Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa

Gambar 2.1. Siklus Pengelolaan Keuangan Desa

Sumber: Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, 2015

Setiap tahapan proses pengelolaan keuangan desa tersebut memiliki aturan-aturan yang harus dipahami dan dilaksanakan sesuai dengan batasan waktu yang telah ditentukan. Untuk memahami pengelolaan keuangan desa secara utuh, berikut disajikan gambaran umum pengelolaan keuangan desa dikaitkan dengan pemerintah pusat/provinsi/kabupaten/kota, subjek pelaksananya Setiap tahapan proses pengelolaan keuangan desa tersebut memiliki aturan-aturan yang harus dipahami dan dilaksanakan sesuai dengan batasan waktu yang telah ditentukan. Untuk memahami pengelolaan keuangan desa secara utuh, berikut disajikan gambaran umum pengelolaan keuangan desa dikaitkan dengan pemerintah pusat/provinsi/kabupaten/kota, subjek pelaksananya

Gambar 2.2. Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Desa

Sumber: Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, 2015

Keuangan Desa dikelola berdasarkan praktik-praktik pemerintahan yang baik. Asas-asas Pengelolaan Keuangan Desa sebagaimana tertuang dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 yaitu transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran, dengan uraian sebagai berikut:

1) Transparan yaitu prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapat akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan desa. Asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh 1) Transparan yaitu prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapat akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan desa. Asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh

2) Akuntabel yaitu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Asas akuntabel yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan

3) Partisipatif yaitu penyelenggaraan pemerintahan desa yang mengikutsertakan kelembagaan desa dan unsur masyarakat desa;

4) Tertib dan disiplin anggaran yaitu pengelolaan keuangan desa harus mengacu pada aturan atau pedoman yang melandasinya (BPKP, 2015). Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa menurut Permendagri No.113 Tahun 2014 yaitu kepala desa yang mewakili pemerintahan desa dalam kepemilikan kekayaan milik desa yang dipisahkan. Kepala desa dalam pengelolaan keuangan desa dibantu oleh PTKD (Perencana Tenaga Kerja Desa) yang berasal dari unsur perangkat desa, yakni: (1) sekertaris desa, (2) kepala seksi, dan (3) bendahara desa (Sujarweni, 2015:30).

Menurut Zeyn (2011) tahap-tahap akuntabilitas keuangan dimulai dari perumusan rencana keuangan (proses penganggaran), pelaksanaan dan pembiayaan kegiatan, evaluasi atas kinerja keuangan, dan pelaksanaan pelaporan.

1) Perumusan rencana keuangan Pemerintah desa menyusun perencanaan pembangunan sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencaan

pembangunan kabupaten/kota. Perencanaan pembangunan desa meliputi Rencana Pembangunan Jangka menengah Desa (RPJM Desa) untuk jangka waktu enam tahun dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) untuk jangka waktu satu tahun. RKP Desa mulai disusun oleh pemerintah desa pada bulan Juli tahun berjalan dan sudah harus ditetapkan paling lambat pada bulan September tahun anggaran berjalan. Rancangan RKP Desa dilampiri Rencana Kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang telah diverifikasi oleh tim verifikasi. Rencana Kegiatan dan RAB tersebut menjadi pedoman dalam proses penganggaran APB Desa. APB Desa terdiri atas Pendapatan Desa, Belanja Desa, dan Pembiayaan Desa (BPKP, 2015).

2) Pelaksanaan dan pembiayaan kegiatan Menurut BPKP (2015) ada beberapa disiplin anggaran yang perlu diperhatikan dalam Pengelolaan Keuangan Desa yaitu:

a. Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja

b. Pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau tidak mencukupi kredit anggarannya dalam APBDesa/Perubahan APB Desa b. Pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau tidak mencukupi kredit anggarannya dalam APBDesa/Perubahan APB Desa

3) Evaluasi atas kinerja keuangan Evaluasi kinerja keuangan dapat dilakukan dengan cara melakukan perhitungan capaian kinerja keuangan. Evaluasi kinerja keuangan harus dilakukan menggunakan standar-standar yang telah ditetapkan (Zeyn, 2011)

4) Pelaksanaan pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan Dalam melaksanakan tugas, kewenangan, hak, dan kewajiban dalam pengelolaan keuangan desa, kepala desa memiliki kewajiban sebagai berukut:

a. Menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa setiap akhir tahun anggaran kepada Bupati. Laporan disampaikan kepada Bupati melalui Camat paling lambat pada akhir bulan Januari tahun berikutnya. Laporan paling sedikit memuat pertanggungjawaban penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan, pelaksanaan pembinaan kemasyarakatan, dan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat.

b. Menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa pada akhir masa jabatan kepada Bupati. Laporan disampaikan kepada Bupati melalui Camat dalam jangka waktu 5 (lima) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan. Laporan paling sedikit memuat ringkasan laporan tahun-tahun sebelumnya, rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa dalam jangka waktu untuk 5 (lima) bulan sisa masa jabatan, hasil yang dicapai dan yang belum dicapai, serta hal yang dianggap perlu perbaikan.

c. Menyampaikan laporan keterangan penyelnggaraan pemerintahan secara tertulis kepada BPD setiap akhir tahun anggaran. Laporan disampaikan paling lambat pada akhir bulan Januari tahun berikutnya. Laporan paling sedikit memuat pelaksanaan Peraturan Desa (BPKP, 2015).

Indikator akuntabilitas pengelolaan keuangan desa dalam penelitian ini merujuk pada tiga indikator akuntabilitas pengelolaan keuangan dalam penelitian Zeyn (2011) sebagai berikut:

1) Perumusan rencana keuangan

2) Pelaksanaan dan pembiayaan kegiatan

3) Pelaksanaan pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan