Kondisi Lingkungan Internal PT. Nassau Sport Indonesia

5.1. Kondisi Lingkungan Internal PT. Nassau Sport Indonesia

  Faktor-faktor internal yang terdapat dalam perusahaan dianalisis untuk proses penyusunan strategi pemasaran bola tennis PT. Nassau Sport Indonesia. Analisis terhadap faktor-faktor internal perusahaan merupakan tahap untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang terdapat perusahaan dalam menghadapi persaingan.

5.1.1. Segmentasi, Targeting dan Positioning Bola Tennis Pada PT. Nassau Sport Indonesia

1. Segmentasi Pasar

  Segmentasi pasar merupakan langkah awal yang harus dilakukan perusahaan jika ingin memasuki pasar. Dengan adanya segmentasi pasar, perusahaan dapat memilih segmen pasar mana yang akan dituju. Sehingga pasar yang relatif heterogen dapat dikelompokan berdasarkan segmen-segmen tertentu. Begitu juga PT. Nassau Sport Indonesia dalam memasarkan produknya berupa bola tennis. Perusahaan akan memilah-milah segmen pasar dari produk tersebut. Berikut ini segmen pasar bola tennis PT. Nassau Sport Indonesia, berdasarkan empat variabel segmentasi yaitu :

  1. Segmentasi Geografis

  Dengan adanya segmentasi geografis pasar diklasifikasikan berdasarkan wilayah atau ukuran kota. Berdasarkan variabel ini, segmen pasar yang dipilih oleh PT. Nassau Sport Indonesia adalah konsumen yang berada di kota-kota besar atau daerah perkotaan. Kota-kota tersebut adalah Jabotabek, Bandung, Semarang, Solo, Jogyakarta, Salatiga, Magelang, Surabaya, Bali, Balikpapan dan Medan. Segmen pasar ini dipilih perusahaan karena menguntungkan dan dapat dijangkau oleh perusahaan.

  2. Segmentasi Demografis

  Segmentasi demografis memilah-milah pasar berdasarkan variabel demografis seperti usia, status dalam keluarga dan kelas sosial. Berdasarkan variabel ini segmen pasar yang dipilih PT. Nassau Sport Indonesia sebagai Segmentasi demografis memilah-milah pasar berdasarkan variabel demografis seperti usia, status dalam keluarga dan kelas sosial. Berdasarkan variabel ini segmen pasar yang dipilih PT. Nassau Sport Indonesia sebagai

  Usia yang kedua antara 12-18 tahun. Untuk usia seperti ini disebut pemain tingkat yunior. Pada tingkat ini, mereka mulai mengerti dan mencari teknik permainan yang baik. Pada tingkat ini pula pemain mencari bola tennis yang sesuai dengan permainannya. Pada umumnya untuk kedua jenis usia di atas adalah anak-anak dan remaja yang masih bersekolah di tingkat SD, SMP dan SMA. Pada dasarnya olahraga tennis termasuk olahraga yang membutuhkan biaya yang besar. Oleh karena itu mereka yang menjadi konsumen atau pembeli adalah masyarakat mereka yang berada pada kelas ekonomi menengah ke atas.

  Tabel 12. Segmen Pasar Bola Tennis PT. Nassau Sport Indonesia Berdasarkan

  Variabel Demografis

  No

  Variabel Demografis

  Karakteristik Konsumen

  1. Usia

  Usia 6-12 tahun disebut pemain pemula. Dimana pada usia ini, bola yang digunakan cenderung soft dan dipergunakan untuk bermain dan latihan. Usia 12-18 tahun disebut pemain yunior. Pada usia ini mereka mulai mencari teknik permainan dan bola tennis yang sesuai.

  2. Status dalam keluarga

  Konsumen dari bola tennis PT. Nassau Sport Indonesia adalah anak-anak dan remaja.

  3. Kelas sosial

  Masyarakat yang berasal dari kalangan menengah ke atas.

  4. Tingkat pendidikan

  Berdasarkan usia di atas mereka masih bersekolah ditingkat SD, SMP, dan SMA. Bahkan ada yang disekolahkan pada sekolah tennis oleh orang tuanya.

  Sumber : PT. Nassau Sport Indonesia, 2006.

  3. Segmentasi Psikologis

  Dalam segmentasi psikologis pasar dipilah-pilah berdasarkan gaya hidup dan perilaku dari konsumen. Segmen pasar dari PT. Nassau Sport Indonesia adalah konsumen yang memiliki pandangan bahwa olahraga menjadi bagian dari gaya hidup. Kemudian olahraga yang dipilih adalah olahraga yang dapat menunjukan kelas sosial tertentu. Olahraga itu adalah tennis.

  4. Segmentasi Perilaku

  Segmentasi perilaku merupakan kegiatan memilah-milah pasar berdasarkan variabel perilaku seperti kejadian, manfaat, status pemakaian dan tahap kesiapan pembelian. Berdasarkan variabel ini, segmen pasar yang dipilih PT. Nassau Sport Indonesia adalah sebagai berikut.

  Tabel 13. Segmen Pasar Bola Tennis PT. Nassau Sport Indonesia Berdasarkan

  Variabel Perilaku

  No

  Variabel Perilaku

  Karakteristik Konsumen

  1. Kejadian

  Konsumen menggunakan bola tennis pada kejadian khusus yaitu saat turnamen dan latihan.

  2. Manfaat

  Konsumen mencari manfaat yang dapat diberikan dari bola tennis yakni dapat memuaskan dan mendukung saat melakukan permainan.

  3. Status pemakai

  Dilihat dari usia 6-12 tahun, mereka adalah pemakai pertama kali dan perusahaan akan menjadikan sebagai pemakai yang teratur dengan menanamkan dibenak konsumen.

  4. Tahap kesiapan pembelian Diawali dengan tidak sadar akan bola tennis

  PT. Nassau Sport Indonesia, kemudian perusahaan memperkenalkan sehingga konsumen menjadi sadar akan keberadaan nya. Akhirnya konsumen akan membeli berkat adanya informasi dari perusahaan.

  Sumber : PT. Nassau Sport Indonesia, 2006.

  Dari unsur kejadian termasuk kejadian khusus yaitu mereka menggunakan bola tennis saat melakukan turnamen atau latihan. Pemakai Mereka mencari manfaat yang dapat diberikan dari bola tennis yaitu bola yang dapat mendukung dan memuaskan saat pemain mereka ada di lapangan. Berkaitan dengan usia 6-12 tahun, mereka adalah termasuk pemain pemakai Dari unsur kejadian termasuk kejadian khusus yaitu mereka menggunakan bola tennis saat melakukan turnamen atau latihan. Pemakai Mereka mencari manfaat yang dapat diberikan dari bola tennis yaitu bola yang dapat mendukung dan memuaskan saat pemain mereka ada di lapangan. Berkaitan dengan usia 6-12 tahun, mereka adalah termasuk pemain pemakai

2. Targeting

  Setelah perusahaan mengidentifikasi dan mengklasifikasikan segmen pasar, tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah menetapkan pasar sasaran atau targeting. Targeting adalah menetapkan pasar sasaran mana yang dituju dan dilayani oleh perusahaan. Berdasarkan segmentasi yang telah dilakukan di atas, target pasar yang akan diambil oleh PT. Nassau Sport Indonesia adalah kombinasi atau gabungan dari keempat variabel segmentasi di atas. Target pasarnya adalah masyarakat atau konsumen yang hidup di kota-kota besar yang menjadikan olahraga tennis sebagai bagian dari gaya hidup. Pemakai adalah anak-anak dan remaja yang berasal dari keluarga menengah ke atas. Perusahaan membidik para pemain tingkat pemula dan yunior yang belum pernah menggunakan bola tennis PT. Nassau Sport Indonesia, sehingga menjadi pemakai teratur dan tertanam dibenak konsumen.

3. Positioning

  Tahap terakhir yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah penentuan posisi pasar atau positioning. Positioning merupakan tahap dimana perusahaan menentukan posisi yang diinginkan dalam pasar. PT. Nassau Sport Indonesia ingin memposisikan bola tennis PT. Nassau Sport Indonesia sebagai bola tennis dengan kualitas produk berstandar internasional dan memberikan kepuasan bagi pemain saat berada di lapangan. Hal ini sesuai tagline perusahaan yaitu Nassau is

  a legend in the sport world. Untuk mencapai posisi tersebut PT. Nassau Sport Indonesia melakukan beberapa langkah yang signifikan yaitu konsisten menyediakan produk di pasar, mempertahankan dan memperbaiki kualitas produk yang sudah ada dan menjalin hubungan baik dengan pihak-pihak terkait.

5.1.2. Bauran Pemasaran Bola Tennis Pada PT. Nassau Sport Indonesia

1. Bauran Produk

  Produk merupakan salah satu unsur bauran pemasaran yang dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh konsumen. Konsumen dapat melihat baik atau buruknya suatu produk melalui kualitas dari produk tersebut. Kualitas produk yang baik adalah produk yang sesuai dengan harapan dan memenuhi kebutuhan konsumen.

  PT. Nassau Sport Indonesia menciptakan dan menghasilkan bola tennis sesuai karakteristik konsumen atau pemain. Dalam olahraga Tennis pemain dikategorikan menjadi pemain pemula dan pemain professional. Bagi kedua pemain tersebut dibutuhkan jenis bola tennis yang berbeda. Oleh karena itu PT. Nassau Sport Indonesia menciptakan dua jenis bola tennis yaitu bola tennis dengan tekanan dan bola tennis tanpa tekanan. Bola tennis dengan tekanan adalah bola tennis yang saat proses produksi diberikan gas agar dapat memantul dengan baik dan menjadi lentur. Bola tennis dengan tekanan ini digunakan para pemain professional saat turnamen atau pertandingan. Bahan yang digunakan untuk lapisan luar adalah Woven dan Nidle. Contoh bola tennis dengan tekanan adalah T-1101 CZAR, T-105 Championship dan T-1102 All Porpose. Sedangkan jenis bola yang kedua adalah bola tennis tanpa tekanan. Bola tennis ini saat diproduksi tidak diberi gas yang besar sehingga bolanya akan cepat lembek jika tidak digunakan dan disimpan dalam waktu yang lama. Bola seperti ini digunakan oleh para pemain pemula saat mereka latihan. Bahan yang digunakan untuk lapisan luar untuk jenis bola ini adalah Nidle. Contoh bola tennis tanpa tekanan adalah PE. Container Packing.

  Dalam menghasilkan produk kualitas menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaan. Hal ini terlihat dan dibuktikan atas pengakuan dari lembaga- lembaga internasional dan nasional. Pada tahun 1989 disetujui oleh Internasional Tennis Federation (ITF), tahun 1975 disetujui oleh United States Tennis Assosiation (USTA), tahun 1982 mendapat persetujuan dari France Federation Tennis (FFT), mendapat persetujuan dari Korea Tennis Assosiation (KTA) pada tahun 1975. Sedangkan untuk tingkat nasional mendapat pengakuan dari Persatuan Tennis Lapangan Seluruh Indonesia (PELTI).

  Dalam setiap produk yang dihasilkan tidak terlepas dari sebuah merek. Hal ini sebagai identitas yang membedakan antara produk yang dihasilkan perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Bola tennis yang dihasilkan oleh PT. Nassau Sport Indonesia diberi merek sama dengan merek perusahaannya yaitu Nassau. Nassau dalam bahasa Korea berarti sesuatu yang menguntungkan. Di samping itu tujuan pemberian nama Nassau untuk mengangkat nama dan citra perusahaan sebagai perusahaan penghasil bola tennis dan menanamkannya dibenak konsumen.

  Pengemasan produk menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas produk. PT. Nassau Sport Indonesia mengemas bola tennis sesuai permintaan konsumen, tetapi pada dasarnya perusahaan memiliki standar pengemasan yang baku yaitu Caning dan Bag. Caning adalah tabung plastik yang diberi label Nassau sesuai dengan bola tennis yang akan dikemas. Pengemasan dengan caning ini terdiri dari tiga macam yaitu caning dengan isi dua bola, caning dengan isi tiga bola dan yang terakhir caning dengan isi empat bola. Umumnya pengemasan dalam bentuk caning digunakan pemain-pemain professional dalam turnamen atau pertandingan tertentu. Pengemasan yang kedua dengan menggunakan bag. Bag adalah tas plastik yang diberi label Nassau sesuai jenis yang akan dikemas dan umumnya isi dari bag ini lebih banyak dibandingkan caning. Pengemasan dalam bentuk ini terdapat empat macam yaitu bag yang berisi dua belas bola, bag yang berisi tiga puluh bola, bag yang berisi lima puluh bola dan bag yang berisi tujuh puluh dua bola. Pengemasan dalam bentuk bag ini umumnya digunakan oleh para pemain dan pelatih saat mereka latihan.

  Dalam proses produksi untuk kedua jenis bola di atas tidak terdapat perbedaan yang yang signifikan dalam penggunaan bahan baku. Hal yang berbeda hanya pada lapisan luar yang digunakan yaitu penggunaan woven dan nidle serta pemberian tekanan pada bola. PT. Nassau Sport Indonesia membutuhkan bahan baku yang berkualitas. Bahan baku tersebut berasal dari berbagai pemasok baik dari dalam maupun luar negeri. Bahan baku yang digunakan adalah karet alam dari perkebunan Indonesia. Selain itu terdapat juga bahan pembantu berupa bahan-bahan kimia, pigment, bahan pelarut, felt untuk covering berupa woven dan nidle serta pet-tube untuk kemasan dan bahan lainya.

  Bola tennis yang dihasilkan PT. Nassau Sport Indonesia beragam jenisnya. Konsumen atau pembeli memilih sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan saat di lapangan. Untuk konsumen atau pembeli dalam negeri lebih menyukai jenis bola tennis dengan tekanan yang memiliki merek T-105 Championship. Bola jenis ini sesuai karakteristik konsumen atau pemain dalam negeri yaitu pemain yang menyukai bola yang lunak dan lentur. Walaupun jenis bola ini masih dirasakan terlalu keras. Di samping itu jenis bola seperti ini sudah lama dan menjadi kebiasaan digunakan para pelatih dan pemain dalam turnamen atau pertandingan.

  Salah satu cara yang dilakukan PT. Nassau Sport Indonesia untuk menghadapi persaingan dari segi produk yakni dengan meluncurkan bola tennis tipe baru yang memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan yang ingin ditonjolkan adalah kualitas bola tennis yang sesuai dengan keinginan konsumen yaitu bola tennis yang lebih soft dan lapisan luar yang tidak kasar. Bola tennis tersebut tipennya bola tennis dengan tekanan dengan merek IMPACT dan CHAMPIONSHIP.

2. Bauran Harga

  Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang membutuhkan perhatian yang lebih dari perusahaan. Harga akan mempengaruhi keberlangsungan perusahaan. Harga yang ditetapkan akan mempengaruhi pendapatan yang akan diterima perusahaan serta menunjukan persaingan dengan produk sejenis. Harga yang ditetapkan perusahaan berada di atas atau di bawah pesaing.

  Dalam penetapkan harga jual bola tennis, PT. Nassau Sport Indonesia menggunakan Metode Harga Biaya Plus. Metode harga biaya plus adalah harga jual dihitung dengan menjumlahkan biaya yang dikeluarkan ditambahkan dengan keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan. Dalam hal ini, PT. Nassau Sport Indonesia menjumlahkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi bola tennis. Biaya tersebut adalah biaya produksi, biaya operasional dan biaya overhead pabrik. Kemudian perusahaan menetapkan keuntungan yang diinginkan sebesar 10 yang ditambahkan ke dalam nilai produk tersebut, sehingga terciptalah harga jual dari bola tennis. Di samping itu, selain biaya produksi yang akan mempengaruhi harga jual dari bola tennis PT. Nassau Sport Indonesia, juga Dalam penetapkan harga jual bola tennis, PT. Nassau Sport Indonesia menggunakan Metode Harga Biaya Plus. Metode harga biaya plus adalah harga jual dihitung dengan menjumlahkan biaya yang dikeluarkan ditambahkan dengan keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan. Dalam hal ini, PT. Nassau Sport Indonesia menjumlahkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi bola tennis. Biaya tersebut adalah biaya produksi, biaya operasional dan biaya overhead pabrik. Kemudian perusahaan menetapkan keuntungan yang diinginkan sebesar 10 yang ditambahkan ke dalam nilai produk tersebut, sehingga terciptalah harga jual dari bola tennis. Di samping itu, selain biaya produksi yang akan mempengaruhi harga jual dari bola tennis PT. Nassau Sport Indonesia, juga

  PT. Nassau Sport Indonesia menetapkan harga jual untuk bola tennis yang berbeda antara tipe yang satu dengan yang lain. Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan karekteristik dan bahan yang digunakan untuk lapisan luar bola tennis. Harga yang ditetapkan perusahaan untuk agen umumnya lebih murah, agen akan mendapatkan keuntungan sebesar 10-15. Pada tingkat toko untuk bola tennis tipe T-105 Championship, PT. Nassau Sport Indonesia menetapkan harga sebesar Rp. 18.000 caning. Selanjutnya toko akan menjual tipe bola tersebut kepada konsumen dengan harga sebesar Rp. 25.000 caning. Sedangkan bola tennis tipe T-1102 All Purpose, di tingkat toko PT. Nassau Sport Indonesia menjual dengan harga sebesar Rp. 16.500 caning dan dijual kembali oleh toko sebesar Rp. 18.000 caning. Bola tennis tipe T-1101 CZAR dan PE. Container Packing dijual oleh perusahaan jika ada pesanan dari konsumen atau pembeli dan harga yang ditetapkan sesuai dengan biaya yang dikeluarkan, keuntungan yang diinginkan perusahaan dan kesepakatan dengan konsumen atau pembeli.

  Tabel 14. Daftar Harga Bola Tennis PT. Nassau Sport Indonesia

  Harga (Rp Can)

  No Tipe Bola

  Untuk Agen Toko Untuk Konsumen

  1. T 1101 CZAR

  2. T 105 Championship

  3. T1102 All Purpose

  4. PE. Container Packing

  Sumber : PT. Nassau Sport Indonesia, 2006

  Di samping itu, PT. Nassau Sport Indonesia memberlakukan harga yang berbeda antar wilayah atau biasanya disebut Metode Penetapan Harga Diskriminasi. Penetapan harga ini dikarenakan perusahaan memiliki saluran distribusi di tiga wilayah. Saluran distribusi tersebut adalah wilayah barat, wilayah tengah dan wilayah timur. Harga yang berlaku di masing-masing wilayah tersebut dipengaruhi biaya transportasi yang ditanggung oleh agen atau toko yang kemudian akan dibebankan pada produk akhir. Sehingga semakin jauh wilayah Di samping itu, PT. Nassau Sport Indonesia memberlakukan harga yang berbeda antar wilayah atau biasanya disebut Metode Penetapan Harga Diskriminasi. Penetapan harga ini dikarenakan perusahaan memiliki saluran distribusi di tiga wilayah. Saluran distribusi tersebut adalah wilayah barat, wilayah tengah dan wilayah timur. Harga yang berlaku di masing-masing wilayah tersebut dipengaruhi biaya transportasi yang ditanggung oleh agen atau toko yang kemudian akan dibebankan pada produk akhir. Sehingga semakin jauh wilayah

  Dalam hal pembayaran produk yang telah dipesan, PT. Nassau Sport Indonesia memiliki kesepakatan cara pembayaran. Kesepakatan tersebut adalah pembayaran dilakukan oleh agen atau toko selama enam puluh hari pengiriman barang dan agen atau toko memberikan giro di muka yang dapat dicairkan selama enam puluh hari tersebut dan tidak boleh melebihi dari waktu tersebut. Cara pembayaran seperti ini dirasakan relatif aman dan menguntungkan bagi kedua belah pihak.

3. Bauran Distribusi

  Distribusi adalah proses penyaluran produk yang telah dihasilkan oleh perusahaan kepada konsumen. Sehingga konsumen dapat dengan mudah untuk mendapatkan produk dan menjamin ketersedian produk di pasar saat terjadi permintaan. Distribusi tidak hanya menyangkut bagaimana suatu produk disalurkan oleh perusahaan kepada konsumen, distribusi juga berhubungan dengan lokasi perusahaan berada. Oleh karena itu, PT. Nassau Sport Indonesia didirikan di pinggiran kota Jakarta, tepatnya di Citeureup-Cibinong. Lokasi itu dipilih karena mudahnya transportasi dalam pengiriman barang. Hal ini disebabkan dekatnya dengan gerbang Tol yang menuju Jakarta dan Bogor.

  PT. Nassau Sport Indonesia memasarkan produknya di kota-kota besar yang ada di Indonesia. Hal ini disesuaikan dengan target pasar yang akan dituju oleh perusahaan yaitu masyarakat yang ada di kota-kota besar. Daerah utama pemasaran dari perusahaan meliputi Jabotabek, Bandung, Semarang, Magelang, Surabaya, Bali, Balikpapan, dan Medan. Bentuk saluran distribusi yang dilakukan PT. Nassau Sport Indonesia adalah saluran distribusi tidak langsung. Saluran distribusi tidak langsung merupakan bentuk saluran distribusi dimana perusahaan tidak menjual langsung produk yang dihasilkan kepada konsumen atau pembeli, tetapi terdapat perantara atau pihak ketiga yang membantu penyaluran produk tersebut.

  Di samping itu PT. Nassau Sport Indonesia juga memiliki sistem saluran distribusi pemasaran yang terbagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah barat, Di samping itu PT. Nassau Sport Indonesia juga memiliki sistem saluran distribusi pemasaran yang terbagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah barat,

  Berikut ini agen atau toko yang menjual bola tennis PT. Nassau Sport Indonesia diantaranya Union Sport dan CV. TAT di Jakarta, di Bandung terdapat Burnama Sport dan Ardilla, di Bogor terdapat King Sport dan Banjar Sport, CV. Hidup Jaya di Surabaya, CV. Jaya Bersama di Semarang dan Matahari sport di Depok. Jenis bola tennis yang di pasarkan di tiga wilayah distribusi pemasaran tidak terdapat perbedaan. Tujuan adanya saluran distribusi pemasaran ditiga wilayah adalah untuk menjangkau konsumen yang tersebar di wilayah tersebut. Untuk lebih jelas saluran distribusi yang dilakukan oleh PT. Nassau Sport Indonesia dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.

  Wilayah Barat

  Agen Toko

  PT. Nassau Sport Indonesia

  Wilayah Tengah

  Konsumen

  Wilayah Timur

  Gambar 7. Saluran Distribusi Tidak Lansung PT. Nassau Sport Indonesia Sumber : PT. Nassau Sport Indonesia, 2006

  Dalam penyaluran bola tennis yang dihasilkan, PT. Nassau Sport Indonesia menjalin hubungan dan kerjasama yang baik dengan agen atau toko. Agen atau toko memiliki peranan sebagai penghubung akan kebutuhan dari konsumen dengan produk yang dihasilkan perusahaan. Melihat pentingnya hubungan tersebut, perusahaan terus menjaga kerjasama dengan baik. Untuk meningkatkan penyaluran pemasaran produk yang dihasilkan, PT. Nassau Sport Indonesia memperluas jaringan distribusi dengan menambah agen atau toko yang menjual produk yang dihasilkan perusahaan dan terus menjalin hubungan baik dengan agen dan toko.

4. Bauran Promosi

  Promosi merupakan unsur bauran pemasaran yang bertujuan untuk memperkenalkan produk atau barang yang dihasilkan oleh perusahaan kepada konsumen atau pembeli, dengan harapan setelah adanya informasi tersebut konsumen menjadi mengetahui dan tertarik untuk menggunakan produk. Promosi menjadi penting jika produk yang dihasilkan perusahaan sama dengan produk yang dihasilkan perusahaan yang lain atau dengan kata lain produk yang ada di pasar homogen. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan promosi untuk membedakan produk yang dihasilkan.

  Dalam hal promosi, PT. Nassau Sport Indonesia melakukan kegiatan promosi di tingkat daerah dan nasional, hal ini sesuai dengan tujuan perusahaan. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan secara Below The Line (BTL). BTL adalah jenis promosi yang dilakukan oleh perusahaan secara terselubung atau tidak secara langsung mempromosikan produk yang dihasilkan. Promosi yang dilakukan diantaranya mensponsori turnamen-turnamen tennis tingkat daerah maupun nasional, bekerjasama dan mensponsori turnamen yang diadakan PELTI seta bekerjasama dengan pemain tennis nasional dan pelatih-pelatih tennis. Beberapa turnamen tennis yang pernah disponsosri oleh PT. Nassau Sport Indonesia selama tahun 2005 adalah sebagai berikut :

  a. New Armada dilaksanakan di Magelang tahun 2005.

  b. Hemaviton Challenger dilaksanakan di Jakarta tahun 2005.

  c. Hemaviton Challenger dilaksanakan di Jogyakarta tahun 2005.

  d. Piala Gubernur Jakarta dilaksanakan di Jakarta tahun 2004.

  e. Piala Wiyogosoeyono (Wismilak, ITF) dilaksanakan di Surabaya tahun 2005.

  f. Piala Khatulistiwa dilaksanakan di Pontianak tahun 2005.

  g. Piala Gubernur Jawa Barat dilaksanakan di Bandung tahun 2005.

  h. Piala Hamengkubuwono X dilaksanakan di Jogyakarta tahun 2005.

  i. Makasar Open dilaksanakan di Makasar tahun 2005. j. Satelit Sirkuit Master dilaksanakan di Balikpapan tahun 2005.

  Kegiatan promosi melalui periklanan untuk saat ini belum dilakukan oleh PT. Nassau Sport Indonesia, mengingat anggaran untuk biaya promosi yang akan dikeluarkan sangat besar. Sedangkan untuk kegiatan promosi penjualan, Kegiatan promosi melalui periklanan untuk saat ini belum dilakukan oleh PT. Nassau Sport Indonesia, mengingat anggaran untuk biaya promosi yang akan dikeluarkan sangat besar. Sedangkan untuk kegiatan promosi penjualan,

  Di samping kegiatan promosi yang telah disebutkan di atas, PT. Nassau Sport Indonesia juga memiliki layanan konsumen. Layanan konsumen merupakan sarana bagi konsumen atau pembeli atas keluhan-keluhan berupa kritik dan saran. Untuk saat ini perusahaan menyiapkan layanan konsumen yang tersedia di agen dan toko yang menjual bola tennis PT. Nassau Sport Indonesia. Kemudian agen atau toko tersebut menyalurkan kepada perusahaan.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63