai, mudahnya dalam pemasaran dan kebijakan dari pemerintah. 2. Faktor sekunder meliputi persedian air yang cukup, keadaan iklim dan fasilitas bank.

  Pada awalnya PT. Nassau Sport Indonesia didirikan di daerah Tanggerang. Tetapi daerah tersebut kurang menguntungkan bagi perusahan dengan alasan tertentu, kemudian PT. Nassau Sport Indonesia pindah ke daerah Citeureup-Bogor tepatnya di Jl. Lanbau Desa Sanja Kecamatan Citeureup-Bogor. Adapun pertimbangan-pertimbangan yang diambil oleh pemimpin perusahaan pada lokasi didaerah Citeureup-Bogor ini yaitu :

  1. Lokasi yang strategis yaitu suatu daerah dipinggiran kota yang dekat dengan Tol Jagorawi yang akan mempermudah dan mendukung dalam kegiatan transportasi dan pengiriman barang.

  2. Harga tanah yang relatif cukup murah pada waktu itu bila dibandingkan dengan daerah yang lain dan tersedianya tanah yang cukup luas untuk membangun sebuah perusahaan.

  3. Biaya tenaga kerja yang murah pada waktu itu yang mengakibatkan biaya produksi yang rendah pula.

  4. Perizinan dari pemerintah setempat yang mudah. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah setempat yang mendukung berkembangnya sektor industri di wilayah Bogor.

  5. Arus transportasi yang mudah terutama mobil-mobil besar yang dapat dengan

  mudah mengangkut dan mengirim barang dari dan ke PT. Nassau Sport Indonesia.

  Seiring dengan perkembangan perusahaan, mulanya kantor PT. Nassau Sport Indonesia berada di Jakarta, tetapi untuk mempermudah dan memperlancar kegiatan dan aktivitas perusahaan maka pimpinan perusahaan memutuskan untuk memindahkan kantor perusahaan. Semenjak tahun 2002 kantor perusahaan telah pindah ke Citeureup-Bogor. Sekarang kantor dan pabrik sudah berada pada satu wilayah tepatnya di Jl. Lanbau Desa Sanja Kecamatan Citeureup-Bogor.

4.2.3. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

  Dalam menjalankan usahanya PT. Nassau Sport Indonesia memilki visi yaitu menjadi perusahaan penghasil dan pengekspor alat-alat olahraga terbesar dan terdepan. Visi perusahaan ini didukung dan ditopang dengan misi yang ada pada perusahaan yaitu :

  1. Tercapainya target penjualan pada level US 6.000.000.

  2. Dapat menyelesaikan utang kepada BPPN secara baik dan tepat waktu.

  3. Tercapainya penjualan pada pasar domestik sebesar US 500.000. Dan PT. Nassau Sport Indonesia memiliki motto untuk tahun ini yaitu ”Turunkan Harga Pokok 10 ”.

  Setiap perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai, begitu juga PT. Nassau Sport Indonesia memiliki tujuan yang hendak dicapai dalam rangka mengembangkan perusahaan. Adapun tujuan yang hendak dicapai diantaranya :

  1. Dilihat dari sisi ekonomi adalah mencari keuntungan atau laba.

  2. Dilihat dari sisi sosial ekonomi adalah membuka lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.

  3. Dilihat dari sisi pembangunan adalah mendukung program pemerintah dalam mengembangkan sektor industri di wilayah Bogor dan sebagai salah satu yang mendukung produk domestik untuk wilayah Bogor.

  Disamping itu, PT. Nassau Sport Indonesia memiliki prestasi dan partisipasi yang besar baik tingkat nasional maupun internasional dalam bidang olahraga, diantaranya :

  1. Sebagai sponsor untuk kejuaran internasioanl seperti Olympic Games ke 24 1988 dan Australia Open 1988-1990.

  2. Mendapat pengakuan dari pihak yang berwenang dalam bidang olah raga seperti FIFA, FIBA, FIVB dan ITF.

  3. Menjalin kerjasama yang baik dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan sebagai bola resmi untuk berbagai kegiatan kalender Pelti.

4.2.4. Struktur Organisasi

  Pada dasarnya semua perusahaan atau organisasi memiliki struktur organisasi, hal tersebut dikarenakan struktur organisasi dapat memperjelas dan menggambarkan tugas, wewenang dan tanggungjawab tiap anggota atau karyawan pada perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi perusahaan akan mempermudah koordinasi antara karyawan dengan pimpinan perusahaan, sehingga tidak adanya pelimpahan tanggungjawab tanpa melalui prosedur dari organisasi perusahaan. Struktur organisasi memunculkan proses pendelegasian wewenang dan tugas. Seorang pemimpin akan memberikan tanggungjawab kepada bawahan untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Disamping itu, bawahan diberi wewenang yang sepadan dengan tanggungjawab yang disandang. Setelah melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya, bawahan harus memberikan pertanggungjawaban kepada pimpinan.

  PT. Nassau Sport Indonesia menciptakan struktur organisasi yang membantu di dalam aktivitas-aktivitas perusahaan yang disusun berdasarkan wewenang dan tugas masing-masing karyawan, sehingga dapat terlihat pembagian tugas secara sistematis. Hal ini dimaksudkan untuk kelancaran operasioanal perusahaan. Masing-masing karyawan harus mengetahui seberapa besar tugas, tanggungjawab dan wewenang yang dibebankan pada posisi jabatan yang terdapat pada perusahaan serta menjelaskan kepada siapa seorang karyawan akan mempertanggung jawabkan atas pekerjaannya.

  Berdasarkan pada jenis struktur yang ada, struktur organisasi PT. Nassau Sport Indonesia merupakan struktur organisasi garis. Dalam struktur organisasi garis, wewenang dari atasan diberikan langsung kepada bawahan yang ada satu tingkat dibawahnya dan sebaliknya bawahan bertanggungjawab kepada atasan yang berada satu tingkat diatasnya. Masing-masing bagian merupakan unit yang berdiri sendiri dan kepala bagian menjalankan fungsi pengawasan dalam bagiannya.

  Untuk mengetahui lebih terperinci dan jelas mengenai tugas dan wewanang didelegasikan dan bagaimana hubungan dari masing-masing bagian dalam organisasi PT. Nassau Sport Indonesia dapat dilihat pada Gambar 6.

  Adapun uraian penjelasan mengenai tugas dan fungsi serta tanggungjawab dari masing-masing jabatan pada PT. Nassau Sport Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Presiden Director

  Presiden Director merupakan jabatan tertinggi pada perusahaan PT. Nassau Sport Indonesia yang mempunyai tugas dan wewenang maupun bertanggungjawab sebagai pengarah dan pemberi petunjuk pelaksanaan kerja perusahaan secara menyeluruh dan mengkoordinasikan seluruh aktivitas perusahaan serta mengontrol jalannya manajemen secara keseluruhan.

2. Executive Director

  Adapun tugas dari Executive Director adalah sebagai berikut :

  a. Merencanakan jadwal pekerja disemua aktivitas organisasi

  b. Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan dan aktivitas perusahaan

  c. Mengkoordinasikan semua bagian kegiatan aktivitas organisasi

  d. Memutuskan kebijaksanaan perusahaan Dalam menjalankan tugasnya Executive Director membawahi beberapa departemen yaitu :

a. Ass. General Manager Production (Manajer Umum Bagian Produksi).

  Adapun tugas dan wewenang dari Manajer Umum Bagian Produksi :

  1. Bertanggungjawab langsung kepada direktur.

  2. Mempunyai wewenang untuk merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinir serta mengontrol semua kegiatan produksi yang meliputi 2. Mempunyai wewenang untuk merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinir serta mengontrol semua kegiatan produksi yang meliputi

  3. Bertanggungjawab atas target yang telah ditetapkan. Manajer Umum Bagian Produksi membawahi beberapa bidang produksi :

  1. Chief Mixing atau Kepala MixingPengelola Bahan Mentah yang membawahi para Supervisor. Kemudian di bawah Supervisor terdapat Foreman.

  2. Chief TB atau Kepala Produksi Bola Tennis yang membawahi Supervisor. Di bawah Supervisor terdapat Foreman.

  3. Chief LB atau Kepala Produksi Bola Volley yang membawahi Supervisor. Dan di bawah Supervisor terdapat Foreman.

  4. Manager EQP atau Manajer Pengelolaan Atas Peralatan yang membawahi Chief dan Chief membawahi Supervisor.

  5. Chief PPIC atau Kepala Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persedian.

b. Manager Quality Control (Manajer Pengendalian Mutu)

  Adapun tugas dan wewenang dari Manajer Pengendalian Mutu :

  1. Bertanggungjawab langsung kepada direktur.

  2. Bertanggungjawab dalam mengawasi dan memeriksa kualitas atau mutu bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi dengan desain maupun sampel yang telah dibuat agar sesuai dengan kebutuhan dan persetujuan pembeli.

  Manajer Pengendalian Mutu membawahi Kepala Pengendalian Mutu (Chief QC). Kemudian Kepala Pengendalian Mutu membawahi Supervisor dan di bawahnya terdapat Foreman.

c. Ass. General Manager ADM (Manajer Umum Bagian Penjualan atau Pemasaran)

  Tugas dan wewenang dari Manajer Umum Bagian Penjualan atau Pemasaran sebagai berikut :

  1. Bertanggungjawab langsung kepada direktur.

  2. Mempunyai wewenang untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengkoordinasikan serta mengawasi pelaksanaan mulai barang dimuat sampai dengan barang tersebut sampai tujuan, serta mengadakan koordinasi mengenai yang akan diambil untuk memperluas pangsa pasar dalam negeri.

  Manajer Umum Bagian Penjualan atau Pemasaran membawahi bidang-

  bidang :

  a. Chief MT

  b. Chief Marketing

  c. Manajer Ekspor-Impor dan dibawahnya terdapat Supervisor.

  d. WHS (Warehouse atau bagian gudang) membawahi Supervisor dan di bawahnya terdapat Foreman.

d. Ass. General Manager ACC (Manajer Umum Bagian Akuntansi dan Keuangan)

  Tugas dan wewenang bagian keuangan secara garis besar adalah mempunyai wewenang merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan yang menyangkut transaksi keuangan perusahaan yang meliputi pencatatan keluar masuknya uang. Manajer Umum Bagian Akuntansi dan Keuangan membawahi Chief atau Kepala bagian Akuntansi dan Keuangan.

e. Personal General Affair (Manajer Personalia Umum)

  Tugas dan wewenang dari Manajer Personalia Umum sebagai berikut :

  1. Bertanggungjawab langsung kepada direktur.

  2. Mempunyai wewenang untuk merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan serta mengawasi semua usaha pengembangan sumberdaya manusia, seperti peningkatan kualitas dan kesejahteraan karyawan dengan bimbingan dan pembinaan pengembangan karyawan yang akan dilakukan oleh bagian Unit General Affair serta mengadakan seleksi terhadap calon karyawan.

  Manajer Personalia Umum membawahi Kepala Personalia (Chief PGA). Kemudian Kepala Personalia membawahi Supervisor dan di bawahnya terdapat Foreman.

4.2.5. Proses Produksi

  PT. Nassau Sport Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang terus berkembang sampai saat ini dan tercatat sebagai salah satu perusahaan penghasil alat-alat olahraga di Indonesia. Produk yang dihasilkan meliputi bola tennis, bola PT. Nassau Sport Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang terus berkembang sampai saat ini dan tercatat sebagai salah satu perusahaan penghasil alat-alat olahraga di Indonesia. Produk yang dihasilkan meliputi bola tennis, bola

  Produk utama PT. Nassau Sport Indonesia adalah bola tennis, dalam memproduksi bola tenis ini dibutuhkan bahan baku utama berupa karet alam dari perkebunan karet Indonesia. Selain itu terdapat juga bahan baku yang lain berupa bahan-bahan kimia, pigment, bahan pelarut, felt untuk covering serta pet-tube untuk kemasan dan lain-lainya yang semuanya diperoleh dari berbagai pemasok baik dalam maupun luar negeri.

  Untuk lebih rinci penjelasan mengenai proses produksi bola tennis adalah sebagai berikut :

1. Free Mixing Process

  Pada tahap pertama proses dimulai dari pencampuran karet alam dengan bahan-bahan kimia tertentu yang dilakukan di mesin banbury. Bahan-bahan ini dicampur lagi di open rool agar semua komponen kimia semua tercampur sempurna.

2. Rubber Pallet

  Pada tahap ini membentuk karet-karet menjadi potongan-potongan kecil di dalam satu mesin yang disebut extruder atau barweil selanjutnya diproses di mesin molding untuk membentuk setengah bola atau half shell.

3. Surface Buffing and Side Buffing

  Dalam proses ini bertujuan menghilangkan permukaan karet yang kasar dan berlebihan sehingga pada proses pengeleman dapat merekat dengan sempurna.

4. Core Ball

  Adalah proses penggabungan dua buah half shell yang telah dilapisis lem sebelumnya, sebelum direkatkan kedalamnya dimasukan blowing agent yaitu senyawa kimia yang dapat menghasilkan gas yang nantinya akan membantu menaikan pantulan bola yang wujudnya telah berbentuk bola tetapi belum dibungkus dengan felt.

5. Surface Cement

  Pada proses ini core ball yang telah siap dipoles atau dilumuri dengan lem selanjutnya siap ditempel cover berupa felt. Felt ini merupakan suatu bahan Pada proses ini core ball yang telah siap dipoles atau dilumuri dengan lem selanjutnya siap ditempel cover berupa felt. Felt ini merupakan suatu bahan

6. Pluffing Process

  Proses ini bertujuan untuk membuat bulu-bulu felt berdiri kembali yang sebelumnya tidur kembali karena proses final press. Setelah selesai bola dikemas dalam tabung plastik yang disebut pet tube dan isi tekanan angin agar tekanan dalam bola tidak keluar. Selanjutnya diberi label dan di pak dalam box.

  Surface Buffing

  Free Mixing Process

  Rubber Pallet

  dan Side Buffing

  Fluffing Process

  Surface Cement

  Core Ball

  Gambar 5. Proses Produksi Bola Tennis PT. Nassau Sport Indonesia

  Pressident Director

  Executive Director

  Secretary

  Ass.GM. Production

  Ass.GM. ADM

  Ass.GM. PGA ACCF

  Manager QC

  Manager EQP

  Manager

  EXIM

  Chief Mixing

  Chief Chief

  Chief QC

  Gambar 6. Struktur Organisasi PT. Nassau Sport Indonesia

4.2.6. Tenaga Kerja

  PT. Nassau Sport Indonesia memilki karyawan sebanyak 409 orang pada tahun 2005, dengan status karyawan tetap dan karyawan kontrak. Perbedaan antara karyawan kontrak dengan karyawan tetap hanya pada masa kerja karyawan. Dengan komposisi yang menunjukan bahwa karyawan tetap sebanyak 257 orang dan karyawan kontrak sebanyak 152 orang. Karyawan perusahaan tersebut tersebar pada perusahaan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Hal itu mempermudah dalam pelimpahan tugas dan wewenang kepada masing-masing karyawan. Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang produksi alat-alat olahraga, perusahaan membutuhka tenaga kerja yang cukup banyak pada bagian produksi. Dibawah ini digambarkan posisi karyawan PT. Nassau Sport Indonesia berdasarkan jabatan, seperti terlihat pada Tabel 9.

  Tabel 9. Komposisi Karyawan Berdasarkan Jabatan Pada PT. Nassau Sport

  Indonesia

  Posisi

  No Dept.

  P. Ex. Ass. Man Chief Supv Fore Staff Staff Opr Oprt Dir Dir GM

  Div

  man

  Cont Cont

  Sumber : PT. Nassau Sport Indonesia, 2006.

  Disamping itu, karyawan yang bekerja pada PT. Nassau Sport Indonesia terdiri dari dua kategori yaitu karyawan dengan status karyawan tetap dan karyawan yang dikontrak untuk jangka waktu tertentu. Hal ini diambil berdasarkan keputusan dari pimpinan perusahaan atas dasar kondisi perekonomian yang belum stabil. Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan pada tahun 2005, jumlah karyawan yang berstatus sebagai karyawan tetap sebanyak 257 orang dan karyawan yang berstatus sebagai karyawan kontrak sebanyak 152 orang. Sebagian besar karyawan yang berstatus sebagai karyawan kontrak berasal dari departemen TB atau bola tennis. Kondisi seperti ini cukup membantu perusahaan dalam hal menekan biaya produksi yang berasal dari biaya tenaga kerja. Untuk lebih jelas dan dilihat pada Tabel 10.

  Tabel 10. Distribusi Karyawan Menurut Status di PT. Nassau Sport Indonesia, 2006

  Jumlah Karyawan Menurut Status (Orang)

  Departemen

  Karyawan Tetap

  Kartawan Kontrak

  Total 257 152 409 Sumber : PT. Nassau Sport Indonesia, 2006.

  Karyawan yang bekerja pada perusahaan harus diperlakukan secara layak dan manusiawi. Oleh karena itu setiap perusahaan harus memperlakukan karyawan sebagai mitra perusahaan, dimana saling membutuhkan dan ketergantungan antara karyawan dan pimpinan perusahaan. Salah satu perlakuan yang layak dan manusiawi adalah dalam penentuan jam kerja karyawan. Dalam penentuan jam kerja diwajibkan mengikuti peraturan yang berlaku. Peraturan tersebut mengatur bagaimana perusahaan menerapkan jam kerja bagi

  Hal tersebut yang diterapkan oleh PT. Nassau Sport Indonesia dalam penentuan waktu kerja yaitu sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1951 pasal 10 ayat 1 yaitu 7 (tujuh) jam sehari dan 40 jam seminggu dan PT. Nassau Sport Indonesia membagi jam kerja menjadi tiga golongan yaitu shift 1 , shift 2 dan shift 3. Untuk karyawan staff atau pihak manajemen disamakan dengan karyawan pada shift 1 dan untuk hari sabtu dan minggu perusahaan libur. Adapun rincian jam kerja dapat dilihat pada Tabel 11 dibawah ini.

  Tabel 11. Jam Kerja karyawan PT. Nassau Sport Indonesia

  Golongan

  Waktu Kerja (Pukul)

  Lama Istirahat (Jam)

  Sumber : PT. Nassau Sport Indonesia, 2006.

  Dalam kondisi tertentu PT. Nassau Sport Indonesia memberlakukan kerja lembur bagi para karyawannya. Tetapi pada prinsipnya perusahaan tidak menghendaki adanya kerja lembur, kecuali :

  1. Adanya pekerjaan yang menumpuk, jika tidak segera diselesaikan akan menimbulkan kerugian yang besar bagi perusahaan, karyawan dan masyarakat atau negara.

  2. Dalam keadaan darurat atau mendesak, terutama untuk pekerjaan yang berasal dari pesanan luar negeri.

4.2.7. Kompensasi

  Setiap karyawan yang telah melaksanakan pekerjaannya maka perusahaan wajib membayarkan upah atau kompensasi atas usaha yang telah dilakukan. Kompensasi merupakan imbalan jasa yang diberikan secara teratur dan dalam jumlah tertentu oleh perusahaan kepada karyawan atas kontribusi yang telah diberikan untuk mencapai tujuan perusahaan.

  Begitu juga PT. Nassau Sport Indonesia berusaha memenuhi kewajibannya dengan membayarkan upah kepada para karyawannya. Sistem

  Peraturan Pemerintah tentang Ketenagakerjaan yaitu Upah Mimimum Regional (UMR) untuk daerah Bogor. Pemberian upah yang dilakukan PT. Nassau Sport Indonesia dilakukan sebanyak satu kali dalam satu bulan, baik untuk karyawan pabrik maupun untuk karyawan pihak manajemen atau staff. Untuk karyawan pabrik, besarnya upah yang diberikan disesuaikan dengan posisi dari karyawan tersebut dan untuk karyawan pihak manajemen atau staff dimana upah diberikan sesuai dengan jabatan atau posisi karyawan dalam perusahaan. Semua upah yang akan dibayarkan perusahaan kepada karyawan tidak diberikan secara langsung tetapi menggunakan fasilitas dari perbankan yaitu ATM Bank Permata.

4.2.8. Kesejahteraan Karyawan

  Kesejahteraan karyawan yang diberikan oleh perusahaan berupa tunjangan-tunjangan yang dapat memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik, memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan dan karyawan memiliki jiwa dan semangat yang tinggi dalam bekerja. Adapun tunjangan yang diberikan oleh PT. Nassau Sport Indonesia kepada para karyawannya adalah sebagai berikut :

  1. Tunjangan Hari Raya (THR) THR diberikan kepada karyawan yang telah mempunyai masa kerja 1 (satu) tahun dengan jumlah sebulan upah atau gaji, namun demikian jumlah tambahan THR dapat diberikan kepada para karyawan yang telah mempunyai masa kerja sebagai berikut :

  a. 3 sd 5 tahun mendapat tambahan 4 (empat) hari upah pokok.

  b. 6 sd 10 tahun mendapatkan tambahan 6 (enam) hari upah pokok.

  c. 10 tahun ke atas mendapatkan tambahan 12 (dua belas) hari upah pokok. Bagi karyawan yang masa kerjanya kurang dari 1 (satu) tahun, hal ini akan dipertimbangkan dengan prorata (upah pokok bulan masa kerja).

  2. Tunjangan Debu Tunjangan debu hanya akan diberikan kepada karyawan yang ada pada departemen mixing. Hal ini disebabkan karyawan pada departemen mixing memiliki resiko yang tinggi untuk menghirup debu. Tunjangan debu ini berupa pemberian susu murni yang diberikan sebanyak dua kali dalam satu minggu.

  3. Tunjangan Insentif Tunjangan insentif diberikan perusahaan akan prestasi karyawan yang terus-menerus masuk kerja dalam waktu satu bulan.

  4. Tunjangan Nikah Tunjangan nikah akan diberikan kepada karyawan hanya sekali dalam seumur hidup.

  5. Tunjangan Melahirkan Tunjangan melahirkan akan diberikan perusahaan kepada karyawan hanya sampai anak ke (2) dua.

  6. Tunjangan Duka Tunjangan duka akan diberikan jika karyawan tersebut meninggal dunia.

4.2.9. Fasilitas-fasilitas Perusahaan

  Untuk menunjang dan mendukung aktivitas dari karyawan dibutuhkan berbagai fasilitas yang dapat mempermudah dan memberi kenyaman bagi karyawan untuk bekerja. Oleh karena itu, PT. Nassau Sport Indonesia menyediakan berbagai fasilitas, diantaranya :

  1. Pakaian Seragam dan Kartu Pengenal.

  Perusahaan memberikan pakaian kerja tetap sebanyak 2 (dua) stel sesuai dengan warna yang telah ditentukan perusahaan dan harus dipakai selama menjalankan tugas.

  Pihak perusahaan menyediakan kartu pengenal bagi karyawan yang wajib dikenakan selama bekerja dan selama berada dalam ruang lingkup perusahaan.

  2. Mobil Karyawan

  Perusahaan menyediakan kendaraan untuk antar jemput pekerja selama pulang dan pergi. Mobil karyawan akan menjemput disuatu tempat dimana karyawan berkumpul saat akan pergi ke pabrik dan begitu juga akan mengantarkan karyawan saat pulang dari pabrik. Hal ini ditujukan untuk mempermudah karyawan menuju tempat kerja.

  3. Kantin

  Dengan tujuan pada kesehatan, efisiensi dan keuntungan maka perusahaan menyediakan makanan untuk satu kali pada waktu hari kerja tanpa dikenakan biaya. Seorang karyawan yang meneruskan pekerjaan setelah menyelesaikan jam kerja standarnya, maka perusahaan akan memberikan makanan tambahan.

  4. Kesehatan

  Dalam hal ini perusahaan sangat memperhatikan faktor kesehatan para karyawannya dan memberikan pengobatan terhadap karyawan yang sakit. Adapun fasilitas kesehatan yang diberikan oleh perusahaan adalah sebagai berikut :

  a. Pemeriksaan kesehatan karyawan.

  b. Penggantian biaya pengobatan.

  c. Bantuan biaya.

  d. Tunjangan kecelakaan.

  5. Mess Karyawan Putera-Puteri

  PT. Nassau Sport Indonesia menyediakan mess bagi karyawan putera dan puteri. Mess ini hanya berlaku untuk karyawan yang masih sendiri atau belum menikah dan mempunyai tempat tinggal yang jauh dari perusahaan.

4.2.10. Jaminan Sosial Tenaga Kerja

  PT. Nassau Sport Indonesia memiliki kepedulian yang tinggi terhadap keselamatan dan keamanan kerja akan para karyawannya. Hal ini tercermin dari terdaftarnya perusahaan pada PT. Asuransi Sosial Tenaga Kerja (Persero) dengan No. 90 HK2 008. Dengan adanya asuransi bagi tenaga kerja, setiap karyawan yang mengalami resiko-resiko kerja yang dapat merugikan baik secara fisik maupun finansial, maka perusahaan akan menanggulangi secara terencana dan sesuai prosedur. Program asuransi yang terdapat pada PT. Nassau Sport Indonesia meliputi Program Jaminan akan Kesalamatan Kerja, Program Santunan Kematian dan Program Pensiunan atau Hari Tua yang bisa dicairkan setelah masa kerja lebih dari lima tahun.

4.2.11. Serikat Pekerja Seluruh Indonesia

  Pada tahun 1999 telah terbentuk serikat pekerja dengan nama Serikat Pekerja PT. Nassau Sport Indonesia (SPPNSI) dengan nomor pendaftaran 141OP. SPPNSI03.32.14103XIV99 pada kantor Departemen Tenaga Kerja Kabupaten Kotamadya Bogor. Dengan adanya serikat pekerja merupakan jembatan yang menghubungkan jalur komunikasi dan menyatukan pandangan akan keberhasilan perusahaan dari dua pihak yaitu pihak kayawan dan pihak perusahaan. Serikat pekerja merupakan penengah atau mediator antara karyawan dan perusahaan, sehingga karyawan dapat berperan serta dalam pengambilan keputusan perusahaan secara proporsional melalui wakilnya dan perusahaan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk membangun perusahaan secara bersama-sama.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63